Anda di halaman 1dari 16

Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 1

Contoh Pertanyaan Kognitif Tingkatan Lebih Tinggi



a. Pertanyaan ingatan
Apa yang dimaksud dengan suhu ?

-. Pertanyaan pemahaman
Uraikan karakteristik reserving switch '

.. Pertanyaan Penerapan
asiIikasikan benda- benda menurut siIat kemagnetannya?

/ Pertanyaan Analisis
engapa muai panjang raksa pada thermometer dapat dinyatakan sebagai suhu benda
yang diukur ?

e. Pertanyaan Sintesis
agaimana cara menghitung percepatan gravitasi bumi?

1. Pertanyaan Evaluasi
agaimana pendapat Anda tentang pembuatan mobi bertenaga surya ?

g. Pertanyaan Penalaran
erdasarkan hasi eksperimen, sakar apakah yang dapat digunakan pada rangkaian
tersebut?


Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 2

L - L PLA1ARAN
ode pembeajaran adaah suatu perencanaan atau suatu poa yang digunakan sebagai
pedoman daam merencanakan pembeajaran di keas atau pembeajaran daam tutoria
dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembeajaran termasuk di daamnya buku-
buku, Iim, komputer, kurikuum, dan ain-ain (Joyce, 1992). Seanjutnya Joyce
menyatakan bahwa setiap mode pembeajaran mengarah kepada desain pembeajaran
untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembeajaran tercapai.
Joyce & Wei (1992) berpendapat bahwa mode pembeajaran adaah suatu rencana atau
poa yang dapat digunakan untuk mernbentuk kurikuum (rencana pembeajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembeajaran, dan membimbing pembeajaran di keas
atau yang ain. ode pembeajaran dapat dijadikan poa piihan, artinya para guru boeh
memiih mode pembeajaran yang sesuai dan eIesien untuk mencapai tujuan pendidikan.
ode pembeajaran memiiki ciri-ciri sebagai berikut:
erdasarkan teori pendidikan dan teori beajar dari para ahi tertentu. Sebagai
contoh, mode peneitian keompok disusun oeh Herbert Theen dan berdasarkan
teori John Dewey. ode ini dirancang untuk meatih partisipasi daam keompok
secara demokratis.
empunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. isanya mode berIikir induktiI
dirancang untuk mengembangkan proses berIikir induktiI.
Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan beajar mengajar di keas.
isanya mode Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas daam
peajaran mengarang.
emiiki bagian-bagian mode daam peaksanaan, yaitu: (1) urutan angkah-
angkah pembeajaran(syntax), (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem sosia,
dan (4) sistem pendukung. eempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis
bia guru akan meaksanakan suatu mode pembeajaran.
emiiki dampak sebagai akibat terapan mode pembeajaran. Dampak tersebut
meiputi: (1) dampak pembeajaran, yaitu hasi beajar yang dapat diukur dan (2)
dampak pengiring, yaitu hasi beajar jangka panjang.
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 3

embuat persiapan mengajar (desain instruksiona) dengan pedomaan mode
pembeajaran yang dipiihnya
Joyce & Wei mempeajari mode-mode pembeajaran berdasarkan teori beajar yang
dikeompokkan menjadi empat mode pembeajaran; 1. mode interaksi sosia, 2. mode
pemrosesan inIormasi, 3. mode persona (persona modes), dan 4. mode modiIikasi
tingkah aku (behaviora)
o/el Pemrosesan Informasi
ode Pembeajaran rumpun proses inIormasi menekankan pada cara memperuas
dorongan beajar terhadap segaa sesuatu secara ebih bermakna dengan cara
mendapatkan dan mengorganisir data, memahami masaah dan sousinya,
mengembangkan konsep yang bermakna untuk meakukannya. Setiap mode memiiki
penekanan yang berbeda-beda, beberapa di antaranya ebih menekankan pada peroehan
inIormasi dan konsep, yang ainnya menekankan pada pembuatan konsep dan uji
hipotesis termasuk menekankan para kreativitas berpikir.
ode ini didasari oeh teori beajar kognitiI (Piaget) dan berorientasi pada
kemampuan peserta didik memproses inIormasi yang dapat memperbaiki kemampuannya.
Pemrosesan InIormasi merujuk pada cara mengumpukan/menerima stimui dari
ingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masaah, menemukan konsep, dan
menggunakan simbo verba dan visua. Teori pemrosesan inIormasi/kognitiI dipeopori
oeh Robert Gagne (1985). Asumsinya adaah pembeajaran merupakan Iaktor yang
sangat penting daam perkembangan. Perkembangan merupakan hasi komuatiI dari
pembeajaran. Daam pembeajaran terjadi proses penerimaan inIormasi yang kemudian
dioah sehingga menghasikan output daam bentuk hasi beajar. Daam pemrosesan
inIormasi terjadi interaksi antara kondisi interna (keadaan individu, proses kognitiI) dan
kondisi-kondisi eksterna (rangsangan dari ingkungan). Interaksi antar keduanya akan
menghasikan hasi beajar. Pembeajaran merupakan keuaran dari pemrosesan inIormasi
yang berupa kecakapan manusia (human capitaities) yang terdiri dari: (1) inIormasi
verba, (2) kecakapan inteektua, (3) strategi kognitiI, (4) sikap, dan (5) kecakapan
motorik.

