Anda di halaman 1dari 34

BIOLOGI

1. Biologi: Ilmu yang mempelajari kehidupan (Bios: Hidup;Logos: Pengetahuan). 2. Kehidupan: Anugerah yang membuat organisme berbeda dari benda mati. 3. Ciri-ciri kehidupan: a. Ketaraturan: Kehidupan muncul dari hal-hal yang kompleks dan sistematis, b. Metabolistik: Kehidupan muncul karena adanya proses pemanfaatan energi, c. Homeostatik: Kehidupan muncul karena keseimbangan, organisme mampu untuk menjaga kondisi internal dirinya dala batas-batas wajar walaupun kondisi eksternal berubah-ubah, d. Reproduktif: Kehidupan muncul dari sesuatu yang hidup (Biogenesis), organisme mampu untuk menghasilkan keturunan demi melestarikan spesiesnya dari kepunahan, e. Pertumbuhan dan Perkembangan: Kehidupan muncul karena adanya perubahan, organisme mampu untuk tumbuh dan mengalami proses pematangan seksual yang diatur oleh gen dirinya demi menjamin keberlangsungan kehidupan, f. Iritabilistik: Kehidupan muncul karena adanya tanggapan, organisme mampu untuk merespon terhadap stimulus yang berasal dari lingkungan sekitarnya, g. Adaptasi Evolusioner: Kehidupan muncul karena penyesuaian dan kecocokan, organisme terus mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 4. Hierarki Kehidupan a. Sel: Unit terkecil yang diketahui mampu untuk melakukan fungsi kehidupan, i. Organisme Unisel: Organisme yang hanya terdiri atas satu sel ii. Organisme Multisel: Organisme yang terdiri atas banyak sel b. Jaringan: Sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama, c. Organ: Sekumpulan jaringan yang saling bekerja sama, d. Sistem Organ: Sekumpulan organ yang saling bekerja sama membentuk fungsi kehidupan, e. Individu/Organisme: Organisme tunggal, f. Populasi: Sekumpulan individu yang satu sepesies yang berada di tempat dan waktu yang sama, g. Komunitas: Interaksi dari berbagai populasi berbeda spesies, h. Ekosistem: Hubungan antara faktor biotik dan faktor abiotik dalam batas geografis tertentu, i. Biosfer: Dunia kehidupa besar. 5. Konsep Dasar Biologi a. Genetika: i. Gen: Unit penurunan sifat yang meneruska informasi dari generas ke generasi,

ii. DNA (Asam Deoksribo Nukleat): Bahan penyusun gen yang berupa kode. Terdiri atas dua rantai yang tersusun dari empat nukleotida, iii. Pada dasarnya seluruh nukleotida mahluk hidup adalah sama [A&T(U), C&G] yang membuat perbedaan adalah urutan nukleoridanya. b. Bioenergetika: i. Energi: Daya yang digunakan untuk melakukan kerja ii. Organisme adalah sistem terbuka: Organisme secara aktif melakukan pertukaran materi dan energi dengan lingkungannya, iii. Dalam kehidupa selalu terdapat siklus materi dan energi. c. Taksonomi: i. Organisme dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok berdasarkan kesamaan ciri yang mereka miliki, ii. Hierarki Linnean: I. Domain II. Kingdom III. Filum/Divisio IV. Kelas V. Ordo VI. Famili VII. Genus VIII. Spesies iii. Klasifikasi Organisme: I. Eubakteri II. Archea III. Eukaryot: i. Protista ii. Plantae iii. Fungi iv. Animalia 6. Evolusi: a. Proses perubahan morfologis/fisiologis dalam jangka waktu yang lama sehingga mengalami spesiasi b. Varietas Individu: Masing-masing individu adalah unik, c. Seleksi Alam: Organisme harus mampu beradaptasi dengan lingkungan agar dapat terus bertahan hidup, d. Evolusi Seks: Organisme memiliki keberhasilan reproduksi yang berbeda-beda.

BIOMOLEKULER
1. Sel: Struktur dan unit terkecil yang melakukan fungsi kehidupan. a. Unit Fungsional: Sel melakukan suatu fungsi atau proses kehidupan, b. Unit Struktural: Sel merupakan penyusun dasar semua mahluk hidup. 2. Pembagian Sel: a. Prokaryot: i. Sel tidak memiliki sistem endomembran, ii. Membran genetik terkonsentrasi pada suatu ruang yang dinamakan nukleoid. b. Eukaryot: i. Sel memiliki sistem endomembran, ii. Terdapat membrane sel yang memisahkan nucleus dan sitoplasma, materi genetik terkonsentrasi di dalam nukleus.

3. Nukleus: a. Morfologi: i. Diselubungi oleh bilayer lipid, ii. Bilayer lipid dilubangi oleh pori-pori, iii. Pada setiap pori terdapat kompleks protein yang berfungsi mengatur keluar masuknya zat dari dan menuju nukleus, iv. Sisi dalam bilayer lipid dilapisi oleh lamina nukleus, v. Di dalam nukleus terdapat nukleoplasma, nukleolus dan yang terpenting yaitu materi genetik, vi. Nukleolus merupakan tempat disintesisnya ribosom.

b. Fisiologi: i. Mengendalikan proses metabolisme sel, ii. Mengatur kapan dan dimana ekspresi gen harus dimulai dan diakhiri, iii. Mengontrol proses sintesa protein.

4. Ribosom: a. Morfologi: i. Bentuk butiran kecil nucleoprotein yang tersebar di sitoplasma, ii. Dibentuk oleh rRNA (RNA Ribosomal) pada nukleus, b. Klasifikasi: i. Ribosom Terikat: I. Melekat pada Retikulum Endoplasma, II. Mensintesis protein untuk dimasukkan ke dalam membran, pembungkus organel atau dikirim ke luar sel. ii. Ribosom Bebas: I. Menyebar di sitoplasma, II. Mensintesis protein untuk keperluan metabolismik sel.

5. Retikulum Endoplasma:

a. Pembahasan Umum: i. Orgnael berupa labirin membran yang menghubungkan inti sel ke membran terluar sel, ii. Teridri dari jaringan tubula dan gelembung yang dinamakan sisterne, iii. Membran RE memisahkan sitoplasma dengan ruang sisternal. b. Klasifikasi: i. RE Halus: I. Tidak ditempeli oleh ribosom, II. Menghasilkan enzim untuk sintesis lipid seperti fosfolipid dan steroid, III. Menghasilkan enzim untuk perombakan glukosa pada sel hati, IV. Menambahkan gugus hidroksil untuk mempermudah larutnya obatobatan, V. Memompa ion kalsium dari sitosol ke rongga sisternal (Aplikasi dalam sistem koordinasi tubuh). ii. RE Kasar: I. Ditempeli oleh ribosom, II. Melakukan sintesa protein, III. Rantai polipeptida yang dibentuk ribosom masuk ke dalam ruang sisternal dan berikatan secara kovalen dengan karbohidrat menjadi glikoprotein, IV. Membran RE mencegah pencampuran antara protein hasil ribosom terikat dengan protein hasil ribosom bebas.

6. Aparatus Golgi: a. Morfologi: i. Kantung membran pipih yang terdapat di sitoplasma, ii. Memiliki polaritas yang jelas,

iii. Kutub 1: Muka Cis berfungsi sebagai penerima vesikula, iv. Kutub 2: Muka Trans berfungsi sebagai pengirim vesikula, v. Vesikula transport memindahkan materi dari RE ke Aparatus golgi. b. Fisiologi: i. Organel sekretori, ii. Melakukan glikolisasi, iii. Membentuk glikolipida (ex. Hialuronat Acid), iv. Membentuk dinding sel dengan menyusun selulosa, v. Pembentukan lisosom.

