Anda di halaman 1dari 11

33

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HasiI PeneIitian
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data mengenai faktor-
faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu balita di posyandi Deas
Cianting Utara Kecamatan Sukatani yang dilaksanakan mulai bulan Maret
2011 kepada 99 responden melalui penyebaran kuesioner untuk
mengumpulkan data berupa variable pendidikan, pengetahuan, status
ekonomi, dan jarak tempuh, hasil penelitian disajikan dalam bentuk analisis
univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat untuk melihat gambaran
distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dan analisis bivariat untuk
mengetahui hubungan ari masing-masing variabel.
. AnaIisis Bivariat
a. Hubungan pengetahuan ibu yang mempunyai balita dengan
kunjungan ke posyandu.
Tabel 4.1 Hubungan pengetahuan ibu yang mempunyai balita
dengan kunjungan ke posyandu.
Pengetahuan
Kunjungan
Total
p-value
Kurang Baik
n % n % n %
Baik
Sedang
Kurang
20
27
2
39,2
60,0
66,7
31
18
1
60,8
40,0
33,3
51
45
3
100
100
100
0,106
Jumlah 49 49,5 50 50,5 99 100

34


Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 51 responden
yang memiliki pengetahuan baik tentang posyandu sebagian besar
yaitu 31 orang (60,8 %) kunjungannya baik, dari 45 responden yang
memiliki pengetahuan sedang sebanyak 27 orang (60,0 %)
kunjungan ke posyandunya kurang, sedangkan dari 3 responden
yang memiliki pengetahuan kurang sebagian besar yaitu 2 orang
(66,7 %) kunjungannya kurang.
Hasil uji statistik diperoleh dari = 0,106. Pada taraf
signifikasi 5% (d = 0,05) maka Ho diterima, hal ini berarti tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
kunjungan ke posyandu.
b. Hubungan sosial ekonomi ibu yang mempunyai balita dengan
kunjungan ke posyandu
Tabel 4.2 Hubungan sosial ekonomi ibu yang mempunyai balita
dengan kunjungan ke posyandu.
Sosial
Ekonomi
Kunjungan
Total
POR
(95% Cl)
p-value Kurang Baik
n % n % n %
Rendah
Tinggi
26
23
63,4
39,7
15
35
36,6
60,3
41
58
100
100
2,693
(1,156-6-019)
0,034
Jumlah 49 49,5 50 50,5 99 100

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 41 responden
yang sosial ekonominya rendah sebagian besar yaitu 26 orang
(63,4 %) kunjungan posyandunya kurang, sedangkan dari 58
responden yang sosial ekonominya tingi sebagian besar yaitu 35
orang (60,3 %) kunjungan ke posyandunya baik
33


Hasil uji statistic diperoleh dari = 0,034. Pada taraf
signifikasi 5% (d = 0,05) maka Ho ditolak, hal ini berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi dengan kunjungan
ke posyandu dengan nilai POR = 2,693 (95% Cl=1,156-6,019)
artinya responden yang dengan sosial ekonomi tinggi
berkesempatan 2,693 kali lebih besar melakukan kunjungan ke
posyandu dengan baik dari pada responden dengan sosial ekonomi
rendah.
c. Hubungan jarak tempuh ibu yang mempunyai balita dengan
kunjungan ke posyandu.
Tabel 4.1 Hubungan jarak tempuh ibu yang mempunyai balita
dengan kunjungan ke posyandu.
Jarak
Tempuh
Kunjungan
Total
POR
(95% Cl)
p-value Kurang Baik
n % n % n %
Jauh
Dekat
33
16
61,1
35,6
21
29
38,9
64,4
54
45
100
100
2,848
(1,255-6-465)
0,020
Jumlah 49 49,5 50 50,5 99 100

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari 50 responden
yang jarak tempuhnya jauh sebagain besar yaitu sebanyak 29
orang (58 %) kunjungan posyandunya kurang, sedangkan dari 49
responden yang jarak tempuhnya dekat sebagian besar yaitu
sebanyak 31 orang (63,3 %) kunjungan posyandunya baik.
Hasil uji statistik diperoleh dari = 0,020. Pada taraf
signifikasi 5% (d = 0,05) maka Ho ditolak, hal ini berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara jarak tempuh dengan kunjungan
ke posyandu dengan nilai POR = 2,848 (95% Cl=1,255-6,465)
36


artinya responden yang jarak tempuhnya dekat berkesempatan 2,8
kali lebih besar melakukan kunjungan ke posyandu dengan baik
dari pada responden dengan jarak tempuh ke posyandu jauh.
d. Hubungan pendidikan ibu yang mempunyai balita dengan
kunjungan ke posyandu.
Tabel 4.4 Hubungan pendidikan ibu yang mempunyai balita
dengan kunjungan ke posyandu.
Pendidikan
Kunjungan
Total
p-value Kurang Baik
n % n % n %
Rendah
Sedang
Tinggi
37
12
0
90,2
26,7
0,0
4
33
13
9,8
73,3
100
41
45
13
100
100
100
0,001
Jumlah 49 49,5 50 50,5 99 100

