Anda di halaman 1dari 4

AWAL BERDIRINYA INS KAYUTANAM

Dari berbagai tempat datang permintaan supaya Angku M. Syafei mendirikan sekolah yang dicita-citakanya itu. Di Jakarta mendapat dukungan dari M.Thamrin dengan partainya, Kaum Betawi, Pastor Wabbe yang memimpin perguruan katholik serta Budi Utomo, di Ambon di Makasar, medan dan Ujung pandang. Sesudah dipertimbangkan maka pilihan jatuh untuk mendirikan di Sumatera Barat (Minangkabau), yang menjadi faktor pendorong adalah karena kebiasaan pemudanya yang suka merantau ketempat lain.Tetapi di Minangkabau sendiri menghadapai berbagai kendala karena disana sering terjadi pemberontakan dan udara politik yang hangat yang dihidupkan kaum politik dan islam. Untuk mengatasi kendala itu dibuatlah kerjasama dengan perkumpulan pegawai kereta api dan tambang Ombilin yang dipimpin oleh ayahnya sendiri pada waktu di Sumatra Barat yang mendapat kepercayaan penuh dari pemerintah Hindia Belanda. Kerjasama itu berjalan dengan baik selama lebih dari 10 tahun , kemudian karena beban sekolah itu sudah bertambah banyak dan tidak dapat dipenuhi lagi oleh perkumpulan itu maka Tanggal 31 oktober 1926 diserahkan kepada M. Syafei untuk mengelolanya dengan tidak ada syarat apapun.

M. SYAFEI

Moh. Syafei seorang yang berdarah Minang dilahirkan di Kalimantan Barat tepatnya di daerah Natan tahun 1895. Anak dari Mara Sutan dengan Indung Khadijah. Ia menamatkan di Sekolah Rakyat tahun 1908, masuk sekolah Raja (Sekolah Guru) lulus pada tahun 1914 dan kemudian mengikuti kursus guru gambar pada Bataviashe Kunstkring di Betawi,disamping itu ia juga mempelajari beberapa macam pekerjaan tanggan pada tukang-tukan Indonesia di Betawi dan Bogor seperti kepandaian mengerjakan tulang,tanduk,bamboo dan lain-lain. Karena berpendapat untuk memejukan Indonesia dengan cepat kaum ibu adalah salah satu tenaga penting bagi usaatersebut setibanya di Jakarta dari Bukit Tinggi dia lalu mengajar pada sekolah Kartini di pintu Besi Gunung Sahari,Jakarta denagn Murid pada permulaannya hanya 36 orang wanita.pada waktu itu anak-anak perempuan belum dibiasakan untuk meninggalkan rumah karena masih dalam pingitan.Dia menjadi guru pada sekolah Kartini selama 6 tahun dan meningkat pesat menjadi 800 orang lebih ketika ditinggalkannya pada tahun1927.Selama mengajar di sekolah kartini beliau juga diizinkan untuk mengerjakan pekerjaan tangan secara Fakultatif.dan juga dia bekerja pada surat kabar harian yang diterbitkan oleh bapak Alam Mara Sutan dan majalah migguan untuk pembaca dewasa dan majalah anak-anak sekolah rakyat pemerintahan Hindia Belanda dan sekolah sekolah swasta Disela-sela kesibukannya menyempatkan diri untuk belajar menggambar Pada tahun 1916 dia menempuh Ujian mengikuti ujian Negara untuk menjadi guru gambar pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan lulus dengan hasil yang memuaskan.Beliau adalah anak Indonesia yang pertama yang mendapat kan Izasah tersebut.dan bahkan saat menyerahkan hasil ujian Juru bicara penguji berkata :Hasil pekerjaan beliau sangat baik seandainya tuan adalah orang Belanda tuan akan mendapatkan nilai 9 atau 10 tetapi Karena tuan bangsa pribumi kami berikan nilai 8 untuk tuan . Beliau juga aktif dalam gerakan politik semenjak tamat sekolah di Bukit Tinggi bahkan aktif dalam Budi Utomo ,membantu Wanita Putri Merdeka serta menjadi anggota partai Insulide pada tahun 1915 yang kemudian berubah menjadi Indische Partij .dibawah pimpinan Tiga Serangkai beliau memajukan usul pada Pemerintah Hindia Belanda supaya memudahkan Bahasa Belanda bagi anak-anak Indonesia.dalam tahun itu juga beliau mengajukan Mosi memintanpemerintah Hindia Belanda untuk membuat Parlemen bagi Indonesia .Dalam tahun 1917 pada kongres Insulide di Semarang beliau juga mengajukan usul pemerintahan Hindia Belanda untuk menukar Punale Sanctie dengan perjanjian buruh merdeka.. Beliau juga turut aktif dalam gerakan Dr.A.G. Niewenhuis seorang ahli pendidikan dan bahasa unutk mengajar bahasa pada anaka-anak usi 10 tahun ke atas dengan demikian bahasa asing dipelajari terlebih dahulu sebelum bahasa asing menjadi sendi yang kuat untuk mempelajari bahasa asing.hal ini disebabkan karena anak-anak yang berumur 6 tahun pada sekolah HIS diajarkan bahasa belanda yang membuat anak-anak zaman itu sangat terbebani.Gerakan itu berhasil dengan dibentuknya sekolah Schakel yang setraf dengan HIS tapi muridnya adalah tamatan sekolah kelas 3 sekolah Bumiputra adau rakya. Sesudah aktif dalam berbagai bidang tersebut di Indoesia selama lebih dari 10 tahun .Dia mencoba memberi tinjauan terhadap berbagai hal tentang keadaan di Indonesia . Dia ingin menambah tinjauannya tersebut dengan sudut pandang dari luar negeri khususnya dari Balanda karena tinjauan tersebut nantinya akn membawa manfaat bagi pendidikan Indonsia juga.

Moh. Syafei pada tanggal 31 Mei 1922 berangkat ke negeri Belanda menempuh pendidikan atas biaya sendiri. Belajar selama 3 tahun dengan memperdalam ilmu musik, menggambar, pekerjaan tangan, sandiwara termasuk memperdalam pendidikan dan keguruan.Di Belanda di melakuakan tinjauan ke baerbagai bidang seperti Ilmu dan tinjauan masyarakat sehingga dia tidak mengikuti pelajaran kelas seperti biasa tetapi lebih banyak mendapatkan pelajaran istimewa atau Privaat-oderwijs.dibidang pendidikan dia mendapati bahwa sekolah-sekolah swaasta lebih baik dari pada sekolah pemerintah terutama pada pendidikan dasar dan menengah Pada tahun 1925 kembali ke Indonesia untuk mengabdikan ilmu pengetahuannya pada sekolah Kartini Jakarta . dan perguruan lain serta diangkat menjadi Ajunct Inspektur oleh pemerintah Hindia Belanda tetapi dia menolaknya karena ingin membuat sekolah dengan system sendiri.Setelah melakukan tinjauan di Indonesia dan diluar negeri maka lalu bersama Ayahnya Mara Sutan menyusun suatu program berdasarkan beberapa pertanyaan.Bagaimana Hendaknya bentuk pendidikan bangsa Indonesia berdasarkan keadaan yang ada dari berbagai aspek.sesudah itu munculah garis arah yang penting untuk pegangan dalam melakukan pekerjaan pendidikan seperti berikut:

Berusaha mencapai Indonesia Mulia Sempurna Pendidikan Umum dan Kejuruaan sedapat mungkin disatukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar,Bahasa Belanda sekedar mengerti,bahasa Inggris aktif Kebudayaan nasional sangat dipentingkan Bakat dikembangkan Pusat pemikiran diutamakan Percaya dan berusaha atas tenaga sendiri Rasa Kekeluargaan yang mendalam. Biasa pada hidup sederhana Contoh sebagai media pendidikan Sebanyak mungkin pekerjaan diberikan pada pelajar sehingga mereka tidak hanya sebagai objek tetapi juga subjek Menjadi manusia susila,bertubuh kuat dan sehat cerdas logis serta ulet dan gigih Mempunyai raasa tanggung jawab terhadap keselamatan Nusa bangsa Indoesia serta berkprimanusiaan. Menjadi manusia kreatif aktif dan kreatif imitative dan emosiolnal yang sehat Usaha-usaha didasarkan atas koperasi Bersebdikan pengetahuaan umum yang sederajat dengan MULO atau SMP diberikan pengetahuaan Umum Tiga cara pengajaran dipergunakan:auditif,visual,monotorik-taktil 50% untuk mengembangkan ilmu biasa dan 50% untuk perkembangan bakat,kejuruaan dan latihan untuk menjadi subjek Pelajar dibiasakan dalam dua macam keadaan ,dalam keadaan serba kurang dan kecukupan

RUANG PENDIDIKAN INS KAYUTANAM

Kayutanam adalah sebuah nama desa kecil di Sumatera Barat sedangkan INS sebuah lembaga pendidikan yang tersohor dengan nama RP Indonesche Nederlandsche School (Ruang Pendidikan INS) Kayutanam. RP INS kayutanam tahun 1926 memiliki 75 orang siswa terdiri atas dua kelas (1A dan 1B) dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Gedung sekolah RP INS Kayutanam dibangun sendiri oleh siswa tahun 1927 terbuat dari bambu beratap rumbia. Perkembangan selanjutnya INS yang sekarang berada di bawah tanggung jawabnya diusahakan supaya berkembang lebih cepat dari sebelumnya. Atas Jasa Dr.Sjofjan Rassat , pemimpin rumah sakit di Kayu Tanam dan pemimpin urusan kesehatan pada perguruan INS pada tahun 1935 perguruan INS dapat memakai tanah Erpacht seluas 8 hektar di desa pelabihan, yang berjarak 3 kilometer di luar Kayutanam. Sebelumya INS hanya menempati tanah seluas 1 hektar tetapi tanah itu telah penuh dengan kelas sehingga tidak dapat menambah gedung , sedangkan masih banyak tempat belajar yang kurang selain rumah guru dan asrama siswa.Tahun 1936 pemindahan dilakukan berangsur-angsur dan pada bulan November 1936 murid-murid sudah dapat belajar di Pelabihan Proses pemindahan dari Kayutanam ke Desa Palabihan selesai pada tahun 1939. Kemajuan terus tercapai dengan terbangunnya asrama dengan kapasitas 300 orang dan 3 perumahan guru, dengan jumlah ,murid 600 orang, asrama dilengkapi dengan satu ruang makan dan dapur, 1 restoran, 1 gedung koperasi, 1 lapangan tennis, 1 tempat berenang dan bersampan, 1 tambak ikan, taman bacaan, 1 tempat bersenam, 1 ruang ibadah, 1 workshop (ruang teori dan praktek), 1 pesanggerahan, 1 ruang auditorium (teater dan paneran), 1 kebun percobaan, 1 ruang peternakan, 2 buah rumah peranginan, 1 tribun lapangan bola dengan kamar pakaian, ruang musik, 1 politeknik dan 8 ruang belajar Kolom renang disini dimaksudkan untuk menumbuhkan jiwa watermindednes pada pelajar karena letak Indonesia yang dikelilingi oleh lautan dihalaman depan INS di Pelabihan terdapat tanah seluas 20 hektar milik R. Sjofjan Rassat yang kemudian diserahkan untuk pemeliharaan ternak kerbau kolektif dan sawah-sawah serta pemerahan susu.tumbuhan-tumbuhan disini mengenai getah ,kelapa dan buah-biahan sedang dihalaman INS ditanami tanaman muda atau sayur.Pemeindahan dan pembangunan INS menelan banyak biaya untuk keperluan itu Ibu Chalidjah megizinkan menjual sebagian perhiasannya seharga enam ribu gulden. Untuk membayar pelunasan dan biaya operasional INS ini diperoleh dari berbagai kerajinan tangan siswa dan kreatifitas lainnya seperti dengan menggelar Pertunjukan dengan tiket terjangkau, termasuk tidak menerima subsidi dari pihak manapun termasuk dari pemerintah Belanda. Walaupun sebenarnya pihak Belanda bersedia memberikan segala macam bantuan tetapi semua bantuan itu dia tolak .Untuk engku M. Sjafei sendiri Belanda berusaha untuk membujuk beliu dengan berbagai macam kedudukan seperti menjadi asisten Lektor dalam Bahasa Indonesia di Universitas Leiden,menjadi Hoofdredaktur pada balai pustaka, serta menjadi Ajunct Inspektur pada pendidikan untuk anak-anak Bumiputra.Beliau lebih suka pada perguruan sendiri walaupun sulit tetapi merdeka.Tahun 31 oktober 1941 M.Sjafei berhenti sebagai orang yang mempunyai perguruan tersebut semua Inventarisnya diserahkan pada Nusa dan Bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai