POKOK BAHASAN
1. ANALISIS LQ & MODEL EKONOMI BASIS
Konsepsi Dasar Teknik Analisis Contoh Perhitungan
Konsepsi Dasar
Inti dari model ekonomi basis adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut (barang maupun jasa); sektor ini disebut sektor basis.
Besarnya ekspor tergantung pada permintaan dari luar wilayah (exegenous demand).
Di samping sektor basis, ada kegiatan sektor pendukung yang dibutuhkan untuk melayani (service) kegiatan produksi sektor basis termasuk pekerjanya. Sektor ini disebut sebagai sektor non-basis. Kedua sektor (basis dan non-basis) saling berhubungan. Artinya bahwa bila permintaan dari luar meningkat, maka sektor basis akan berkembang. Berkembangnya sektor basis akan mendorong perkembangan sektor non-basis dan perkembangan kedua sektor tsb pada gilirannya akan menumbuhkembangkan perekonomian wilayah/kota melalui proses penggandaan.
Skematik
Komunikasi,Makanan Perdagangan,Entertainment,dst
SERVICE
G = f (X)
X = f (DE)
SERVICE
Proses Penggandaan
Dalam model ekonomi basis terjadi proses penggandaan pendapatan dan juga kesempatan kerja
Contoh simulasi proses penggandaan (multiplier process) Rumus pengganda pendapatan (income multiplier)
Pertumbuhan antara pendapatan regional (gY), sektor basis (gX), dan sektor service (gS)
Karena 3 hal :
1. Untuk memnumbuhkan sektor basis dibutuhkan investasi yg besar (misal konstruksi, lahan, dst)
2.
3.
3.
Location Quotient
ps/pl Ps/Pl
Di mana :
LQ = Location Quotient ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal lokal. pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal lokal. Ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal regional. Pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal regional.
Ketentuan
Jika LQ 1 sektor basis.
Artinya bahwa sektor tersebut sudah mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar di dalam wilayah dan juga diekspor ke luar wilayah.
Contoh perhitungan LQ
Lihat MS Excell
di suatu daerah/wilayah dibandingkan secara relatif dengan sektor lainnya, apakah tumbuh cepat atau lambat?
Dalam analisis ini diasumsikan bahwa perubahan produksi /
Skematik
(KPN)
KPN merupakan komponen share dan sering disebut sebagai national share. KPN adalah perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh perubahan produksi atau KK secara umum, kebijakan ekonomi nasional dan kebijakan lain yg mampu mempengaruhi sektor perekonomian dalam suatu wilayah.
Contoh kebijakan dimaksud : kebijakan kurs, pengendalian inflasi dan masalah pengangguran serta kebijakan dalam perpajakan.
(KPP)
KPP merupakan komponen proportional shift ; yaitu penyimpangan (deviation) dari national share dalam pertumbuhan wilayah. KPP adalah perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh komposisi sektor sektor industri di wilayah tsb, perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, serta perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. KPP bernilai positif (KPP > 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat. KPP bernilai negatif (KPP < 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh lambat .
(KPPW)
KPPW merupakan komponen differential shift, sering disebut komponen lokasional atau regional atau sisa lebihan. KPPW adalah perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh keunggulan komparatif wilayah tsb, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan lokal di wilayah tsb. KPPW bernilai positif (KPPW > 0) pada sektor yang mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) di wilayah /daerah tsb (disebut juga sebagai keuntungan lokasional) . KPPW bernilai negatif (KPPW < 0) pada sektor yang tidak mempunyai keunggulan komparatif / tidak dapat bersaing.
Rumus :
PE = KPN + KPP + KPPW = (Yt/Yo 1) + (Yit / Yio - Yt/Yo) + (yit / yio - Yit/Yio) = [Ra 1] Di mana PE = pertumbuhan ekonomi wilayah lokal Yt Yo = indikator ekonomi wil. Nasional, akhir tahun analisis. = indikator ekonomi wil. Nasional, awal tahun analisis. + [ Ri - Ra ] + [ri - Ri]
Yit = indikator ekonomi wil. Nasional sektor i, akhir tahun analisis. Yio = indikator ekonomi wil. Nasional sektor i ,awal tahun analisis. yit = indikator ekonomi wil. Lokal sektor i , akhir tahun analisis. yio = indikator ekonomi wil. Lokal sektor i , awal tahun analisis.
