.. Pertanyaan Penerapan asiIikasikan benda- benda menurut siIat kemagnetannya?
/ Pertanyaan Analisis engapa muai panjang raksa pada thermometer dapat dinyatakan sebagai suhu benda yang diukur ?
e. Pertanyaan Sintesis agaimana cara menghitung percepatan gravitasi bumi?
1. Pertanyaan Evaluasi agaimana pendapat Anda tentang pembuatan mobi bertenaga surya ?
g. Pertanyaan Penalaran erdasarkan hasi eksperimen, sakar apakah yang dapat digunakan pada rangkaian tersebut?
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 2
L - L PLA1ARAN ode pembeajaran adaah suatu perencanaan atau suatu poa yang digunakan sebagai pedoman daam merencanakan pembeajaran di keas atau pembeajaran daam tutoria dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembeajaran termasuk di daamnya buku- buku, Iim, komputer, kurikuum, dan ain-ain (Joyce, 1992). Seanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap mode pembeajaran mengarah kepada desain pembeajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembeajaran tercapai. Joyce & Wei (1992) berpendapat bahwa mode pembeajaran adaah suatu rencana atau poa yang dapat digunakan untuk mernbentuk kurikuum (rencana pembeajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembeajaran, dan membimbing pembeajaran di keas atau yang ain. ode pembeajaran dapat dijadikan poa piihan, artinya para guru boeh memiih mode pembeajaran yang sesuai dan eIesien untuk mencapai tujuan pendidikan. ode pembeajaran memiiki ciri-ciri sebagai berikut: erdasarkan teori pendidikan dan teori beajar dari para ahi tertentu. Sebagai contoh, mode peneitian keompok disusun oeh Herbert Theen dan berdasarkan teori John Dewey. ode ini dirancang untuk meatih partisipasi daam keompok secara demokratis. empunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. isanya mode berIikir induktiI dirancang untuk mengembangkan proses berIikir induktiI. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan beajar mengajar di keas. isanya mode Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas daam peajaran mengarang. emiiki bagian-bagian mode daam peaksanaan, yaitu: (1) urutan angkah- angkah pembeajaran(syntax), (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem sosia, dan (4) sistem pendukung. eempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bia guru akan meaksanakan suatu mode pembeajaran. emiiki dampak sebagai akibat terapan mode pembeajaran. Dampak tersebut meiputi: (1) dampak pembeajaran, yaitu hasi beajar yang dapat diukur dan (2) dampak pengiring, yaitu hasi beajar jangka panjang. Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 3
embuat persiapan mengajar (desain instruksiona) dengan pedomaan mode pembeajaran yang dipiihnya Joyce & Wei mempeajari mode-mode pembeajaran berdasarkan teori beajar yang dikeompokkan menjadi empat mode pembeajaran; 1. mode interaksi sosia, 2. mode pemrosesan inIormasi, 3. mode persona (persona modes), dan 4. mode modiIikasi tingkah aku (behaviora) o/el Pemrosesan Informasi ode Pembeajaran rumpun proses inIormasi menekankan pada cara memperuas dorongan beajar terhadap segaa sesuatu secara ebih bermakna dengan cara mendapatkan dan mengorganisir data, memahami masaah dan sousinya, mengembangkan konsep yang bermakna untuk meakukannya. Setiap mode memiiki penekanan yang berbeda-beda, beberapa di antaranya ebih menekankan pada peroehan inIormasi dan konsep, yang ainnya menekankan pada pembuatan konsep dan uji hipotesis termasuk menekankan para kreativitas berpikir. ode ini didasari oeh teori beajar kognitiI (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses inIormasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan InIormasi merujuk pada cara mengumpukan/menerima stimui dari ingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masaah, menemukan konsep, dan menggunakan simbo verba dan visua. Teori pemrosesan inIormasi/kognitiI dipeopori oeh Robert Gagne (1985). Asumsinya adaah pembeajaran merupakan Iaktor yang sangat penting daam perkembangan. Perkembangan merupakan hasi komuatiI dari pembeajaran. Daam pembeajaran terjadi proses penerimaan inIormasi yang kemudian dioah sehingga menghasikan output daam bentuk hasi beajar. Daam pemrosesan inIormasi terjadi interaksi antara kondisi interna (keadaan individu, proses kognitiI) dan kondisi-kondisi eksterna (rangsangan dari ingkungan). Interaksi antar keduanya akan menghasikan hasi beajar. Pembeajaran merupakan keuaran dari pemrosesan inIormasi yang berupa kecakapan manusia (human capitaities) yang terdiri dari: (1) inIormasi verba, (2) kecakapan inteektua, (3) strategi kognitiI, (4) sikap, dan (5) kecakapan motorik.
