Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN MILITER DAN PARTAI KOMUNIS CHINA

PADA ERA MAO ZEDONG


Studi Kasus. Keterlibatan Militer dalam Revolusi Kebudayaan



















BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan militer dan sipil merupakan suatu permasalahan klasik di beberapa
negara, terutama di negara yang rapuh dimana kondisi sosial, ekonomi dan politiknya
cenderung tidak stabil. Dalam keadaan pemerintahan sipil tidak lagi mampu mengelola
permasalahan negaranya, militer cenderung untuk masuk dalam politik demi menstabilkan
keadaan. Hal ini dapat kita lihat di Myanmar ketika Jendral Ne Win menyingkirkan
pemerintahan yang berkuasa dan membentuk pemerintahan militer hingga saat ini. Kondisi
yang sama fuga terfadi di Argentina dimana militer menfatuhkan Presiden Frondi:i dan
membentuk pemerintahan sementara di bawah kekuasaannya. Contoh lain yang lebih
kontemporer adalah apa yang kita saksikan baru-baru ini di Madagaskar.
Republik Rakyat China, disisi lain, merupakan suatu negara dengan kondisi yang
cenderung stabil. Bahkan dapat dikatakan militer hampir tidak pernah melakukan kudeta
terhadap pemerintahan sipil. Namun hal ini bukan berarti militer tidak pernah terfun dalam
dunia politik. Salah satu masa dimana militer terfun dan bahkan terlibat aktif dalam politik
adalah ketika terfadi Revolusi Kebudayaan di era mao Zedong. Saat itu Mao, dengan
pemerintahannya yang semakin melemah, memutuskan untuk memasukkan militer untuk
mendukung pasukan merahnya dalam memberantas para penentang pemerintah. Dalam
kekacauan tersebut, militer akhirnya berhasil mengambil alih hampir semua pemerintahan di
daerah, menduduki 50 kursi di politburo dan bahkan mengurusi masalah sosial dan
ekonomi masyarakat. Meskipun demikian, hal ini tidak mendorong militer untuk mengambil
alih pemerintahan sipil secara keseluruhan yang saat itu melemah akibat tentangan dari
berbagai pihak. Pertanyaan ini lah yang akan kami coba analisa dalam makalah ini.
Akhlrakhlr lnl proses penegakan hukum dl dalam masyarakaL kemball men[adl Loplk
yang sangaL hangaL unLuk dlblcarakan keberadaan hukum yang seharusnya men[adl
penyelmbang dalam kehldupan bermasyarakaL dl perLanyakan 8agalmana kekuaLan hukum
lLu mampu menglkaL dan berlaku bagl para sub[ek darl hukum LersebuL apakah hukum yang
dl benLuk LersebuL mampu dl leLakkan pada LempaL dlmana hukum lLu seharusnya berada
dan berker[a Lanpa adanya keLerbaLasan dan hambaLan darl halhal yang dapaL menggangu
klner[a hukum lLu sendlrl
enegakan hukum dl segala bldang hukum lLu sendlrl harus dllakukan secara menyeluruh
balk darl hukum maLerlll lLu sendlrl maupun darl slsl hukum formllnya uarl lnl sampel yang
akan dlambll adalah proses penegakan hukum darl slsl hukum pldana slsl penegakan hukum
melalul proses penyelesalan suaLu perkara Llndak pldana lLu akan dlbahas
Pukum pldana merupakan suaLu baglan darl LaLanan hukum yang berlaku dl suaLu negara
yang berlslkan perbuaLan yang dllarang aLau Llndak pldana lLu sendlrl dalam hal apa dan
dengan bagalmana seseorang lLu dlnyaLakan melakukan Llndak pldana (perLanggung
[awaban pldana) dan pemberlan sanksl aLas perbuaLan pldana yang dllakukan LersebuL
erbuaLan yang dllarang aLau Llndak pldana yang dlmasksudkan LersebuL Lerbagl men[adl
beberapa ruang llngkup yaknl llngkup Llndak pldana umum dan Llndak pldana khusus
1lndak pldana umum merupakan perbuaLan pladana yang dlaLur dalam kuP Sedangkan
Llndak pldana khusus adalah Llndak pldana khusus merupakan suaLu Llndak pldana yang
dlaLur dlluar kuP dan pengaLurannya menylmpang darl kuP
1lndak pldana khusus LersebuL Lerdlrl darl bermacammacam perbuaLan yaknl seperLl
Llndak pldana korupsl (Llplkor) Llndak pldana narkoLlka pslkoLoplka pencuclan uang dan
berbagal macam Llndak pldana lalnnya yang dlaLur dlluar kuP 1lndak pldana mlllLer
merupakan salah saLu Llndak pldana yang dlluar kuP merupakan Llndak pldana khusus
dlkarenakan mlllLer lLu memegang sen[aLa dan dapaL mempergunakan sen[aLa dan serLa
mempunyal Lugas unLuk pembelaan dan perLahanan negara Maka dlperlukan adanya suaLu
peraLuran khusus dalam rangka pengawasan klner[a mlllLer Pukum pldana mlllLer dlkaLakan
sebagal hukum pldana khusus karena dalam hukum pldana mlllLer LersebuL LerdapaL
penylmpangan darl keLenLuan pldana umum seperLl sankslnya aLaupun perbuaLan (Llndak)
pldana lLu sendlrl Mesklpun dlberlakukan secara khusus namun para anggoLa mlllLer
LersebuL LeLap Lunduk pada keLenLuan umum
uengan adanya pengaLuran sendlrl dan menylmpang LenLunya proses penyelsesalan
perkara yang ada LerdapaL perbedaan penyelesalan perkara Llndak pldana umum dengan
penyelesalan perkara Llndak pldana mlllLer pun mempunyal proses penyelesalan yang
berbedabeda roses penyelesalan Llndak pldana umum menggunakan uu no8 Lahun 1981
(kuPA) sebagal hukum formll darl penerapan hukum maLerlll Llndak pldana umum yaknl
kuP Pukum acara peradllan mlllLer dlaLur dalam LempaL pengaLuran yang sama dengan
keLenLuan maLerlll darl pldana mlllLer lLu sendlral yaknl dl dalam undangundang no31
Lahun 1997 LenLang peradllan mlllLer
Pukum pldana mlllLer merupakan baglan darl hukum mlllLer yaknl suaLu peraLuran
peraLuran khusus yang hanya berlaku bagl angoLa mlllLer lLu sendlrl Pukum pldana mlllLer
merupakan baglan darl hukum mlllLer lLu sendlrl
uengan konLeks mlllLer sebagal ob[ek darl perundangundangan LersebuL menuruL pasal 9
angka1 uu no31 Lahun 1997 memberl baLasan kepada plhakplhak yang dlperlksa dan
