Anda di halaman 1dari 15

1. Teori asal usul terbentuknya laut!

Bumi kita terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu bersamaan dengan
terbentuknya satu sistem tata surya yang dinamakan keluarga matahari . Banyak
hipotesis tentang asal-usul tata surya telah ditemukan para ahli , diantaranya
adalah sebagai berikut :
A. Hipotesis nebula (teori Kabut )
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1775,
kemudian disempurnakan oleh Simon de Laplace pada tahun 1796, hipotesis ini
lebih dikenal hipotesis nebula Kant-Laplace. Hipotesis nebula ini terdiri dari
beberapa tahap.
1. atahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang
begitu pekat dan besar
2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan
terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat
yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil
dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
3. ateri-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan
secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan
membentuk Susunan Keluarga atahari
ambaran proses hipotesis nebula yang merupakan salah satu teori
yang di yakini para ahli fisika dapat menjelaskan asal usul tata surya

. Hipotesis Planetisimal dan Pasang Surut intang
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukaan oleh Thomas C. Chamberlain dan
Forrest R oulton pada tahun 1900. Hipotesis ini menyatakan bahwa pada
mulanya tata surya berupa matahari saja. Pada suatu saat melintas bintang lain
yang ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu
dekat sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya
gravitasi antara dua bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi
ringan pada bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan
permukaan matahari dan permukaan bintang. ateri-materi yang terlempar mulai
menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal.
Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya
membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.
Pada tahun 1917 James Jean dan Herold mengemukakan teori yang hampir mirip
dengan teori planetisimal yang biasa disebut teori pasang surut. Teori ini
menyatakan bahwa sejak awal memang sudah ada dua matahari, gaya gravitasi
salah satu matahari mengakibatkan materi matahari yang lain sedikit-demisedikit
meninggalkan permukaannya, selanjutnya terbentuklah planet-planet.
C. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi dikemukakan oleh GP.Kuiper pada tahun 1950. Hipotesis
ini menyatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut raksasa. Kabut
ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada porosnya sehingga
bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat
berkumpul di pusatnya membentuk sebuah cakram mulai menyusut dan
perputarannya semakin cepat, serta suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah
matahari.
Bagian tepi cakram yang berupa gas dan debu mulai bertarikan, sehingga
terbentuk gumpalan. Gumpalan-gumpalan ini disebut protoplanet yang lambat
laun makin dingin dan padat yang pada akhinya membentuk planet

. Hipotesis intang Kembar
Hipotesis bintang kembar dikemukakan oleh Fred Hoyle pada tahun 1956.
Hipotesis ini menyatakan bahwa pada awalnya tata surya berupa dua bintang yang
berukuran hampir sama dan letaknya berdekatan. Dari kedua bintang tersebut,
dengan salah satunya belum stabil. Pada bintang yang tidak stabil ini suatu saat
terjadi reaksi yang sangat cepat sehingga menghasilkan energi berupa panas, dan
akhirnya bintang tersebut meledak menjadi serpihan-serpihan kecil.
Serpihan-serpihan tersebut terperangkap oleh gaya gravitasi bintang yang
tidak meledak dan mulai bergerak mengelilinginya. Karena adanya gaya gravitasi
serpihan yang letaknya berdekatan bergabung sedikit demi sedikit dan akhirnya
membentuk planet, dan terbentuklah susunan tata surya.

Awal terbentuknya laut
Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. enurut ceritanya, tata
surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di
angkasa raya yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi gumpalan bebatuan
dari mulai yang berukuran kecil hingga seukuran asteroid dengan radius ratusan
kilometer. Bebatuan angkasa tersebut selanjutnya saling bertabrakan, dimana
awalnya tabrakan yang terjadi masih lambat. Akibat adanya gaya gravitasi,
bebatuan angkasa yang saling bertabrakan itu saling menyatu dan membentuk
suatu massa batuan yang kemudian menjadi cikal bakal (embrio) bumi. Lama
kelamaan dengan semakin banyaknya bebatuan yang menjadi satu tersebut,
embrio bumi tumbuh semakin besar. Sejalan dengan semakin berkembangnya
embrio bumi tersebut, semakin besar pula gaya tarik gravitasinya sehingga
bebatuan angkasa yang ada mulai semakin cepat menabrak permukaan embrio
bumi yang sudah tumbuh semakin besar itu. Akibat tumbukan2 yang sangat
dahsyat tersebut timbulah ledakan2 yang sudah pasti sangat dahsyat pula yang
mengakibatkan terbentuknya kawah2 yang sangat besar dan pelepasan panas
secara besar2an pula.
Laut sendiri menurut sejarahnya terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana
awalnya bersiIat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar
100C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat
itu atmosIer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang
menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-
garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat
itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam
bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu bertipe mamut alias 'ruar biasa'
tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.

