Anda di halaman 1dari 12

VARISELA

Definisi
InIeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa,
klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit plimorI, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh. Disebut juga cacar air, chicken pox.
Epidemiologi
Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak, tetapi dapat juga menyerang
orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularannya lebih kurang 7 hari
dihitung dari timbulnya gejala kulit.
Etiologi
Disebabkan oleh virus varisela-zoster. Penamaan virus ini memberi pengerteian
bahwa inIeksi primer virus ini menyebabkan penyakit varisela, sedangkan reaktivasi
menyebabkan herpes zoster.
Gejala klinis
Masa inkubasi penykit ini berlangsung 14 21 hari. Gejala klinis mulai gejala
prodormal seperti demam yang tidak terlalu tinggi, malaise, nyeri kepala, kemudian disusul
timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah
menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan embun ( 90,7 /7458 ). Vesikel akan
berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung,
timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorI.
Penyebarannya terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara sentriIugal
ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, muut, dan saluran naIas
bagian atas. Jika terdapat inIeksi sekunder terdapat pembesaran kelenjar getah bening
regional. Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.
Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada orang
dewasa, berupa enseIalitis, pneumonia, glomeruloneIritis, karditis, hepatitis, keratitis,
konjungtivitis, otitis, arteritis, dan kelainan darah seperti purpura.

InIeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan
kongenital, sedangkan inIeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat
menyebabkan varisela kongenital pada neonatus.
Pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan Tzanck test dengan cara membuat sediaan hapus yang diwarnai
dengan Giemsa. Bahan yang diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia
berinti banyak.
Diagnosis banding
Harus dibedakan dengan variola, yang merupakan penyakit yang lebih berat, memberi
gambaran monomorI,dan penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh, yakni telapak
tangan dan telapak kaki.
Pengobatan
Pengobatan bersiIat simtomatik dengan memberikan antipiretik dan analgesik,
sedangkan untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedativa. Lokal diberikan bedak
yang ditambah dengan zat anti gatal ( mentol, kamIora ) untuk mencegah pecahnya vesikel
secara dini serta menghilangakan rasa gatal. Jika timbul inIeksi sekunder dapat diberikan
antibiotika berupa salap dan oral. Dapat pula diberikan obat-obat anti virus. VZIG ( Varicella
Zoster Immunoglobulline ) dapat mencegah atau meringankan varisela, diberikan
intramuskular dalam 4 hari setelah terpajan.

Sumber : Fitpatrick`s Dermatology in General Medicine ed 7, pg 1895.

Vaksinasi
Vaksin varisela berasal dari galur yang telah dilemahkan. Angka serokonversi
mencapai 97 99 . Diberikan pada yang berumur 12 bulan atau lebih. Lama proteksi belum
diketahui pasti,meskipun demikian vaksinasi ulangan dapat diberikan setelah 4-6 tahun.
Pemberiannya secara subkutan 0,5 ml untuk yang berusia 12 bulan 12 tahun. Untuk
usia di atas 12 tahun juga diberikan 0,5 ml, setelah 4-8 minggu diulangi dengan dosis yang
sama.
Bila terpajannya kurang dari 3 hari, perlindunan baksin yang diberikan masih terjadi.
Sedangkan antibodi yagn cukup telah timbul antara 3-6 hari setelah vaksinasi.
Prognosis
Dengan perawatan yang teliti dan memperhatikan higiene memberi prognosis yang
baik dan jaringan parut yang timbul sangat sedikit.














UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : Relia / Perempuan / 7 tahun
b. Pekerjaan/pendidikan : Pelajar kls 2 SD
c. Alamat : Jarnai
d. No MR : 0345

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demograIi-lingkungan keluarga
a. Status Perkawinan : -
b. Jumlah saudara : 2 orang
c. Status Ekonomi Keluarga :
Pemasukan keluarga berasal ayah pasien bekerja sebagai petani dengan penghasilan
Rp 1.500.000/bulan
d. KB : -
e. Kondisi Rumah :
- Rumah semi permanen, ukuran 10 x 8 m, memiliki 2 kamar tidur masing- masing
berukuran 3 x 2 m, dan 1 kamar mandi ,lantai rumah dari semen, listrik ada,
pekarangan ada, ventilasi dan pencahayaan kurang
- Sumber air : PDAM
- Jamban : 1 buah, ada di dalam rumah
- Sampah di angkut petugas sampah.
- Jumlah penghuni 4 orang, yaitu pasien, kedua orang tua pasien, dan 1 orang kakak
pasien.
- Kesan : higiene dan sanitasi kurang
I. Kondisi Lingkungan Keluarga
- Pasien tinggal di daerah pinggiran kota dengan penduduk yang tidak begitu padat.
3. Aspek Psikologis di keluarga.
Hubungan dengan keluarga baik, pasien disayang oleh semua anggota
keluarganya.