Robert . Gagne mengemukakan ada deapan Iase proses pembeajaran. edeapan Iase
itu sebagai berikut.
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 4

a) otivasi, yaitu Iase awa memuai pembeajaran dengan adanya dorongan untuk
meakukan suatu tindakan daam mencapai tujuan tententu (motivasi intrinsik dan
ekstrinsik).
b) Pemahaman, yaitu individu menerima dan memahami InIormasi yang diperoeh
dari pembeajaran. Pemahaman didapat meaui perhatian.
c) Pemeroehan, yaitu individu memberikan makna/mempersepsi segaa InIormasi
yang sampai pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan daam memori
peserta didik.
d) Penahanan, yaitu menahan inIormasi/hasi beajar agar dapat digunakan untuk
jangka panjang. Ha ini merupakan proses mengingat jangka panjang.
e) Ingatan kembai, yaitu mengeuarkan kembai inIormasi yang teah disimpan, bia
ada rangsangan.
I) Generaisasi, yaitu menggunakan hasi pembeajaran untuk keperuan tertentu.
g) Perakuan yaitu perwujudan perubahan periaku individu sebagai hasi
pembeajaran
h) Umpan baik yaitu individu memperoeh Ieedback dari periaku yang teah
diakukannya.

Ada sembian angkah yang harus diperhatikan guru di keas daam kaitannya dengan
pembeajaran pemrosesan inIormasi.
a) eakukan tindakan untuk menarik perhatian peserta didik
b) emberikan inIormasi mengenai tujuan pembeajaran dan topik yang akan
dibahas
c) erangsang peserta didik untuk memuai aktivitas pembeajaran
d) enyampaikan isi pembeajaran sesuai dengan topik yang teah dirancang
e) emberikan bimbingan bagi aktivitas peserta didik daam pembeajaran
I) emberikan penguatan pada periaku pembeajaran
g) emberikan Ieedback terhadap periaku yang ditunjukkan peserta didik
h) eaksanakan peniaian proses dan hasi
i) emberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan menjawab
berdasarkan pengaamannya


Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 3

eberapa mo/el yang termasuk /alam rumpun proses informasi antara lain sebagai
berikut
1. erIikir InduktiI (Hida Taba,1966)
ode berpikir induktiI meyakini bahwa siswa sebagai peserta didik merupakan
konseptor imiah. Setiap saat seseorang seau berusaha untuk meakukan suatu
konseptuaisasi daam ha apapun, proses berpikir induktiI diperukan ode berpikir
induktiI mempunyai beberapa karakteristik utama antara ain;
a) 4kus . Fokus membantu peserta didik untuk berkonsentrasi pada satu
ranah/kemampuan berpikir (bidang peneitian) yang dapat mereka kuasai, tanpa
mengecikan keinginan daam hati mereka yang jeas membuatnya tidak bisa
menggunakan seuruh kemampuan untuk menghasikan suatu gagasan yang uar
biasa. Ha utama yang peru diakukan adaah menyajikan seperangkat data yang
menyediakan inIormasi terhadap suatu cakupan mata peajaran tertentu dengan
meminta peserta didik mempeajari siIat-siIat objek daam perangkat yang
disajikan tersebut.
Dengan Iokus terhadap suatu kajian tertentu yang Iamiiar di teinga dan mata
peserta didik ha ini diharapkan dapat mendukung dan mencapai proses
pembeajaran yang optima sebagaimana tujuan yang akan dicapai pada standar
isi (Standar ompetensi dan ompetensi Dasar).
b) !engawasan/k4ntr4 k4nseptua ini membantu siswa mengembangkan
kemampuan konseptua terhadap satu ranah/bidang kajian tertentu. Daam ha ini
sebagai contoh yaitu siswa disajikan tentang berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan kegiatan ekonomi di Indonesia, siswa akan mengkasiIikasikan berbagai
kegiatan ekonomi tersebut daam suatu keompok/jenis seperti kegiatan produksi,
konsumsi, dan distribusi.
eaui pengetahuan awa peserta didik akan ebih mudah mengembangkan
pemahaman dan karakteristik kegiatan ekonomi di Indonesia seperti produsen-
produsen yang menghasikan suatu produk makanan ringan dengan merk
tertentu, maupun contoh-contoh praktek penjuaan yang bukan hanya barang saja
yang dapat didistribusikan sebagai objek jua, namun jasa juga dapat dijua pada
proses jua-bei sebagai impementasi pada proses distribusi objek tertentu.
Ha ini akan meatih peserta didik untuk memudahkan proses kasiIikasi dan
kategorisasi daam membedakan dan memahami karakter produksi, konsumsi,
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 6

dan distribusi sekaipun dengan banyaknya objek yang disajikan pada proses
pembeajaran di tiap awa pertemuan (apersepsi).
c) engk4nversi pemahaman k4nseptua menfadi ketrampian. Daam ha proses
membangun pemahaman secara konseptua pada proses kasiIikasi secara
abstrak, peserta didik tanpa disadari tentunya akan meakukan suatu aktiIitas
yang meibatkan unsur motorik dan tentunya kognitiI mereka.
eaui proses kategorisasi dan pengeompokan ini, peserta didik akan
menggunakan tangannya untuk menuis dan memikirkan jenis pengeompokan
yang digunakan untuk membedakan mana yang termasuk kegiatan produksi,
kegiatan distribusi, dan mana yang termasuk kegiatan konsumsi.
ode berpikir induktiI dapat membantu peserta didik untuk mengumpukan
inIormasi dan mengujinya secara imiah (dengan tahap perkembangan usia dan berpikir
peserta didik) dengan teiti, mengoah inIormasi ke daam konsep-konsep, dan beajar
memanipuasi konsep-konsep tersebut. Apabia digunakan secara bertahap, mode thinking
inductivey juga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk membentuk konsep-
konsep secara eIisien dan meningkatkan jangkaian perspektiI dari sisi mana mereka
memandang suatu inIormasi tertentu.
Tahap-tahap mode induktiI meiputi empat aspek antara ain;
a) engidentiIikasi dan penghitungan data yang reevan dengan materi pembeajaran
yang akan dipeajari.
b) engeompokkan objek-objek data menjadi kategori yang anggotanya bersiIat umum.
c) enaIsirkan data dan mengembangkan abe untuk kategori sebeumnya (point 2)
sehingga data dapat dimanipuasi secara simbois.
d) engubah kategori-kategori menjadi ketrampian/hipotesis.
eebihan ode Pembeajaran InduktiI
Pada mode pembeajaran induktiI guru angsung memberikan presentasi inIormasi-
inIormasi yang akan memberikan iustrasi-iustrasi tentang topik yang akan dipeajari
siswa, sehingga siswa mempunyai parameter daam pencapaian tujuan pembeajaran.
etika siswa teah mempunyai gambaran umum tentang materi pembeajaran, guru
membimbing siswa untuk menemukan poa-poa tertentu dari iustrasi-iustrasi yang
diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa ebih uas dengan adanya
pertanyaan-pertanyaan antara siswa dengan guru.
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 7

ode pembeajaran induktiI menjadi sangat eIektiI untuk memicu keteribatan yang
ebih mendaam daam ha proses beajar karena proses Tanya jawab tersebut.
eemahan ode Pembeajaran InduktiI
ode ini membutuhkan guru yang terampi daam bertanya (questioning) sehingga
kesuksesan pembeajaran hampir sepenuhnya ditentukan kemampuan guru daam
memberikan iustrasi-iustrasi.
Tingkat keeIektiIan mode pembeajaran induktiI ini, jadinya-sangat tergantung pada
keterampian guru daam bertanya dan mengarahkan pembeajaran, dimana guru harus
menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
ode pembeajaran ini sangat tergantung pada ingkungan eksterna, guru harus bisa
menciptakan kondisi dan situasi beajar yang kondusiI agar siswa merasa aman dan tak
mau/takut mengeuarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka
tujuan pembeajaran tidak akan tercapai secara sempurna.
Saat pembeajaran berangsung dengan menggunakan mode pembeajaran induktiI,
guru harus menyiapkan perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan
mengobarkan semangat siswa untuk meakukan observasi terhadap iustrasi-iustrasi
yang diberikan, meaui pertanyaan yang diberikan oeh guru. Dengan metode ini maka
kemandirian siswa tidak dapat berkembang optima.
Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas beajar yang
diberikan, sehingga peran guru sangat vita daam proses beajar siswa.
esuksesan proses beajar mengajar dengan menggunakan mode pembeajaran
induktiI bergantung pada contoh-contoh atau iustrasi yang digunakan oeh guru.
Pembeajaran tidak dapat berjaan bia guru dan muridnya tidak suka membaca,
sehingga tidak mempunyai piihan daam proses induktiI.

2. Penemuan onsep (Jerome runer, 1967)
ode pembeajaran concept attainment dibangun berkaitan dengan studi berpikir
siswa yang diakukan oeh runer, Goodnow, dan Austin (1967). ode pembeajaran
concept attainment ini reatiI berkaitan erat dengan mode pembeajaran induktiI. aik
mode pembeajaran concept attainment dan mode pembeajaran induktiI, keduanya
didesain untuk menganaisis konsep, mengembangkan konsep, pengajaran konsep dan untuk
menoong siswa menjadi ebih eIektiI daam mempeajari konsep-konsep.
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 8

Joyce, .(2000:p.143) menyatakan bahwa, !embeafaran c4ncept attainment
mempertafam dasar keterampian berpikir.` Dari pernyataan Joyce tersebut menunjukkan
bahwa mode pembeajaran concept attainment terkandung di daamnya pengajaran berpikir
siswa, karena di daam mode pembeajaran concept attainment ada beberapa tahapan-
tahapan yang musti diewati, seperti mengkatagorisasi, pembentukan konsep dengan
memperhatikan berbagai macam attribute-nya (seperti attribute essensia, attribute vaue,
attribute kritis, dan attribute variabe).
Pembeajaran concept attainment membutuhkan keputusan yang mendasar terhadap
katagori-katagori yang akan dibangun, membutuhkan seorang siswa agar mampu
menggambarkan suatu atribut dari suatu katagori yang siap dibentuk daam otak siswa
meaui poa membandingkan dan membedakan contoh-contoh (disebut exempars) yang di
daamnya terkandung karakteristik-karakteristik (atribut) dari suatu konsep dengan contoh-
contoh yang tidak mengandung atribut.
Ada dua ha penting daam pembeajaran yang menggunakan mode pembeajaran
concept attainment (pencapaian konsep) yaitu;
a) enentukan Tingkat Pencapaian onsep
Tingkat pencapaian konsep (c4ncept attainment) yang diharapkan dari siswa
sangat tergantung pada kompeksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitiI
siswa. Ada siswa yang beajar konsep pada tingkat konkret rendah atau
tingkat identitas, ada pua siswa yang mampu mencapai konsep pada tingkat
kasiIikatori atau tingkat Iorma.
Teah dipahami bahwa tingkat-tingkat perkembangan kognitiI Piaget dapat
membimbing guru untuk menentukan tingkat-tingkat pencapaian konsep yang
diharapkan. Sebagian besar dari konsep-konsep yang dipeajari seama tingkat
perkembangan pra-operasiona merupakan konsep-konsep pada tingkat konkret dan
identitas. Seama tingkat operasiona konkret, dapat diharapkan tingkat pencapaian
kasiIikatori. Sedangkan tingkat pencapaian konsep Iorma dapat diharapkan apabia
pengajaran yang tepat diberikan pada siswa yang teah mencapai perkembangan
operasiona Iorma. Tingkat-tingkat pencapaian konsep yang diharapkan tercermin
pada tujuan pembeajaran yang dirumuskan sebeum proses beajar-mengajar
dimuai.

b) Anaisis onsep
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 9

Anaisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk
membantu guru daam merencanakan urutan-urutan pengajaran concept attainment.
Untuk meakukan anaisis konsep guru hendaknya memperhatikan beberapa ha
antara ain: (1) nama konsep, (2) attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute
variabe dari konsep, (3) deIinisi konsep, (4) contoh-contoh dan noncontoh dari
konsep, dan (5) hubungan konsep dengan konsep-konsep ain.
EXEPLAR
Secara essensi, exempar adaah suatu subset dari koeksi data atau suatu data set.
atagori adaah subset atau koeksi sampe yang terbangun dari satu atau beberapa
karakteristik yang terpisah dari ainnya. arakteristik ini dengan membandingkan exempar
positiI dan mengkontraskan exempar positiI dengan exempar negatiI dari suatu konsep atau
katagori yang teah dipeajari.

ATTRIUTE
Attribute essensia adaah attribue kritis terhadap suatu domain. Exempar dari suatu
katagori memiiki banyak attribute ain yang mungkin tidak reevan dengan katagorinya
sendiri. Contoh vacuoa, di daamnya memiiki berbagai zat kimia, tetapi tidak reevan
dengan deIinisi se. Attribute penting ainnya adaah attribute vaue. Attribute vaue,
attribute ini mengacu kepada degree (tingkatan)

ode pembeajaran concept attainment diakukan meaui Iase-Iase yang dikemas
daam bentuk sintaks. Adapun sintaksnya dibagi ke daam tiga Iase, yakni (1) Presentasi
Data dan IdentiIikasi Data; (2) menguji pencapaian dari suatu konsep; dan (3) anaisis
berpikir strategi.

SINTA
Pada Iase I, guru mempresentasikan data kepada siswa. Setiap unit data contoh dan
non-contoh setiap konsep dipisahkan. Unit-unit dipresentasikan dengan cara berpasangan.
Data dapat berupa peristiwa, masyarakat, objek, ceritera, gambar atau unit ain yang dapat
dibedakan. Pembeajar (siswa) diberi inIormasi bahwa semua contoh positiI biasanya
memiiki satu ide. Tugas siswa adaah mengembangkan suatu hipothesis tentang hakekat
konsep. Contoh-contoh dipaparkan dan disusun serta diberi nama dengan kata 'yes atau
'no. Siswa bertanya untuk membandingkan dan menjastiIikasi atribut tentang perbedaan
contoh-contoh.
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 10

Akhirnya, siswa ditanya tentang nama konsep-konsepnya dan menyataka aturan yang
teah dibuatnya atau mendeIinisikan konsepnya menurut attribute essensianya.
(hipothesisnya tidak peru dikonIirmasikan hingga Iase berikutnya; siswa mungkin tidak
mengetahui nama-nama beberapa konsep, tetapi nama-nama dapat diberitahukan apabia
konsepnya sudah dikonIirmasikan).
Pada Iase II, siswa menguji pencapaian tentangn konsepnya, pertama dengan cara
mengidentiIikasi secara benar contoh-contoh tambahan yang beum diberi nama dan
kemudian membangkitkan contoh-contohnya sendiri. Seteah itu, guru (dan siswa)
mengkonIirmasikan keasian hipothesisnya, merevisi piihan konsep atau attribute yang
dibutuhkannya.
Pada Iase III, siswa muai menganaisis strategi konsep-konsep yang teah tercapai.
Siswa disarankan mengkonstruk konsepnya. Siswa dapat menjeaskan poa-poanya, apakah
siswa berIokus pada atribut atau konsep, apakah mereka meakukan satu kai atau beberapa
kai, dan apa yang terjadi apabia hipothesisnya tidak terkonIirmasi. ereka meakukan
suatu perubahan strategi? Secara bertahap, mereka dapat membandingkan keeIektiIan dari
perbedaan strateginya.

3. Inkuiri Imiah (Joseph J. Schwab, 1965)
Dirancang untuk mengajar sistem peneitian dari suatu disipin, tetapi juga
diharapakan untuk mempunyai eIek daam kawasan - kawasan ain ( metode - metode
sosia mungkin diajarkan daam upaya meningkatkan pemahaman sosia dan pemecahan
masaah sosia.
Inkuiri berasa dari kata t4 inquire yang berarti ikut serta, atau teribat, daam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari inIormasi, dan meakukan penyeidikan. Ia
menambahkan bahwa pembeajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa
untuk membangun kecakapan-kecakapan inteektua (kecakapan berpikir) terkait dengan
proses-proses berpikir reIektiI. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka
harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Seanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa ha yang menjadi
ciri utama strategi pembeajaran inkuiri.
a) Strategi inkuiri menekankan kepada aktiIitas siswa secara maksima untuk mencari
dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek
beajar. Daam proses pembeajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 11

peajaran meaui penjeasan guru secara verba, tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi peajaran itu sendiri.
b) Seuruh aktivitas yang diakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
sikap percaya diri (se1 beie1). Artinya daam pendekatan inkuiri menempatkan guru
bukan sebagai sumber beajar, akan tetapi sebagai Iasiitator dan motivator beajar
siswa. Aktvitas pembeajaran biasanya diakukan meaui proses tanya jawab antara
guru dan siswa, sehingga kemampuan guru daam menggunakan teknik bertanya
merupakan syarat utama daam meakukan inkuiri.
c) Tujuan dari penggunaan strategi pembeajaran inkuiri adaah mengembangkan
kemampuan inteektua sebagai bagian dari proses menta, akibatnya daam
pembeajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai peajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimiikinya.
Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembeajaran inkuiri mengikuti angkah-angkah
sebagai berikut:
a) Orientasi
Pada tahap ini guru meakukan angkah untuk membina suasana atau ikim
pembeajaran yang kondusiI. Ha yang diakukan daam tahap orientasi ini adaah:
enjeaskan topik, tujuan, dan hasi beajar yang diharapkan dapat dicapai
oeh siswa.
enjeaskan pokok-pokok kegiatan yang harus diakukan oeh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijeaskan angkah-angkah inkuiri serta
tujuan setiap angkah, muai dari angkah merumuskan merumuskan masaah
sampai dengan merumuskan kesimpuan.
enjeaskan pentingnya topik dan kegiatan beajar. Ha ini diakukan daam
rangka memberikan motivasi beajar siswa.
b) erumuskan masaah
erumuskan masaah merupakan angkah membawa siswa pada suatu persoaan
yang mengandung teka-teki. Persoaan yang disajikan adaah persoaan yang
menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki daam rumusan
masaah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang
tepat. Proses mencari jawaban ituah yang sangat penting daam pembeajaran
inkuiri, oeh karena itu meaui proses tersebut siswa akan memperoeh pengaaman
yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan menta meaui proses berpikir.
c) erumuskan hipotesis
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 12

Hipotesis adaah jawaban sementara dari suatu permasaahan yang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis peru diuji kebenarannya. Saah satu cara yang dapat
diakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada
setiap anak adaah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong
siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasaahan yang dikaji.
d) engumpukan data
engumpukan data adaah aktiIitas menjaring inIormasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Daam pembeajaran inkuiri, mengumpukan data
merupakan proses menta yang sangat penting daam pengembangan inteektua.
Proses pemgumpuan data bukan hanya memerukan motivasi yang kuat daam
beajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan
potensi berpikirnya.
e) enguji hipotesis
enguji hipotesis adaah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau inIormasi yang diperoeh berdasarkan pengumpuan data. enguji
hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasiona. Artinya,
kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan
tetapi harus didukung oeh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
I) erumuskan kesimpuan
erumuskan kesimpuan adaah proses mendeskripsikan temuan yang diperoeh
berdasarkan hasi pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpuan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang reevan.

4. ode Latihan Inquiry (Richard Suchman, 1962)
Dirancang untuk mengajar murid untuk mengahdapi penaaran kausa, dan untuk
ebih Iasih dan tepat daam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep dan hipotesis.
ode ini pada muanya digunakan daam sains, tetapi kemampuan - kemampuan ini
berguna untuk tujuan - tujuan pribadi dan sosia.
Inquiry adaah suatu proses untuk memperoeh dan mendapatkan inIormasi dengan
meakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan
masaah terhadap pertanyaan atau rumusan masaah dengan menggunakan kemampuan
berpikir kritis dan ogis (Schmidt, 2003).
Inquiry didukung oeh empat karakteristik utama siswa, yaitu (1) secara instintiI
siswa seau ingin tahu; (2) di daam percakapan siswa seau ingin bicara dan
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 13

mengkomunikasikan idenya; (3) daam membangun (konstruksi) siswa seau ingin
membuat sesuatu; (4) siswa seau mengekspresikan seni.
eungguan 4de Inquiry yaitu .
(a) Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa
dapat
mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan ebih baik.
(b)embantu daam menggunakan ingatan dan transIer pada situasi proses beajar yang
baru.
(c) endorong siswa untuk berIikir dan bekerja atas inisiatiInya sendiri, bersiIat jujur,
obyektiI, dan terbuka.
(d)endorong siswa untuk berpikir intuitiI dan merumuskan hipotesanya sendiri.
(e) emberi kepuasan yang bersiIat intrinsik.
(I) Situasi pembeajaran ebih menggairahkan.
(g)Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
(h)emberi kebebasan siswa untuk beajar sendiri.
(i) enghindarkan diri dari cara beajar tradisiona.
(j) Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimiasi dan mengakomodasi inIormasi.
eemahan m4de Inquiry .
(a) emerukan waktu yang cukup ama.
(b)Tidak semua materi peajaran mengandung masaah
(c) emerukan perencanaan yang teratur dan matang
(d)Tidak eIektiI jika terdapat beberapa siswa yang pasiI.

5. emory (Harry, Lorayne, Jerry Lucas)
Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengingat.
Sintax dan Apikasi emory ode daam pembeajaran
Fase 1 : Attending to the ateria (enyiapkan ateri)
Penyiapan materi ini dengan cara memberikan garis bawah (underining), merekap
daItar (isting) dan mereIeksikan materi (reIecting).
Fase 2 : Deveoping Conection (embangun hubungan-hubungan)
embuat materi menjadi Iamiiar dan mengambangkan hubungan-hubungan dengan
menggunakan teknik-teknik sistem kata kunci, kata ganti dan kata hubung.
Fase 3 : Expanding emory Images (emperuas HaIaan gambar)
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 14

enggunakan asosiasi ucu baik dengan ucapan, gerakan atau gambar-gambar yang
sangat memikat sehingga anak akan dapat ebih mengingat meaui perbuatan yang
diakukan guru.
Fase 4 : Recaing (mengingat kembai)
engingat kembai materi yang teah diajarkan bersama.
eemahan / euntungan
1. eemahan
Dikhawatirkan terjadinya verbaisme
embutuhkan waktu yang ama
Pencapain cord matter yang cukup ama.
2. euntungan
Siswa akan mengingat materi dengan tempo yang sangat ama.
enciptakan pembeajaran yang menyenangkan
emberikan wacana keimuan baru dengan adanya hubungan-hubungan materi inti
dengan materi key word.
6. Synectics
Istiah synectics diambi dari bahasa Yunani, yang merupakan gabungan
kata syn berarti menggabungkan dan ectics berarti unsur yang berbeda. Daam dunia
keimuan, synecticsbiasanya berhubungan dengan kreativitas dan pemecahan masaah,
seain itu juga berhubungan dengan dinamika keompok daam atihan berIikir. Pada
awanya, synectics dikembangkan daam dunia Industri namun daam perkembangannya
ternyata sukses diterapkan daam dunia pendidikan dan dikena sebagai saah satu mode
pembeajaran yang eIektiI untuk mengembangkan kreativitas.
Synetics dikembangkan oeh Wiiam Gordon dan merupakan mode pembeajaran
yang menggunakan anaogi untuk mengembangkan kemampuan berIikir dari berbagai
sudut pandang. Anaogi dianggap mampu mengembangkan kreativitas karena daam
anaogi ada usaha untuk menghubungkan antara apa yang sudah diketahui dengan apa
yang ingin dipahami. Ada tiga jenis anaogi yang digunakan daam mode
pembeajaran synectics yaitu:
a) Anaogi angsung yaitu kegiatan perbandingan sederhana antara dua objek atau
gagasan, daam pembandingan ini dua objek yang dibandingkan tidak harus sama
daam semua aspek, karena tujuan sebanarnya adaah untuk mentranIormasikan
kondisi objek atau situasi masaah nyata pada situasi masaah ain sehingga
terbentuk suatu cara pandang baru.Pada anaogi ini siswa diminta untuk
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 13