dladlll dl peradllan mlllLer lhakplhak LersebuL adalah
1 ra[urlL yaknl mlllLer murnl dan maslh akLlf dalam organlsasl 1nl
2 Crangorang yang dlsamakan dengan pra[urlL menuruL undangundang
3 AnggoLa darl badan aLau organlsasl aLau [awaLan yang dl persamakan dengan pra[urlL
menuruL undangundang
8erarLl mlllLer lLu mempunyal cakupan yang luas namun dalam perudangundangan
mempunyal baLasan kepada plhakplhak mana yang dapaL dladlll dalam peradllan mlllLer lLu
sendlrl
Pukum pldana merupakan hukum publlk yang menglkaL bagl slapa sa[a pemberlakuan
hukum pldana yang berslfaL publlk LersebuL menun[ukan kewenangannya berlaku bagl
seLlap orang yang melanggar keLenLuan yang ada dl dalam klLab undangundang hukum
pldana hukum pldana lnl berlaku secara umum berbeda dengan hukum pldana yang
berlaku secara khusus namun keLenLuan yang dlaLur secara khusus LersebuL memang
menylmpang darl kuP LeLapl Lldak boleh berLenLangan dengan kuP lLu sendlrl
engaLuran khusus unLuk 1nl LersebuL dlkarenakan 1nl dlbebanl kewa[lban lnLl dalam
pembelaan dan perLahanan negara sehlngga memerlukan suaLu pemellharaan keLerLlban
yang leblh berdlslplln dalam organlsaslnya sehlngga seolaholah 1nl merupakan kelompok
Lersendlrl unLuk melaksanakan Lu[uan Lugasnya yang pokok unLuk lLu dlperlukan suaLu
hukum aLau peraLuran yang khusus dan peradllan yang Lersendlrl yang Lerplsah darl
peradllan umum
SuaLu kekhususan dalam penyelesalan suaLu perkara yang dllakukan oleh seorang anggoLa
1nl lalah bahwa peranan komandan yang bersangkuLan Lldak boleh dlabalkan bahkan ada
kalanya leblh dl dahulukan darlpada peranan perLugas penegak keadllan (MCdlLur MlllLer
Paklm MlllLer)
Salah saLu baglan yang dlpela[arl dalam hukum acara pldana lalah mengenal yurlsdlksl
(kewenangan unLuk memerlksa dan mengadlll) dan [usLlslabel (orang yang Lunduk dan
dlLundukan pada kekuasaan badan peradllan LerLenLu) ?urlsdlksl badan peradllan mlllLer
Lldak sama dengan yurlsdlksl badan peradllan umum Pal lnl LeruLama adalah sebagal aklbaL
darl pembaglan daerah komando mlllLer dlmana para pemegang komando LersebuL
merupakan AL8A kepada pengadllan mlllLer
embedaan yurlsdlksl badanbadan peradllan mlllLer [uga sebagal sebagal konsekuensl darl
penlLlkberaLan pada asas personallLas mengenal berlakunya keLenLuan pldana mlllLer
unLuk penyelesalan Llndak pldana dalam llngkungan 1nl dlperlukan peraLuran guna
mencapal keLerpaduan cara berLlndak anLar pe[abaL yang dlberl kewenangan dalam
penyelesalan perkara pldana dlllngkungan 1nl Cleh karena lLu dlkeluarkan suraL kepuLusan
pangllma A88l noSkL/711/x/1989 mengenal peLun[uk penyelesalan perkara pldana dl
llngkungan A88l sebagal pelaksanaan uu no1/urL/1983 [o uu no6 Lhn 1930 yang mengaLur
LenLang hukum acara pldana pada pengadllan keLenLaraan unLuk selan[uLnya mengenal LaLa
cara peradllan mlllLer dlaLur pada uu no31 Lahun 1997 LenLang peradllan mlllLer
B. Rumusan Masalah
8erangkaL darl laLar belakang masalah sebagalmana yang Lelah dlkemukakan dlaLas
maka perumusan masalah yang dl[adlkan bahasan dalam Lullsan lnl adalah penyelesalan
perkara Llndak pldana umum yang dlbandlngkan dengan penyelesalan perkara Llndak pldana
mlllLer peraLuranperaLuran aLaupun hukum poslLlf yang berlaku
Mengapa militer tidak mengambil kesempatan untuk mengambil alih pemerintahan
disaat Revolusi Kebudayaan berlangsung?
C.tufuan penelitian
Agar masyarakaL umum dan khususnya bagl orangorang yang LerlkaL dengan
[usLlslabel peradllan umum aLaupun peradllan mlllLer agar mendapaL sedlklL Lambahan
mengenal adanya perbedaan proses penyelesalan perkara dlanLara Llndak pldana umum
dan Llndak pldana mlllLer Selaln lLu manfaaL darl penullsan lnl yalLu semoga penullsan
lnl dapaL membanLu dalam proses penegakan hukum yaknl dengan membaca Lullsan lnl
masyarakaL men[adl Lercegah unLuk melakukan ke[ahaLan aLau Llndak pldana apapun
dan agar masyarakaL dapaL berplklr kemball apablla mereka lngln melakukan suaLu
ke[ahaLan lnl dan Lldak berusaha melakukannnya sehlngga Lldak menyesal dlkemudlan
harl
C. kegunaan
Adanya pemlsahan lembaga peradllan dlanLara peradllan umum dengan peradllan mlllLer
menlmbulkan suaLu pengaLuran yang baru dan berbeda Adanya pemlsahan lnl dl
sebabkan karena MlllLer adalah orang Lerdldlk dllaLlh dan dlperslapkan unLuk
berLempur karena lLu bagl mereka dladakan normanorma aLau kaldahkaldah yang
khusus Mereka harus Lunduk Lanpa reserve pada LaLa kelakuan yang dlLenLukan dengan
pasLl dan yang pelaksanaannya dl awasl dengan keLaL8eberapa plhak menganggap
bahwa yang LerpenLlng bagl mlllLer adalah dlslplln lLu benar LeLapl hendaknya [angan
lupa bahwa salah saLu unsur unLuk menegakkan dlslplln lLu adalah hukum karenanya
hukum lLu secara Lldak langsung menyelenggarakan pemellharaan dlslplln
mlllLerengadllan MlllLer sebagal wu[ud nyaLa bagl masyarkaL umum adalah lembaga
penegakan hukum/dlsplln bagl para anggoLa mlllLer elaksanaan peradllan mlllLer
dldalam llngkungan maslngmaslng angkaLan seperLl yang ada sebelumnya LeLap
berlaku hlngga pada awal 19731ahun 1970 lahlrlah uu no 14 Lahun 1970
mengganLlkan uu no 19 Lahun 1964 LenLang keLenLuankeLenLuan okok kekuasaan
kehaklman undangundang lnl mendorong proses lnLegrasl peradllan dl llngkungan
mlllLer 8aru kemudlan berubah keLlka dlkeluarkan berLuruLLuruL
a kepuLusan bersama menLerl kehaklman dan menLerl perLahanan/angab pada
Langgal 10 !ull 1972 no !S4/10/14 SkL8/8/498/vll/72
b kepuLusan bersama menLerl kehaklman dan menLerl perLahanan keamanan pada