Robert . Gagne mengemukakan ada deapan Iase proses pembeajaran. edeapan Iase itu sebagai berikut. Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 4
a) otivasi, yaitu Iase awa memuai pembeajaran dengan adanya dorongan untuk meakukan suatu tindakan daam mencapai tujuan tententu (motivasi intrinsik dan ekstrinsik). b) Pemahaman, yaitu individu menerima dan memahami InIormasi yang diperoeh dari pembeajaran. Pemahaman didapat meaui perhatian. c) Pemeroehan, yaitu individu memberikan makna/mempersepsi segaa InIormasi yang sampai pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan daam memori peserta didik. d) Penahanan, yaitu menahan inIormasi/hasi beajar agar dapat digunakan untuk jangka panjang. Ha ini merupakan proses mengingat jangka panjang. e) Ingatan kembai, yaitu mengeuarkan kembai inIormasi yang teah disimpan, bia ada rangsangan. I) Generaisasi, yaitu menggunakan hasi pembeajaran untuk keperuan tertentu. g) Perakuan yaitu perwujudan perubahan periaku individu sebagai hasi pembeajaran h) Umpan baik yaitu individu memperoeh Ieedback dari periaku yang teah diakukannya.
Ada sembian angkah yang harus diperhatikan guru di keas daam kaitannya dengan pembeajaran pemrosesan inIormasi. a) eakukan tindakan untuk menarik perhatian peserta didik b) emberikan inIormasi mengenai tujuan pembeajaran dan topik yang akan dibahas c) erangsang peserta didik untuk memuai aktivitas pembeajaran d) enyampaikan isi pembeajaran sesuai dengan topik yang teah dirancang e) emberikan bimbingan bagi aktivitas peserta didik daam pembeajaran I) emberikan penguatan pada periaku pembeajaran g) emberikan Ieedback terhadap periaku yang ditunjukkan peserta didik h) eaksanakan peniaian proses dan hasi i) emberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengaamannya
Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 3
eberapa mo/el yang termasuk /alam rumpun proses informasi antara lain sebagai berikut 1. erIikir InduktiI (Hida Taba,1966) ode berpikir induktiI meyakini bahwa siswa sebagai peserta didik merupakan konseptor imiah. Setiap saat seseorang seau berusaha untuk meakukan suatu konseptuaisasi daam ha apapun, proses berpikir induktiI diperukan ode berpikir induktiI mempunyai beberapa karakteristik utama antara ain; a) 4kus . Fokus membantu peserta didik untuk berkonsentrasi pada satu ranah/kemampuan berpikir (bidang peneitian) yang dapat mereka kuasai, tanpa mengecikan keinginan daam hati mereka yang jeas membuatnya tidak bisa menggunakan seuruh kemampuan untuk menghasikan suatu gagasan yang uar biasa. Ha utama yang peru diakukan adaah menyajikan seperangkat data yang menyediakan inIormasi terhadap suatu cakupan mata peajaran tertentu dengan meminta peserta didik mempeajari siIat-siIat objek daam perangkat yang disajikan tersebut. Dengan Iokus terhadap suatu kajian tertentu yang Iamiiar di teinga dan mata peserta didik ha ini diharapkan dapat mendukung dan mencapai proses pembeajaran yang optima sebagaimana tujuan yang akan dicapai pada standar isi (Standar ompetensi dan ompetensi Dasar). b) !engawasan/k4ntr4 k4nseptua ini membantu siswa mengembangkan kemampuan konseptua terhadap satu ranah/bidang kajian tertentu. Daam ha ini sebagai contoh yaitu siswa disajikan tentang berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi di Indonesia, siswa akan mengkasiIikasikan berbagai kegiatan ekonomi tersebut daam suatu keompok/jenis seperti kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. eaui pengetahuan awa peserta didik akan ebih mudah mengembangkan pemahaman dan karakteristik kegiatan ekonomi di Indonesia seperti produsen- produsen yang menghasikan suatu produk makanan ringan dengan merk tertentu, maupun contoh-contoh praktek penjuaan yang bukan hanya barang saja yang dapat didistribusikan sebagai objek jua, namun jasa juga dapat dijua pada proses jua-bei sebagai impementasi pada proses distribusi objek tertentu. Ha ini akan meatih peserta didik untuk memudahkan proses kasiIikasi dan kategorisasi daam membedakan dan memahami karakter produksi, konsumsi, Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 6
dan distribusi sekaipun dengan banyaknya objek yang disajikan pada proses pembeajaran di tiap awa pertemuan (apersepsi). c) engk4nversi pemahaman k4nseptua menfadi ketrampian. Daam ha proses membangun pemahaman secara konseptua pada proses kasiIikasi secara abstrak, peserta didik tanpa disadari tentunya akan meakukan suatu aktiIitas yang meibatkan unsur motorik dan tentunya kognitiI mereka. eaui proses kategorisasi dan pengeompokan ini, peserta didik akan menggunakan tangannya untuk menuis dan memikirkan jenis pengeompokan yang digunakan untuk membedakan mana yang termasuk kegiatan produksi, kegiatan distribusi, dan mana yang termasuk kegiatan konsumsi. ode berpikir induktiI dapat membantu peserta didik untuk mengumpukan inIormasi dan mengujinya secara imiah (dengan tahap perkembangan usia dan berpikir peserta didik) dengan teiti, mengoah inIormasi ke daam konsep-konsep, dan beajar memanipuasi konsep-konsep tersebut. Apabia digunakan secara bertahap, mode thinking inductivey juga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk membentuk konsep- konsep secara eIisien dan meningkatkan jangkaian perspektiI dari sisi mana mereka memandang suatu inIormasi tertentu. Tahap-tahap mode induktiI meiputi empat aspek antara ain; a) engidentiIikasi dan penghitungan data yang reevan dengan materi pembeajaran yang akan dipeajari. b) engeompokkan objek-objek data menjadi kategori yang anggotanya bersiIat umum. c) enaIsirkan data dan mengembangkan abe untuk kategori sebeumnya (point 2) sehingga data dapat dimanipuasi secara simbois. d) engubah kategori-kategori menjadi ketrampian/hipotesis. eebihan ode Pembeajaran InduktiI Pada mode pembeajaran induktiI guru angsung memberikan presentasi inIormasi- inIormasi yang akan memberikan iustrasi-iustrasi tentang topik yang akan dipeajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter daam pencapaian tujuan pembeajaran. etika siswa teah mempunyai gambaran umum tentang materi pembeajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan poa-poa tertentu dari iustrasi-iustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa ebih uas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa dengan guru. Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 7
ode pembeajaran induktiI menjadi sangat eIektiI untuk memicu keteribatan yang ebih mendaam daam ha proses beajar karena proses Tanya jawab tersebut. eemahan ode Pembeajaran InduktiI ode ini membutuhkan guru yang terampi daam bertanya (questioning) sehingga kesuksesan pembeajaran hampir sepenuhnya ditentukan kemampuan guru daam memberikan iustrasi-iustrasi. Tingkat keeIektiIan mode pembeajaran induktiI ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampian guru daam bertanya dan mengarahkan pembeajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir. ode pembeajaran ini sangat tergantung pada ingkungan eksterna, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi beajar yang kondusiI agar siswa merasa aman dan tak mau/takut mengeuarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembeajaran tidak akan tercapai secara sempurna. Saat pembeajaran berangsung dengan menggunakan mode pembeajaran induktiI, guru harus menyiapkan perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk meakukan observasi terhadap iustrasi-iustrasi yang diberikan, meaui pertanyaan yang diberikan oeh guru. Dengan metode ini maka kemandirian siswa tidak dapat berkembang optima. Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas beajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vita daam proses beajar siswa. esuksesan proses beajar mengajar dengan menggunakan mode pembeajaran induktiI bergantung pada contoh-contoh atau iustrasi yang digunakan oeh guru. Pembeajaran tidak dapat berjaan bia guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai piihan daam proses induktiI.
2. Penemuan onsep (Jerome runer, 1967) ode pembeajaran concept attainment dibangun berkaitan dengan studi berpikir siswa yang diakukan oeh runer, Goodnow, dan Austin (1967). ode pembeajaran concept attainment ini reatiI berkaitan erat dengan mode pembeajaran induktiI. aik mode pembeajaran concept attainment dan mode pembeajaran induktiI, keduanya didesain untuk menganaisis konsep, mengembangkan konsep, pengajaran konsep dan untuk menoong siswa menjadi ebih eIektiI daam mempeajari konsep-konsep. Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 8
Joyce, .(2000:p.143) menyatakan bahwa, !embeafaran c4ncept attainment mempertafam dasar keterampian berpikir.` Dari pernyataan Joyce tersebut menunjukkan bahwa mode pembeajaran concept attainment terkandung di daamnya pengajaran berpikir siswa, karena di daam mode pembeajaran concept attainment ada beberapa tahapan- tahapan yang musti diewati, seperti mengkatagorisasi, pembentukan konsep dengan memperhatikan berbagai macam attribute-nya (seperti attribute essensia, attribute vaue, attribute kritis, dan attribute variabe). Pembeajaran concept attainment membutuhkan keputusan yang mendasar terhadap katagori-katagori yang akan dibangun, membutuhkan seorang siswa agar mampu menggambarkan suatu atribut dari suatu katagori yang siap dibentuk daam otak siswa meaui poa membandingkan dan membedakan contoh-contoh (disebut exempars) yang di daamnya terkandung karakteristik-karakteristik (atribut) dari suatu konsep dengan contoh- contoh yang tidak mengandung atribut. Ada dua ha penting daam pembeajaran yang menggunakan mode pembeajaran concept attainment (pencapaian konsep) yaitu; a) enentukan Tingkat Pencapaian onsep Tingkat pencapaian konsep (c4ncept attainment) yang diharapkan dari siswa sangat tergantung pada kompeksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitiI siswa. Ada siswa yang beajar konsep pada tingkat konkret rendah atau tingkat identitas, ada pua siswa yang mampu mencapai konsep pada tingkat kasiIikatori atau tingkat Iorma. Teah dipahami bahwa tingkat-tingkat perkembangan kognitiI Piaget dapat membimbing guru untuk menentukan tingkat-tingkat pencapaian konsep yang diharapkan. Sebagian besar dari konsep-konsep yang dipeajari seama tingkat perkembangan pra-operasiona merupakan konsep-konsep pada tingkat konkret dan identitas. Seama tingkat operasiona konkret, dapat diharapkan tingkat pencapaian kasiIikatori. Sedangkan tingkat pencapaian konsep Iorma dapat diharapkan apabia pengajaran yang tepat diberikan pada siswa yang teah mencapai perkembangan operasiona Iorma. Tingkat-tingkat pencapaian konsep yang diharapkan tercermin pada tujuan pembeajaran yang dirumuskan sebeum proses beajar-mengajar dimuai.
b) Anaisis onsep Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 9
Anaisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk membantu guru daam merencanakan urutan-urutan pengajaran concept attainment. Untuk meakukan anaisis konsep guru hendaknya memperhatikan beberapa ha antara ain: (1) nama konsep, (2) attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute variabe dari konsep, (3) deIinisi konsep, (4) contoh-contoh dan noncontoh dari konsep, dan (5) hubungan konsep dengan konsep-konsep ain. EXEPLAR Secara essensi, exempar adaah suatu subset dari koeksi data atau suatu data set. atagori adaah subset atau koeksi sampe yang terbangun dari satu atau beberapa karakteristik yang terpisah dari ainnya. arakteristik ini dengan membandingkan exempar positiI dan mengkontraskan exempar positiI dengan exempar negatiI dari suatu konsep atau katagori yang teah dipeajari.
ATTRIUTE Attribute essensia adaah attribue kritis terhadap suatu domain. Exempar dari suatu katagori memiiki banyak attribute ain yang mungkin tidak reevan dengan katagorinya sendiri. Contoh vacuoa, di daamnya memiiki berbagai zat kimia, tetapi tidak reevan dengan deIinisi se. Attribute penting ainnya adaah attribute vaue. Attribute vaue, attribute ini mengacu kepada degree (tingkatan)
ode pembeajaran concept attainment diakukan meaui Iase-Iase yang dikemas daam bentuk sintaks. Adapun sintaksnya dibagi ke daam tiga Iase, yakni (1) Presentasi Data dan IdentiIikasi Data; (2) menguji pencapaian dari suatu konsep; dan (3) anaisis berpikir strategi.
SINTA Pada Iase I, guru mempresentasikan data kepada siswa. Setiap unit data contoh dan non-contoh setiap konsep dipisahkan. Unit-unit dipresentasikan dengan cara berpasangan. Data dapat berupa peristiwa, masyarakat, objek, ceritera, gambar atau unit ain yang dapat dibedakan. Pembeajar (siswa) diberi inIormasi bahwa semua contoh positiI biasanya memiiki satu ide. Tugas siswa adaah mengembangkan suatu hipothesis tentang hakekat konsep. Contoh-contoh dipaparkan dan disusun serta diberi nama dengan kata 'yes atau 'no. Siswa bertanya untuk membandingkan dan menjastiIikasi atribut tentang perbedaan contoh-contoh. Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 10
Akhirnya, siswa ditanya tentang nama konsep-konsepnya dan menyataka aturan yang teah dibuatnya atau mendeIinisikan konsepnya menurut attribute essensianya. (hipothesisnya tidak peru dikonIirmasikan hingga Iase berikutnya; siswa mungkin tidak mengetahui nama-nama beberapa konsep, tetapi nama-nama dapat diberitahukan apabia konsepnya sudah dikonIirmasikan). Pada Iase II, siswa menguji pencapaian tentangn konsepnya, pertama dengan cara mengidentiIikasi secara benar contoh-contoh tambahan yang beum diberi nama dan kemudian membangkitkan contoh-contohnya sendiri. Seteah itu, guru (dan siswa) mengkonIirmasikan keasian hipothesisnya, merevisi piihan konsep atau attribute yang dibutuhkannya. Pada Iase III, siswa muai menganaisis strategi konsep-konsep yang teah tercapai. Siswa disarankan mengkonstruk konsepnya. Siswa dapat menjeaskan poa-poanya, apakah siswa berIokus pada atribut atau konsep, apakah mereka meakukan satu kai atau beberapa kai, dan apa yang terjadi apabia hipothesisnya tidak terkonIirmasi. ereka meakukan suatu perubahan strategi? Secara bertahap, mereka dapat membandingkan keeIektiIan dari perbedaan strateginya.
3. Inkuiri Imiah (Joseph J. Schwab, 1965) Dirancang untuk mengajar sistem peneitian dari suatu disipin, tetapi juga diharapakan untuk mempunyai eIek daam kawasan - kawasan ain ( metode - metode sosia mungkin diajarkan daam upaya meningkatkan pemahaman sosia dan pemecahan masaah sosia. Inkuiri berasa dari kata t4 inquire yang berarti ikut serta, atau teribat, daam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari inIormasi, dan meakukan penyeidikan. Ia menambahkan bahwa pembeajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan inteektua (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reIektiI. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu. Seanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa ha yang menjadi ciri utama strategi pembeajaran inkuiri. a) Strategi inkuiri menekankan kepada aktiIitas siswa secara maksima untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek beajar. Daam proses pembeajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 11
peajaran meaui penjeasan guru secara verba, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi peajaran itu sendiri. b) Seuruh aktivitas yang diakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (se1 beie1). Artinya daam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber beajar, akan tetapi sebagai Iasiitator dan motivator beajar siswa. Aktvitas pembeajaran biasanya diakukan meaui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru daam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama daam meakukan inkuiri. c) Tujuan dari penggunaan strategi pembeajaran inkuiri adaah mengembangkan kemampuan inteektua sebagai bagian dari proses menta, akibatnya daam pembeajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai peajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimiikinya. Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembeajaran inkuiri mengikuti angkah-angkah sebagai berikut: a) Orientasi Pada tahap ini guru meakukan angkah untuk membina suasana atau ikim pembeajaran yang kondusiI. Ha yang diakukan daam tahap orientasi ini adaah: enjeaskan topik, tujuan, dan hasi beajar yang diharapkan dapat dicapai oeh siswa. enjeaskan pokok-pokok kegiatan yang harus diakukan oeh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijeaskan angkah-angkah inkuiri serta tujuan setiap angkah, muai dari angkah merumuskan merumuskan masaah sampai dengan merumuskan kesimpuan. enjeaskan pentingnya topik dan kegiatan beajar. Ha ini diakukan daam rangka memberikan motivasi beajar siswa. b) erumuskan masaah erumuskan masaah merupakan angkah membawa siswa pada suatu persoaan yang mengandung teka-teki. Persoaan yang disajikan adaah persoaan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki daam rumusan masaah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban ituah yang sangat penting daam pembeajaran inkuiri, oeh karena itu meaui proses tersebut siswa akan memperoeh pengaaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan menta meaui proses berpikir. c) erumuskan hipotesis Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 12
Hipotesis adaah jawaban sementara dari suatu permasaahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis peru diuji kebenarannya. Saah satu cara yang dapat diakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adaah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasaahan yang dikaji. d) engumpukan data engumpukan data adaah aktiIitas menjaring inIormasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Daam pembeajaran inkuiri, mengumpukan data merupakan proses menta yang sangat penting daam pengembangan inteektua. Proses pemgumpuan data bukan hanya memerukan motivasi yang kuat daam beajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. e) enguji hipotesis enguji hipotesis adaah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau inIormasi yang diperoeh berdasarkan pengumpuan data. enguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasiona. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oeh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. I) erumuskan kesimpuan erumuskan kesimpuan adaah proses mendeskripsikan temuan yang diperoeh berdasarkan hasi pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpuan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang reevan.
4. ode Latihan Inquiry (Richard Suchman, 1962) Dirancang untuk mengajar murid untuk mengahdapi penaaran kausa, dan untuk ebih Iasih dan tepat daam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep dan hipotesis. ode ini pada muanya digunakan daam sains, tetapi kemampuan - kemampuan ini berguna untuk tujuan - tujuan pribadi dan sosia. Inquiry adaah suatu proses untuk memperoeh dan mendapatkan inIormasi dengan meakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masaah terhadap pertanyaan atau rumusan masaah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan ogis (Schmidt, 2003). Inquiry didukung oeh empat karakteristik utama siswa, yaitu (1) secara instintiI siswa seau ingin tahu; (2) di daam percakapan siswa seau ingin bicara dan Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 13
mengkomunikasikan idenya; (3) daam membangun (konstruksi) siswa seau ingin membuat sesuatu; (4) siswa seau mengekspresikan seni. eungguan 4de Inquiry yaitu . (a) Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan ebih baik. (b)embantu daam menggunakan ingatan dan transIer pada situasi proses beajar yang baru. (c) endorong siswa untuk berIikir dan bekerja atas inisiatiInya sendiri, bersiIat jujur, obyektiI, dan terbuka. (d)endorong siswa untuk berpikir intuitiI dan merumuskan hipotesanya sendiri. (e) emberi kepuasan yang bersiIat intrinsik. (I) Situasi pembeajaran ebih menggairahkan. (g)Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. (h)emberi kebebasan siswa untuk beajar sendiri. (i) enghindarkan diri dari cara beajar tradisiona. (j) Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimiasi dan mengakomodasi inIormasi. eemahan m4de Inquiry . (a) emerukan waktu yang cukup ama. (b)Tidak semua materi peajaran mengandung masaah (c) emerukan perencanaan yang teratur dan matang (d)Tidak eIektiI jika terdapat beberapa siswa yang pasiI.
