Anda di halaman 1dari 12

ABSTRAK

InIeksi nosokomial adalah inIeksi yang terjadi pada pasien selama di rumah sakit atau
menggunakan Iasilitas kesehatan lain. Penyakit ini tidak ditemukan saat pasien masuk
rumah sakit. Ancaman penularan inIeksi nosokomial yang terjadi di rumah sakit kini
menjadi perhatian serius banyak negara. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat
kejadian inIeksi di institusi pelayanan kesehatan berkisar 3-21 persen.
Bakteri ini berkembang di lingkungan rumah sakit yang berasal dari air, udara, lantai,
makanan serta alat-alat medis maupun non medis. Sumber penularan bisa melalui tangan
petugas kesehatan, jarum injeksi, kateter, kasa pembalut atau perban, bisa juga karena
penanganan yang keliru dalam menangani luka.
Kejadian inIeksi ini bisa menghambat proses penyembuhan dan pemulihan pasien,
meningkatkan morbiditas dan mortalitas, serta memperpanjang perawatan sehingga
meningkatkan biaya pelayanan.
InIeksi yang terjadi ini bisa melalui penularan dari pasien kepada petugas kesehatan, dari
pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung dan keluarga atau petugas kepada
pasien.
Strategi yang sudah terbukti bisa mengendalikan inIeksi nosokomial adalah melalui
peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam metode kewaspadaan standar yang
diterapkan pada semua orang, baik itu pasien, petugas atau pengunjung yang datang ke
Iasilitas kesehatan.
"InIeksi nosokomial ini biasanya mengalami peningkatan 2 sampai 10 kali lipat di
beberapa negara berkembang," ujar ProI. Didier Pittet, perwakilan dari WHO Jenewa
sekaligus ketua program WHO First Global Patient SaIety Challenge, dalam acara seminar
Nasional 'Global patients saIety challenges: Clean care is saIer care' di Hotel Shangri-la,
Minggu, (8/11/2009).
InIeksi bakteri yang paling tinggi adalah akibat bakteri pseudomonas dan MRSA
(Methicillin-resistant Staphylococcus aureus). Diperkirakan sekitar 40 persen pasien sakit
karena terinIeksi kuman ini dan 50 persen dari jumlah tersebut mengalami kematian.
Kejadian ini biasanya terjadi di ruang ICU dan termasuk memiliki angka kematian yang
tinggi.
Cara yang paling eIektiI dan mudah dalam pencegahan inIeksi nosokomial adalah dengan
menjaga kebersihan tangan (hand hygiene) melalui cuci tangan. Berbagai penelitian telah
membuktikan bahwa kegagalan dalam melakukan kebersihan tangan yang baik dianggap
sebagai penyebab utama inIeksi nosokomial dan penyebaran mikroorganisme multi
resisten di Iasilitas kesehatan.
Namun, pelaksanaan hand hygiene ini sendiri belum mendapat respons yang maksimal.
Seperti program cuci tangan di RSCM yang sudah ada sejak tahun 2008, tapi sampai saat
ini data kepatuhan untuk melakukan cuci tangan hanya sekitar 20 sampai 40 persen saja.
Hal ini bisa menjadi tantangan yang cukup besar bagi tim pengendalian inIeksi rumah
sakit untuk mempromosikan program cuci tangan ini.
Program pencegahan dan pengendalian inIeksi nosokomial akan berhasil bila dijalankan
oleh petugas yang berdedikasi dan mempunyai komitmen kuat. Selain itu juga diberi
kewenangan penuh dan didukung oleh manajemen yang baik dalam hal Iasilitas maupun
anggaran.
"Setiap rumah sakit memang sebaiknya harus memiliki komite IPC (InIection Prevention
Control) yang langsung di bawah direktur atau berada pada secondline structure," ujar Dr
K Mohammad Akib, Sp.Rad, MARS, Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik Depkes.
Akib menuturkan pengendalian dan pencegahan ini harus dilakukan mulai dari pimpinan
tertinggi atau direktur hingga staI paling bawah sekalipun seperti cleaning service. Diakui
untuk bisa mencapai hasil yang maksimal dibutuhkan biaya, keterampilan dan perubahan
perilaku dari siapapun.
"Pencegahan dan pengendalian inIeksi ini merupakan salah satu bagian dari penilaian
akreditasi dari suatu rumah sakit. Tapi sampai saat ini hanya sekitar 40 persen saja rumah
sakit di seluruh Indonesia yang sudah memiliki IPC," tambahnya.
Untuk menghindari inIeksi nosokomial di berbagai Iasilitas kesehatan, tidak ada salahnya
mulai saat ini membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sekarang ini hampir pelayanan kesehatan di Indonesia melupakan tentang bahaya inIeksi
nosokomial yang merupakan inIeksi yang terjadi di Rumah Sakit di Indonesia. Padahal
inIeksi ini sangat rawan terjadi terutama pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Resiko
inIeksi nosokomial selain terjadi pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit, dapat juga
terjadi pada para petugas Rumah Sakit tersebut. InIeksi petugas sangat berpengaruh pada
mutu pelayanan karena petugas menjadi sakit sehingga tidak dapat melayani pasien.
Pengetahuan tentang pencegahan inIeksi sangat penting untuk petugas Rumah Sakit dan
sarana kesehatan lainnya merupakan sarana umum yang rawan untuk terjadi inIeksi. Cara
penanggulangan dalam penularan inIeksi di Rumah Sakit, dan upaya pencegahan inIeksi
adalah hal yang harus diperhatikan dalam mengatasi inIeksi nosokomial. Namun selain itu,
alat medis yang menjadi salah satu Iaktor penting yang sangat berpengaruh dalam
penularan inIeksi tersebut. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas pengaruh alat medis
terhadap penyebaran inIeksi nosokomial. Untuk seorang petugas kesehatan, kemampuan
dalam penggunaan alat medis memiliki keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan, karena
mencakup setiap aspek penanganan pasien, sehingga petugas harus sangat berhati-hati
dalam penggunaannya.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian inIeksi nosokomial?
2. Bagaimanakah rantai penyebarannya?
3. Apa saja alat yang menyebabkan inIeksi nosokomial?
4. InIeksi atau penyakit apa saja yang dipengaruhi oleh alat medis?
5. Bagaimana cara penyebarannya?
6. Organisme apa saja yang berpengaruh?
7. Bagaimana cara pencegahannya?
. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang inIeksi nosokomial.
2. untuk mengetahui rantai penyebaran inIeksi nosokomial.
3. Untuk mengetahui alat yang mempengaruhi penyebaran inIeksi nosokomial.
4. Untuk mengetahui penyakit atau inIeksi yang dipengaruhi alat medis serta organisme
penyebabnya.
5. Untuk mengetahui cara penyebaran inIeksi nosokomial.
6. Untuk mengetahui cara pencegahan penularan atau penyebaran inIeksi nosokomial.
7.Untuk mengetahui angka kejadian inIeksi nosokomial di RSU ProI W Z
Yohanes,Kupang.