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 41 responden
yang memiliki pendidikan rendah sebagian besar yaitu sebanyak 37
orang (90,2%) kunjungan ke posyandunya kurang, dari 45
responden yang memiliki pendidikan menengah sebanyak 33 orang
(73,3 %) kunjungan ke posyandunya baik, sedangkan dari 13
responden yang yang pendidikannya tinggi seluruhnya atau 13
orang (100 %) kunjungan ke posyandunya baik.
Hasil uji statistik diperoleh dari = 0,001. Pada taraf
signifikasi 5% (d = 0,05) maka Ho ditolak, hal ini berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kunjungan ke
posyandu.

37


B. Pembahasan
Hubungan karakteristik ibu balita dengan kunjungan ke posyandu
desa Cianting Utara kecamatan Sukatani Tahun 2011.
1. Kunjungan ibu balita ke posyandu Desa Cianting Utara
Hasil pengolahan data menunjukkan responden dengan
kunjungan baik terdapat 50 orang (50,5%) sedangkan pada kelompok
yang kurang terdapat 49 orang (49,5%).
Dari data tersebut terlihat banyaknya ibu balita yang berkunjung
ke posyandu, hal ini menunjukkan bahwa akses masyarakat terhadap
fasilitas kesehatan masih tinggi. Selain itu kesadaran masyarakat
terhadap perilaku kesehatan juga masih dimiliki oleh sebagian
masyarakat khususnya ibu yang mempunyai balita.
2. Hubungan Pengetahuan ibu dengan kunjungan ke posyandu

Pengetahuan
Kunjungan
Total
p-value Kurang Baik
n % n % n %
Baik
Sedang
Kurang
20
27
2
39,2
60,0
66,7
31
18
1
60,8
40,0
33,3
51
45
3
100
100
100
0,106
Jumlah 49 49,5 50 50,5 99 100

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa yang paling banyak
berkunjung ke posyandu adalah ibu dengan pengetahuan baik. Hal ini
tidak sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) dimana pengetahuan
seoseorang akan berpengaruh pada perilakunya, selanjutnya perilaku
kesehatan seseorang akan berpengaruh kepada indicator kesehatan
masyarakat. Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai
38


hasil dari penggunaan panca indera. Pengetahuan dapat diterima dari
pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan non formal di luar
sekolah. Selain itu pengetahuan juga dapat diperoleh malalui
pengalaman diri sendiri maupun dari orang lain, dengan cara
mendengar sendiri baik langsung maupun melalui alat komunikasi
(Notoatmodjo, 2007).
3. Hubungan Sosial Ekonomi ibu dengan kunjungan ke posyandu.
Sosial
Ekonomi
Kunjungan
Total
POR
(95% Cl)
p-value
Kurang Baik
n % n % n %
Rendah
Tinggi
26
23
63,4
39,7
15
35
36,6
60,3
41
58
100
100
2,693
(1,156-6-019)
0,034
Jumlah 49 49,5 50 50,5 99 100

Dari data di atas dapat dilimpulkan bahwa yang paling banyak
berkunjung ke posyandu adalah ibu balita dengan sosial ekonomi tinggi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Solihat (2010), dimana pendapatan
mempunyai kaitan erat dengan daya atau potensi ekonomi keluarga di
mana keluarga dengan pekerjaan yang tetap memungkinkan
mendapatkan nafkah yang dapat memenuhi kehidupan sehari-hari.
Setelah dapat memenuhi kebutuhan pokok, keluarga dapat
mengalokasikan pendapatnya untuk pembiayaan lain seperti kesehatan.
Namun demikian pekerjaan juga akan mengurangi perhatian keluarga
terhadap permasalahan yang terjadi dengan kesehatannya. bu yang
bekerja tentunya akan berbeda dengan ibu yang tidak bekerja dalam
ketersediaan waktu dalam pengasuhan serta pendampingan bagi anak-
anaknya khususnya membawa anaknya ke posyandu.

39


4. Hubungan jarak tempuh ibu dengan kunjungan ke posyandu
Jarak
Tempuh
Kunjungan
Total
POR
(95% Cl)
p-value Kurang Baik
n % n % n %
Jauh
Dekat
33
16
61,1
35,6
21
29
38,9
64,4
54
45
100
100
2,848
(1,255-6-465)
0,020
Jumlah 49 49,5 50 50,5 99 100

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa yang paling banyak
berkunjung ke posyandu adalah ibu dengan jarak tempuh dekat. Hal ini
sesuai dengan pendapat Tarso (2010) dimana bahwa pada umumnya
ibu akan mencari fasilitas kesehatan yang lebih dekat dengan tempat
tinggalnya. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi akses masyarakat
terhadap pelayanan masyarakat. Daerah yang terpencil serta susah
terjangkau akan mempersulit akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.
5. Hubungan pendidikan ibu dengan kunjungan ke posyandu
Pendidikan
Kunjungan
Total
p-value Kurang Baik
n % n % n %
Rendah
Sedang
Tinggi
37
12
0
90,2
26,7
0,0
4
33
13
9,8
73,3
100
41
45
13
100
100
100
0,001
Jumlah 49 49,5 50 50,5 99 100

Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang paling
banyak berkunjung adalah ibu dengan pendidikan rendah. Hal ini tidak
sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2007) dimana tingkat
pendidikan seorang ibu memberi dapmak positif terhadap pengetahuan
ibu dalam penentuan sikap terhadap masalah kesehatan. bu dengan
40


pendidikan formal yang baik cenderung memiliki akses informasi yang
luas dan lebih mudah menerima pesan-pesan kesehatan yang juga
akan memberi pengaruh pada tingkat pengetahuan ibu. Sehingga
semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin rendah angka
kesakitan dan angka kematian bayi dan kematian ibu (Notoatmodjo,
2007).




41

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpuIan
Pendidikan
Kunjungan
Total
p-value Kurang Baik
n % n % n %
Rendah
Sedang
Tinggi
37
12
0
90,2
26,7
0,0
4
33
13
9,8
73,3
100
41
45
13
100
100
100
0,001
Jumlah 49 49,5 50 50,5 99 100

Pengetahuan
Kunjungan
Total
p-value Kurang Baik
n % n % n %
Baik
Sedang
Kurang
20
27
2
39,2
60,0
66,7
31
18
1
60,8
40,0
33,3
51
45
3
100
100
100
0,106
Jumlah 49 49,5 50 50,5 99 100

Sosial
Ekonomi
Kunjungan
Total
POR
(95% Cl)
p-value Kurang Baik
n % n % n %
Rendah
Tinggi
26
23
63,4
39,7
15
35
36,6
60,3
41
58
100
100
2,693
(1,156-6-019)
0,034
Jumlah 49 49,5 50 50,5 99 100

Jarak
Tempuh
Kunjungan
Total
POR
(95% Cl)
p-value
Kurang Baik
n % n % n %
Jauh
Dekat
33
16
61,1
35,6
21
29
38,9
64,4
54
45
100
100
2,848
(1,255-6-465)
0,020
Jumlah 49 49,5 50 50,5 99 100

42

42

1. Ada hubungan antara pendidikan ibu yangmempunyai balita dengan
kunjungan ke posyandu (p = 0,001).
2. Tidak ada hubunga antara pengetahuan ibu yang mempunyai balita
dengan kunjungan ke posyandu (p = 0,106).
3. Ada hubungan antara sosial ekonomi ibu yang mempunyai balita
dengan kunjungan ke posyandu (p = 0,024). Dengan POR = 2,693
artinya responden yang mempunyai sosial ekonomi tinggi berpeluang
2,7 kali lebih besar mengunjung posyandu dibandingkan responden
yang mempunyai sosial ekonomi rendah,
4. Ada hubungan antara jarak tempuh ibu yang mempunyi balita dengan
kunjungan ke posyandu (p = 0,020). Dengan POR = 2,848 artinya
responden denganj jarak tempuh ke posyandu dekat berpeluang 2,8 kali
lebih besar mengunjungi posyandu dibandingkan responden dengan
jarak tempuh ke posyandu jauh.

B. Saran
1. Bagi Puskesmas
a. Diharapkan agar pihak Puskesmas dapat memberikan penyuluhan
mengenai fungsi dan kedudukan posyandu kepada masyarakat,
agar masyarakat mengetahui dan merasa menghargai keberadaan
posyandusehingga akan meningkatkan rasa peduli dan rasa
memiliki terhadap posyandu tersebut.
b. Membentuk kader atau perekrutan kader baru, agar tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap kegiatan posyandu meningkat.
43

43

c. Membuat perencanaan dalam kerjasama dengan pihak swasta
dalam pembiayaan posyandu, melalui kerjasama dengan lintas
sector maupun program.
2. Bagi peneliti yang lain
a. Diharapkan dapat membuktikan faktor lain yang berhubungan
dengan kunjungan ke posyandu.
b. Disarankan untuk penambahan analisis bivariat bahkan multivariate
sehingga dapat mengetahui variabel independen mana yang
mempunyai pengaruh besar terhadap kunjungan ibu ke posyandu.

Anda mungkin juga menyukai