5. emory (Harry, Lorayne, Jerry Lucas) Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengingat. Sintax dan Apikasi emory ode daam pembeajaran Fase 1 : Attending to the ateria (enyiapkan ateri) Penyiapan materi ini dengan cara memberikan garis bawah (underining), merekap daItar (isting) dan mereIeksikan materi (reIecting). Fase 2 : Deveoping Conection (embangun hubungan-hubungan) embuat materi menjadi Iamiiar dan mengambangkan hubungan-hubungan dengan menggunakan teknik-teknik sistem kata kunci, kata ganti dan kata hubung. Fase 3 : Expanding emory Images (emperuas HaIaan gambar) Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 14
enggunakan asosiasi ucu baik dengan ucapan, gerakan atau gambar-gambar yang sangat memikat sehingga anak akan dapat ebih mengingat meaui perbuatan yang diakukan guru. Fase 4 : Recaing (mengingat kembai) engingat kembai materi yang teah diajarkan bersama. eemahan / euntungan 1. eemahan Dikhawatirkan terjadinya verbaisme embutuhkan waktu yang ama Pencapain cord matter yang cukup ama. 2. euntungan Siswa akan mengingat materi dengan tempo yang sangat ama. enciptakan pembeajaran yang menyenangkan emberikan wacana keimuan baru dengan adanya hubungan-hubungan materi inti dengan materi key word. 6. Synectics Istiah synectics diambi dari bahasa Yunani, yang merupakan gabungan kata syn berarti menggabungkan dan ectics berarti unsur yang berbeda. Daam dunia keimuan, synecticsbiasanya berhubungan dengan kreativitas dan pemecahan masaah, seain itu juga berhubungan dengan dinamika keompok daam atihan berIikir. Pada awanya, synectics dikembangkan daam dunia Industri namun daam perkembangannya ternyata sukses diterapkan daam dunia pendidikan dan dikena sebagai saah satu mode pembeajaran yang eIektiI untuk mengembangkan kreativitas. Synetics dikembangkan oeh Wiiam Gordon dan merupakan mode pembeajaran yang menggunakan anaogi untuk mengembangkan kemampuan berIikir dari berbagai sudut pandang. Anaogi dianggap mampu mengembangkan kreativitas karena daam anaogi ada usaha untuk menghubungkan antara apa yang sudah diketahui dengan apa yang ingin dipahami. Ada tiga jenis anaogi yang digunakan daam mode pembeajaran synectics yaitu: a) Anaogi angsung yaitu kegiatan perbandingan sederhana antara dua objek atau gagasan, daam pembandingan ini dua objek yang dibandingkan tidak harus sama daam semua aspek, karena tujuan sebanarnya adaah untuk mentranIormasikan kondisi objek atau situasi masaah nyata pada situasi masaah ain sehingga terbentuk suatu cara pandang baru.Pada anaogi ini siswa diminta untuk Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 13
menemukan situasi masaah yang sejajar dengan situasi kehidupan nyata. isanya bagaimana cara untuk memindahkan perab4t yang berat kedaam ruang keas, bisa dianaogikan dengan bagaimana cara hewan membawa anak-anaknya. Untuk meihat eIektiIitas suatu anaogi angsung diihat dari jarak konseptuanya, semakin jauh jarak konseptuanya, maka semakin tinggi skor anaoginya. b) Anaogi persona yaitu kegiatan untuk meakukan anaogi antara objek anaogi dengan dirinya sendiri. Pada anaogi ini siswa diminta menempatkan dirinya sebagai objek itu sendiri. Untuk meihat eIektivitas anaogi persona bisa diihat dari banyaknya ungkapan yang dikemukakan, semakin banyak ungkapan yang dikemukakan maka semakin tinggi skor anaogi personanya. Daam kegiatan