menemukan situasi masaah yang sejajar dengan situasi kehidupan nyata. isanya
bagaimana cara untuk memindahkan perab4t yang berat kedaam ruang keas,
bisa dianaogikan dengan bagaimana cara hewan membawa anak-anaknya. Untuk
meihat eIektiIitas suatu anaogi angsung diihat dari jarak konseptuanya, semakin
jauh jarak konseptuanya, maka semakin tinggi skor anaoginya.
b) Anaogi persona yaitu kegiatan untuk meakukan anaogi antara objek anaogi
dengan dirinya sendiri. Pada anaogi ini siswa diminta menempatkan dirinya
sebagai objek itu sendiri. Untuk meihat eIektivitas anaogi persona bisa diihat
dari banyaknya ungkapan yang dikemukakan, semakin banyak ungkapan yang
dikemukakan maka semakin tinggi skor anaogi personanya. Daam kegiatan
membuat anaogi persona, siswa meibatkan dirinya sebagai objek atau gagasan
yang dibandingkan. isanya siswa disuruh untuk membandingkan dirinya dengan
sebuah mesin, kemudian ditanyakan bagaimana perasaannya seandainya itu
terfadi? Apa yang dirasakan seandainya mesin itu dihidupkan? Dan kapan kira-
kira akan berhenti? Tujuan kegiatan ini adaah untuk mengarahkan jarak
konseptua terbentuk dengan baik, semakin besar jarak konseptua maka akan
semakin besar kemungkinan diperoeh gagasan baru. enurut Gordon jarak
konseptua bisa diihat dari adanya keteribatan daam proses anaogi. Seanjutnya
dijeaskan adanya empat keteribatan yang mungkin terjadi ketika meakukan
anaogi, yaitu:
1. eteribatan terhadap Iakta yaitu proses anaogi terhadap Iakta yang
dikena tanpa menggunakan cara pandang baru dan tanpa keteribatan
empati, misanya: seandainya saya menfadi mesin maka saya merasa
panas.
2. eteribatan dengan emosi yaitu proses anaogi dengan meibatkan unsur
emosi, misanya: seandainya saya menfadi mesin maka saya menfadi kuat.
3. eteribatan dengan empati pada benda-benda hidup yaitu proses anaogi
dengan meibatkan emosi dan kinestetik pada objek anaogi,
misanya: seandainya saya menfadi m4bi saya merasa seperti sedang
mengikuti 4mba baapan dan saya fadi tergesa-gesa.
4. eteribatan dengan empati pada benda-benda mati yaitu proses anaogi
dengan menempatkan diri subjek sebagai suatu objek anorganik dan
mencoba memperuas masaah dari pandangan simpati,
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 16

misanya,seandainya saya menfadi mesin saya tidak tahu kapan harus
berfaan dan kapan harus berhenti. Sese4rang akan bekerfa untuk saya.
c) Anaogi konIik yang ditekan yaitu kegiatan untuk mengkombinasikan titik
pandang yang berbeda terhadap suatu objek sehingga terihat dari dua kerangka
acuan yang berbeda. Hasi kegiatan ini berupa deskripsi tentang suatu objek atau
gagasan berdasarkan dua kata atau Irase yang kontradiktiI, misnya: bagaimana
k4mputer itu dianggap sebagai pemberani atau penakut? Bagaimanakah mesin
m4bi dapat tertawa atau marah? Tujuan kegiatan ini adaah untuk memperuas
pemahaman tentang gagasan-gagasan baru dan untuk memaksimakan unsur
kejutan, karena itu maka kegiatan anaogi ini dianggap sebagai kegiatan menta
tingkat tinggi. Pada anaogi ini siswa diminta diminta menyebutkan suatu objek
secara berpasangan. Semakin banyak pasangan yang disebutkan, semakin tinggi
skor yang diperoeh. erdasarkan pasangan kata tersebut, siswa diharapkan
mengemukakan objek sebanyak-banyaknya yang bersiIat kontaradiktiI, kemudian
diminta menjeaskan mengapa benda tersebut bersiIat kontradiktiI.
euntungan m4de synectics
1) ampu meningkatkan kemampuan untuk hidup daam suasana yang kompeks
dan menghargai adanya perbedaan.
2) ampu merangsang kemampuan berIikir kreatiI
3) ampu mengaktiIkan kedua beahan otak
4) ampu memuncukan adanya pemikiran baru. Seain itu, keebihan dari metode
synectics yang ainnya adaah bisa dikombinasi dengan mode yang ain.

7. Pertumbuhan ognitiI (Jean Piaget, Irving Sige, Edmund, Suivan, Lawrence,
ohberg)
Dirancang untuk meningkatkan perkembangan inteektua, terutama penaaran ogis,
tetapi dapat diterapkan pada perkembangan mora dan sosia.

8. ode Penata Lanjutan (David Ausube, 1963)
Dirancang untuk meningkatkan eIisiensi kemampuan pemrosesan inIormasi untuk
menyerap dan mengaitkan bidang - bidang pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai