Berikut tokoh dan pemikirannya yang ikut andil dalam memperbaharui kebangkitan Islam: a. Muhammad ibn Abdul Wahhab Pemikiran Muhammad ibn Wahhab mempengaruhi dunia Islam di masa modern sejak abad kesembilan belas. Walaupun ia sendiri hidup di abad sebelumnya, tetapi pemikirannya mengilhami gerakan-gerakan pembaharuan Islam pada abad setelahnya. Bahkan sisa-sisanya masih terasa hingga kini. 2
Muhammad ibn Abdul Wahab lahir di Uyainah, Nejd Arabia Tengah pada tahun 1115 1703 M. Ayahnya Abdul Wahhab adalah seorang hakim di kota kelahirannya. Di masa pemerintahan Abdullah ibn Muhammad ibn Muammar dan mengajar Iiqh dan hadis di masjid kota tersebut. Kakeknya Sulaiman, adalah seorang muIti di Nejd. Ia mulai belajar agama dari Ayahnya sendiri dengan membaca dan menghaIal al-Qur`an. Di samping belajar kitab-kitab agama aliran Hanbali, ia berkelana mencari ilmu ke Mekkah, Madinah dan Basra. Sebutan Wahhabiyah adalah nama yang diberikan kepada kaum muwahhidun (kelompok pemurnian tauhid) oleh lawan-lawannya, karena pemimpinnya bernama Muhammad ibn Abdul Wahab. Pemikiran keagamaan yang dibawakan olehnya dan menonjol diIokuskan pada pemurnian tauhid, yakni meng-Esa-kan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Namun, dengan berjalannya waktu, gerakan mereka berkembang menjadi gerakan politik. Meski demikian, ia tidak meninggalkan misi asalnya yaitu pemurnian Islam. Menurutnya, pembagian tauhid dikategorikan menjadi tauhid ilahiyyah, rubbubiyah, asma, siIat dan tauhid aI`al yang disebut juga tauhi ilm dan i`tiqad. 3
Baginya, syirik adalah orang yang menyekutukan Allah dan tidak akan diampuni oleh Allah dosa yang disebabkan tersebut. Pembagian syirik menjadi dua, yaitu syirik akbar (syirik yang nyata) dan syirik asghar (syirik yang tidak tampak) seperti berbuat berlebihan terhadap mahluk yang tidak boleh seseorang beribadah kepadanya, bersumpah kepada selain Allah dan riya` b. Muhammad Abduh Muhammad Abduh lahir di Mesir pada tahun 1849 M, ayahnya bernama Abdul Hasan Khoirullah yang berasal dari Turki, dan ibunya seorang Arab yang silsilahnya sampai kepada
suku Umar Bin Khatab. Abduh termasuk anak yang cerdas, meskipun ia bersal dari keluarga petani miskin di Mesir. Sejak kecil ia tekun belajar dan melanjutkan studinya di al Azhar. 4
Sebagai rektor al-Azhar, ia memasukkan kurikulum IilsaIat dalam pendidikan di al-Azhar, upaya ini dilakukan untuk mengubah cara berpikir orang-orang al-Azhar. Akan tetapi usahanya ini mendapat tantangan keras dari para syekh al Azhar lainnya yang masih berpikiran kolot. Oleh karena itu, usaha pembaharuan yang dilakukan lewat pendidikan di al-Azhar tidak berhasil. Meskipun begitu, ide-ide pembaharuan yang dibawa Abduh, memberikan dampak positiI bagi perkembangan pemikiran dalam dunia Islam. Selain sektor pendidikan, proyek pembaharuan Abduh menurut proIessor sejarah Islam di University oI Massachuussets adalah politik dan ranah social keluarga yaitu peran wanita 5 . Disamping tiu, Murodi dalam tulisannnya menambahkan analisisnya bahwa ide-ide pemikiran Abduh diantaranya adalah: pembukaan pintu ijtihad / penghargaan terhadap 'akal' (Rasionalitas), kekuasaan Negara harus dibatasi oleh konstitusi dalam pengelolaan negara, memodernisasikan sistem pendidikan Islam di al Azhar. 6
.. Muhammad Rasyid Ridho Rasyid Ridho dilahirkan di al Qalamun, di pesisir laut Tengah, pada tanggal 23 September 1865 M. Pendidikan bermula di madrasah al Kitab al Qalamun, kemudian di madrasah ar Rasyidiah di Tropoli. Selanjutnya beliau melanjutkan pendidikan tingginya di al Azhar 1898 M dan berguru pada Muhammad Abduh. Diantara pembaharuannya adalah: pembaharuan dalam bidang agama, social, ekonomi, memberantas khuraIat dan bid'ah. Serta paham-paham yang dibawa tarekat. Adapun ide-ide pembaharuannya adalah: menumbuhkan sikap aktiI dan dinamis di kalangan umat, mengajak untuk meninggalkan sikap Iatalisme (jabariyah), rasionalitas dalam penaIsiran al Qur'an dan Hadis, penguasaan sains dan tekhnologi, pemberantasan khuraIat dan bid'ah, serta pemerintahan yang bersistem khaliIah. 