membuat anaogi persona, siswa meibatkan dirinya sebagai objek atau gagasan yang dibandingkan. isanya siswa disuruh untuk membandingkan dirinya dengan sebuah mesin, kemudian ditanyakan bagaimana perasaannya seandainya itu terfadi? Apa yang dirasakan seandainya mesin itu dihidupkan? Dan kapan kira- kira akan berhenti? Tujuan kegiatan ini adaah untuk mengarahkan jarak konseptua terbentuk dengan baik, semakin besar jarak konseptua maka akan semakin besar kemungkinan diperoeh gagasan baru. enurut Gordon jarak konseptua bisa diihat dari adanya keteribatan daam proses anaogi. Seanjutnya dijeaskan adanya empat keteribatan yang mungkin terjadi ketika meakukan anaogi, yaitu: 1. eteribatan terhadap Iakta yaitu proses anaogi terhadap Iakta yang dikena tanpa menggunakan cara pandang baru dan tanpa keteribatan empati, misanya: seandainya saya menfadi mesin maka saya merasa panas. 2. eteribatan dengan emosi yaitu proses anaogi dengan meibatkan unsur emosi, misanya: seandainya saya menfadi mesin maka saya menfadi kuat. 3. eteribatan dengan empati pada benda-benda hidup yaitu proses anaogi dengan meibatkan emosi dan kinestetik pada objek anaogi, misanya: seandainya saya menfadi m4bi saya merasa seperti sedang mengikuti 4mba baapan dan saya fadi tergesa-gesa. 4. eteribatan dengan empati pada benda-benda mati yaitu proses anaogi dengan menempatkan diri subjek sebagai suatu objek anorganik dan mencoba memperuas masaah dari pandangan simpati, Lln1AnC 8A18l 8AS1lkA_8l_0903798_lnu_13 16
misanya,seandainya saya menfadi mesin saya tidak tahu kapan harus berfaan dan kapan harus berhenti. Sese4rang akan bekerfa untuk saya. c) Anaogi konIik yang ditekan yaitu kegiatan untuk mengkombinasikan titik pandang yang berbeda terhadap suatu objek sehingga terihat dari dua kerangka acuan yang berbeda. Hasi kegiatan ini berupa deskripsi tentang suatu objek atau gagasan berdasarkan dua kata atau Irase yang kontradiktiI, misnya: bagaimana k4mputer itu dianggap sebagai pemberani atau penakut? Bagaimanakah mesin m4bi dapat tertawa atau marah? Tujuan kegiatan ini adaah untuk memperuas pemahaman tentang gagasan-gagasan baru dan untuk memaksimakan unsur kejutan, karena itu maka kegiatan anaogi ini dianggap sebagai kegiatan menta tingkat tinggi. Pada anaogi ini siswa diminta diminta menyebutkan suatu objek secara berpasangan. Semakin banyak pasangan yang disebutkan, semakin tinggi skor yang diperoeh. erdasarkan pasangan kata tersebut, siswa diharapkan mengemukakan objek sebanyak-banyaknya yang bersiIat kontaradiktiI, kemudian diminta menjeaskan mengapa benda tersebut bersiIat kontradiktiI. euntungan m4de synectics 1) ampu meningkatkan kemampuan untuk hidup daam suasana yang kompeks dan menghargai adanya perbedaan. 2) ampu merangsang kemampuan berIikir kreatiI 3) ampu mengaktiIkan kedua beahan otak 4) ampu memuncukan adanya pemikiran baru. Seain itu, keebihan dari metode synectics yang ainnya adaah bisa dikombinasi dengan mode yang ain.
7. Pertumbuhan ognitiI (Jean Piaget, Irving Sige, Edmund, Suivan, Lawrence, ohberg) Dirancang untuk meningkatkan perkembangan inteektua, terutama penaaran ogis, tetapi dapat diterapkan pada perkembangan mora dan sosia.
8. ode Penata Lanjutan (David Ausube, 1963) Dirancang untuk meningkatkan eIisiensi kemampuan pemrosesan inIormasi untuk menyerap dan mengaitkan bidang - bidang pengetahuan.