Sebelum kita lanjutkan pembahasannya, ada satu pertanyaan yang mengganjal
yang perlu diajukan di sini, yaitu "dari mana air yang membentuk lautan di bumi
itu berasal?" Itu pertanyaan yang sukar dijawab, dan para ahli sendiri memiliki
beberapa versi tentang hal itu. Salah satu versi yang pernah saya baca adalah
bahwa pada saat itu, bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas
vulkanik, disamping itu atmosIer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu
vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar matahari untuk masuk ke bumi.
Akibatnya, uap air di atmosIer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan
inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-
cekungan di bumi hingga terbentuklah lautan.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosIer mulai
berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat
membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga
sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan
terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di bumi juga mengalami
pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai kering.
Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke
lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai terlihat biru karena
laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut
berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saai itu
diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di bumi, menurut
para ahli, berawal dari lautan (liIe begin in the ocean). Namun demikian, masih
merupakan perdebatan hangat hingga saat ini kapan tepatnya kehidupan awal itu
terjadi dan di bagian lautan yang mana? apakah di dasar laut ataukah di
permukaan? Hasil penemuan geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di AIrika
Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya
Iosil seukuran beras dari bakteri primitiI yang diperkirakan hidup di dalam lumpur
mendidih di dasar laut.
. %eori kontraksi (Contraction theory)

Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Descrates (1596-1650). Ia
menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengkerut
yang disebabkan oleh terjadinya proses pendinginan, sehingga di bagian
permukaannya terbentuk relieI berupa gunung, lembah, dan dataran.

Teori kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant
(1852). ereka berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi
proses pendinginan di bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian
permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.

. %eori dua benua (Laurasia-ondwana theory)

Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang
sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar
kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah
equator bumi, sehingga akhirnya terpecah-pecah menjadi benua benua yang
lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika Utara,
sedangkan Gondwana terpecah menjadi AIrika, Australia dan Amerika Selatan.
Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada
1884.



Gambar 2.6 Benua Laurasia dan Benua Gondwana
(Sumber: http://land.heim.at/toskana/210137/)


. %eori pengapungan benua (Continental drift theory)

Teori pengapungan benua dikemukakan oleh AlIred Wegener pada 1912. Ia
menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang
disebut Pangea. enurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus
bergerak melalui dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan
pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju equator. Teori ini didukung
oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai AIrika bagian barat dengan
Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan Iosil pada
kedua daerah tersebut.

4. %eori konveksi (Convection theory)

enurut teori konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H.
Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, menyatakan bahwa di
dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi
ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya, sehingga ketika arus konveksi
yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic
ridge (punggung tengah samudera), lava tersebut akan membeku membentuk
lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih
tua.

Bukti kebenaran teori konveksi adalah terdapatnya tanggul dasar samudera (id
Oceanic Ridge), seperti id Atlantic Ridge dan PasiIic-Atlantic Ridge. Bukti
lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan bahwa
semakin jauh dari punggung tengah samudera, umur batuan semakin tua. Artinya
terdapat gerakan yang berasal dari id Oceanic Ridge ke arah berlawanan yang
disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.


Gambar 2.7 Arus Konveksi
(Sumber: Koleksi penulis, 2007)



. %eori lempeng tektonik (Plate %ectonic theory)

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa planet bumi terdiri atas sejumlah lapisan.
Lapisan bagian atas bumi merupakan bagian yang tegar dan kaku berada pada
suatu lapisan yang plastik atau cair. Hal ini mengakibatkan lapisan permukaaan
bumi bagian atas menjadi tidak stabil dan selalu bergerak sesuai dengan gerakan
yang berada di bawahnya. Keadaan inilah yang melatarbelakangi lahirnya teori
Lempeng Tektonik. Lahirnya teori lempeng tektonik (tectonic Plate theory) pada
tahun 1968 merupakan kenyataan mutakhir dalam geologi yang menunjukkan
terjadinya evolusi bentuk permukaan bumi.

Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilso. Berdasarkan teori ini,
kulit bumi atau litosIer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas
lapisan astenosIer, Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu
bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosIer yang
berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.

