Studi Kasus. Keterlibatan Militer dalam Revolusi Kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan militer dan sipil merupakan suatu permasalahan klasik di beberapa negara, terutama di negara yang rapuh dimana kondisi sosial, ekonomi dan politiknya cenderung tidak stabil. Dalam keadaan pemerintahan sipil tidak lagi mampu mengelola permasalahan negaranya, militer cenderung untuk masuk dalam politik demi menstabilkan keadaan. Hal ini dapat kita lihat di Myanmar ketika Jendral Ne Win menyingkirkan pemerintahan yang berkuasa dan membentuk pemerintahan militer hingga saat ini. Kondisi yang sama fuga terfadi di Argentina dimana militer menfatuhkan Presiden Frondi:i dan membentuk pemerintahan sementara di bawah kekuasaannya. Contoh lain yang lebih kontemporer adalah apa yang kita saksikan baru-baru ini di Madagaskar. Republik Rakyat China, disisi lain, merupakan suatu negara dengan kondisi yang cenderung stabil. Bahkan dapat dikatakan militer hampir tidak pernah melakukan kudeta terhadap pemerintahan sipil. Namun hal ini bukan berarti militer tidak pernah terfun dalam dunia politik. Salah satu masa dimana militer terfun dan bahkan terlibat aktif dalam politik adalah ketika terfadi Revolusi Kebudayaan di era mao Zedong. Saat itu Mao, dengan pemerintahannya yang semakin melemah, memutuskan untuk memasukkan militer untuk mendukung pasukan merahnya dalam memberantas para penentang pemerintah. Dalam kekacauan tersebut, militer akhirnya berhasil mengambil alih hampir semua pemerintahan di daerah, menduduki 50 kursi di politburo dan bahkan mengurusi masalah sosial dan ekonomi masyarakat. Meskipun demikian, hal ini tidak mendorong militer untuk mengambil alih pemerintahan sipil secara keseluruhan yang saat itu melemah akibat tentangan dari berbagai pihak. Pertanyaan ini lah yang akan kami coba analisa dalam makalah ini. Akhlrakhlr lnl proses penegakan hukum dl dalam masyarakaL kemball men[adl Loplk yang sangaL hangaL unLuk dlblcarakan keberadaan hukum yang seharusnya men[adl penyelmbang dalam kehldupan bermasyarakaL dl perLanyakan 8agalmana kekuaLan hukum lLu mampu menglkaL dan berlaku bagl para sub[ek darl hukum LersebuL apakah hukum yang dl benLuk LersebuL mampu dl leLakkan pada LempaL dlmana hukum lLu seharusnya berada dan berker[a Lanpa adanya keLerbaLasan dan hambaLan darl halhal yang dapaL menggangu klner[a hukum lLu sendlrl enegakan hukum dl segala bldang hukum lLu sendlrl harus dllakukan secara menyeluruh balk darl hukum maLerlll lLu sendlrl maupun darl slsl hukum formllnya uarl lnl sampel yang akan dlambll adalah proses penegakan hukum darl slsl hukum pldana slsl penegakan hukum melalul proses penyelesalan suaLu perkara Llndak pldana lLu akan dlbahas Pukum pldana merupakan suaLu baglan darl LaLanan hukum yang berlaku dl suaLu negara yang berlslkan perbuaLan yang dllarang aLau Llndak pldana lLu sendlrl dalam hal apa dan dengan bagalmana seseorang lLu dlnyaLakan melakukan Llndak pldana (perLanggung [awaban pldana) dan pemberlan sanksl aLas perbuaLan pldana yang dllakukan LersebuL erbuaLan yang dllarang aLau Llndak pldana yang dlmasksudkan LersebuL Lerbagl men[adl beberapa ruang llngkup yaknl llngkup Llndak pldana umum dan Llndak pldana khusus 1lndak pldana umum merupakan perbuaLan pladana yang dlaLur dalam kuP Sedangkan Llndak pldana khusus adalah Llndak pldana khusus merupakan suaLu Llndak pldana yang dlaLur dlluar kuP dan pengaLurannya menylmpang darl kuP 1lndak pldana khusus LersebuL Lerdlrl darl bermacammacam perbuaLan yaknl seperLl Llndak pldana korupsl (Llplkor) Llndak pldana narkoLlka pslkoLoplka pencuclan uang dan berbagal macam Llndak pldana lalnnya yang dlaLur dlluar kuP 1lndak pldana mlllLer merupakan salah saLu Llndak pldana yang dlluar kuP merupakan Llndak pldana khusus dlkarenakan mlllLer lLu memegang sen[aLa dan dapaL mempergunakan sen[aLa dan serLa mempunyal Lugas unLuk pembelaan dan perLahanan negara Maka dlperlukan adanya suaLu peraLuran khusus dalam rangka pengawasan klner[a mlllLer Pukum pldana mlllLer dlkaLakan sebagal hukum pldana khusus karena dalam hukum pldana mlllLer LersebuL LerdapaL penylmpangan darl keLenLuan pldana umum seperLl sankslnya aLaupun perbuaLan (Llndak) pldana lLu sendlrl Mesklpun dlberlakukan secara khusus namun para anggoLa mlllLer LersebuL LeLap Lunduk pada keLenLuan umum uengan adanya pengaLuran sendlrl dan menylmpang LenLunya proses penyelsesalan perkara yang ada LerdapaL perbedaan penyelesalan perkara Llndak pldana umum dengan penyelesalan perkara Llndak pldana mlllLer pun mempunyal proses penyelesalan yang berbedabeda roses penyelesalan Llndak pldana umum menggunakan uu no8 Lahun 1981 (kuPA) sebagal hukum formll darl penerapan hukum maLerlll Llndak pldana umum yaknl kuP Pukum acara peradllan mlllLer dlaLur dalam LempaL pengaLuran yang sama dengan keLenLuan maLerlll darl pldana mlllLer lLu sendlral yaknl dl dalam undangundang no31 Lahun 1997 LenLang peradllan mlllLer Pukum pldana mlllLer merupakan baglan darl hukum mlllLer yaknl suaLu peraLuran peraLuran khusus yang hanya berlaku bagl angoLa mlllLer lLu sendlrl Pukum pldana mlllLer merupakan baglan darl hukum mlllLer lLu sendlrl uengan konLeks mlllLer sebagal ob[ek darl perundangundangan LersebuL menuruL pasal 9 angka1 uu no31 Lahun 1997 memberl baLasan kepada plhakplhak yang dlperlksa dan dladlll dl peradllan mlllLer lhakplhak LersebuL adalah 1 ra[urlL yaknl mlllLer murnl dan maslh akLlf dalam organlsasl 1nl 2 Crangorang yang dlsamakan dengan pra[urlL menuruL undangundang 3 AnggoLa darl badan aLau organlsasl aLau [awaLan yang dl persamakan dengan pra[urlL menuruL undangundang 8erarLl mlllLer lLu mempunyal cakupan yang luas namun dalam perudangundangan mempunyal baLasan kepada plhakplhak mana yang dapaL dladlll dalam peradllan mlllLer lLu sendlrl Pukum pldana merupakan hukum publlk yang menglkaL bagl slapa sa[a pemberlakuan hukum pldana yang berslfaL publlk LersebuL menun[ukan kewenangannya berlaku bagl seLlap orang yang melanggar keLenLuan yang ada dl dalam klLab undangundang hukum pldana hukum pldana lnl berlaku secara umum berbeda dengan hukum pldana yang berlaku secara khusus namun keLenLuan yang dlaLur secara khusus LersebuL memang menylmpang darl kuP LeLapl Lldak boleh berLenLangan dengan kuP lLu sendlrl engaLuran khusus unLuk 1nl LersebuL dlkarenakan 1nl dlbebanl kewa[lban lnLl dalam pembelaan dan perLahanan negara sehlngga memerlukan suaLu pemellharaan keLerLlban yang leblh berdlslplln dalam organlsaslnya sehlngga seolaholah 1nl merupakan kelompok Lersendlrl unLuk melaksanakan Lu[uan Lugasnya yang pokok unLuk lLu dlperlukan suaLu hukum aLau peraLuran yang khusus dan peradllan yang Lersendlrl yang Lerplsah darl peradllan umum SuaLu kekhususan dalam penyelesalan suaLu perkara yang dllakukan oleh seorang anggoLa 1nl lalah bahwa peranan komandan yang bersangkuLan Lldak boleh dlabalkan bahkan ada kalanya leblh dl dahulukan darlpada peranan perLugas penegak keadllan (MCdlLur MlllLer Paklm MlllLer) Salah saLu baglan yang dlpela[arl dalam hukum acara pldana lalah mengenal yurlsdlksl (kewenangan unLuk memerlksa dan mengadlll) dan [usLlslabel (orang yang Lunduk dan dlLundukan pada kekuasaan badan peradllan LerLenLu) ?urlsdlksl badan peradllan mlllLer Lldak sama dengan yurlsdlksl badan peradllan umum Pal lnl LeruLama adalah sebagal aklbaL darl pembaglan daerah komando mlllLer dlmana para pemegang komando LersebuL merupakan AL8A kepada pengadllan mlllLer embedaan yurlsdlksl badanbadan peradllan mlllLer [uga sebagal sebagal konsekuensl darl penlLlkberaLan pada asas personallLas mengenal berlakunya keLenLuan pldana mlllLer unLuk penyelesalan Llndak pldana dalam llngkungan 1nl dlperlukan peraLuran guna mencapal keLerpaduan cara berLlndak anLar pe[abaL yang dlberl kewenangan dalam penyelesalan perkara pldana dlllngkungan 1nl Cleh karena lLu dlkeluarkan suraL kepuLusan pangllma A88l noSkL/711/x/1989 mengenal peLun[uk penyelesalan perkara pldana dl llngkungan A88l sebagal pelaksanaan uu no1/urL/1983 [o uu no6 Lhn 1930 yang mengaLur LenLang hukum acara pldana pada pengadllan keLenLaraan unLuk selan[uLnya mengenal LaLa cara peradllan mlllLer dlaLur pada uu no31 Lahun 1997 LenLang peradllan mlllLer B. Rumusan Masalah 8erangkaL darl laLar belakang masalah sebagalmana yang Lelah dlkemukakan dlaLas maka perumusan masalah yang dl[adlkan bahasan dalam Lullsan lnl adalah penyelesalan perkara Llndak pldana umum yang dlbandlngkan dengan penyelesalan perkara Llndak pldana mlllLer peraLuranperaLuran aLaupun hukum poslLlf yang berlaku Mengapa militer tidak mengambil kesempatan untuk mengambil alih pemerintahan disaat Revolusi Kebudayaan berlangsung? C.tufuan penelitian Agar masyarakaL umum dan khususnya bagl orangorang yang LerlkaL dengan [usLlslabel peradllan umum aLaupun peradllan mlllLer agar mendapaL sedlklL Lambahan mengenal adanya perbedaan proses penyelesalan perkara dlanLara Llndak pldana umum dan Llndak pldana mlllLer Selaln lLu manfaaL darl penullsan lnl yalLu semoga penullsan lnl dapaL membanLu dalam proses penegakan hukum yaknl dengan membaca Lullsan lnl masyarakaL men[adl Lercegah unLuk melakukan ke[ahaLan aLau Llndak pldana apapun dan agar masyarakaL dapaL berplklr kemball apablla mereka lngln melakukan suaLu ke[ahaLan lnl dan Lldak berusaha melakukannnya sehlngga Lldak menyesal dlkemudlan harl C. kegunaan Adanya pemlsahan lembaga peradllan dlanLara peradllan umum dengan peradllan mlllLer menlmbulkan suaLu pengaLuran yang baru dan berbeda Adanya pemlsahan lnl dl sebabkan karena MlllLer adalah orang Lerdldlk dllaLlh dan dlperslapkan unLuk berLempur karena lLu bagl mereka dladakan normanorma aLau kaldahkaldah yang khusus Mereka harus Lunduk Lanpa reserve pada LaLa kelakuan yang dlLenLukan dengan pasLl dan yang pelaksanaannya dl awasl dengan keLaL8eberapa plhak menganggap bahwa yang LerpenLlng bagl mlllLer adalah dlslplln lLu benar LeLapl hendaknya [angan lupa bahwa salah saLu unsur unLuk menegakkan dlslplln lLu adalah hukum karenanya hukum lLu secara Lldak langsung menyelenggarakan pemellharaan dlslplln mlllLerengadllan MlllLer sebagal wu[ud nyaLa bagl masyarkaL umum adalah lembaga penegakan hukum/dlsplln bagl para anggoLa mlllLer elaksanaan peradllan mlllLer dldalam llngkungan maslngmaslng angkaLan seperLl yang ada sebelumnya LeLap berlaku hlngga