D. Manfaat Penulisan

ManIaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan inIormasi yang berkaitan
dengan penyebaran inIeksi nisokomial kepada petugas rumah sakit, pasien, masyarakat
tentang dampak penggunaan alat medis dan penyebaran inIeksi nosokomial. Sebab, alat
medis sangat berpengaruh terhadap penyebaran inIeksi nosokomial.
E. Ruang Lingkup

Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah berkaitan dengan
pengertian inIeksi nosokomial, cara penyebarannya, alat-alat yang berpengaruh terhadap
penyebaran inIeksi nosokomial, penyaki-penyakit atau inIeksi yang dipengaruhi oleh alat
medis, organisme penyebab, cara penyebarannya, serta upaya-upaya yang dilakukan
dalam mencegah penyebaran inIeksi nosokomial terutama yang dipengaruhi oleh alat
medis.
F. Metode Penelitian

Penyusunan makalah ini disusun dengan menggunakan metode studi pustaka dan
browsing di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN

InIeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu
gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Sedangkan inIeksi nosokomial adalah InIeksi
yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di Rumah Sakit. InIeksi nosokomial
biasanya terjadi setelah pasien dirawat minimal 3 x 24 jam di rumah sakit.
Bisa saja ini merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau
tidak langsung terhadap kematian pasien. Mungkin saja di beberapa kejadian, InIeksi
Nosokomial tidak menyebabkan kematian pasien.. Akan tetapi ia menjadi penyebab
penting pasien dirawat lebih lama di Rumah Sakit.
B. RANTAI PENULARAN