Langgal 19 mareL 1973 no kL/8/10/lll/1973 !S8/18/19 1enLang perobahan nama
LempaL kedudukan daerah hukum [urlsdlksl serLa kedudukan organlsaLorls pengadllan
LenLara dan ke[aksaan LenLara
8arulah kemudlan peradllan mlllLer dllaksanakan secara LerlnLegrasl engadllan mlllLer
Lldak lagl berada dl maslngmaslng angkaLan LeLapl peradllan dllakukan oleh badan
peradllan mlllLer yang berada dl bawah deparLemen perLahanan dan keamanan
kemudlan berdasar darl Sk bersama LersebuL maka nama peradllan keLenLaraan dl
adakan perubahan uengan demlklan maka kekuasaan kehaklman dalam peradllan
mlllLer dllakukan oleh
1 Mahkamah MlllLer (MAPMlL)
2 Mahkamah MlllLer 1lnggl (MAPMlL1l)
3 Mahkamah MlllLer Agung (MAPMlLCunC)
ada Lahun 1982 dlkeluarkan undangundang no 20 Lahun 1982 LenLang keLenLuan
pokok perLahanan keamanan negara 8l yang kemudlan dlubah dengan undangundang
no 1 Lahun 1988 undang undang lnl makln memperkuaL dasar hukum keberadaan
peradllan mlllLer ada salah saLu polnL pasalnya dlkaLakan bahwa angkaLan bersen[aLa
mempunyal peradllan Lersendlrl dan komandankomandan mempunyal wewenang
penyerahan perkaraPlngga Lahun 1997 hamplr Lldak ada perubahan yang slgnlflkan
dalam pelaksaanan peradllan mlllLer dl lndonesla
ada Lahun 1997 dlundangkan uu no 31 Lahun 1997 LenLang peradllan mlllLer undang
undang lnl lahlr sebagal [awaban aLas perlunya pembaruan aLuran peradllan mlllLer
menglngaL aLuran sebelumnya dlpandang Lldak sesual lagl dengan [lwa dan semangaL
undangundang no 14 Lahun 1970 LenLang keLenLuan pokok kekuasaan kehaklman
undangundang lnl kemudlan mengaLur susunan peradllan mlllLer yang Lerdlrl darl
a engadllan MlllLer
b engadllan MlllLer 1lnggl
c engadllan MlllLer uLama
d engadllan MlllLer erLempuran
uengan dlundangkannya keLenLuan lnl maka undangundang nomor 3 Lahun 1930
LenLang susunan dan kekuasaan pengadllan/ke[aksaan dalam llngkungan peradllan
keLenLaraan sebagalmana Lelah dlubah dengan uu no 22 nS Lahun 1963
dlnyaLakan Lldak berlaku lagl uemlklan halnya dengan uu no 6 Lahun 1930 LenLang
Pukum Acara ldana pada pengadllan LenLara sebagalmana Lelah dl ubah dengan uu
no 1 urL Lahun 1938 dlnyaLakan Lldak berlaku lagl
uengan adanya karakLerlsLlk yang berbeda lLulah maka mlllLer membuLhkan pengaLuran
yang berbedabeberapa keLenLuan yang berbeda dalam hal penyelesalan anLara Llndak
pldana umum dengan Llndak pldana mlllLer
1 keLenLuan dalam pasal 6 kuPA menyebuLkan yang dlmaksud dengan penyldlk
adalah a e[abaL pollsl negara 8epubllk lndonesla b e[abaL pegawal negerl slpll
LerLenLu yang dlberl kewenangan oleh undangundang" dalam keLenLuan pasal 69 ayaL
(1) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan yang dlmaksud dengan penyldlk
adalah a ALasan yang berhak menghukum b ollsl MlllLer c CdlLur" Sedangkan
dalam keLenLuan pasal 69 ayaL (2) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan
yang dlmaksud dengan penyldlk pembanLu adalah a rovos 1enLara naslonal
lndonesla AngkaLan uaraL b rovos 1enLara naslonal lndonesla AngkaLan LauL c
rovos 1enLara naslonal lndonesla AngkaLan udara d rovos kepollslan negara
8epubllk lndonesla" ualam keLenLuan dlaLas memperllhaLkan adanya leLak perbedaan
dalam lembaga penyldlkan yang berada dalam llngkungan peradllan umum dan lembaga
peradllan mlllLer enyldlkan dalam lembaga peradllan umum dllakukan oleh penyldlk
darl kepollslan negara 8epubllk lndonesla dan [uga blsa dllakukan oleh pegawal negerl
slpll yang dlberlkan wewenang oleh undangundang Sedangkan dalam lembaga
peradllan mlllLer penyldlkan dllakukan oleh Llga (3) lembaga yaknl aLasan yang berhak
menghukum (AnkuM) ollsl MlllLer dan CdlLur Adanya perbedaan dalam penanganan
penyldlkan dl lembaga peradllan yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan
kewenangan dan kewa[lban pula dl Llap lembaga penyldlk LersebuL uan [uga dalam
lembaga penyldlkan peradllan mlllLer mempunyal penyldlk Lambahan yang mempunyal
Lugas sendlrl
2 keLenLuan dalam pasal 18 ayaL (1) kuPA menyebuLkan pelaksanaan Lugas
penangkapan dllakukan oleh peLugas kepollslan negara 8epubllk lndonesla dengan
memperllhaLkan suraL Lugas serLa memberlkan kepada Lersangka suraL perlnLah
penahanan yang mencanLumkan ldenLlLas Lersangkadan menyebuLkan alasan
penangkapan serLa uralan slngkaL perkara ke[ahaLan yang dl persangkakan serLa LempaL
la dlperlksa" Sedangkan keLenLuan dalam pasal 77 undangundang no31 Lahun 1997
menyebuLkan elaksanaan Lugas penangkapan dllakukan oleh enyldlk aLau anggoLa
ollsl MlllLer aLau anggoLa bawahan ALasan yang 8erhak Menghukum yang
bersangkuLan dengan memperllhaLkan suraL perlnLah penangkapan yang
mencanLumkan ldenLlLas 1ersangka menyebuLkan alasan penangkapan uralan slngkaL
perkara ke[ahaLan yang dlpersangkakan dan LempaL la dlperlksa" proses peangkapan
dalam lembaga peradllan umum dllakukan oleh kepollslan sedangkan dalam
lembagaperadllan mlllLer penangkapan dllakukan oleh bawahan darl aLasan yang berhak
menghukum aLaupun darl pollsl mlllLer uan dllam kenLenLuan pasal 77 ayaL (4)
menyebuLkan sesudah penangkapan dllakukan enyldlk wa[lb melaporkan kepada
aLasan yang berhak menghukum yang bersangkuLan" uapaL LerllhaL bahwa aLsan
mempunyal peranan penLlng Lerhadap anak buahnya lnl merupakan salah saLu
karakLerlsLlk mengapa mlllLer lnl dlbedakan darl masyarakaL slpll pada umumnya
3 keLenLuan dalam pasal 21 ayaL (4) kuPA menyebuLkan penahan LersebuL hanya
dapaL dllkenakan Lerhadap Lersangka aLau Lerdakwa yang melakukan Llndak pldana