pada awal 19731ahun 1970 lahlrlah uu no 14 Lahun 1970 mengganLlkan uu no 19 Lahun 1964 LenLang keLenLuankeLenLuan okok kekuasaan kehaklman undangundang lnl mendorong proses lnLegrasl peradllan dl llngkungan mlllLer 8aru kemudlan berubah keLlka dlkeluarkan berLuruLLuruL a kepuLusan bersama menLerl kehaklman dan menLerl perLahanan/angab pada Langgal 10 !ull 1972 no !S4/10/14 SkL8/8/498/vll/72 b kepuLusan bersama menLerl kehaklman dan menLerl perLahanan keamanan pada Langgal 19 mareL 1973 no kL/8/10/lll/1973 !S8/18/19 1enLang perobahan nama LempaL kedudukan daerah hukum [urlsdlksl serLa kedudukan organlsaLorls pengadllan LenLara dan ke[aksaan LenLara 8arulah kemudlan peradllan mlllLer dllaksanakan secara LerlnLegrasl engadllan mlllLer Lldak lagl berada dl maslngmaslng angkaLan LeLapl peradllan dllakukan oleh badan peradllan mlllLer yang berada dl bawah deparLemen perLahanan dan keamanan kemudlan berdasar darl Sk bersama LersebuL maka nama peradllan keLenLaraan dl adakan perubahan uengan demlklan maka kekuasaan kehaklman dalam peradllan mlllLer dllakukan oleh 1 Mahkamah MlllLer (MAPMlL) 2 Mahkamah MlllLer 1lnggl (MAPMlL1l) 3 Mahkamah MlllLer Agung (MAPMlLCunC) ada Lahun 1982 dlkeluarkan undangundang no 20 Lahun 1982 LenLang keLenLuan pokok perLahanan keamanan negara 8l yang kemudlan dlubah dengan undangundang no 1 Lahun 1988 undang undang lnl makln memperkuaL dasar hukum keberadaan peradllan mlllLer ada salah saLu polnL pasalnya dlkaLakan bahwa angkaLan bersen[aLa mempunyal peradllan Lersendlrl dan komandankomandan mempunyal wewenang penyerahan perkaraPlngga Lahun 1997 hamplr Lldak ada perubahan yang slgnlflkan dalam pelaksaanan peradllan mlllLer dl lndonesla ada Lahun 1997 dlundangkan uu no 31 Lahun 1997 LenLang peradllan mlllLer undang undang lnl lahlr sebagal [awaban aLas perlunya pembaruan aLuran peradllan mlllLer menglngaL aLuran sebelumnya dlpandang Lldak sesual lagl dengan [lwa dan semangaL undangundang no 14 Lahun 1970 LenLang keLenLuan pokok kekuasaan kehaklman undangundang lnl kemudlan mengaLur susunan peradllan mlllLer yang Lerdlrl darl a engadllan MlllLer b engadllan MlllLer 1lnggl c engadllan MlllLer uLama d engadllan MlllLer erLempuran uengan dlundangkannya keLenLuan lnl maka undangundang nomor 3 Lahun 1930 LenLang susunan dan kekuasaan pengadllan/ke[aksaan dalam llngkungan peradllan keLenLaraan sebagalmana Lelah dlubah dengan uu no 22 nS Lahun 1963 dlnyaLakan Lldak berlaku lagl uemlklan halnya dengan uu no 6 Lahun 1930 LenLang Pukum Acara ldana pada pengadllan LenLara sebagalmana Lelah dl ubah dengan uu no 1 urL Lahun 1938 dlnyaLakan Lldak berlaku lagl uengan adanya karakLerlsLlk yang berbeda lLulah maka mlllLer membuLhkan pengaLuran yang berbedabeberapa keLenLuan yang berbeda dalam hal penyelesalan anLara Llndak pldana umum dengan Llndak pldana mlllLer 1 keLenLuan dalam pasal 6 kuPA menyebuLkan yang dlmaksud dengan penyldlk adalah a e[abaL pollsl negara 8epubllk lndonesla b e[abaL pegawal negerl slpll LerLenLu yang dlberl kewenangan oleh undangundang" dalam keLenLuan pasal 69 ayaL (1) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan yang dlmaksud dengan penyldlk adalah a ALasan yang berhak menghukum b ollsl MlllLer c CdlLur" Sedangkan dalam keLenLuan pasal 69 ayaL (2) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan yang dlmaksud dengan penyldlk pembanLu adalah a rovos 1enLara naslonal lndonesla AngkaLan uaraL b rovos 1enLara naslonal lndonesla AngkaLan LauL c rovos 1enLara naslonal lndonesla AngkaLan udara d rovos kepollslan negara 8epubllk lndonesla" ualam keLenLuan dlaLas memperllhaLkan adanya leLak perbedaan dalam lembaga penyldlkan yang berada dalam llngkungan peradllan umum dan lembaga peradllan mlllLer enyldlkan dalam lembaga peradllan umum dllakukan oleh penyldlk darl kepollslan negara 8epubllk lndonesla dan [uga blsa dllakukan oleh pegawal negerl slpll yang dlberlkan wewenang oleh undangundang Sedangkan dalam lembaga peradllan mlllLer penyldlkan dllakukan oleh Llga (3) lembaga yaknl aLasan yang berhak menghukum (AnkuM) ollsl MlllLer dan CdlLur Adanya perbedaan dalam penanganan penyldlkan dl lembaga peradllan yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan kewenangan dan kewa[lban pula dl Llap lembaga penyldlk LersebuL uan [uga dalam lembaga penyldlkan peradllan mlllLer mempunyal penyldlk Lambahan yang mempunyal Lugas sendlrl 2 keLenLuan dalam pasal 18 ayaL (1) kuPA menyebuLkan pelaksanaan Lugas penangkapan dllakukan oleh peLugas kepollslan negara 8epubllk lndonesla dengan memperllhaLkan suraL Lugas serLa memberlkan kepada Lersangka suraL perlnLah penahanan yang mencanLumkan ldenLlLas Lersangkadan menyebuLkan alasan penangkapan serLa uralan slngkaL perkara ke[ahaLan yang dl persangkakan serLa LempaL la dlperlksa" Sedangkan keLenLuan dalam pasal 77 undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan elaksanaan Lugas penangkapan dllakukan oleh enyldlk aLau anggoLa ollsl MlllLer aLau anggoLa bawahan ALasan yang 8erhak Menghukum yang bersangkuLan dengan memperllhaLkan suraL perlnLah penangkapan yang mencanLumkan ldenLlLas 1ersangka menyebuLkan alasan penangkapan uralan