2. Pembaharuan dalam Bidang Politik a. 1amaluddin al-Afghani Jamaluddin lahir di AIganisan tahun 1839 dan meninggal di Istanbul tahun 1897. Ia termasuk pembaharu yang berpengaruh di dunia Islam. Saat usia 25 tahun, ia menjadi pembantu Pangeran Dost Muhammad Khan di AIganistan, dan pada tahun 1864 menjadi penasehat Sir aliKhan. Serta pernah diangkat sebagai Perdana Menteri oleh Muhammad A`zam Khan beberapa tahun kemudian. Ketika menjadi Perdana Menteri, Inggris sudah ikut campur dalam urusan nergeri AIganistan, maka Jamaluddin termasuk salah satu orang yang menentangnya. Karena kalah melawan Inggris, maka ia lebih baik meninggalkan negerinya dan pergi menuju ke India. Sejak itulah, ia berpindah-pindah kewarganegaraan. Pernah ke Paris dan Turki. Perpindahan itu juga dalam rangka membangkitkan umat Islam. Dalam pola pikirnya, ia berpendapat bahwa kemunduran umat Islam, salah satu sebabnya adalah meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran qada` dan qadar telah berubah menjadi ajaran Iatalisme yang menyebabkan umat menjadi statis. Sebab-sebab lain adalah perpecahan di kalangan umat Islam sendiri, yaitu lemahnya persaudaraan antar umat Islam dan lain-lain. Untuk mengatasi semua itu, menurutnya umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam yang benar, mensucikan hati, memuliakan ahlak, berkorban untuk kepentingan umat, pemerintahan otokratis harus diubah menjadi demokratis. Dan persatuan umat harus diwujudkan sehingga umat akan maju sesuai tuntutan zaman. Selain itu, ia menegaskan bahwa solidaritas sesama muslim bukan karena ikatan etnik maupun rasial, tetapi karena ikatan agama. Muslim entah dari bangsa mana datangnya, walau pada mulanya kecil akan berkembang dan diterima oleh suku dan bangsa lain seagama selagi ia masih menegakkan hukum agama. Ide yang terahir inilah merupakan ide orisianal darinya, yang dikenal dengan Pan Islamisme, persaudaraan sesame umat Islam sedunia. 7
b. Muhammad Ali Pasya Muhammad Ali Pasya adalah orang pertama yang membuka jalan pembaharuan di Mesir, kemudian beberapa tahun diakui sebagai the founder of modern egypte. Berasal dari Turki, kelahiran Yunani pada tahun 1765 dan waIat pada tahun 1849. Sejak kecil beliau telah bekerja keras untuk keperluan hidupnya, sehingga tidak mempunyai waktu untuk sekolah dengan demikian beliau tidak pandai baca tulis. Setelah dewasa Ali Pasya bekerja sebagai pemungut pajak dan karena rajin bekerja beliau disukai oleh gubernur yang akhirnya diangkat menjadi menantu. Pada waktu penyerangan Napoleon ke Mesir, Sultan Turki mengirim bantuan tentara ke Mesir, di antara perwiranya adalah Muhammad Ali Pasya yang ikut melawan Napoleon pada tahun 1801 8 , setelah itu diangkat menjadi colonel dan mulai saat itu Ali Pasya menjadi penguasa tunggal di Mesir. Akan tetapi ia keasikan dengan kekuasaannya dan bertindak diktator. Akhirnya Muhammad Ali dan keturunannya menjadi raja di Mesir kurang lebih 1,5 abad lamanya. Akhir kekuasaanya pada tahun 1953. Jika diteliti Muhammad Ali Pasya tidak pandai baca tulis, tetapi beliau seorang yang cerdas dan merupakan sosok ambisius menjadi penguasa umat Islam. Keambisiusannya itu tampak dalam pembaharuan yang dilakukan terhadap kemajuan umat Islam, diantaranya: perkembangan politik dalam negeri maupun luar negeri, seperti membangun kekuatan militer, meningkatkan bidang pemerintahan, ekonomi dan pendidikan. 9
. Pembaharuan dalam Bidang Pendidikan Al Tahtawi Nama aslinya adalah RiIa'ah Badhawi RaIi' al Tahtawi, lahir pada tahun 1801 di Mesir Selatan, waIat tahun 1873 di Kairo. Seorang pembaharu yang mempunyai pengaruh besar pada abad ke-19 dan seorang yang sangat berpengaruh dalam usaha-uasaha gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad Ali Pasya. Al Tahtawi belajar di al Azhar Mesir, dan setelah kembali diangkat menjadi sebagai guru bahasa Perancis dan penerjemahan di sekolah kedokteran. Pada tahun 1836 didirikan sekolah penerjemah yang kemudian dikepalai oleh al Tahtawi. Beliau bukan seorang penganut sekuler, usahanya adalah memperbaiki tradisi, khususnya dalam bidang pendidikan, kewanitaan dan memperbaiki literature. Beliau menginginkan Mesir maju seperti dunia Barat, namun tetap dijiwai oleh agama dalam segala aspek. Salah satu jalan untuk kesejahteraan menurutnya adalah, berpegang pada agama dan akhlak budi pekerti, untuk itu pendidikan merupakan sarana penting. Tujuan dari pendidikan menurutnya adalah membentuk manusia berkepribadian patriotic dengan istilah hubbul wathon yaitu mencintai tanah air. Perasaan patriotic itu akan menimbulkan rasa kebangsaan, persatuan, tunduk dan mematuhi undang-undang, serta bersedia mengorbankan jiwa dan harta untuk mempertahankan kemerdekaan. Dalam hal agama dan peranan ulama, al Tahtawi menghendaki agar para ulama selalu mengikuti perkembangan dunia modern dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan modern. Ini mengandung arti bahwa pintu ijtihad tetap dibiarkan terbuka lebar. Ide-ide pembaharuan yang dilontarkan al Tahtawi: ajaran Islam tidak hanya monoton mengurusi Tuhan akan tetapi kehidupan social juga harus seimbang, kebiasaan dictator raja seharusnya diganti dengan musyawarah, syari'at harus sesuai dengan perkembangan modern, para ulama harus belajar IilsaIat dan ilmu pengetahuan agar syari'at sesuai dengan kehidupan modern, pendidikan harus bersiIat social (termasuk tidak ada pembedaan bagi perempuan). Umat Islam harus dinamis.