4. Riwayat Kehamilan:
Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit berat, tidak mengkonsumsi obat-
obatan, tidak mendapat penyinaran dan tidak ada kebiasaan merokok serta minum
alkohol. Kontrol kehamilan teratur.

5. Riwayat Kelahiran :
Lahir normal di klinik bersalin swasta, ditolong oleh bidan, saat lahir langsung menangis
kuat, berat badan lahir 3200 gram, panjang badan lahir 50 cm.

6. Riwayat Imunisasi :
BCG : 1x usia 2 bulan, scar ada
DPT : 3x usia 2,3,4 bulan
Polio : 3x usia 2,3,4 bulan
Hepatitis B : 3x usia 2,3,4 bulan
Campak : 1x usia 9 bulan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap menurut umur di Posyandu.

7. Riwayat Tumbuh Kembang :
Perkembangan Fisik :
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri : 8 bulan
Berjalan : 12 bulan
Perkembangan Mental :
Isap jempol tidak ada, gigit kuku tidak ada, mengompol tidak ada.
Kesan : Perkembangan Iisik dan mental normal

8. Keluhan Utama
Gelembung- gelembung berisi cairan jernih yang terasa gatal di hampir seluruh tubuh
sejak 2 hari sebelum berobat ke puskesmas.

9. Riwayat Penyakit Sekarang
- Sejak 2 hari sebelumnya terdapat bintik- bintik kemerahan di dada dan perut yang
kemudian berubah menjadi gelembung-gelemung yang berisi cairan jernih.

- Bintik- bintik kemerahan tersebut kemudian menyebar ke bagian lain di tubuh


yaitu punggung, lengan, tungkai, dan wajahnya. Cairan dalam gelembung tersebut
lalu berubah menjadi keruh.
- Gelembung yang berisi cairan terasa gatal, sehingga pasien menggaruknya.
Gelembung yang telah pecah akhirnya mengering dan menjadi keropeng.
- Pasien mengalami demam 2 hari sebelum mucul bintik- bintik merah. Saat itu
demam tidak terlalu tinggi, dan tidak menggigil. Sampai saat ini, demam masih
hilang timbul.
- Kira- kira 2 minggu sebelumnya pasien bermain dengan anak tetangganya yang
memiliki gejala yang sama dengan pasien saat ini. Menurut ibunya, gelembung-
gelembung pada tubuh anak tetangga tersebut sudah mengering dan tinggal
keropeng-keropeng kehitaman. Ibu pasien tidak mengetahui apakah anak tetangga
tersebut ada berobat ke puskesmas/bidan di sekitar rumahnya.
- Pasien tetap bersekolah seperti biasanya.
- Pasien belum berobat untuk keluhannya ini, ibu pasien hanya memberikan bedak
beras ke tubuh pasien.

10.Riwayat Penyakit dahulu / Penyakit Keluarga
- Pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
- Pasien tidak memiliki riwayat asma, dan penyakit alergi lainnya.
- Ayah dan ibu pasien pernah mengalami sakit seperti ini sewaktu SD dulu. Adik
pasien ( 4 tahun ) belum pernah mendapat sakit seperti ini.

11.Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : CMC
Nadi : 68x/ menit
NaIas : 20x/menit
Suhu : 37,1
0
C
Berat badan : 18 kg
Tinggi Badan : 91 cm
Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Leher : Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening

Toraks : Jantung dan paru dalam batas normal


Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, reIilling kapiler baik
Status Dermatologikus
- Lokasi : hampir seluruh tubuh: dada, perut, punggung, lengan, tungkai,
wajah ( termasuk pinggir bibir )
- Distribusi : Generalisata
- Bentuk : Bulat, lonjong
- Susunan : Soliter
- Batas : Tegas
- Ukuran : Milier sampai dengan lentikuler
- EIloresensi : Papul eritema, vesikel, pustul, ekskoriasi dan krusta
kehitaman



12.Laboratorium Anjuran
Tzank Test: sediaan hapus dari kerokan dasar vesikel, diwarnai dengan pewarnaan
giemsa, diharapkan akan didapati sel datia berinti banyak.