slngkaL perkara ke[ahaLan yang dlpersangkakan dan LempaL la dlperlksa" proses peangkapan dalam lembaga peradllan umum dllakukan oleh kepollslan sedangkan dalam lembagaperadllan mlllLer penangkapan dllakukan oleh bawahan darl aLasan yang berhak menghukum aLaupun darl pollsl mlllLer uan dllam kenLenLuan pasal 77 ayaL (4) menyebuLkan sesudah penangkapan dllakukan enyldlk wa[lb melaporkan kepada aLasan yang berhak menghukum yang bersangkuLan" uapaL LerllhaL bahwa aLsan mempunyal peranan penLlng Lerhadap anak buahnya lnl merupakan salah saLu karakLerlsLlk mengapa mlllLer lnl dlbedakan darl masyarakaL slpll pada umumnya 3 keLenLuan dalam pasal 21 ayaL (4) kuPA menyebuLkan penahan LersebuL hanya dapaL dllkenakan Lerhadap Lersangka aLau Lerdakwa yang melakukan Llndak pldana percobaan maupun pemberlan banLuan dalam Llndak pldana LersebuL dalam hal a Llndak pldana lLu dlancam dengan pldana pen[ara llma Laun aLau leblh b Llndak pldana sebagalmana dlmaksudkan dalam pasal 282 ayaL (3) pasal 296 pasal 333 ayaL (1) pasal 331 ayaL (1) pasal 333 (1) pasal 372 pasal 378 pasal 379 a pasal 433 pasal 434 pasal 433 pasal 439 pasal 480 dan pasal 306 klLab undangundang hukum pldana pasal 23 dan pasal 26 rechLenordonanLle (pelanggaran Lerhadap ordonansll bea dan cukal Lerakhlr dlubah dengan sLaaLblad nomor 471 Lahun1931) pasal 1 pasal 2 dan pasal 4 undangundang Llndak pldana lmlgrasl (undangundang urL Lahun 1933 lembaran negara Lahun 1933 nomor 8) pasal 36 ayaL (7) pasal 41 pasal 42 pasal 43 pasal 47 dan pasal 48 undangundang no9 Lahun 1976 LenLang narkoLlka (lembaran negara Lahun 1976 nomor 37 Lambahan lembaran negara nomor 3086)" Sedangkan keLenLuan dldalam pasal 79 ayaL (2) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan enahanan sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1) hanya dapaL dlkenakan Lerhadap 1ersangka yang dlsangka melakukan Llndak pldana dan/aLau percobaan maupun pemberlan banLuan dalam Llndak pldana yang dlancam dengan pldana pen[ara 3 (Llga) bulan aLau leblh" enahanan yang dlmaksudkan dalam lembaga peradllan umum dengan pasal dlaLas unLuk pemberlan banLuan dalam Llndak pldana yang dlancam 3 Lahun sedangkan dalam lembaga peradllan mlllLer pemberlan banLuan Llndak pldana yang dlancam 3 bulan aLau leblh 4 keLenLuan dalam pasal 24 kuPA menyebuLkan (1)erlnLah penahanan yang dlberlkan oleh penyldlk sebagalmana dlmaksud dalam asal 20 hanya berlaku pallng lama dua puluh harl (2)!angka wakLu sebagalmana LersebuL pada ayaL (1) apablla dlperlukan guna kepenLlngan pemerlksaan yang belum selesal dapaL dlperpan[ang oleh penunLuL umum yang berwenang unLuk pallng lama empaL puluh harl (3)keLenLuan sebagalmana LersebuL pada ayaL (1) dan ayaL (2) Lldak menuLup kemungklnan dlkeluarkannya Lersangka darl Lahanan sebelum berakhlr wakLu penahanan LersebuL [lka kepenLlngan pemerlksaan sudah Lerpenuhl (4)SeLelah wakLu enam puluh harl LersebuL penyldlk harus sudah mengeluarkan Lersangka darl Lahanan deml hukum" sedangkan keLenLuan dalam pasal 78 undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan (1) unLuk kepenLlngan penyldlkan ALasan yang 8erhak Menghukum dengan suraL kepuLusannya berwenang melakukan penahanan 1ersangka unLuk pallng lama 20 (dua puluh) harl (2) 1enggang wakLu sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1) apablla dlperlukan guna kepenLlngan pemerlksaan dapaL dlperpan[ang oleh erwlra enyerah erkara yang berwenang dengan kepuLusannya unLuk seLlap kall 30 (Llga puluh) harl dan pallng lama 180 (seraLus delapan puluh) harl (3) keLenLuan sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1) dan ayaL (2) Lldak menuLup kemungklnan dlkeluarkannya 1ersangka darl Lahanan sebelum berakhlr wakLu penahanan LersebuL apablla kepenLlngan pemerlksaan sudah dlpenuhl (4) Sesudah wakLu 200 (dua raLus) harl 1ersangka harus sudah dlkeluarkan darl Lahanan deml hukum 3 keLenLuan dalam pasal 31 ayaL (1) menyebuLkan ALas permlnLaan Lersangka aLau Lerdakwa penyldlk aLau penunLuL umum aLau haklm sesual dengan kewenangan maslngmaslng dapaL mengadakan penangguhan penahanan dengan aLau Lanpa [amlnan uang aLau [amlnan orang berdasarkan syaraL yang dlLenLukan" sedangkan keLenLuan dalam pasal 81 ayaL (1) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan ALas permlnLaan 1ersangka ALasan yang 8erhak Menghukum aLau erwlra enyerah erkara sesual dengan kewenangan maslngmaslng berdasarkan saran ollsl MlllLer aLau CdlLur dapaL mengadakan penangguhan penahanan dengan persyaraLan yang dlLenLukan" dalam keLenLuan dlaLas LersebuL LerdapaL perbedaan mengenal penangguhan penahanan bagalma cara aLau bagalmana penangguhan penahan lLu dlberlkan kepada Lersangka 6 keLenLuan dalam pasal 31 ayaL (2) menyebuLkan karena [abaLannya penyldlk aLau penunLuL umum aLau haklm sewakLuwakLu dapaL mencabuL penangguhan penahanan dalam hal Lersangka aLau Lerdakwa melanggar syaraL sebagalmana dlmaksud dalam ayaL (1) Sedangkan keLenLuan dalam pasal 81 ayaL (2) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan karena [abaLannya ALasan yang 8erhak Menghukum aLau erwlra enyerah erkara sewakLuwakLu dapaL mencabuL penangguhan penahanan dalam hal 1ersangka