InIeksi nosokomial mulai dengan penyebab (di bagian tengah gambar berikut), yang ada
pada sumber. Kuman keluar dari sumber melalui tempat tertentu, kemudian dengan cara
penularan tertentu misalnya melalui alat, lalu masuk ke tempat tertentu di pasien lain.
Karena banyak pasien di rumah sakit rentan terhadap inIeksi (terutama orang yang
mempunyai sistem kekebalan yang lemah), mereka dapat tertular dan jatuh sakit
tambahan`. Selanjutnya, kuman penyakit ini keluar dari pasien tersebut dan meneruskan
rantai penularan lagi.

C. ALAT SEBAGAI MEDIA TRANSMISI INFEKSI

InIeksi nosokomial sering disebabkan karena inIeksi dari kateter urin, inIeksi jarum
inIus,jarum suntik, inIeksi saluran naIas, inIeksi kulit, inIeksi dari luka operasi dan
septikemia. Selain itu pemakaian inIus dan kateter urin yang lama tidak diganti-ganti, juga
menjadi penyebab utamanya. Di ruang penyakit, diperkirakan 20-25 pasien memerlukan
terapi inIus.
Ada berbagai komplikasi kanulasi intravena yang berupa gangguan mekanis, Iisis dan
kimiawi. Komplikasi tersebut berupa:
2 Ekstravasasi inIiltrate : Cairan inIus masuk ke jaringan sekitar insersi kanula
2 Penyumbatan : InIus tidak berIungsi sebagaimana mestinya tanpa dapat dideteksi adanya
gangguan lain
2 Flebitis : Terdapat pembengkakan, kemerahan dan nyeri sepanjang vena
2 Trombosis : Terdapat pembengkakan di sepanjang pembuluh vena yang menghambat
aliran inIus
2 Kolonisasi kanul : Bila sudah dapat dibiakkan mikroorganisme dari bagian kanula yang
ada dalam pembuluh darah
2 Septikemia : Bila kuman menyebar hematogen dari kanul
2 Supurasi : Bila telah terjadi bentukan pus di sekitar insersi kanul
Faktor-Iaktor yang berperan dalam meningkatkan komplikasi kanula intravena yaitu: jenis
kateter, ukuran kateter, pemasangan melalui venaseksi, kateter yang terpasang lebih dari
72 jam, kateter yang dipasang pada tungkai bawah, tidak mengindahkan pronsip anti
sepsis, cairan inIus yang hipertonik dan darah transIusi karena merupakan media
pertumbuhan mikroorganisme, peralatan tambahan pada tempat inIus untuk pengaturan
tetes obat, manipulasi terlalu sering pada kanula. Kolonisasi kuman pada ujung kateter
merupakan awal inIeksi tempat inIus dan bakteremia.
Berikut ini adalah beberapa alat yang sering menjadi media transmisi dalam penyebaran
inIeksi nosokomial :
a. Kateter
Kateter adalah sebuah pipa yang kosong yang terbuat dari logam, gelas, karet, plastik,
yang cara penggunaannya adalah dimasukkan kedalam rongga tubuh melalui saluran.
Kateter dibagi menjadi 2 yaitu kateter dan non kateter
- Kateter
Adalah kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena.
Kegunaan : berlaku sebagai vena tambahan untuk pangobatan dalam jangka lama yang
lebih dari 48 jam.
Kateter ini terbuat dari bahan TEFLON dan plastic PVC.
- Non kateter
Nelaton Catheter
Kateter yang dimasukkan dalam uretra yang berIungsi supaya mempermudah kencing.
Balloon Catheter
Disebut juga Folley Catheter
Kegunaan :
Untuk pengambilan air kencing dalam system tertutup, bebas dari udara dan polusi
disekitarnya. Biasanya dihubungkan dengan suatu urinovolumeter dan suatu urine bag
untuk keperluan pemeriksaan klinis.
Digunakan pada pasien di kamar operasi agar bila keluar air kencing tidak mengganggu
suasana
Digunakan dalam perawatan pasien yang tidak bias mengendalikan keinginan untuk
tidak kencing (incontinentia urinae).
Oxygen Catheter
Kateter yang digunakan untuk mengalirkan gas oxygen ke dalam lubang hidung.
Stomach Tube
Disebut juga Maag Sonde.
Kegunaan :
Unuk mengumpulkan getah lambungU
Untuk membilas atau mencuci isi perut
Untuk pemberian obat-obatan.
Feeding Tube
Kegunaan :
Sebagai jalan memasukkan cairan makanan melalui tube yang dimasukkan dalam hidung
atau mulut.
Rectal Tube
Disebut juga Flatus Buis
Kegunaan :
Untuk mengeluarkan gas-gas dari usus.
Untuk membersihkan rectum.
Biasanya ujung yang satu dimasukkan ke dalam anus, dan satunyan dihubungkan dengan
alat Glycerin spuit.
Suction Catheter
Disebut juga Mucus Extractor.
Kegunaan :
Untuk menyedot lendir dari trachea bayi yang baru lahir.
Untuk menyedot cairan amniotik.
Kondom Catheter
Adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan penis dengan urine bag melalui ujung
tube-nya, terutama pada pasien yang suka kencing dengan tidak sadar.
b. Jarum Suntik
Jarum suntik atau Injection Needles adalah alat yang digunakan untuk menyuntik, dan
tentunya digabung dengan alat suntik (spuit).
Macam macam jarum suntik:
- Jarum suntik yang umum
- Jarum suntik gigi
- Jarum suntik spinal
- Jarum suntik bersayap
c. Alat alat untuk mengambil atau memberikan darah atau cairan.
- Soluset : alat untuk memberikan cairan inIus.
- Blood donor set : alat untuk mengambil darah dari donor.
- Venoject : alat untuk mengambil darah untuk pemeriksaan.
- Preza Pak : alat untuk mengambil darah dari arteri.
D. PENYAKIT AKIBAT PENGARUH ALAT MEDIS
1. InIeksi saluran kemih
InIeksi ini merupakan kejadian tersering, inIeksinya dihubungkan dengan penggunaan
kateter urin. Walaupun tidak terlalu berbahaya, tetapi dapat menyebabkan terjadinya
bakteremia dan mengakibatkan kematian. InIeksi yang terjadi lebih awal lebih disebabkan
karena mikroorganisme endogen, sedangkan inIeksi yang terjadi setelah beberapa waktu
yang lama biasanya karena mikroorganisme eksogen.
- Organisme yang menginIeksi :
E.Coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, atau Enterococcus.
- Penyebaran :
Mikroorganisme yang terdapat pada permukaan ujung kateter yang masuk ke dalam uretra
- Penyebab :
kontaminasi tangan atau sarung tangan ketika pemasangan kateter, atau air yang
digunakan untuk membesarkan balon kateter. Dapat juga karena sterilisasi yang gagal dan
teknik septik dan aseptik.
- Pencegahan :
Alat yang digunakan harus di sterilkan terlebih dahulu. Dipastikan bahwa alat-alat tersebut
steril dan tidak terkontaminasi oleh alat-alat yang tidak steril.
2. Pneumonia Nosokomial
Pneumonia nosokomial dapat muncul, terutama pasien yang menggunakan ventilator,
tindakan trakeostomi, intubasi, pemasangan NGT, dan terapi inhalasi.
- Organisme penyebab inIeksi :
berasal dari gram negatiI seperti Klebsiella,dan Pseudomonas. Organisme ini sering
berada di mulut, hidung, kerongkongan, dan perut. Dari kelompok virus dapat disebabkan
olehcytomegalovirus, inIluenza virus, adeno virus, para inIluenza virus, enterovirus dan
corona virus.
- Penyebaran :
InIeksi karena adanya aspirasi oleh organisme ke traktus respiratorius bagian bawah.
- Faktor resiko terjadinya inIeksi ini adalah:
Tipe dan jenis pernapasan
Perokok berat
Tidak sterilnya alat-alat bantu
Obesitas
Kualitas perawatan
Penyakit jantung kronis
Penyakit paru kronis
Beratnya kondisi pasien dan kegagalan organ
Tingkat penggunaan antibiotika
Penggunaan ventilator dan intubasi
Penurunan kesadaran pasien
Penyakit yang biasa ditemukan antara lain: respiratory syncytial virus dan inIluenza. Pada