13.Diagnosis Kerja : Varisela Zoster

14.Diagnosis Banding : -

15.Manajemen
a. PreventiI :
- Untuk pencegahan terjadinya inIeksi sekunder karena bakteri dianjurkan untuk
tidak menggaruk kulit yang gatal,ataupun memecahkan gelembung. Kuku
harus digunting pendek dan jaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan
dengan sabun. Pasien tetap mandi 2 kali sehari dengan sabun.
- Untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah inIeksi sekunder dianjurkan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan dan makan makanan yang
mengandung karbohidrat, protein,dan lemak dalam jumlah seimbang dengan
Irekuensi 3x sehari , cukup buah dan sayur.
- Untuk mencegah penularan kepada orang lain pasien dianjurkan untuk
istirahat di rumah saja (tidak bermain ke rumah tetangga), selama 7- 10 hari
sejak munculnya bintik- bintik merah di kulit. Begitu juga sebaiknya kontak

dengan adik pasien dikurangi misalnya dengan tidur tidak di kasur yang sama
untuk sementara. Pasien juga disarankan untuk libur sekolah selama 5 hari
ke depan untuk mencegah penularan ke teman-temannya.
- rang tua pasien yang pernah memiliki riwayat varisela sebelumnya berisiko
untuk terkena herpes zoster jika daya tahan tubuhnya saat ini menurun. Untuk
itu sebaiknya orang tua pasien juga meningkatkan daya tahan tubuhnya
dengan menjaga pola makan dan beristirahat secukupnya.
b. PromotiI :
- Menjelaskan tentang penyakit varisela, pengobatan, dan komplikasi yang akan
ditimbulkan oleh penyakit ini di masa yang akan datang seperti risiko untuk
terkena herpers zoster jika suatu saat terinIeksi lagi oleh virus varisela saat
daya tahan tubuh sedang menurun.
- Menjelaskan hubungan terjadinya penyakit pada pasien dengan penurunan
daya tahan tubuh, yang berkaitan dengan kebersihan diri, lingkungan dan
asuhan gizi.
c. KuratiI :
Sistemik:
- Amoxicillin sirup 125 mg 3 x 1 sendok teh
- CTM tablet 4 mg 3 x1/2 tablet
- Paracetamol sirup 120 mg, bila demam ,max 3x/hr 1 sendok teh/x
Topikal:
- Asiklovir salI 2x/hr pada gelembung-gelembung yang belum pecah.

d. RehabilitatiI :
- Kontrol kembali 3 hari lagi untuk melihat eIek pengobatan terhadap lesi lama dan
pertambahan lesi baru.
- Segera bawa ke pelayanan kesehatan terdekat jika mengalami demam tinggi,
sesak naIas.

Dinas Kesehatan Kota Padang


Puskesmas Bungus Teluk Kabung
Tanggal : 5 April 2011

R/ Amoxicillin Syr 125 mg No. II
S 3 dd cth 1,5
R/ CTM tab 4 mg No. VII
S 3 dd tab 1/2
R/ Paracetamol syr 120 mg No. I
S prn cth 1,5
R/ Asiklovir salI No. I
Sue aplic loc dol