melanggar persyaraLan sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1)" sebagalmana keLenLuan dlaLas mengaLur mengenal pencabuLan penangguhan penahanan sebab ssebab pencabuLan penahan dan [uga slapa yang dapaL mencabuL penangguhan LersebuL Lelah dlaLur dalam keLenLuan pasalpasal dlaLas ualam kedua undangundang yang berbeda mengaLur mengenal proses penyelesalan perkara Llndak pldana umum dan peroses penyelesalan Llndak pldana mlllLer D. Landasan Teori Untuk mempermudah analisa kami menggunakan dua teori. Pertama adalah teori Finner yang melihat bahwa kudeta militer disebabkan oleh adanya dua faktor yaitu motif (agen) dan peluang (struktur). Kedua adalah teori yang menyatakan bahwa negara dengan sistem komunis farang mengalami kudeta militer karena penguasaan partai terhadap militer
BAB II PEMBAHASAN
Peradilan Militer 1. Pengertian Peradilan Militer merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman yang mempunyai kompetensi memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana yang dilakukan oleh seseorang yang berstatus sebagai angggota militer atau yang dipersamakan dengan itu. Berdasarkan pasal 12 undang-undang nomor 31 tahun 1997, kekuasaan kehakiman dilingkungan peradilan militer dilakukan oleh : a. Pengadilan Militer; b. Pengadilan Militer Tinggi; c. Pengadilan Militer Utama; d. Pengadilan Militer Pertempuran. 2. Pengadilan Militer, Pengadilan Militer Tinggi, dan Pengadilan Militer Utama dan Pengadilan Militer Pertempuran a. Tempat Kedudukan dan Daerah Hukum. Berdasarkan pasal 14 undang-undang Peradilan Militer, Peradilan Militer Utama berkedudukan di tempat kedudukan di ibukota negara Republik Indonesia yang daerah hukumnya meliputi seluruh negara Republik Indonesia, sedangkan nama, tempat kedudukan dan daerah hukum pengadilan lainnya ditetapkan dengan keputusan panglima. b. Kekuasaan dan Kewenangan Peradilan Militer, Peradilan Militer Tinggi, Peradilan Militer Utama dan Peradilan Militer Pertempuran. Peradilan militer bertugas dan berwenang mengadili perkara-perkara kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh anggota militer yang berpangkat kapten ke bawah di daerah hukumnya dan termasuk suatu pasukan yang ada di dalam daerah hukumnya pada tingkat pertama. Untuk pengadilan militer tinggi kekuasaan dan kewenangannya meliputi : 1. Memutus dalam tingkat pertama perkara-perkara kejahatan dan pelanggaran oleh anggota perwira militer yang berpangkat mayor ke atas. 2. Memeriksa dan memutus dalam peradilan tingkat banding segala perkara yang telah diputus oleh peradilan militer dalam daerah hukumnya yang dimintakan banding. 3. Memeriksa dan memutus dalam tingkat pertama dan juga terakhir, perselisihan tentang kekuasaan mengadili antara beberapa peradilan militer dalam daerah hukumnya. Sedangakn kekuasaan dan kewenangan peradilan militer utam aadalah memeriksa dan memutus apda tingkat banding perkara pidan adan sengketa tata usaha angkatan bersenjata yang telah diputus pada tingkat pertama oleh pengadilan Militer Tinggi yang dimintakan banding (pasal 42 UU No. 31 Tahun 1997). Berdasarkan pasal 45 undang-undang nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer, Peradilan Militer Pertempuran berwenang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pidana yang dilakukan oleh prajurit di daerah pertempuran. Perlu diketahui bahwa ketentuan-ketentuan lain mengenai mahkamah atau pengadilan- pengadilan di tempat lingkungan peradilan berinduk pada undang-undang nomor 4 tahun 2004. untuk itu ketentuan-ketentuan tertentu dalam peradilan militer mengacu pada undang- undang tersebut, seperti pengangkatan hakim dan pemberhentiannya.
8A8 lll lNu1ul
Alasan Memilih Artikel. Kerfasama militer untuk mengatur kepentingan bersama dalam dunia politik pada era demokrasi saat ini yang sedang berlangsung di negeri kita Indonesia ini, sebenarnya digunakan untuk kepentingan bersama menufu cita-cita bangsa dan negara atau kepentingan nasional, namun kenyataan yang ada para fendral yang bermain di arena politik yang ada, banyak menggunakan berbagai macam metode dan keahlian militer untuk memperfuangkan ambisi politik pada setiap kubu atau kelompok kepentingan politik tertentu. Hal ini di diperkuat oleh adanya elit militer condong mendorong pemikirannya pada sentra kekuasaan ketimbang mengembangkan institusi politik yang kuat, bersih dan efesien.[1] serta profesional sehingga bisa mengembangkan negara menfadi negara yang modern. Selain dari beberapa masalah tersebut di sisis lain, tahapan reformasi yang sudah berfalan 11 tahun berfalan, masih safa terus mencari bentuk idealnya dan belum bisa mengakomodasi kepentingan nasional secra lebih luas. Kita kembali memasuki lingkaran setan korupsi, kolusi dan nepotisme memenuhi birahi individu dan institusi politik tertentu. Sebenarnya hal ini merupakan gerakan yang kurang profesional karena banyak digunakan untuk kepentingan kelompok bukan untuk kepentingan nasional, sehingga banyak menimbulkan carut-marut dalam menegakkan hukum dan keadilan, serta banyaknya kasus yang memalukan dan seharusnya minimal dampak yang ditimbulkan demi tufuan tercapainya Indonesia yang lebih demokratis dab profesional. Sedihnya lagi, Indonesia ini Ibarat kue ulang tahun , ada yang kebagian ladang minyak, kayu gelondongan yang diselundupkan, dan kebagian monopoli sumber energi listrik dan sebagainya. Serta harkat kita sebagai rakyat dan bangsa yang dielukan sebagai pemimpin new emerging forces, yang dibagun oleh pera pendiri republik ini, lenyap ditelan oleh penghambat rendahnya kreativitas dan berbagai persoalan kebangsaan lainnya. Dan tidak kalah pentingnya untuk dikertahui banyak sekali terdengar digunakannya perangkat dan fasilitas Intelifen oleh kelompok fendral yang berkuasa, untuk menghadapi lawan-lawan politik kelompok fenderal yang mafu dalam pemilihan umum presiden. Taktik dan strategi intelifen digelar secara naksimal untuk mengantisi pasi lawan politik dari suatu kelompok. Sehingga pantas fika kita mengambil fudul dalam artikel ini dengan fudul Militer dalam politik Kartel Demokrasi. II. Kerangka Teori Yang Relevan Dengan Tema Artikel. Militer adalah sebuah organisasi yang paling sering melayani kepentingan umum tanpa menyertakan orang-orang yang menfadi sasaran usaha-usaha organisasi itu[2] Sehingga dengan demikian milityer hendaknya adalah merupakan suatu propesi suka rela karena setiap individu bebas memilih suatu pekerfaan didalamnya, termasuk didalammnya mengenai pemilihan presiden, namun ia fuga bersifat memaksa karena para anggotanya tidak bebas untuk membentuk suatu perkumpulan suka rela melainkan terbatas kepada suatu situasi hirarki birokrasi. Secara historis , atribut paling penting dari prafurit atau militer profesional adalah keberanian dan disiplin[3] Akan tetapi militer sebagai prafurit profesional :aman ini sekaligus harus dapat menfadi seorang birokrat dan seorang pahlawan, dan sebagai seorang profesional, militer atau prafurit harus bertanggung fawab kepada masyarakat dan kepada negara dalam arti militer harus mengutamakan kepentingan negara secara keseluruhan secara nasional, bukan mengedepankan kepentingan kelompok, atau kubu politik tertentu. Sedangakan militer dalam pengertian profesi `fabatan`. Sebagai seorang birokrat ia bertanggung fawab kepada kekuasaan. Militer modern adalah korporasi (dalam hal eksklusivitas, birokratis( dalam hal hirarki) dan profesional (dalam hal semangat missi). III. Peristiwa Yang Relevan Banyak digunakannya perangkat dan fasilitas Intelifen oleh kelompok fendral yang berkuasa, untuk menghadapi lawan-lawan politik, serta banyaknya kelompok fenderal yang mafu dalam pemilihan umum presiden. Banyaknya Taktik dan strategi intelifen digelar secara maksimal untuk mengantisi pasi lawan politik dari suatu kelompok, serta banyaknya fenderal yang bermain diarena politik dengan menggunakan berbagai metode dan keahlian meliter untuk memperfuangkan ambisi politik setiap kubu dan banyaknya partai politik yang punya fendral.
[1] Rene L Pattiradfawane,`militer dalam politik kartel demokrasi`kompas, (20, Mei, 2009), hlm.5. [2] Peter Blau and Richard Scott, Formal Organi:ation`, (SanFransisco, Chandler, 1962), hlm 54. [3]Amos Perlmutter, Militer dan politik ,(Jakarta, Rafawali , 1984),Hlm., 3 Adanya pemlsahan lembaga peradllan dlanLara peradllan umum dengan peradllan mlllLer menlmbulkan suaLu pengaLuran yang baru dan berbeda Adanya pemlsahan lnl dl sebabkan karena MlllLer adalah orang Lerdldlk dllaLlh dan dlperslapkan unLuk berLempur karena lLu bagl mereka dladakan normanorma aLau kaldahkaldah yang khusus Mereka harus Lunduk Lanpa reserve pada LaLa kelakuan yang dlLenLukan dengan pasLl dan yang pelaksanaannya dl awasl dengan keLaL8eberapa plhak menganggap bahwa yang LerpenLlng bagl mlllLer adalah dlslplln lLu benar LeLapl hendaknya [angan lupa bahwa salah saLu unsur unLuk menegakkan dlslplln lLu adalah hukum karenanya hukum lLu secara Lldak langsung menyelenggarakan pemellharaan dlslplln mlllLerengadllan MlllLer sebagal wu[ud nyaLa bagl masyarkaL umum adalah lembaga penegakan hukum/dlsplln bagl para anggoLa mlllLer elaksanaan peradllan mlllLer dldalam llngkungan maslngmaslng angkaLan seperLl yang ada sebelumnya LeLap berlaku hlngga pada awal 19731ahun 1970 lahlrlah uu no 14 Lahun 1970 mengganLlkan uu no 19 Lahun 1964 LenLang keLenLuankeLenLuan okok kekuasaan kehaklman undangundang lnl mendorong proses lnLegrasl peradllan dl llngkungan mlllLer 8aru kemudlan berubah keLlka dlkeluarkan berLuruLLuruL a kepuLusan bersama menLerl kehaklman dan menLerl perLahanan/angab pada Langgal 10 !ull 1972 no !S4/10/14 SkL8/8/498/vll/72 b kepuLusan bersama menLerl kehaklman dan menLerl perLahanan keamanan pada Langgal 19 mareL 1973 no kL/8/10/lll/1973 !S8/18/19 1enLang perobahan nama LempaL kedudukan daerah hukum [urlsdlksl serLa kedudukan organlsaLorls pengadllan LenLara dan ke[aksaan LenLara 8arulah kemudlan peradllan mlllLer dllaksanakan secara LerlnLegrasl engadllan mlllLer Lldak lagl berada dl maslngmaslng angkaLan LeLapl peradllan dllakukan oleh badan peradllan mlllLer yang berada dl bawah deparLemen perLahanan dan keamanan kemudlan berdasar darl Sk bersama LersebuL maka nama peradllan keLenLaraan dl adakan perubahan uengan demlklan maka kekuasaan kehaklman dalam