Anda di halaman 1dari 6

RANCANGAN DAN PEMBUATAN PERISAI RADIASI PENYIMPANAN BATU TOPAZ PASCA IRADIASI Kawkab Mustofa, Asnul Sufmawan, Saleh

Hartaman

ABSTRAK RANCANGAN DAN PEMBUATAN PERISAI RADIASI PENYIMPANAN BATU TOPAZ PASCA IRADIASI. Setelah mengalami pendinginan selama 3 ~ 4 bulan di kolam penyimpanan bahan bakar bekas, batu topaz pasca iradiasi masih memancarkan paparan radiasi 1000 ~ 2000 mRem/jam. Untuk menghindari terjadinya paparan radiasi ke lingkungan sekitarnya, telah dilakukan perancangan dan pembuatan perisai radiasi di sekitar gudang penyimpanan batu topaz tersebut. Dengan rancangan perisai radiasi yang diajukan, paparan radiasi kelingkungan dapat menurun hingga seribu kalinya atau 0,4 mRem/jam. Hal ini telah sesuai dengan batasan maksimum yang direkomendasikan BAPETEN sebesar 2,5 mRem/jam. Kata Kunci : radiasi, perisai, batu topaz ABSTRACT DESIGN AND CONSTRUCTION TOPAZ STORAGE RADIATION SHIELDING AFTER IRRADIATION. After cooling down during 3 up to 4 months in the fuel storage pool, topaz are still having radiation 1000 ~ 2000 mRem/hour. Topaz storage radiation shielding have been designed in order to avoid any at radiation around the storage room after irradiation have been done. With the shielding device can decrease any of radiation up to 0,4 mRem/hour and still below the maximum standard recommended by BAPETEN 2,5 mRem/hour. Keywords : radiation, shielding, topaz

PENDAHULUAN Sejak bulan April 2003 sampai dengan sekarang, RSG-GAS telah mengiradiasi batu topaz sebanyak 1,5 ton lebih. Tingginya paparan radiasi yang terjadi pasca iradiasi akibat proses aktivasi mencapai 1000 ~ 2000 mRem/jam itupun setelah pendinginan selama 3 ~ 4 bulan di kolam penyimpanan bahan bakar bekas. Dari kolam bahan bakar bekas, batu topaz diangkut ke gudang penyimpanan sementara sampai aktivitas dan paparan radiasi batu topaz tersebut mencapai batas dosis yang diijinkan untuk dikirim kembali ke pelanggan (Jerman). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka gudang tersebut perlu dipasang perisai radiasi untuk mengurangi laju paparan yang terjadi sampai ke pintu gudang. Perisai ini dibuat dari timah hitam yang disusun dengan tujuan laju paparan yang sampai di pintu gudang diharapkan tidak melebihi batas yang ditetapkan yaitu 2,5 mRem/jam. Perisai radiasi ini merupakan konstruksi mekanik yang berfungsi untuk menahan/mengurangi radiasi gamma yang terjadi, sehingga tidak membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja di sekitarnya. Ketebalan perisai radiasi dirancang berdasarkan pada besarnya paparan yang dihasilkan batu topaz pasca iradiasi. TEORI Topaz merupakan salah satu batu permata yang memiliki warna menarik yaitu biru, kuning, hijau dan kemerahan. Untuk mendapatkan warna-warna tersebut saat ini telah berkembang teknik pemuliaan topaz dengan berbagai cara, diantaranya adalah teknik iradiasi neutron. Teknik ini dapat merubah warna topas dari putih menjadi warnawarna tertentu. Topas mempunyai rumus kima Al2(OH, F)2 SiO4 yang bereaksi dengan neutron akan terjadi reaksi inti. Produk reaksi inti tersebut diantaranya adalah P131 yaitu hasil peluruhan S31 yang memancarkan dan dengan waktu paruh 2,62 menit. Tetapi teknik iradiasi neutron ini menimbulkan permasalahan karena reaksi neutron dan topaz tersebut menghasilkan produk fisi dari unsur pengotor yang mempunyai waktu paruh panjang, hal ini memerlukan tempat penyimpanan sementara topaz pasca iradiasi sampai aktivitasnya meluruh dan paparannya memenuhi batas yang diijinkan sehingga dapat dikirim kembali ke pelanggan (Jerman).