= KPP + KPPW
Jika PB 0 sektor tersebut progresif Jika PB < 0 sektor tersebut mundur
Di mana
Contoh Perhitungan :
Lihat MS Excell
N O
1 Pertanian
SEKTOR
Ra - 1 8,68% 8,68% 8,68% 8,68% 8,68% 8,68% 8,68% 8,68% 8,68% 8,68%
ri - Ri -5,57% 58,17% 6,42% 37,59% 0,01% 4,31% -7,37% 1,30% -3,72% 0,75%
KPN+ KPP+KPPW
0,39% 75,00% 15,94% 50,00% 10,98% 13,12% 8,22% 7,94% 3,94% 9,43%
PERTUMBU HAN EKONOMI 0,39% 75,00% 15,94% 50,00% 10,98% 13,12% 8,22% 7,94% 3,94% 9,43%
Pertambangan & 2 Penggalian 3 Industri 4 Listrik, Gas & Air Minum 5 Konstruksi Perdagangan, Hotel & 6 Restoran 7 Transportasi & Komunikasi 8 Keuangan 9 Jasa - Jasa Total
0,00%
2. TOTAL KPP = 0 %
HASIL PERHITUNGAN
N O
1 Pertanian
KPN
SEKTOR Ra - 1 8,68% 8,68% 8,68% 8,68%
KPP
Ri - Ra -2,72% 8,15% 0,84% 3,73%
KPPW
ri - Ri -5,57% 58,17% 6,42% 37,59%
PERTUMBUHAN EKONOMI
0,39% 75,00% 15,94% 50,00%
5 Konstruksi
Perdagangan, Hotel & 6 Restoran 7 Transportasi & Komunikasi 8 Keuangan 9 Jasa - Jasa Total
8,68%
8,68% 8,68% 8,68% 8,68% 8,68%
2,28%
0,13% 6,91% -2,04% -1,02% 0,00%
0,01%
4,31% -7,37% 1,30% -3,72% 0,75%
10,98%
13,12% 8,22% 7,94% 3,94% 9,43%
KPP bernilai positif (KPP > 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat. - KPP bernilai negatif (KPP < 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh lambat .
8 Keuangan
9 Jasa - Jasa
-2,04%
-1,02%
INTEPRETASI KPPW
-KPPW bernilai positif (KPPW > 0) pada sektor yang mempunyai keunggulan komparatif
(comparative advantage) di wilayah /daerah tsb (disebut juga sebagai keuntungan lokasional) - KPPW bernilai negatif (KPPW < 0) pada sektor yang tidak mempunyai keunggulan komparatif / tidak dapat bersaing.
N O
1 Pertanian 2 Pertambangan & Penggalian
KPPW
SEKTOR +/-5,57% 58,17% KETERANGAN TIDAK MEMPUNYAI DAYA SAING MEMPUNYAI DAYA SAING
3 Industri
4 Listrik, Gas & Air Minum 5 Konstruksi 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 7 Transportasi & Komunikasi 8 Keuangan 9 Jasa - Jasa
6,42%
37,59% 0,01% 4,31% -7,37% 1,30% -3,72%
SEKTOR
KPP
KPPW
KET.
1 Pertanian
2 Pertambangan & Penggalian
-2,72%
8,15%
-5,57%
58,17%
-8,29%
66,32%
MUNDUR
PROGRESIF PROGRESIF
3 Industri
4 Listrik, Gas & Air Minum
0,84%
3,73%
6,42%
37,59%
7,26%
PROGRESIF 41,32%
5 Konstruksi
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 7 Transportasi & Komunikasi 8 Keuangan 9 Jasa - Jasa
2,28%
0,13% 6,91% -2,04% -1,02%
0,01%
4,31% -7,37% 1,30% -3,72%
2,29%
4,44% -0,46% -0,74% -4,74%
PROGRESIF
PROGRESIF MUNDUR MUNDUR MUNDUR
Keuangan
4 3 2 1
Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik,Gas dan Air Minum Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran
KPP (-)
0 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
KPPW(+)
KPP (+)
5
KPPW adalah perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah yg -1 disebabkan oleh keunggulan komparatif wilayah tsb, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan lokal di wilayah tsb.
-2 -3
KPPW (-)
SEKTOR TERBELAKANG
Sektor ekonomi yg tidak perlu menjadi prioritas pengembangan
HASIL PERHITUNGAN LQ
NILAI LQ N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Listrik, Gas & Air Minum Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Transportasi & Komunikasi Keuangan Jasa - Jasa KETERANGAN SEKTOR
1 Pertanian
2 Pertambangan & Penggalian 3 Industri 4 Listrik, Gas & Air Minum 5 Konstruksi 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 7 Transportasi & Komunikasi 8 Keuangan 9 Jasa - Jasa
-2,72%
8,15% 0,84% 3,73% 2,28% 0,13% 6,91% -2,04% -1,02%
-5,57%
58,17% 6,42% 37,59% 0,01% 4,31% -7,37% 1,30% -3,72%
-8,29%
66,32% 7,26% 41,32% 2,29% 4,44% -0,46% -0,74% -4,74%
9 Jasa - Jasa
LQ < 1
PB < 0
SEKTOR UNGGULAN/MAJU
Listrik, Gas & Air Minum Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran
Industri (LQ = 1,721) Nilai LQ terbesar maka menjadi prioritas # 1 Pertambangan & Penggalian (LQ = 1,092) Nilai LQ lebih kecil maka menjadi prioritas # 2
LQ < 1
Transportasi & Komunikasi Keuangan Jasa - Jasa
LQ > 1
Pertanian (LQ = 1,054) meskipun
dlm kategori sektor lamban namun nilai LQ > 1 (mrpk sektor basis) sehingga masih berpotensi untuk mengembangkan ekonomi wilayah & mjd prioritas # 3. namun karena dalam kategori sektor lamban, maka sektor ini perlu lebih didorong lagi sehingga dapat menjadi sektor unggulan/maju.
SEKTOR TERBELAKANG
PB < 0
SEKTOR POTENSIAL
LQ < 1
LQ > 1
Pertanian
SEKTOR TERBELAKANG
PB < 0
SEKTOR POTENSIAL