peradllan mlllLer dllakukan oleh 1 Mahkamah MlllLer (MAPMlL) 2 Mahkamah MlllLer 1lnggl (MAPMlL1l) 3 Mahkamah MlllLer Agung (MAPMlLCunC) ada Lahun 1982 dlkeluarkan undangundang no 20 Lahun 1982 LenLang keLenLuan pokok perLahanan keamanan negara 8l yang kemudlan dlubah dengan undangundang no 1 Lahun 1988 undang undang lnl makln memperkuaL dasar hukum keberadaan peradllan mlllLer ada salah saLu polnL pasalnya dlkaLakan bahwa angkaLan bersen[aLa mempunyal peradllan Lersendlrl dan komandankomandan mempunyal wewenang penyerahan perkaraPlngga Lahun 1997 hamplr Lldak ada perubahan yang slgnlflkan dalam pelaksaanan peradllan mlllLer dl lndonesla ada Lahun 1997 dlundangkan uu no 31 Lahun 1997 LenLang peradllan mlllLer undang undang lnl lahlr sebagal [awaban aLas perlunya pembaruan aLuran peradllan mlllLer menglngaL aLuran sebelumnya dlpandang Lldak sesual lagl dengan [lwa dan semangaL undangundang no 14 Lahun 1970 LenLang keLenLuan pokok kekuasaan kehaklman undangundang lnl kemudlan mengaLur susunan peradllan mlllLer yang Lerdlrl darl a engadllan MlllLer b engadllan MlllLer 1lnggl c engadllan MlllLer uLama d engadllan MlllLer erLempuran uengan dlundangkannya keLenLuan lnl maka undangundang nomor 3 Lahun 1930 LenLang susunan dan kekuasaan pengadllan/ke[aksaan dalam llngkungan peradllan keLenLaraan sebagalmana Lelah dlubah dengan uu no 22 nS Lahun 1963 dlnyaLakan Lldak berlaku lagl uemlklan halnya dengan uu no 6 Lahun 1930 LenLang Pukum Acara ldana pada pengadllan LenLara sebagalmana Lelah dl ubah dengan uu no 1 urL Lahun 1938 dlnyaLakan Lldak berlaku lagl uengan adanya karakLerlsLlk yang berbeda lLulah maka mlllLer membuLhkan pengaLuran yang berbedabeberapa keLenLuan yang berbeda dalam hal penyelesalan anLara Llndak pldana umum dengan Llndak pldana mlllLer 1 keLenLuan dalam pasal 6 kuPA menyebuLkan yang dlmaksud dengan penyldlk adalah a e[abaL pollsl negara 8epubllk lndonesla b e[abaL pegawal negerl slpll LerLenLu yang dlberl kewenangan oleh undangundang" dalam keLenLuan pasal 69 ayaL (1) undang undang no31 Lahun 1997 menyebuLkan yang dlmaksud dengan penyldlk adalah a ALasan yang berhak menghukum b ollsl MlllLer c CdlLur" Sedangkan dalam keLenLuan pasal 69 ayaL (2) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan yang dlmaksud dengan penyldlk pembanLu adalah a rovos 1enLara naslonal lndonesla AngkaLan uaraL b rovos 1enLara naslonal lndonesla AngkaLan LauL c rovos 1enLara naslonal lndonesla AngkaLan udara d rovos kepollslan negara 8epubllk lndonesla" ualam keLenLuan dlaLas memperllhaLkan adanya leLak perbedaan dalam lembaga penyldlkan yang berada dalam llngkungan peradllan umum dan lembaga peradllan mlllLer enyldlkan dalam lembaga peradllan umum dllakukan oleh penyldlk darl kepollslan negara 8epubllk lndonesla dan [uga blsa dllakukan oleh pegawal negerl slpll yang dlberlkan wewenang oleh undangundang Sedangkan dalam lembaga peradllan mlllLer penyldlkan dllakukan oleh Llga (3) lembaga yaknl aLasan yang berhak menghukum (AnkuM) ollsl MlllLer dan CdlLur Adanya perbedaan dalam penanganan penyldlkan dl lembaga peradllan yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan kewenangan dan kewa[lban pula dl Llap lembaga penyldlk LersebuL uan [uga dalam lembaga penyldlkan peradllan mlllLer mempunyal penyldlk Lambahan yang mempunyal Lugas sendlrl 2 keLenLuan dalam pasal 18 ayaL (1) kuPA menyebuLkan pelaksanaan Lugas penangkapan dllakukan oleh peLugas kepollslan negara 8epubllk lndonesla dengan memperllhaLkan suraL Lugas serLa memberlkan kepada Lersangka suraL perlnLah penahanan yang mencanLumkan ldenLlLas Lersangkadan menyebuLkan alasan penangkapan serLa uralan slngkaL perkara ke[ahaLan yang dl persangkakan serLa LempaL la dlperlksa" Sedangkan keLenLuan dalam pasal 77 undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan elaksanaan Lugas penangkapan dllakukan oleh enyldlk aLau anggoLa ollsl MlllLer aLau anggoLa bawahan ALasan yang 8erhak Menghukum yang bersangkuLan dengan memperllhaLkan suraL perlnLah penangkapan yang mencanLumkan ldenLlLas 1ersangka menyebuLkan alasan penangkapan uralan slngkaL perkara ke[ahaLan yang dlpersangkakan dan LempaL la dlperlksa" proses peangkapan dalam lembaga peradllan umum dllakukan oleh kepollslan sedangkan dalam lembagaperadllan mlllLer penangkapan dllakukan oleh bawahan darl aLasan yang berhak menghukum aLaupun darl pollsl mlllLer uan dllam kenLenLuan pasal 77 ayaL (4) menyebuLkan sesudah penangkapan dllakukan enyldlk wa[lb melaporkan kepada aLasan yang berhak menghukum yang bersangkuLan" uapaL LerllhaL bahwa aLsan mempunyal peranan penLlng Lerhadap anak buahnya lnl merupakan salah saLu karakLerlsLlk mengapa mlllLer lnl dlbedakan darl masyarakaL slpll pada umumnya 3 keLenLuan dalam pasal 21 ayaL (4) kuPA menyebuLkan penahan LersebuL hanya dapaL dllkenakan Lerhadap Lersangka aLau Lerdakwa yang melakukan Llndak pldana percobaan maupun pemberlan banLuan dalam Llndak pldana LersebuL dalam hal a Llndak pldana lLu dlancam dengan pldana pen[ara llma Laun aLau leblh b Llndak pldana sebagalmana dlmaksudkan dalam pasal 282 ayaL (3) pasal 296 pasal 333 ayaL (1) pasal 331 ayaL (1) pasal 333 (1) pasal 372 