percobaan maupun pemberlan banLuan dalam Llndak pldana LersebuL dalam hal a
Llndak pldana lLu dlancam dengan pldana pen[ara llma Laun aLau leblh b Llndak pldana
sebagalmana dlmaksudkan dalam pasal 282 ayaL (3) pasal 296 pasal 333 ayaL (1) pasal
331 ayaL (1) pasal 333 (1) pasal 372 pasal 378 pasal 379 a pasal 433 pasal 434 pasal
433 pasal 439 pasal 480 dan pasal 306 klLab undangundang hukum pldana pasal 23
dan pasal 26 rechLenordonanLle (pelanggaran Lerhadap ordonansll bea dan cukal
Lerakhlr dlubah dengan sLaaLblad nomor 471 Lahun1931) pasal 1 pasal 2 dan pasal 4
undangundang Llndak pldana lmlgrasl (undangundang urL Lahun 1933 lembaran
negara Lahun 1933 nomor 8) pasal 36 ayaL (7) pasal 41 pasal 42 pasal 43 pasal 47 dan
pasal 48 undangundang no9 Lahun 1976 LenLang narkoLlka (lembaran negara Lahun
1976 nomor 37 Lambahan lembaran negara nomor 3086)" Sedangkan keLenLuan
dldalam pasal 79 ayaL (2) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan enahanan
sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1) hanya dapaL dlkenakan Lerhadap 1ersangka yang
dlsangka melakukan Llndak pldana dan/aLau percobaan maupun pemberlan banLuan
dalam Llndak pldana yang dlancam dengan pldana pen[ara 3 (Llga) bulan aLau leblh"
enahanan yang dlmaksudkan dalam lembaga peradllan umum dengan pasal dlaLas
unLuk pemberlan banLuan dalam Llndak pldana yang dlancam 3 Lahun sedangkan dalam
lembaga peradllan mlllLer pemberlan banLuan Llndak pldana yang dlancam 3 bulan aLau
leblh
4 keLenLuan dalam pasal 24 kuPA menyebuLkan (1)erlnLah penahanan yang
dlberlkan oleh penyldlk sebagalmana dlmaksud dalam asal 20 hanya berlaku pallng
lama dua puluh harl (2)!angka wakLu sebagalmana LersebuL pada ayaL (1) apablla
dlperlukan guna kepenLlngan pemerlksaan yang belum selesal dapaL dlperpan[ang oleh
penunLuL umum yang berwenang unLuk pallng lama empaL puluh harl (3)keLenLuan
sebagalmana LersebuL pada ayaL (1) dan ayaL (2) Lldak menuLup kemungklnan
dlkeluarkannya Lersangka darl Lahanan sebelum berakhlr wakLu penahanan LersebuL
[lka kepenLlngan pemerlksaan sudah Lerpenuhl (4)SeLelah wakLu enam puluh harl
LersebuL penyldlk harus sudah mengeluarkan Lersangka darl Lahanan deml hukum"
sedangkan keLenLuan dalam pasal 78 undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan
(1) unLuk kepenLlngan penyldlkan ALasan yang 8erhak Menghukum dengan suraL
kepuLusannya berwenang melakukan penahanan 1ersangka unLuk pallng lama 20 (dua
puluh) harl (2) 1enggang wakLu sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1) apablla dlperlukan
guna kepenLlngan pemerlksaan dapaL dlperpan[ang oleh erwlra enyerah erkara
yang berwenang dengan kepuLusannya unLuk seLlap kall 30 (Llga puluh) harl dan pallng
lama 180 (seraLus delapan puluh) harl (3) keLenLuan sebagalmana dlmaksud pada ayaL
(1) dan ayaL (2) Lldak menuLup kemungklnan dlkeluarkannya 1ersangka darl Lahanan
sebelum berakhlr wakLu penahanan LersebuL apablla kepenLlngan pemerlksaan sudah
dlpenuhl (4) Sesudah wakLu 200 (dua raLus) harl 1ersangka harus sudah dlkeluarkan
darl Lahanan deml hukum
3 keLenLuan dalam pasal 31 ayaL (1) menyebuLkan ALas permlnLaan Lersangka aLau
Lerdakwa penyldlk aLau penunLuL umum aLau haklm sesual dengan kewenangan
maslngmaslng dapaL mengadakan penangguhan penahanan dengan aLau Lanpa
[amlnan uang aLau [amlnan orang berdasarkan syaraL yang dlLenLukan" sedangkan
keLenLuan dalam pasal 81 ayaL (1) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan
ALas permlnLaan 1ersangka ALasan yang 8erhak Menghukum aLau erwlra enyerah
erkara sesual dengan kewenangan maslngmaslng berdasarkan saran ollsl MlllLer aLau
CdlLur dapaL mengadakan penangguhan penahanan dengan persyaraLan yang
dlLenLukan" dalam keLenLuan dlaLas LersebuL LerdapaL perbedaan mengenal
penangguhan penahanan bagalma cara aLau bagalmana penangguhan penahan lLu
dlberlkan kepada Lersangka
6 keLenLuan dalam pasal 31 ayaL (2) menyebuLkan karena [abaLannya penyldlk aLau
penunLuL umum aLau haklm sewakLuwakLu dapaL mencabuL penangguhan penahanan
dalam hal Lersangka aLau Lerdakwa melanggar syaraL sebagalmana dlmaksud dalam
ayaL (1) Sedangkan keLenLuan dalam pasal 81 ayaL (2) undangundang no31 Lahun
1997 menyebuLkan karena [abaLannya ALasan yang 8erhak Menghukum aLau erwlra
enyerah erkara sewakLuwakLu dapaL mencabuL penangguhan penahanan dalam hal
1ersangka melanggar persyaraLan sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1)" sebagalmana
keLenLuan dlaLas mengaLur mengenal pencabuLan penangguhan penahanan sebab
ssebab pencabuLan penahan dan [uga slapa yang dapaL mencabuL penangguhan
LersebuL Lelah dlaLur dalam keLenLuan pasalpasal dlaLas
ualam kedua undangundang yang berbeda mengaLur mengenal proses penyelesalan
perkara Llndak pldana umum dan peroses penyelesalan Llndak pldana mlllLer
D. Landasan Teori
Untuk mempermudah analisa kami menggunakan dua teori. Pertama adalah teori Finner
yang melihat bahwa kudeta militer disebabkan oleh adanya dua faktor yaitu motif (agen)
dan peluang (struktur). Kedua adalah teori yang menyatakan bahwa negara dengan
sistem komunis farang mengalami kudeta militer karena penguasaan partai terhadap
militer



























BAB II
PEMBAHASAN

Peradilan Militer
1. Pengertian
Peradilan Militer merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman yang mempunyai
kompetensi memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana yang dilakukan oleh seseorang
yang berstatus sebagai angggota militer atau yang dipersamakan dengan itu.
Berdasarkan pasal 12 undang-undang nomor 31 tahun 1997, kekuasaan kehakiman
dilingkungan peradilan militer dilakukan oleh :
a. Pengadilan Militer;
b. Pengadilan Militer Tinggi;
c. Pengadilan Militer Utama;
d. Pengadilan Militer Pertempuran.
2. Pengadilan Militer, Pengadilan Militer Tinggi, dan Pengadilan Militer Utama dan
Pengadilan Militer Pertempuran
a. Tempat Kedudukan dan Daerah Hukum.
Berdasarkan pasal 14 undang-undang Peradilan Militer, Peradilan Militer Utama
berkedudukan di tempat kedudukan di ibukota negara Republik Indonesia yang daerah
hukumnya meliputi seluruh negara Republik Indonesia, sedangkan nama, tempat kedudukan
dan daerah hukum pengadilan lainnya ditetapkan dengan keputusan panglima.
b. Kekuasaan dan Kewenangan Peradilan Militer, Peradilan Militer Tinggi, Peradilan Militer
Utama dan Peradilan Militer Pertempuran.
Peradilan militer bertugas dan berwenang mengadili perkara-perkara kejahatan dan
pelanggaran yang dilakukan oleh anggota militer yang berpangkat kapten ke bawah di daerah
hukumnya dan termasuk suatu pasukan yang ada di dalam daerah hukumnya pada tingkat
pertama.
Untuk pengadilan militer tinggi kekuasaan dan kewenangannya meliputi :
1. Memutus dalam tingkat pertama perkara-perkara kejahatan dan pelanggaran oleh anggota
perwira militer yang berpangkat mayor ke atas.
2. Memeriksa dan memutus dalam peradilan tingkat banding segala perkara yang telah
diputus oleh peradilan militer dalam daerah hukumnya yang dimintakan banding.
3. Memeriksa dan memutus dalam tingkat pertama dan juga terakhir, perselisihan tentang
kekuasaan mengadili antara beberapa peradilan militer dalam daerah hukumnya.
Sedangakn kekuasaan dan kewenangan peradilan militer utam aadalah memeriksa dan
memutus apda tingkat banding perkara pidan adan sengketa tata usaha angkatan bersenjata
yang telah diputus pada tingkat pertama oleh pengadilan Militer Tinggi yang dimintakan
banding (pasal 42 UU No. 31 Tahun 1997).
Berdasarkan pasal 45 undang-undang nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer,
Peradilan Militer Pertempuran berwenang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan
terakhir perkara pidana yang dilakukan oleh prajurit di daerah pertempuran.
Perlu diketahui bahwa ketentuan-ketentuan lain mengenai mahkamah atau pengadilan-
pengadilan di tempat lingkungan peradilan berinduk pada undang-undang nomor 4 tahun
2004. untuk itu ketentuan-ketentuan tertentu dalam peradilan militer mengacu pada undang-
undang tersebut, seperti pengangkatan hakim dan pemberhentiannya.















8A8 lll
lNu1ul

Alasan Memilih Artikel.
Kerfasama militer untuk mengatur kepentingan bersama dalam dunia politik
pada era demokrasi saat ini yang sedang berlangsung di negeri kita Indonesia ini,
sebenarnya digunakan untuk kepentingan bersama menufu cita-cita bangsa dan negara
atau kepentingan nasional, namun kenyataan yang ada para fendral yang bermain di
arena politik yang ada, banyak menggunakan berbagai macam metode dan keahlian
militer untuk memperfuangkan ambisi politik pada setiap kubu atau kelompok
kepentingan politik tertentu. Hal ini di diperkuat oleh adanya elit militer condong
mendorong pemikirannya pada sentra kekuasaan ketimbang mengembangkan institusi
politik yang kuat, bersih dan efesien.[1] serta profesional sehingga bisa
mengembangkan negara menfadi negara yang modern.
Selain dari beberapa masalah tersebut di sisis lain, tahapan reformasi yang
sudah berfalan 11 tahun berfalan, masih safa terus mencari bentuk idealnya dan
belum bisa mengakomodasi kepentingan nasional secra lebih luas. Kita kembali
memasuki lingkaran setan korupsi, kolusi dan nepotisme memenuhi birahi individu dan
institusi politik tertentu. Sebenarnya hal ini merupakan gerakan yang kurang
profesional karena banyak digunakan untuk kepentingan kelompok bukan untuk
kepentingan nasional, sehingga banyak menimbulkan carut-marut dalam menegakkan
hukum dan keadilan, serta banyaknya kasus yang memalukan dan seharusnya minimal
dampak yang ditimbulkan demi tufuan tercapainya Indonesia yang lebih demokratis
dab profesional.