LitosIer sebagai lapisan paling luar dari badan bumi, bagaikan kulit ari pada kulit
manusia dan merupakan lapisan kerak bumi yang tipis. Prinsip teori tektonik
lempeng adalah kulit bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang kaku dengan
bentuk tidak beraturan. Dinamakan lempeng karena bagian litosIer mempunyai
ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal (panjang dan lebar), tetapi
berukuran kecil pada arah vertikal (ketebalan). Bandingkan dengan daun meja,
daun pintu, atau lantai di kelas kalian! Lempeng ini terdiri atas lempeng benua
(tebal sekitar 40 km) dan lempeng samudera (tebal sekitar 10 km). Kedua
lempeng tersebut berada di atas lapisan astenosIer dengan kecepatan rata-rata 10
cm/tahun atau 100 km/10 juta tahun.

AstenosIer merupakan suatu lapisan yang cair (kental) dan sangat panas. Panasnya
cairan astenosIer senantiasa memberikan kekuatan besar dari dalam bumi untuk
menggerakkan lempeng-lempeng secara tidak beraturan. Kekuatan ini dinamakan
tenaga endogen yang telah menghasilkan berbagai bentuk di permukaan bumi. Di
bumi ini litosIer terpecah-pecah menjadi sekitar 12 lempeng.

Teori lempeng tektonik banyak didukung oleh Iakta ilmiah, terutama dari data
penelitian geologi, geologi kelautan, kemagnetan purba, kegempaan, pendugaan
paleontologi, dan pemboran laut dalam. Lahirnya teori lempeng tektonik
sebenarnya merupakan jalinan dari berbagai konsep dan teori lama seperti Teori
Apungan Benua, Teori Arus Konveksi, Teori Pemekaran Lantai samudera, dan
Teori Sesar endatar, sebagaimana telah dijelaskan pada teori-teori di atas.

Berdasarkan kajian para ahli, lempeng tektonik yang tersebar di permukaan bumi
dapat dilihat pada gambar berikut ini.



Gambar 2.8 Lempeng-lempeng LitosIer
(Sumber: odiIikasi dari Frank P. dan Raymond S., 1985)

Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak dan mendesak satu sama lain.
Lempeng tektonik bagian atas disebut lempeng samudera, sedangkan lempeng
tektonik pada bagian atas terdapat masa kontinen disebut lempeng benua. Kedua
lempeng ini memiliki siIat yang berbeda. Apabila dua lempeng yang berbeda siIat
tersebut saling mendekat, umumnya lempeng samudera akan ditekuk ke bawah
lempeng benua hingga jauh ke dalam lapisan astenosIer. Bertemunya antara dua
lempeng seperti ini dinamakan gerakan bertumbukan (subduction), sedangkan
daerah yang menjadi tempat tumbukan lempeng-lempeng disebut subduction zone.

Selain saling mendekat kemudian bertumbukan, gerakan lempeng juga ada yang
saling menjauh dengan lempeng lainnya, dinamakan gerak divergent atau disebut
juga sebagai proses pemekaran. Hasil pemekaran lempeng yang berada di atas
benua disebut riIting, sedangkan pemekaran yang berada di samudera disebut
spreading. Contoh proses ini adalah pecahnya Benua Pangea pada Zaman Trias
dengan membentuk celah sepanjang pinggiran Atlantik yang memisahkan AIrika
dan Amerika Latin. Coba kamu perhatikan kedua benua tersebut! Pasti nampak
seperti sebuah sobekan kertas yang keduanya menunjukkan ciri-ciri bekas
sobekan yang berpasangan. Selain itu, ada juga gerakan lempeng yang hanya
bersinggungan atau berpapasan, disebut juga transcurrent Iault.

Proses pembentukan laut berdasarkan teori laplace
O Sejarah singkat penemu teori laplace

Kant, Immanuel (1724-1804) - Seorang IilsuI Jerman yang pada tahun 1755
mengajukan cikal-bakal teori modern tentang tata surya. Kant percaya bahwa
planet-planet tumbuh dari sebuah cakram materi di sekeliling atahari, sebuah
gagasan yang kemudian dikembangkan oleh arquis de Laplace. Kant juga
berpendapat bahwa nebula suram yang terlihat di antariksa adalah galaksi
tersendiri seperti galaksi Bima Sakti kita. Pendapat tersebut kini telah terbukti
kebenarannya.
Laplace, Pierre Simon, arquis de (1749-1827) - Seorang ahli matematika
Prancis yang mengembangkan teori asal mula tata surya yang digagas oleh
Immanuel Kant. Di tahun 1796, Laplace melukiskan bagaimana cincin-cincin
materi yang terlempar dari atahari dapat memadat menjadi planet-planet.
Perincian teori tersebut telah ditinjau kembali, tetapi pada pokoknya tidak berbeda
dengan teori-teori modern mengenai awal-mula terjadinya tata surya.