Pro :Relia
Umur :7 tahun
Alamat : Bungus

DISKUSI
Telah dilaporkan seorang pasien perempuan berumur 7 tahun, dengan diagnosis
varisela zoster. Lesi kulit muncul pada pasien setelah kontak 2 minggu sebelumnya dengan
teman bermainnya yang mengalami gejala seperti pasien ini. Hal ini sesuai dengan masa
inkubasi virus tersebut 14-21 hari. Rendahnya daya tahan tubuh juga terlihat dari lesi yang
mengenai hampir seluruh tubuhnya. Dikatakan dalam literatur bahwa luasnya lesi varisela
zoster berbanding terbalik dengan daya tahan tubuh seseorang, makin buruk daya tahan tubuh
seseorang makin luas lesi yang terjadi dan sebaliknya. Karena hal inilah dilakukan upaya
preventiI dan promotiI kepada ibu pasien tentang hubungan antara kebersihan diri, kebersihan
lingkungan, serta gizi yang cukup dengan derajat daya tahan tubuh dan tumbuh kembang
anak. Diperlukan asupan gizi yang tepat bagi pasien baik jumlah maupun mutunya, yang bisa
berasal dari sumber makanan yang murah dan mudah didapatkan tetapi bergizi bagi anak
seperti ikan, teri, telur, tempe, tahu, dan berbagai sayuran.
Pasien diberikan obat sistemik yaitu amoxicillin sirup 3 kali perhari 1,5 sendok
teh, CTM tablet 4 mg 3 kali 1/2 tablet perhari, paracetamol sirup bila demam 1,5 sendok
teh, dan obat topikal berupa asiklovir salI oleskan pada gelembung-gelembung 2 kali perhari
sehabis mandi. Amoxicillin diberikan sebagai proIilaksis terhadap terjadinya inIeksi
sekunder, baik melalui lesi yang pecah maupun melalui inIeksi sekunder bakteri secara
sistemik. Dalam literatur dikatakan bahwa Asiklovir sistemik yang diberikan dalam 24 jam
sejak ruam pertama kali muncul dapat mengurangi jumlah lesi yang muncul, memperlama
pembentukan lesi baru, serta mempersingkat durasi gejala-gejala konstitusional. Namun,
karena pasien baru datang pada hari ketiga dan lesi sudah muncul di sebagian besar tubuh,
dan sebagian lesi pun sudah pecah dan mengering, maka di sini tidak diberikan asiklovir
secara sistemik melainkan berupa salI yang dioleskan pada gelembung yang belum pecah
dengan harapan obat akan diserap lewat kulit dan mencegah virus berkembang biak lebih
lanjut dalam vesikel, sehingga jika vesikel pecah virus tidak lagi inIektiI ke kulit sekitarnya.
Banyaknya gelembung yang sudah pecah dan berubah menjadi keropeng
kemungkinan disebabkan pasien menggaruk lesi karena gatal, dan juga akibat pemakaian
bedak beras oleh ibu pasien, di mana bedak beras memiliki tekstur yang kasar, sehingga
mudah menggesek kulit vesikel yang menyebabkan vesikel pecah. Dari literatur, bedak (
talkum ) dapat diberikan sebagai obat topikal untuk mencegah pecahnya vesikel dan untuk
menghilangkan rasa gatal dengan menambahkan menthol.

CTM dipilih untuk mengurangi rasa gatal dan agar anak dapat istirahat dengan cukup
karena eIek sedatiInya. Paracetamol diberikan sebagai antipiretik dan analgetik. Pasien
diminta untuk datang lagi 3 hari mendatang untuk melihat perkembangan penyakit.
Pasien juga diminta untuk tidak menggaruk kulit yang gatal. Namun jika tidak
mungkin dihindari, dianjurkan agar kuku pasien digunting pendek dan mencuci tangannya
dengan sabun jika kotor untuk menghindari terjadinya inIeksi kulit sekunder. Pasien tetap
mandi seperti biasa minimal 2 kali sehari dengan sabun. Jika terdapat tanda- tanda inIeksi
sekunder seperti demam tinggi dan sesak naIas dianjurkan agar pasien dibawa berobat
kembali secepatnya. Pasien juga diminta untuk beristirahat di rumah dan libur sekolah selama
5 hari dengan mempertimbangkan masa inIeksius virus tersebut yaitu 7-10 hari sejak
munculnya ruam kulit.
Sebaiknya juga dilakukan kunjungan ke rumah tetangga pasien yang awalnya
mengalami gejala seperti pasien dan perlu diberikan edukasi / penerangan mengenai
penyakit anaknya yang dapat sembuh sendiri tetapi bersiIat menular, sehingga anggota
keluarga yang lain yang belum pernah menderita varisela akan berisiko untuk tertular
penyakit varisela atau bagi yang memiliki riwayat varisela sebelumnya dan sedang
mengalami penurunan daya tahan tubuh seperti saat sedang terserang penyakit ataupun saat
sedang mengalami stres Iisik seperti kelelahan, dapat mengalami herpes zoster.

Anda mungkin juga menyukai