Sedihnya lagi, Indonesia ini Ibarat kue ulang tahun , ada yang kebagian ladang
minyak, kayu gelondongan yang diselundupkan, dan kebagian monopoli sumber energi
listrik dan sebagainya. Serta harkat kita sebagai rakyat dan bangsa yang dielukan
sebagai pemimpin new emerging forces, yang dibagun oleh pera pendiri republik ini,
lenyap ditelan oleh penghambat rendahnya kreativitas dan berbagai persoalan
kebangsaan lainnya. Dan tidak kalah pentingnya untuk dikertahui banyak sekali
terdengar digunakannya perangkat dan fasilitas Intelifen oleh kelompok fendral yang
berkuasa, untuk menghadapi lawan-lawan politik kelompok fenderal yang mafu dalam
pemilihan umum presiden. Taktik dan strategi intelifen digelar secara naksimal untuk
mengantisi pasi lawan politik dari suatu kelompok. Sehingga pantas fika kita
mengambil fudul dalam artikel ini dengan fudul Militer dalam politik Kartel
Demokrasi.
II. Kerangka Teori Yang Relevan Dengan Tema Artikel.
Militer adalah sebuah organisasi yang paling sering melayani kepentingan
umum tanpa menyertakan orang-orang yang menfadi sasaran usaha-usaha organisasi
itu[2] Sehingga dengan demikian milityer hendaknya adalah merupakan suatu propesi
suka rela karena setiap individu bebas memilih suatu pekerfaan didalamnya, termasuk
didalammnya mengenai pemilihan presiden, namun ia fuga bersifat memaksa karena
para anggotanya tidak bebas untuk membentuk suatu perkumpulan suka rela
melainkan terbatas kepada suatu situasi hirarki birokrasi.
Secara historis , atribut paling penting dari prafurit atau militer profesional
adalah keberanian dan disiplin[3] Akan tetapi militer sebagai prafurit profesional
:aman ini sekaligus harus dapat menfadi seorang birokrat dan seorang pahlawan, dan
sebagai seorang profesional, militer atau prafurit harus bertanggung fawab kepada
masyarakat dan kepada negara dalam arti militer harus mengutamakan kepentingan
negara secara keseluruhan secara nasional, bukan mengedepankan kepentingan
kelompok, atau kubu politik tertentu. Sedangakan militer dalam pengertian profesi
`fabatan`. Sebagai seorang birokrat ia bertanggung fawab kepada kekuasaan. Militer
modern adalah korporasi (dalam hal eksklusivitas, birokratis( dalam hal hirarki) dan
profesional (dalam hal semangat missi).
III. Peristiwa Yang Relevan
Banyak digunakannya perangkat dan fasilitas Intelifen oleh kelompok fendral
yang berkuasa, untuk menghadapi lawan-lawan politik, serta banyaknya kelompok
fenderal yang mafu dalam pemilihan umum presiden. Banyaknya Taktik dan strategi
intelifen digelar secara maksimal untuk mengantisi pasi lawan politik dari suatu
kelompok, serta banyaknya fenderal yang bermain diarena politik dengan
menggunakan berbagai metode dan keahlian meliter untuk memperfuangkan ambisi
politik setiap kubu dan banyaknya partai politik yang punya fendral.


[1] Rene L Pattiradfawane,`militer dalam politik kartel demokrasi`kompas, (20, Mei, 2009),
hlm.5.
[2] Peter Blau and Richard Scott, Formal Organi:ation`, (SanFransisco, Chandler, 1962),
hlm 54.
[3]Amos Perlmutter, Militer dan politik ,(Jakarta, Rafawali , 1984),Hlm., 3
Adanya pemlsahan lembaga peradllan dlanLara peradllan umum dengan peradllan
mlllLer menlmbulkan suaLu pengaLuran yang baru dan berbeda Adanya pemlsahan lnl dl
sebabkan karena MlllLer adalah orang Lerdldlk dllaLlh dan dlperslapkan unLuk berLempur
karena lLu bagl mereka dladakan normanorma aLau kaldahkaldah yang khusus Mereka
harus Lunduk Lanpa reserve pada LaLa kelakuan yang dlLenLukan dengan pasLl dan yang
pelaksanaannya dl awasl dengan keLaL8eberapa plhak menganggap bahwa yang LerpenLlng
bagl mlllLer adalah dlslplln lLu benar LeLapl hendaknya [angan lupa bahwa salah saLu unsur
unLuk menegakkan dlslplln lLu adalah hukum karenanya hukum lLu secara Lldak langsung
menyelenggarakan pemellharaan dlslplln mlllLerengadllan MlllLer sebagal wu[ud nyaLa
bagl masyarkaL umum adalah lembaga penegakan hukum/dlsplln bagl para anggoLa mlllLer
elaksanaan peradllan mlllLer dldalam llngkungan maslngmaslng angkaLan seperLl yang ada
sebelumnya LeLap berlaku hlngga pada awal 19731ahun 1970 lahlrlah uu no 14 Lahun
1970 mengganLlkan uu no 19 Lahun 1964 LenLang keLenLuankeLenLuan okok kekuasaan
kehaklman undangundang lnl mendorong proses lnLegrasl peradllan dl llngkungan mlllLer
8aru kemudlan berubah keLlka dlkeluarkan berLuruLLuruL
a kepuLusan bersama menLerl kehaklman dan menLerl perLahanan/angab pada Langgal 10
!ull 1972 no !S4/10/14 SkL8/8/498/vll/72
b kepuLusan bersama menLerl kehaklman dan menLerl perLahanan keamanan pada Langgal
19 mareL 1973 no kL/8/10/lll/1973 !S8/18/19 1enLang perobahan nama LempaL
kedudukan daerah hukum [urlsdlksl serLa kedudukan organlsaLorls pengadllan LenLara dan
ke[aksaan LenLara
8arulah kemudlan peradllan mlllLer dllaksanakan secara LerlnLegrasl engadllan mlllLer
Lldak lagl berada dl maslngmaslng angkaLan LeLapl peradllan dllakukan oleh badan
peradllan mlllLer yang berada dl bawah deparLemen perLahanan dan keamanan kemudlan
berdasar darl Sk bersama LersebuL maka nama peradllan keLenLaraan dl adakan perubahan
uengan demlklan maka kekuasaan kehaklman dalam peradllan mlllLer dllakukan oleh
