Anda di halaman 1dari 3

Besi Besi merupakan salah satu unsur mikro yang berfungsi dalam aktivitas fisiologis tumbuhan, karena Fe termasuk

golongan unsur mikro maka unsur Fe hanya sedikit dibutuhkan tanaman, dan jika diberikan berlebih, tanaman akan mengalami keracunan. Menurut Hanafiah (2004) suatu unsur hara dapat disebut makro esensial jika dibutuhkan dalam jumlah besar, biasanya diatas 500 ppm dan disebut unsur mikro esensial jika dibutuhkan dalam jumlah sedikit, biasanya kurang dari 50 ppm, sehingga keperluan tanaman akan zat besi bisa dimungkinkan kurang dari 50 ppm. Unsur hara esensial merupakan unsur hara yang berperan langsung dalam aktivitas fisiologis tanaman dan peranan tersebut tidak bisa digantikan oleh unsur yang lain serta mempunyai fungsi yang khusus. Keberadaan besi atau yang juga dikenal unsur Fe dialam banyak ditemukan pada hampir semua perairan maupun tanah atau lahan. Ketersedian unsur besi dialam, dikelompokkan menjadi 2 yakni:
1. Batuan mineral Khlorite dan Biotit yakni trdiri atas olivin (Mg, Fe)2SiO,

pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3).
2. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.

Besi diserap dalam bentuk Fe2+ dan Fe3+ mempunyai fungsi yang tidak dapat digantikan pada pembentukan hijau daun. (Acehpedia, 2009). Penyerapan unsur Fe dalam bentuk Fe2+ terjadi dalam suasana aerobic, sedangkan Fe3+ diserap tanaman ketika suasana anaerobic. Menurut Hanafiah (2004) Bentuk lain yang dapat diserap tanaman adalah Fe (OH)2+ dan Fe khelat. Tanaman yang cukup akan unsur besi dapat memasamkan rhizosfer, sehingga menyebabkan pelepasan Fe dari senyawa pengikatnya. Ketersedian unsur Fe dipengaruhi beberapa komponen yakni ketersediaan unsur P, pH, aktivitas pengkapuran, dan ketersediaan bahan organik . Unsur Fe akan berlimpah jika jumlah atau keberadaan unsur P sedikit sebaliknya akan sedikit jika keberadaan unsur P berlimpah. Sedangkan pH yang ideal untuk kelimpahan unsur Fe adalah dibawah 6, tetapi tanaman dapat tumbuh dengan

maksimal jika pH dalam keadaan netral yakni

7 sehingga sebaiknya pH

dipertahankan pada 5,5 7, dengan kondisi pH seperti ini tanaman dapat tumbuh dengan baik. Jika pH dibawah 6 unsur besi akan berlimpah sehingga justru akan bersifat racun bagi tanaman, untuk meningkatkan pH bisa dilakukan pengkapuran sampai pH dan dilakukan sampai mendekati netral. Pada pH mendekati netral unsur Fe jumlahnya cenderung sedikit, untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan penambahan pupuk yang mengandung unsur Fe. Komponen lainnya yang mempengaruhi jumlah unsur Fe adalah bahan organik, bahan organik dapat dikatakan sebagai bahan yang baik untuk memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik maupun kimia. Penamabahan bahan organik dengan batas maksimum 5% atau titik ideal dapat mengontrol jumlah unsur besi agar sesuai dengan kebutuhan tanaman. Peranan zat besi sangat penting bagi pertumbuhan tanaman khususnya pembentukan hijau daun (klorofil), pembentukan zat karbohidrat, lemak, protein dan enzim. Jadi jika kekurangan protein akan menghambat pertumbuhan klorofil (Sutejo, Mulyani.M., 1987), selain itu Fe juga berfungsi untuk mempertahankan vigor tanaman. Pertumbuhan klorofil yang terhambat akan berakibat pada proses fotosintesis terhambat sehingga produksi karbohidrat (makanan) terhambat dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat, yakni mengalami defisiensi atau kekurangan unsur hara (Fe). Selain itu unsur Fe juga berperan sebagai katalisator sintesa klorofil Gejala Defisiensi dan Gejala Keracuanan pada Tanaman dan bagian enzim enzim tertentu lainnya, seperti cythocrom oksidase (transport electron) dan cytocrhom (tahap respirasi terminal) pada fotosintesis dan repirasi. Unsur Fe juga berperan dalam proses fiksasi N, yakni sebagai komponen protein ferrodoksin yang dibutuhkan dalam reduksi nitrat dan sulfat, asimilasi N2 dan produksi energi (NADP). Besi juga terlibat dalam sintesis protein dan pertumbuhan ujung akar meristem. Peranan besi sebagai unsur hara esensial perlu diperhatikan agar tetap dalam keaadaan seimbang atau sesuai kebutuhan tanaman, karena kekurangan atau kelebihan unsur ini mempunyai resiko, kekurangan unsur Fe dapat

mengakibatkan defisiensi sedangkan jika berlebih tanaman akan mengalami keracunan. Defisiensi merupakan suatu peristiwa kekurangan unsur hara pada tanaman tertentu yang menimbulkan suatu gejala yakni pada bagian pucuk daun akan nampak kekuningan. Menurut Winarso, Sugeng, (2003) defisiensi Fe bisa disebabkan oleh tidak seimbangnya metal metal didalam tanaman seperti Mo, Cu, atau Mn. Faktor lain adalah kelebihan Fe didalam tanah, kombinasi pH tinggi, kapur tinggi, basah, dingin dan tingginya karbonat didalam tanah, serta perbedaan genetik tanaman, dan kadar bahan organik tanah rendah. Unsur Fe juga memiliki peranan yang sangat penting terhadap proses Fotosintesis yaitu pada reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Selanjutnya Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari FS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti FS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin. Reaksi keseluruhan pada FS I adalah: Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+) Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah: 4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ 4Fd (Fe3+) + 2NADPH Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid.

Anda mungkin juga menyukai