enurut teori laplace, bahwa bumi berasal dari suatu bintang yang berbentuk
kabut raksasa bersuhu tidak terlalu panas dan penyebarannya terpencar dalam
kondisi berputar dan dikenal sebagai awal-mula dari matahari. Akibat perputaran
tersebut menyebabkan matahari ini kehilangan daya energinya dan akhirnya
mengkerut. Sebagai akibat dari proses pengkerutan tersebut, maka ia akan
berputar lebih cepat lagi. Dalam keadaan seperti ini, maka pada bagian ekuator
kecepatannya akan semakin meningkat dan menimbulkan terjadinya gaya
sentriIugal. Gaya ini akhirnya akan melampaui tarikan dari gayaberatnya, yang
semula berIungsi sebagai penyeimbang, dan menyebabkan sebagian dari bahan
yang berasal dari matahari tersebut terlempar. Bahan-bahan yang terlempar ini
kemudian dalam perjalanannya juga berputar mengikut i induknya, juga akan
mengkerut dan membentuk sejumlah planit-planit, salah satunya adalah planit
bumi. Bumi dilahirkan 4,5 milyar tahun yang lalu, tata surya kita yang bernama
Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu di angkasa raya yang dalam proses
selanjutnya tumbuh menjadi gumpalan bebatuan dari mulai yang berukuran kecil
hingga ke ukuran asteroid sebesar ratusan kilometer. Bebatuan angkasa tersebut
selanjutnya saling bertabrakan, dimana awalnya tabrakan yang terjadi masih
lambat. Akibat adanya gaya gravitasi, bebatuan angkasa yang saling bertabrakan
itu saling menyatu dan membentuk suatu massa batuan yang kemudian menjadi
cikal bakal (embrio) bumi. Lama kelamaan dengan semakin banyaknya bebatuan
yang menjadi satu tersebut, embrio bumi tumbuh semakin besar. Sejalan dengan
semakin berkembangnya embrio bumi tersebut, semakin besar pula gaya tarik
gravitasinya sehingga bebatuan angkasa yang ada mulai semakin cepat menabrak
permukaan embrio bumi yang sudah tumbuh semakin besar itu. Akibat
tumbukan2 yang sangat dahsyat tersebut timbulah ledakan2 yang sudah pasti
sangat dahsyat pula yang mengakibatkan terbentuknya kawah2 yang sangat besar
dan pelepasan panas secara besar besaran pula. Laut sendiri menurut sejarahnya
terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, Para ahli sendiri memiliki beberapa versi
tentang hal itu. Salah satu versi yang di angkat kali ini adalah bahwa pada saat itu,
bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping
itu atmosIer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang
mengakibatkan terhalangnya sinar matahari untuk masuk ke bumi. Akibatnya, uap
air di atmosIer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang
mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di
bumi hingga terbentuklah lautan. Dimana awalnya bersiIat sangat asam dengan air
yang mendidih (dengan suhu sekitar 100C) karena panasnya bumi pada saat itu.
Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosIer bumi dipenuhi oleh karbon
dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang
terjadi yang menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi
asin seperti sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena
seringnya asteroid menghantam bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu
bertipe mamut alias luar biasa` tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat
dengan bumi.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosIer mulai
berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat
membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga
sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan
terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di bumi juga mengalami
pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai kering.
Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke
lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai terlihat biru karena laut yang
sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan
dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saat itu diperkirakan belum
ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di bumi, menurut para ahli, berawal
dari lautan (liIe begin in the ocean). Namun demikian, masih merupakan
perdebatan hangat hingga saat ini kapan tepatnya kehidupan awal itu terjadi dan di
bagian lautan yang mana? apakah di dasar laut ataukah di permukaan? Hasil
penemuan geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di AIrika Selatan (yang
diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya Iosil seukuran
beras dari bakteri primitiI yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di
dasar laut.

Pembentukan laut berdasarkan teori Es


Teori es merupakan teori selanjutnya. Es kemungkinan menutupi sebagian
lautan sekitar tiga miliar tahun yang lampau, dimana sinar matahari tiga kali lebih
redup dibanding sekarang. Lapisan es yang mungkin bisa setebal ratusan meter ini
melindungi molekul organik yang rentan terhadap suhu tinggi, sinar ultraviolet,
dan radiasi kosmik. Lapisan es ini menjadi semacam 'kulkas bagi molekul
organik yang memungkinkannya dapat bertahan lebih lama dan membentuk reaksi
awal terbentuknya kehidupan.



KEENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
TUGAS OSEANOGRAFI
TEORI ASAL USUL TERBENTUKNYA LAUT









NAA : FITRI ARDIANTI
NI : D611 10 268





AKASSAR
2011

Anda mungkin juga menyukai