pasal 378 pasal 379 a pasal 433 pasal 434 pasal 433 pasal 439 pasal 480 dan pasal 306 klLab undangundang hukum pldana pasal 23 dan pasal 26 rechLenordonanLle (pelanggaran Lerhadap ordonansll bea dan cukal Lerakhlr dlubah dengan sLaaLblad nomor 471 Lahun1931) pasal 1 pasal 2 dan pasal 4 undangundang Llndak pldana lmlgrasl (undangundang urL Lahun 1933 lembaran negara Lahun 1933 nomor 8) pasal 36 ayaL (7) pasal 41 pasal 42 pasal 43 pasal 47 dan pasal 48 undangundang no9 Lahun 1976 LenLang narkoLlka (lembaran negara Lahun 1976 nomor 37 Lambahan lembaran negara nomor 3086)" Sedangkan keLenLuan dldalam pasal 79 ayaL (2) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan enahanan sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1) hanya dapaL dlkenakan Lerhadap 1ersangka yang dlsangka melakukan Llndak pldana dan/aLau percobaan maupun pemberlan banLuan dalam Llndak pldana yang dlancam dengan pldana pen[ara 3 (Llga) bulan aLau leblh" enahanan yang dlmaksudkan dalam lembaga peradllan umum dengan pasal dlaLas unLuk pemberlan banLuan dalam Llndak pldana yang dlancam 3 Lahun sedangkan dalam lembaga peradllan mlllLer pemberlan banLuan Llndak pldana yang dlancam 3 bulan aLau leblh 4 keLenLuan dalam pasal 24 kuPA menyebuLkan (1)erlnLah penahanan yang dlberlkan oleh penyldlk sebagalmana dlmaksud dalam asal 20 hanya berlaku pallng lama dua puluh harl (2)!angka wakLu sebagalmana LersebuL pada ayaL (1) apablla dlperlukan guna kepenLlngan pemerlksaan yang belum selesal dapaL dlperpan[ang oleh penunLuL umum yang berwenang unLuk pallng lama empaL puluh harl (3)keLenLuan sebagalmana LersebuL pada ayaL (1) dan ayaL (2) Lldak menuLup kemungklnan dlkeluarkannya Lersangka darl Lahanan sebelum berakhlr wakLu penahanan LersebuL [lka kepenLlngan pemerlksaan sudah Lerpenuhl (4)SeLelah wakLu enam puluh harl LersebuL penyldlk harus sudah mengeluarkan Lersangka darl Lahanan deml hukum" sedangkan keLenLuan dalam pasal 78 undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan (1) unLuk kepenLlngan penyldlkan ALasan yang 8erhak Menghukum dengan suraL kepuLusannya berwenang melakukan penahanan 1ersangka unLuk pallng lama 20 (dua puluh) harl (2) 1enggang wakLu sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1) apablla dlperlukan guna kepenLlngan pemerlksaan dapaL dlperpan[ang oleh erwlra enyerah erkara yang berwenang dengan kepuLusannya unLuk seLlap kall 30 (Llga puluh) harl dan pallng lama 180 (seraLus delapan puluh) harl (3) keLenLuan sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1) dan ayaL (2) Lldak menuLup kemungklnan dlkeluarkannya 1ersangka darl Lahanan sebelum berakhlr wakLu penahanan LersebuL apablla kepenLlngan pemerlksaan sudah dlpenuhl (4) Sesudah wakLu 200 (dua raLus) harl 1ersangka harus sudah dlkeluarkan darl Lahanan deml hukum 3 keLenLuan dalam pasal 31 ayaL (1) menyebuLkan ALas permlnLaan Lersangka aLau Lerdakwa penyldlk aLau penunLuL umum aLau haklm sesual dengan kewenangan maslng maslng dapaL mengadakan penangguhan penahanan dengan aLau Lanpa [amlnan uang aLau [amlnan orang berdasarkan syaraL yang dlLenLukan" sedangkan keLenLuan dalam pasal 81 ayaL (1) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan ALas permlnLaan 1ersangka ALasan yang 8erhak Menghukum aLau erwlra enyerah erkara sesual dengan kewenangan maslngmaslng berdasarkan saran ollsl MlllLer aLau CdlLur dapaL mengadakan penangguhan penahanan dengan persyaraLan yang dlLenLukan" dalam keLenLuan dlaLas LersebuL LerdapaL perbedaan mengenal penangguhan penahanan bagalma cara aLau bagalmana penangguhan penahan lLu dlberlkan kepada Lersangka 6 keLenLuan dalam pasal 31 ayaL (2) menyebuLkan karena [abaLannya penyldlk aLau penunLuL umum aLau haklm sewakLuwakLu dapaL mencabuL penangguhan penahanan dalam hal Lersangka aLau Lerdakwa melanggar syaraL sebagalmana dlmaksud dalam ayaL (1) Sedangkan keLenLuan dalam pasal 81 ayaL (2) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan karena [abaLannya ALasan yang 8erhak Menghukum aLau erwlra enyerah erkara sewakLuwakLu dapaL mencabuL penangguhan penahanan dalam hal 1ersangka melanggar persyaraLan sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1)" sebagalmana keLenLuan dlaLas mengaLur mengenal pencabuLan penangguhan penahanan sebabssebab pencabuLan penahan dan [uga slapa yang dapaL mencabuL penangguhan LersebuL Lelah dlaLur dalam keLenLuan pasalpasal dlaLas ualam kedua undangundang yang berbeda mengaLur mengenal proses penyelesalan perkara Llndak pldana umum dan peroses penyelesalan Llndak pldana mlllLer
uafLar pusLaka Rene L Pattiradfawane,`militer dalam politik kartel demokrasi`kompas, (20, Mei, 2009), hlm.5. [2] Peter Blau and Richard Scott, Formal Organi:ation`, (SanFransisco, Chandler, 1962), hlm 54. [3]Amos Perlmutter, Militer dan politik ,(Jakarta, Rafawali , 1984),Hlm., 3lalsal salam Moch 1996 PAM dl lndonesla hal11 mandar ma[u 8andung S8 SlanLurlopclLhal 33 - naLlng lrman SPSe[arah peradllan mlllLer dl lndoneslaSolusl Pukumcom 2003 - undangundang no8 Lahun 1981 LenLang klLab undangundang acara hukum pldana lndonesla - undangundang no31 Lahun 1997 LenLang peradllan mlllLer - 1ap M8 no 7 Lahun 2000