1 Mahkamah MlllLer (MAPMlL)
2 Mahkamah MlllLer 1lnggl (MAPMlL1l)
3 Mahkamah MlllLer Agung (MAPMlLCunC)
ada Lahun 1982 dlkeluarkan undangundang no 20 Lahun 1982 LenLang keLenLuan pokok
perLahanan keamanan negara 8l yang kemudlan dlubah dengan undangundang no 1 Lahun
1988 undang undang lnl makln memperkuaL dasar hukum keberadaan peradllan mlllLer
ada salah saLu polnL pasalnya dlkaLakan bahwa angkaLan bersen[aLa mempunyal peradllan
Lersendlrl dan komandankomandan mempunyal wewenang penyerahan perkaraPlngga
Lahun 1997 hamplr Lldak ada perubahan yang slgnlflkan dalam pelaksaanan peradllan
mlllLer dl lndonesla
ada Lahun 1997 dlundangkan uu no 31 Lahun 1997 LenLang peradllan mlllLer undang
undang lnl lahlr sebagal [awaban aLas perlunya pembaruan aLuran peradllan mlllLer
menglngaL aLuran sebelumnya dlpandang Lldak sesual lagl dengan [lwa dan semangaL
undangundang no 14 Lahun 1970 LenLang keLenLuan pokok kekuasaan kehaklman
undangundang lnl kemudlan mengaLur susunan peradllan mlllLer yang Lerdlrl darl
a engadllan MlllLer
b engadllan MlllLer 1lnggl
c engadllan MlllLer uLama
d engadllan MlllLer erLempuran
uengan dlundangkannya keLenLuan lnl maka undangundang nomor 3 Lahun 1930 LenLang
susunan dan kekuasaan pengadllan/ke[aksaan dalam llngkungan peradllan keLenLaraan
sebagalmana Lelah dlubah dengan uu no 22 nS Lahun 1963 dlnyaLakan Lldak berlaku
lagl uemlklan halnya dengan uu no 6 Lahun 1930 LenLang Pukum Acara ldana pada
pengadllan LenLara sebagalmana Lelah dl ubah dengan uu no 1 urL Lahun 1938 dlnyaLakan
Lldak berlaku lagl
uengan adanya karakLerlsLlk yang berbeda lLulah maka mlllLer membuLhkan pengaLuran
yang berbedabeberapa keLenLuan yang berbeda dalam hal penyelesalan anLara Llndak
pldana umum dengan Llndak pldana mlllLer
1 keLenLuan dalam pasal 6 kuPA menyebuLkan yang dlmaksud dengan penyldlk adalah
a e[abaL pollsl negara 8epubllk lndonesla b e[abaL pegawal negerl slpll LerLenLu yang
dlberl kewenangan oleh undangundang" dalam keLenLuan pasal 69 ayaL (1) undang
undang no31 Lahun 1997 menyebuLkan yang dlmaksud dengan penyldlk adalah a ALasan
yang berhak menghukum b ollsl MlllLer c CdlLur" Sedangkan dalam keLenLuan pasal 69
ayaL (2) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan yang dlmaksud dengan penyldlk
pembanLu adalah a rovos 1enLara naslonal lndonesla AngkaLan uaraL b rovos 1enLara
naslonal lndonesla AngkaLan LauL c rovos 1enLara naslonal lndonesla AngkaLan udara d
rovos kepollslan negara 8epubllk lndonesla" ualam keLenLuan dlaLas memperllhaLkan
adanya leLak perbedaan dalam lembaga penyldlkan yang berada dalam llngkungan
peradllan umum dan lembaga peradllan mlllLer enyldlkan dalam lembaga peradllan umum
dllakukan oleh penyldlk darl kepollslan negara 8epubllk lndonesla dan [uga blsa dllakukan
oleh pegawal negerl slpll yang dlberlkan wewenang oleh undangundang Sedangkan dalam
lembaga peradllan mlllLer penyldlkan dllakukan oleh Llga (3) lembaga yaknl aLasan yang
berhak menghukum (AnkuM) ollsl MlllLer dan CdlLur Adanya perbedaan dalam
penanganan penyldlkan dl lembaga peradllan yang berbeda menyebabkan adanya
perbedaan kewenangan dan kewa[lban pula dl Llap lembaga penyldlk LersebuL uan [uga
dalam lembaga penyldlkan peradllan mlllLer mempunyal penyldlk Lambahan yang
mempunyal Lugas sendlrl
2 keLenLuan dalam pasal 18 ayaL (1) kuPA menyebuLkan pelaksanaan Lugas
penangkapan dllakukan oleh peLugas kepollslan negara 8epubllk lndonesla dengan
memperllhaLkan suraL Lugas serLa memberlkan kepada Lersangka suraL perlnLah penahanan
yang mencanLumkan ldenLlLas Lersangkadan menyebuLkan alasan penangkapan serLa uralan
slngkaL perkara ke[ahaLan yang dl persangkakan serLa LempaL la dlperlksa" Sedangkan
keLenLuan dalam pasal 77 undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan elaksanaan
Lugas penangkapan dllakukan oleh enyldlk aLau anggoLa ollsl MlllLer aLau anggoLa
bawahan ALasan yang 8erhak Menghukum yang bersangkuLan dengan memperllhaLkan
suraL perlnLah penangkapan yang mencanLumkan ldenLlLas 1ersangka menyebuLkan alasan
penangkapan uralan slngkaL perkara ke[ahaLan yang dlpersangkakan dan LempaL la
dlperlksa" proses peangkapan dalam lembaga peradllan umum dllakukan oleh kepollslan
sedangkan dalam lembagaperadllan mlllLer penangkapan dllakukan oleh bawahan darl
aLasan yang berhak menghukum aLaupun darl pollsl mlllLer uan dllam kenLenLuan pasal 77
ayaL (4) menyebuLkan sesudah penangkapan dllakukan enyldlk wa[lb melaporkan kepada
aLasan yang berhak menghukum yang bersangkuLan" uapaL LerllhaL bahwa aLsan
mempunyal peranan penLlng Lerhadap anak buahnya lnl merupakan salah saLu karakLerlsLlk
mengapa mlllLer lnl dlbedakan darl masyarakaL slpll pada umumnya
3 keLenLuan dalam pasal 21 ayaL (4) kuPA menyebuLkan penahan LersebuL hanya dapaL
dllkenakan Lerhadap Lersangka aLau Lerdakwa yang melakukan Llndak pldana percobaan
maupun pemberlan banLuan dalam Llndak pldana LersebuL dalam hal a Llndak pldana lLu
dlancam dengan pldana pen[ara llma Laun aLau leblh b Llndak pldana sebagalmana
dlmaksudkan dalam pasal 282 ayaL (3) pasal 296 pasal 333 ayaL (1) pasal 331 ayaL (1)
pasal 333 (1) pasal 372 pasal 378 pasal 379 a pasal 433 pasal 434 pasal 433 pasal 439
pasal 480 dan pasal 306 klLab undangundang hukum pldana pasal 23 dan pasal 26
rechLenordonanLle (pelanggaran Lerhadap ordonansll bea dan cukal Lerakhlr dlubah dengan
sLaaLblad nomor 471 Lahun1931) pasal 1 pasal 2 dan pasal 4 undangundang Llndak pldana
lmlgrasl (undangundang urL Lahun 1933 lembaran negara Lahun 1933 nomor 8) pasal 36
ayaL (7) pasal 41 pasal 42 pasal 43 pasal 47 dan pasal 48 undangundang no9 Lahun 1976
LenLang narkoLlka (lembaran negara Lahun 1976 nomor 37 Lambahan lembaran negara
nomor 3086)" Sedangkan keLenLuan dldalam pasal 79 ayaL (2) undangundang no31 Lahun
1997 menyebuLkan enahanan sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1) hanya dapaL
dlkenakan Lerhadap 1ersangka yang dlsangka melakukan Llndak pldana dan/aLau percobaan
maupun pemberlan banLuan dalam Llndak pldana yang dlancam dengan pldana pen[ara 3
(Llga) bulan aLau leblh" enahanan yang dlmaksudkan dalam lembaga peradllan umum
dengan pasal dlaLas unLuk pemberlan banLuan dalam Llndak pldana yang dlancam 3 Lahun
sedangkan dalam lembaga peradllan mlllLer pemberlan banLuan Llndak pldana yang
dlancam 3 bulan aLau leblh
4 keLenLuan dalam pasal 24 kuPA menyebuLkan (1)erlnLah penahanan yang dlberlkan
oleh penyldlk sebagalmana dlmaksud dalam asal 20 hanya berlaku pallng lama dua puluh
harl (2)!angka wakLu sebagalmana LersebuL pada ayaL (1) apablla dlperlukan guna
kepenLlngan pemerlksaan yang belum selesal dapaL dlperpan[ang oleh penunLuL umum
yang berwenang unLuk pallng lama empaL puluh harl (3)keLenLuan sebagalmana LersebuL
pada ayaL (1) dan ayaL (2) Lldak menuLup kemungklnan dlkeluarkannya Lersangka darl
Lahanan sebelum berakhlr wakLu penahanan LersebuL [lka kepenLlngan pemerlksaan sudah
Lerpenuhl (4)SeLelah wakLu enam puluh harl LersebuL penyldlk harus sudah mengeluarkan
Lersangka darl Lahanan deml hukum" sedangkan keLenLuan dalam pasal 78 undangundang
no31 Lahun 1997 menyebuLkan (1) unLuk kepenLlngan penyldlkan ALasan yang 8erhak
Menghukum dengan suraL kepuLusannya berwenang melakukan penahanan 1ersangka
unLuk pallng lama 20 (dua puluh) harl (2) 1enggang wakLu sebagalmana dlmaksud pada
ayaL (1) apablla dlperlukan guna kepenLlngan pemerlksaan dapaL dlperpan[ang oleh erwlra
enyerah erkara yang berwenang dengan kepuLusannya unLuk seLlap kall 30 (Llga puluh)
harl dan pallng lama 180 (seraLus delapan puluh) harl (3) keLenLuan sebagalmana dlmaksud
pada ayaL (1) dan ayaL (2) Lldak menuLup kemungklnan dlkeluarkannya 1ersangka darl
Lahanan sebelum berakhlr wakLu penahanan LersebuL apablla kepenLlngan pemerlksaan
sudah dlpenuhl (4) Sesudah wakLu 200 (dua raLus) harl 1ersangka harus sudah dlkeluarkan
darl Lahanan deml hukum
3 keLenLuan dalam pasal 31 ayaL (1) menyebuLkan ALas permlnLaan Lersangka aLau
Lerdakwa penyldlk aLau penunLuL umum aLau haklm sesual dengan kewenangan maslng
maslng dapaL mengadakan penangguhan penahanan dengan aLau Lanpa [amlnan uang aLau
[amlnan orang berdasarkan syaraL yang dlLenLukan" sedangkan keLenLuan dalam pasal 81
ayaL (1) undangundang no31 Lahun 1997 menyebuLkan ALas permlnLaan 1ersangka
ALasan yang 8erhak Menghukum aLau erwlra enyerah erkara sesual dengan
kewenangan maslngmaslng berdasarkan saran ollsl MlllLer aLau CdlLur dapaL mengadakan
penangguhan penahanan dengan persyaraLan yang dlLenLukan" dalam keLenLuan dlaLas
LersebuL LerdapaL perbedaan mengenal penangguhan penahanan bagalma cara aLau
bagalmana penangguhan penahan lLu dlberlkan kepada Lersangka
6 keLenLuan dalam pasal 31 ayaL (2) menyebuLkan karena [abaLannya penyldlk aLau
penunLuL umum aLau haklm sewakLuwakLu dapaL mencabuL penangguhan penahanan
dalam hal Lersangka aLau Lerdakwa melanggar syaraL sebagalmana dlmaksud dalam ayaL (1)
Sedangkan keLenLuan dalam pasal 81 ayaL (2) undangundang no31 Lahun 1997
menyebuLkan karena [abaLannya ALasan yang 8erhak Menghukum aLau erwlra enyerah
erkara sewakLuwakLu dapaL mencabuL penangguhan penahanan dalam hal 1ersangka
melanggar persyaraLan sebagalmana dlmaksud pada ayaL (1)" sebagalmana keLenLuan
dlaLas mengaLur mengenal pencabuLan penangguhan penahanan sebabssebab
pencabuLan penahan dan [uga slapa yang dapaL mencabuL penangguhan LersebuL Lelah
dlaLur dalam keLenLuan pasalpasal dlaLas
ualam kedua undangundang yang berbeda mengaLur mengenal proses penyelesalan
perkara Llndak pldana umum dan peroses penyelesalan Llndak pldana mlllLer

















uafLar pusLaka
Rene L Pattiradfawane,`militer dalam politik kartel demokrasi`kompas, (20, Mei, 2009),
hlm.5.
[2] Peter Blau and Richard Scott, Formal Organi:ation`, (SanFransisco, Chandler, 1962),
hlm 54.
[3]Amos Perlmutter, Militer dan politik ,(Jakarta, Rafawali , 1984),Hlm., 3lalsal salam
Moch 1996 PAM dl lndonesla hal11 mandar ma[u 8andung
S8 SlanLurlopclLhal 33
- naLlng lrman SPSe[arah peradllan mlllLer dl lndoneslaSolusl Pukumcom 2003
- undangundang no8 Lahun 1981 LenLang klLab undangundang acara hukum pldana
lndonesla
- undangundang no31 Lahun 1997 LenLang peradllan mlllLer
- 1ap M8 no 7 Lahun 2000

Anda mungkin juga menyukai