Penggunaan perisai radiasi yang ditempatkan di antara sumber radiasi dan orang adalah suatu cara untuk menekan penerimaan dosis agar tidak melebihi ketentuan yang ditetapkan (Nilai Batas Dosis). Pemakaian perisasi radiasi di gudang penyimpanan topaz merupakan syarat guna melindungi pekerja dari bahaya radiasi gamma. Prinsip kerja perisai radiasi adalah mengurangi fluks radiasi di balik perisai. Pengurangan ini dapat terjadi karena interaksi antara radiasi dengan bahan perisai. Dalam kaitannya dengan bahan perisai radiasi gamma, umumnya digunakan bahan yang mempunyai densitas tinggi seperti timah hitam, karena bahan tersebut cukup efektif untuk menyerap radiasi sinar gamma. Salah satu syarat pekerja di daerah radiasi yaitu tidak boleh menerima dosis radiasi melebihi batas maksimum yang diijinkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional, yaitu 50 mSv/tahun. Dengan syarat tersebut, maka laju dosis di gudang penyimpanan topaz harus lebih kecil dari 25 Sv/jam (2,5 mRem/jam). Akan tetapi untuk perkembangan selanjutnya sesuai dengan rekomendasi ICRP No. 60 Tahun 1990 nilai batas dosis (NBD) akan ditekan menjadi 20 mSc/tahun atau setara denga 10 Sv/jam (1 mRem/jam) Agar nilai batas dosis tersebut tercapai, maka ketebalan perisai radiasi ditentukan berdasarkan rumus berikut : Dt = Do . e-t ..(1) Dimana : Do Dt t = adalah laju dosis tanpa perisasi radiasi = adalah laju dosis setelah melalui perisasi raadiasi = adalah tebal perisai = adalah koefisien absorpsi liner Dari partikel

Sedangkan untuk jarak adalah laju paparan radiasi berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber radiasi. Maka dosis radiasi berbanding terbalik dengan kwadrat jaraknya. Dosis 1/d2 .(2)

METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan pemasangan perisai radiasi tempat penyimpanan batu topaz sementara ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan supaya dapat berfungsi dengan baik antara lain : 1. Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari aktivitas personal (lihat lampiran 1) 2. Perisai radiasi harus mampu menahan radiasi gamma yang ditimbulkan oleh batu topaz pasca iradiasi, sehingga orang yang bekerja di sekitar gudang tersebut tetap aman. 3. Perisai radiasi disusun dari bahan Timah Hitam (timbal), karena bahan tersebut cukup efektif untuk menyerap radiasi gamma.

Tempat Topaz

Tempat Topaz

1m

4,7 m timbal

1m

Gambar 1. Skema perisai radiasi tempat penyimpanan Topaz


4,5 m

Penentuan tebal perisai radiasi : Dari hasil pengukuran bahwa Topaz yang berada di gudang penyimpanan mempunyai laju dosis 1.500 mRem/jam. Kemudian dipasang perisai timbal dengan tebal 5 cm dengan koesfisien atenuasi linier sebesar 0,693/cm maka sesuai dengan rumus (1) di atas didapatkan hasil laju dosis paparan setelah perisai radiasi adalah 46,7 mRem/jam

sedangkan dari hasil pengukuran langsung adalah 52 mRem/jam. Sedangkan laju dosis parapan radiasi sampai ke pintu dari hasil perhitungan sesuai dengan rumus (2) adalah 0,39 mRem/jam nilai ini sesuai dengan hasil pengukuran langsung yaitu 0,4 mRem/jam. Perisai radiasi ini terbuat dari susunan timbal dengan tujuan apabila suatu saat tidak digunakan lagi, maka perisai tersebut dapat mudah dibongkar. Perlu diperhatikan bahwa sambungan antar timbal dibuat segitiga/lancip, dengan tujuan agar perisai tidak bercelah. Ketebalan perisai radiasi yang terbuat dari bahan timah hitam setebal 5 cm, tinggi 80 cm, lebar 30 cm. Dibuat berjajar dengan harapan untuk memudahkan dalam pengerjaanya dan mudah dibongkar kembali bila dikehendaki.
5 cm Pojok kiri tengah Pojok kanan

Tampak atas

80 cm

30 cm

Tampak depan Gambar 2. Perisai radiasi Timah Hitam

3,5 m

Tampak atas baut

Profil L 3,7 m

Tampak depan

Gambar 3. Susunan timah hitam Perisai radiasi KESIMPULAN Setelah di lakukan pemasangan perisai radiasi timah hitam berjajar dengan tebal 5 cm, tinggi 80 cm dengan panjang keseluruhan 7,2 meter. Perisai ini mampu menahan paparan hingga 1/1000 kalinya sehingga dari hasil pengukuran laju dosis radiasi di pintu hanya 0,4 mRem/jam. Gudang penyimpanan batu topaz pasca iradiasi ini layak digunakan karena masih dibawah batas yang diijinkan BAPETEN yaitu paparan yang sampai di pintu gudang 2,5 mRem/jam. DAFTAR PUSTAKA 1. SUWARNO WIRYO SIMIN, 1995, Mengenal Asas Proteksi Radiasi, Penerbit ITB Bandung. 2. BATAN-JAERI, Radiation Shielding, Design for X-Ray Room, Training Course on Radiation Protection, Jakarta. 3. PRSG, Diklat Selingkung Penyegaran Operator dan Supervisor Reaktor Serpong, 2005.

Anda mungkin juga menyukai