7. Lisosom: a. Morfologi: i. Kantung terikat membran dari enzim hidrolitik, ii. Memiliki berbagai enzim yang bekerja baik pada pH 5, iii. Lisosom mempertahakan pH 5 dengan memompakan ion hydrogen dari sitoplasma ke lumen lisosom. b. Fisiologi: i. Autofagi: Mencerna benda-benda asing yang masuk ke dalam sel, ii. Autolisis: Mencerna bagian-bagian sel yang telah rusak, iii. Mencerna makromolekul. c. Enzim Lisosom: i. Nuklease: Menguraikan asam nukleat, ii. Protase: Menguraikan protein, iii. Lipase: Menguraikan lemak, iv. Fosfatase: Menguraikan fosfat.

8. Vakuola: a. Morfologi: i. Kantung terikat membran di dalam sel, ii. Diselubungi membrane yang dinamakan tonoplas, iii. Di dalamnya berisi sitosol. b. Fisiologi: i. Tempat penyimpanan senyawa organik dan anorganik, ii. Tempat penyimpanan pigmen warna (pada sel tumbuhan). 9. Mitokondria: a. Morfologi: i. Menyimpan materi genetik, ii. Motil dan mampu membelah diri, iii. Memiliki bilayer fosfolipid, iv. Antara membran dalam dan membran luar terdapat ruang yang dinamakan Krista, v. Di dalam mitokondria mengandung matriks tempat tersimpannya enzimenzim respirasi. b. Fisiologi: i. Berperan dalam respirasi sel dan pembentukan ATP.

10. Kloroplas: a. Morfologi: i. Menyimpan materi genetik, ii. Memiliki bilayer fosfolipid, iii. Terdapat tumpukan tilakoid yang disebut grana, iv. Cairan dalam kloroplas disebut stroma, v. Mengandung pigmen hijau. b. Fisiologi: i. Melaksanakan fungsi fotosintetik.

11. Peroksisom: a. Morfolgi: i. Ruangan metabolism khusus yang dilingkupi oleh membrane tunggal,

ii. Mengandung enzim yang mentransfer hidrogen dari berbagai substrat ke oksigen. b. Fisiologi: i. Menghasilkan senyawa-senyawa penawar racun (ex. H2O2), ii. Menggunakan oksigen untuk memecah asam lemak menjadi molekul yang lebih kecil untuk kemudian diangkut ke mitokondria sebagai bahan bakar respirasi seluler. 12. Mikrotubula: a. Morfologi: i. Batang lurus berongga berdiameter 25 nm dan panjang 200 nm sampai 25 mikrometer, ii. Dinding tabung terdiri atas protein globular yang disebut tubulin, iii. Setiap tubulin terdiri atas a tubulin dan b tubulin. b. Fisiologi: i. Memberi bentuk dan mendukung sel, ii. Motilitas organel-organel sel, iii. Motilitas kromosom pada saat pembelahan, iv. Bahan dasar pembentuk silia dan flagella.

13. Mikrofilamen: a. Morfologi: i. Untaian padat berdiameter 7nm, ii. Disusun oleh protein globular berupa aktin, b. Fisiologi: i. Mepertahankan bentuk sel, ii. Bahan dasar pseudopodia, iii. Penyusun fase gel pada sitoplasma, iv. Kontraksi sel otot, v. Pemebentukan alur pembelahan sel.

14. Filamen Intermediet: a. Morfologi: i. Komponen protein yang menggulung dan bermacam-macam jenisnya, ii. Diameternya 8-12 nm iii. Sifatnya lebih permanen di dalam sel disbanding mikrotubula maupun mikrofilamen. b. Fisiologi: i. Menetapkan lokasi organel-organel di dalam sel, ii. Unsur pembentuk lamina nukleus.

15. Flagella & Sillia: a. Flagella: i. Disusun dan digerakkan oleh mikrotubula, ii. Jumlahnya terbatas satu atau dua, iii. Diameter 0,25 mikro dengan panjang 10-200 mikro, iv. Gaya geraknya tegak lurus. b. Sillia: i. Disusun dan digerakkan oleh mikrotubula, ii. Jumlahnya banyak, iii. Diameter 0,25 mikro dengan panjang 2-20 mikro, iv. Gaya gerakannya merupakan geraka mendayung. 16. Dinding Sel: a. Morfologi: i. Hanya terdapat pada sel tumbuhan, ii. Dibentuk oleh mikrofibril subtansi yang terbuat dari selulosa dan protein, iii. Terdapat lamella tengah yang banyak mengandung pektin yang merekatkan sel-sel menjadi satu, iv. Mengalami penebalan sekunder sehingga terbentuk dinding sel sekunder. b. Fisiologi: i. Melindungi sel, ii. Mempertahankan bentuk sel, iii. Menjaga keseimbagan osmotik sel.

17. Matriks Ekstraseluler: a. Morfologi: i. Tersusun atas glikoprotein, ii. Didalamnya mengandung kolagen, proteoglikan dan fibronektin, iii. Kolagen tertanam di dalam proteoglikan, iv. Fibronektin tertanam di dalam protein integral.

b. Fisiologi: i. Komunikasi sel.

18. Plasmodesmata: a. Morfologi: i. Saluran yang menghubungkan sel-sel tumbuhan, ii. Sitoplasma antar sel tumbuhan dapat saling bertemu melalui plasmodesmata. b. Fisiologi: i. Menghubungkan sel-sel tumbuhan. 19. Junction Intraseluler: a. Klasifikasi: i. Junction Ketat: I. Sel disatukan melalui suatu sambungan kontinu yang mencegah terjadinya kebocoran cairan intaseluler. ii. Demosom: I. Tersusun atas mikrofilamen yag mengikat sel satu dengan sel lain. iii. Junction celah: I. Memungkinannya terjadinya persambungan antara cairan sitoplasma kedua sel yang berdekatan.

MEMBRAN SEL
20. Membran sel: a. Lapisan yang menyelubungi sel beserta organel-organelnya; memisahkan sel dari lingkungan luarnya; berperan dalam transportas sel juga pelindungan, b. Disusun oleh bilayer fosfolipid yang memiliki sifat amfiatik terhadap air, c. Memiliki protein yang juga bersifat amfipatik pada air. 21. Sejarah pengembangan membran sel: a. Hipotesis keberadaan lipid oleh Charles Overton (1895), b. Penemuan keberadaan fosfolipid (1915), c. Penemuan sifat bilayer fosfolipid oleh E.Gorter & E.Grendel (1925), d. Hipotesis sandwich oleh Davson-Danielli, menyatakan bahwa bilayer fosfolipid berada di antara protein globular (1935), e. Hipotesis mosaic fluida oleh S.J.Singer & G.Nicolson, menyatakan bahwa protein tertanam di dalam fosfolipid bilayer(1975). 22. Teori Mosaik Fluida: a. Fosfolipid: i. Molekul mirip lemak tetapi hanya memiliki dua ekor hidrokarbon, ii. Bergerak di sepanjang membran dengan kecepatan dua mikro per detik, iii. Sifat amfipatiknya berupa, fosfat yang bersifat hidrofilik kepada air, hidrokarbon yang hidrofobik pada air, iv. Membran dapat bekerja dengan baik hanya jika fosfolipid-nya bersifat fluida.

b. Protein: i. Disusun melalui kombinasi 20 asam amino, ii. Protein integral merupakan protein yang tetnam di dalam bilayer fosfolipid, bersifat amfipatik,

iii. Protein perifer merupaka protein yang tidak tertanam pada bilayer fosfolipid, namun berikatan secara longgar dengan protein integral atau permukaan membrane. c. Karbohidrat: i. Karbohidrat membran biasanya berjenis oligosakarida yang terdiri dari 15 satuan gula, ii. Beberapa oligosakarida yang berikatan secara kovalen dengan protein disebut glikoprotein. iii. Oligosakarida lainnya berikatan secara kovalen dengan lipid membentuk glikolipid. iv. Karbohidrat pada membran sel berfungsi dalam komunikasi antar sel.