pasien dengan sistem imun yang rendah, pneumonia lebih disebabkan karena Legionella
dan Aspergillus. Sedangkan dinegara dengan prevalensi penderita tuberkulosis yang
tinggi, kebersihan udara harus sangat diperhatikan.
3. Bakteremi Nosokomial
InIeksi ini berisiko tinggi. Karena dapat menyebabkan kematian.
- Organisme penyebab inIeksi :
Terutama disebabkan oleh bakteri yang resistan antibiotika seperti Staphylococcus dan
Candida.
- Penyebaran :
InIeksi dapat muncul di tempat masuknya alat-alat seperti jarum suntik, kateter urin dan
inIus.
- Penyebab :
Panjangnya kateter, suhu tubuh saat melakukan prosedur invasiI, dan perawatan dari
pemasangan kateter atau inIus.
4. Tuberkulosis
- Organisme penyebab inIeksi :
Mycobacterium tuberculose
- Penyebab :
Adanya strain bakteri yang multi- drugs resisten.
- Pencegahan :
IdentiIikasi yang baik, isolasi, dan pengobatan serta tekanan negatiI dalam ruangan.
5. Diarrhea dan gastroenteritis
- Organisme penyebab inIeksi :
E.coli, Salmonella, Vibrio Cholerae dan Clostridium. Selain itu, dari gologan virus lebih
banyak disebabkan oleh golongan enterovirus, adenovirus, rotavirus, dan hepatitis A.
Faktor resiko dari gastroenteritis nosokomial dapat dibagi menjadi Iaktor intrinsik dan
Iaktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik:
o abnormalitas dari pertahanan mukosa, seperti achlorhydria
o lemahnya motilitas intestinal, dan
o perubahan pada Ilora normal.
Faktor ekstrinsik:
Pemasangan nasogastric tube dan mengkonsumsi obat-obatan saluran cerna.
6. InIeksi pembuluh darah
Penyebarannya melalui inIus, kateter jantung dan suntikan.
InIeksi ini dibagi menjadi dua kategori utama:
E InIeksi pembuluh darah primer, muncul tanpa adanya tanda inIeksi sebelumnya, dan
berbeda dengan organisme yang ditemukan dibagian tubuhnya yang lain
E InIeksi sekunder, muncul sebagai akibat dari inIeksi dari organisme yang sama dari sisi
tubuh yang lain.
Macam penyakit :
a. Hepatitis B dan Hepatitis C
- Organisme penyebab inIeksi :
Virus hepatitis B, virus hepatitis C
virus lain : Virus Mumps, Virus Rubella, Virus Cytomegalovirus, Virus Epstein-Barr,
Virus Herpes
- Penyebaran :
TransIusi darah atau produk darah dengan sumber darah yang belum di-skrining.
Pemakaian berulang jarum, kanula atau alat medis lainnya yang tidak steril.
- Pencegahan :
Kewajiban skrining darah/produk darah dan organ transplantasi
Inaktivasi virus dalam produk turunan plasma
Praktek kontrol inIeksi pada institusi kesehatan termasuk sterilisasi alat medis/gigi
(Kewaspadaan Universal atau Universal Precaution).
b. AIDS
- Organisme penyebab inIeksi :
Human ImmunodeIisiensi Virus (HIV)
- Penyebaran :
Melalui pemakaian jarum suntik yang tidak steril atau pemakaian jarum suntik secara
bergantian
- Pencegahan :
Gunakan jarum suntik sekali pakai, pastikan bahwa jarum suntik adalah steril
7. Dipteri, tetanus dan pertusis
- Organisme penyebab inIeksi :
E Corynebacterium diptheriae, gram negatiI pleomorIik, memproduksi endotoksin yang
menyebabkan timbulnya penyakit, penularan terutama melalui sistem pernaIasan.
E Bordetella Pertusis, yang menyebabkan batuk rejan. Siklus tiap 3-5 tahun dan inIeksi
muncul sebanyak 50 dalam 100 individu yang tidak imun.
E Clostridium tetani, gram positiI anaerobik yang menyebabkan trismus dan kejang otot.
Dari golongan virus yaitu herpes simplek, varicella zooster, dan rubella.
- Penyebaran :
Melalui inIeksi kulit dan jaringan lunak. Luka terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan
luka bekas operasi memperbesar kemungkinan terinIeksi bakteri dan berakibat terjadinya
inIeksi sistemik.
Yang termasuk dalam inIeksi sistemik :
InIeksi pada tulang dan sendi
Osteomielitis, inIeksi tulang atau sendi dan discus vertebralis
InIeksi sistem Kardiovaskuler
InIeksi arteri atau vena, endokarditis, miokarditis, perikarditis dan mediastinitis
InIeksi sistem saraI pusat
Meningitis atau ventrikulitis, absess spinal dan inIeksi intra kranial
InIeksi mata, telinga, hidung, dan mulut
Konjunctivitis, inIeksi mata, otitis eksterna, otitis media, otitis interna, mastoiditis,
sinusitis, dan inIeksi saluran naIas atas.
InIeksi pada saluran pencernaan
Gastroenteritis, hepatitis, necrotizing enterocolitis, inIeksi intra abdominal
InIeksi sistem pernaIasan bawah
Bronkhitis, trakeobronkhitis, trakeitis, dan inIeksi lainnya
InIeksi pada sistem reproduksi
Endometriosis dan luka bekas episiotomi
E. PENCEGAHAN SECARA UMUM
1. Memakai sarung tangan ketika akan mengambil atau menyentuh darah, cairan tubuh,
atau keringat, tinja, urin, membran mukosa dan bahan yang kita anggap telah
terkontaminasi, dan segera mencuci tangan setelah melepas sarung tangan.
2. Penggunaan alat-alat medis dengan tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan
disinIektan.
DisinIeksi yang dipakai adalah:
Mempunyai kriteria membunuh kuman
Mempunyai eIek sebagai detergen
Mempunyai eIek terhadap banyak bakteri, dapat melarutkan minyak dan protein.
Tidak sulit digunakan
Tidak mudah menguap
Bukan bahan yang mengandung zat yang berbahaya baik untuk petugas maupun pasien
EIektiI
tidak berbau, atau tidak berbau tak enak
3. Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui jarum suntik maka diperlukan:
Pengurangan penyuntikan yang kurang diperlukan
Pergunakan jarum steril
Penggunaan alat suntik yang disposabel.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
2 InIeksi nosokomial adalah inIeksi yang timbul ketika di rumah sakit. InIeksi ini dapat
menular melalui alat medis dan menyerang pasien maupun tenaga medis.
2 Ada 6 komponen dalam penyebaran inIeksi nosokomial, yaitu penyebab inIeksi, sumber,
tempat keluar, cara penularan, tempat masuk, dan penjamu rentan.
2 Alat-alat medis yang biasanya menjadi media transmisi adalah kateter, jarum suntik, dan
alat alat untuk mengambil atau memberikan darah atau cairan.
2 Penyakit-penyakit yang ditimbulkan karena penggunaan alat medis adalah inIeksi
saluran kemih, pneumonia nosokomial, bakteremi nosokomial, tuberkulosis, diarrhea dan
gastroenteritis, inIeksi pembuluh darah, dipteri, tetanus dan pertusis.
2 Cara mencegah penularan inIeksi nosokomial melalui alat, yaitu dengan cara
mensterilkan alat-alat secara baik dan benar.
B. SARAN
2 Sterilkan alat dengan benar sesuai dengan prosedur.
2 Jagalah alat dari kontaminasi lingkungan sekitar.
2 Tangani dengan benar limbah rumah sakit.
Sejumlah Iaktor mempermudah kemungkinan terjadinya inIeksi nosokomial pada penderita
yakni bila penderita masuk rumah sakit,maka ketahanan dapat menurun hal ini di sebabkan
system imun(ketahanan tubuh) penderita/pasien sangat mudah di masuki oleh
mikroorganisme penyebab inIeksi ini.Dalam proses penyebaranya biasanya melalui alat-alat
kesehatan yang dipakai pada saat penanganan terhadap pasien seperti :
pembedahan,radiasi,injeksi,dan cara penanganan atau pengobatan yang lain.Faktor lain yang
memungkinkan terjadinya inIeksi nosokomial tergantung pada :

O Karakteristik Mikroorganisme
O Resistensi terhadap zat-zat antibiotika
O Dan banyaknya inIeksius

Semua mikroorganisme termasuk bakteri,virus,jamur dan parasit dapat menyebabkan inIeksi
nosokomial.InIeksi ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat dari orang
lain(cross inIection)atau disebabkan oleh Ilora normal dari pasien itu sendiri (endogenous
inIection).Kebanyakan inIeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih di sebabkan karena Iaktor
external,yaitu penyakit yang penyebaranya melalui makanan,udara,benda atau bahan yang
tidak steril serta dari kebersihan lingkungan dan sanitasinya.

DAFTAR PUSTAKA
http://rizka1080.wordpress.com/2009/01/10/inIeksi-nosokomial-makalah/
Hartono.1985.Mengenal Alat Kesehatan dan Kedokteran.Jakarta : Heins Von Hare

http://klikharry.wordpress.com/2006/12/21/inIeksi-nosokomial/

www.inIeksi.com
www.depkes.go.id
http://www.koleksiskripsi.com/2011/05/perilaku-perawat-dalam-pencegahan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/InIeksinosokomial
http://vandir1986.blogspot.com/2008/11/inIeksi-nosokomial.html
http://spiritia.or.id
hLLp//rlzka1080wordpresscom/2009/01/10/lnfekslnosokomlalmakalah/
hLLp//vandlr1986blogspoLcom/2008/11/lnfekslnosokomlalhLml
hLLp//forumumacld/lndexphp?Loplc13040
hLLp//wwwdeLlkhealLhcom/read/2009/11/09/101700/1237864/773/ancamanlnfeksldl
rumahsaklL
hLLp//mlqrallngkunganblogspoLcom/2008/04/mana[emensanlLaslrspenghalau
lnfekslhLml
hLLp//wwwscrlbdcom/doc/21378343/lnlLkSlnCSCkCMlALrumahsaklL
hLLp//ldwlklpedlaorg/wlkl/lnfeksl_nosokomlal
hLLp//wwwkolekslskrlpslcom/2011/03/perllakuperawaLdalampencegahanhLml
hLLp//wwwfkmundlpacld/daLa/lndexphp?acLlon4ldx3004
hLLp//dlnkeskoLakupangwebld/bankdaLa/profllkesehaLan/profllkesehaLanLahun
2010/13profllkesehaLan2010flnal/downloadhLml
hLLp//dlglllbunlmusacld/flles/dlsk1/107/[LpLunlmusgdlsollklng2a33143bab2pdf
hLLp//wwwllbraryupnv[acld/pdf/s1keperawaLan08/204312028/bab2pdf
hLLp//ocwusuacld/course/download/1123lnlLC1lCnAnu18ClCAL
LulA18lCS/mk_lLps_sllde_lnfeksl_nosokomlalpdf
hLLp//wwwkllkpdplcom/konsensus/pnenosokomlal/pnenosokomlalpdf
hLLp//dlglllbunlmusacld/flles/dlsk1/107/[LpLunlmusgdlsollklng2a33143bab2pdf
hLLp//eLdeprlnLsumsacld/2698/1/!220060009pdf
hLLp//reposlLoryusuacld/blLsLream/123436789/21321/4/ChapLer20llpdf
hLLp//wwwsplrlLlaorld/csL/dok/ku1pdf
hLLp//wwwkalbecold/flles/cdk/flles/cdk_083_lnfeksl_nosokomlal_(ll)pdf
hLLp//reposlLoryusuacld/blLsLream/123436789/14239/1/09L01032pdf
hLLp//dlglllbunlmusacld/flles/dlsk1/104/[LpLunlmusgdlmardlanada31931
absLrakpdf?PSLSSlu0ee3a1fc94a3efeb614e138a4a97e6e0
hLLp//pusLakaunpadacld/wp
conLenL/uploads/2009/09/survellans_lnfeksl_nosokomlalpdf
hLLp//bukdepkesgold/lndexphp?opLloncom_docmanLaskdoc_downloadgld13lLe
mld38
LLp//reposlLoryLpacld/pdf/23/2336/angkake[adlanlnfekslpdf
hLLp//wwwllbraryupnv[acld/pdf/3keperawaLanpdf/0910712008/bab1pdf

Anda mungkin juga menyukai