23. Kualitas Fluida Membran: a. Membran semakin baik bekerja dalam keadaan fluida atau cair, b. Semakin tidak jenuh hidrokarbon, maka semakin cairlah wujud membran, c. Keberadaan kolestrol menghambat fluiditas membran, namun kolestrol juga mencegah pembekuan membran sel. 24. Permeabelitas Membran: a. Molekul hidrofobik dapat langsung melewati membran: hidrokarbon, karbon dioksida dan oksigen, b. Molekul polar kecil yang tidak bermuatan dapat langsung melewati membran: Air dan etanol, c. Membran tidak permeabel pada molekul polar besar yang tidak bermuatan: Glukosa, d. Mebran tidak permeabel kepada ion.

25. Difusi: a. Dalam ketiadaan gaya-gaya lain, suatu substansi akan berpindah dari tempat yang memiliki konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, b. Difusi merupakan transport pasif, transport tanpa menggunakan energi, c. Contoh Difusi: Proses konsumsi oksigen.

26. Osmosis: a. Difusi pelarut dari larutan hipotonis menuju larutan yang hipertonis, b. Osmosis merupakan jenis transport pasif, c. Contoh osmosis: Perpindahan air.

27. Osmoregulasi Sel: a. Kemampuan sel dalam mengontrol keseimbangan air.

i. Klasifikasi: I. Sel Hewan: Hipertonik: Sel mengalami pengerutan karena banyaknya air yang keluar (Krenasi), Isotonik: Jumlah air yang masuk sama dengan yang keluar, sel berada pada keadaan normal, Hipotonik: Jumlah air yang masuk sangat banyak disbanding yang keluar, sel mengalami lisis. II. Sel Tumbuhan: Hipertonik: Sel mengalami plasmolisis, Isotonik: Sel menjadi lembek, Hipotonik: Sel dalam keadaan normal.

28. Difusi Terfasilitasi: a. Ion tidak mampu berdifusi melalui biayer fosfolipid, b. Protein yang terdapat pada membrane membentuk saluran yang bisa dilalui oleh ion, c. Beberapa protein mengubah bentuknya untuk memindahka ion ke dalam sel.

29. Pompa Elektrogenik: a. Protein transport yang membangkitkan tegangan melintasi suatu membran, b. Potensial membran: Tegangan melintasi membran, c. Keadaan kelistrikan sitoplasma lebih negatif dari zat luar sel, akibat pendistribusian elektron yang tidak sama. d. Pompa Ion Na+ dan K+: i. Kadar K+ di dalam sel tinggi sementara kadar Na+ rendah, ii. Na+ diikat oleh protein, memicu terjadinya fosforilasi, iii. Fosforilasi menyebabkan perubahan bentuk pada protein, sehingga Na+ dilepas ke luar sel, iv. K+ diikat oleh protein, gugus fosfat menghilang, K+ di bawa masuk ke dalam sel, v. Na+ kembali diikat, siklus berulang. e. Pompa Proton: i. Jenis pompa elekrogenik yang terdapat pada tumbuhan, fungi dan bakteri, ii. Protein membran menyimpan energi dengan cara meningkatkan tegangan melintasi membran, iii. Dengan bantuan ATP sebagai penggerak, pompa proton mentranslokasikan ion positif ke dalam bentuk hidrogen yang dilepas keluar sel.

30. Kotranspor: a. Suatu transport aktif yang selektif yang secara tidak langsung memicu transport aktif zat lain, b. Contoh: Pompa proton menggerakkan transport nutrien-nutrien yang diperlukan oleh tumbuhan. 31. Endositosis: a. Mekanisme: i. Membran plasma mengelilingi makromolekul, ii. Vesikel tebentuk dari membran plasma, iii. Vesikel menyelubungi makromolekul lalu di bawa masuk ke dalam sel. b. Klasifikasi: i. Fagositosis: I. Mekanisme penelanan dengan menggunakan pseudopodia. ii. Pinositosis: I. Mekanisme pengambilan fluida ekstraseluler dengan vesikel kecil. iii. Endositosis Reseptor: I. Mekanisme endositosis dengan menggunakan reseptor spesifik, II. Reseptor akan menangkap molekul yang spesifik (ligan). 32. Eksositosis: a. Mekanisme:

i. Vesikel bergergak membawa zat dari apparatus golgi menuju membran sel, ii. Membran sel bergabung dengan vesikel. iii. Zat dibuang ke luar sel.

RESPIRASI SELULER
33. ATP (Adenosin Tri Fosfat): a. Morfologi: i. Suatu nukleotida yang menyimpan energi untuk memutuskan sebuah ikatan kimia, ii. Memiliki basa nitrogen adenin dan ribosa yang berikatan dengan tiga gugus fosfat, iii. Ikata fosfat pada ribosa adalah ikatan lemah sehingga mudah terhidrolisis, hidrolisis inilah yang akan menghasilkan energi. b. Fisiologi: i. Enzim khusus bekerja untuk mengkopel energi hasil hidrolisis ATP secara langsung ke proses endergonik dengan mentransfer fosfat dari ATP ke molekul sasarannya. Molekul yang menerima fosfat disebut intermediet terfosforilasi. ii. Intermediet terfosforilasi bersifat reaktif dibandingkan dengan bentuk sebelum molekul diberi fosfat. c. Regenerasi ATP: i. ATP adalah sumber daya yang dapat diperbaharui,

ii. ATP diperbaharui dengan cara penambahan molekul fosfat ke ADP yang lebih stabil. 34. Respirasi Seluler: a. Mekanisme pemanfaatan agen pengoksidasi untuk bereaksi dengan senyawa organik agar menghasilkan ATP, b. Prinsip Katabolisme: Memecah senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. C6H12O6+O2 6CO2+6H2O + 35. NAD : a. NAD+ merupakan agen pengoksidasi selama respirasi, b. Atom-atom hidrogen dilewatkan ke NAD+ dengan menggunakan enzim dehdirogenase, c. NAD+ yang membawa atom hidrogen menjadi NADH yang bersifat netral, d. Selanjutnya atom hidrogen diberikan pada oksigen untuk kemudian membentuk air. 36. Glikolisis: a. Pemahaman umum: i. Proses pemecahan glukosa (gula berkarbon enam) menjadi dua molekul asam piruvat (bentuk ionisasi dari asam berkarbon tiga), ii. Terjadi pada sitosol, iii. Menghasilkan 4 ATP dan 2 NADH, namun hasil bersihnya adalah 2 ATP dan 2 NADH, iv. Reaksi bisa berlangsung tanpa batuan oksigen (anaerob). b. Proses: i. Glukosa masuk ke dalam sel dan difosforilasi oleh enzim heksokinase. Fosfat berguna untuk mengikat glukosa dan membuatnya menjadi lebih reaktif (ATP ADP), ii. Intermediet terfosforilasi glukosa diisomerasi menjadi intermediet terfosforilasi fruktosa, iii. Intermediet terfosforilasi fruktosa kembali difosforilasi(ATP ADP), iv. Enzim adolase memecah fruktosa menjadi dua yaitu gliserhida fosfat & dihidroksiaseton fosfat, v. Enzim isomerase mengkonversi gliserhida fosfat dan dihidroksiaseton fosfat, hasil akhir berupa dua molekul gliserhida fosfat, vi. Enzim triofosfat dehidrogenase mengkatalis gliserhida fosfat. Gula mengalami oksidasi, atom H pindah ke NAD+ (2 NAD+ 2NADH), vii. Fosfat dilepas ke ADP, gula berubah menjadi dua molekul 3-fosfogliserat (2ADP 2ATP), viii. Fosfat yang tersisa direlokasi untuk menyiapkan substrat berikutnya,

ix. Enzim enolase melepas air, menyebabkan ikatan ganda, menghasilkan PEP, x. Fosfat ditransfer dari PEP ke ADP. Untuk setiap molekul glukosa dihasilkan 2 ATP. Hasil akhir berupa dua molekul piruvat.

37. Siklus Krebs: a. Pemahaman Umum: i. Proses pemecahan asam piruvat dengan menggunakan oksigen sebagai agen pengoksidasinya, ii. Terjadi di dalam matriks mitkondria. b. Pra Siklus Krebs (Dekarboksilasi Oksidatif): i. Protein membawa asam piruvat dari sitosol ke dalam matriks mitokondria, ii. Gugus karboksil piruvat dioksidasi lalu keluar dalam bentuk CO2, iii. Dua fragmen piruvat yang tersisa dioksidasi, NAD+ direduksi menjadi NADH, iv. Piruvat kemudian berikatan dengan CoA, membentuk asetil koenzim A. c. Proses: i. A CoA dipecah oleh asam oksaloasetat membentuk asam sitrat, ii. Molekul air keluar lalu masuk kembali, isomerasi asam sitrat menjadi asam isositrat, iii. Asam isositrat dioksidasi sehingga kehilangan CO2 menjadi asam a ketoglutarat, NAD+ direduksi menjadi NADH, iv. Asam a ketoglutarat dioksidasi dan melepas CO2 menjadi asam suksinil CoA, NAD+ direduksi menjadi NADH,

v. CoA dilepas oleh asam suksinil ke GDP yang membentuk GTP dan asam suksinat, vi. Hidrogen pada asam suksinat dilepas ke FAD membentuk FADH2 dan asam fumarat, vii. Air masuk mengubah komposisi asam fumarat menjadi asam malat, viii. NADH kembali dibentuk melalui oksidasi asam malat menjadi asam oksaloasetat yang akan mengulangi siklus.

38. Transpor Elektron: a. Pemahaman Umum: i. Proses pembebasan ATP dari NADH & FADH2 melalui fosforilasi oksidatif, ii. Terjadi pada krista mitokondria, b. Proses: i. Elektron dari glikolisis dan siklus krebs diransfer NADH ke flavoprotein (FMN), ii. Elektron turun ke kompleks ferrum-sulfur (FeS). iii. FeS meneruskan elektron ke Ubikuinon (Q) satu-satunya senyawa yang bukan protein pada rantai ini. FADH2 memberi elektronnya pada FeS yang akan membawanya ke Q, iv. Q meneruskan elektron ke sitokrom (cyt) lalu diteruskan ke FeS dan kembali ke cyt, v. Cyt a3 melewatkan elektron ke oksigen yang mengambil sepasang ion hidrogen untuk membentuk air, vi. Untuk setiap dua molekul NADH, satu molekul O2 direduksi menjadi dua molekul H2O.

39. Kemiosmosis: a. Pemahaman Umum: i. Merupakan proses pengkopelan energi dengan menggunakan energy yang tersimpan dalam bentuk gradient H+ untuk menggerakkan kerja seluler, ii. Terjadi di membran dalam mitokondria b. Proses: i. Aliran transport elektron membawa H+ ke ruang antar membran mitokondria, ii. Konsentrasi H+ yang tinggi pada ruang antar membran mitokondria, memaksa difusi terjadi, iii. H+ berdifusi melalui kompleks protein ATP sintase pada membran dalam mitokondria, iv. Aliran H+ yang masuk menggerakkan rotor ATP sintase dan menyebabkan perubahan konformasi pada bagian bawah ATP sintase, v. Perubaha konfromasi itu memproses fosforilasi ADP menjadi ATP.

40. Energetika Molekuler: a. Respirasi menghasilkan 38 ATP per molekul glukosa, b. NADH menghasilkan 3 ATP, c. FADH2 menghasilkan 2 ATP, d. Glikolisis menghasilkan 2 ATP dan 2 NADH, e. Dekarboksilasi oksidatif menghasilkan 2 NADH, f. Siklus Krebs menghasilkan 2 ATP, 6 NADH dan 2 FADH2, g. Transpor elektron menghasilkan 34 ATP. 41. Fermentasi: a. Pemahaman Umum: i. Suatu perluasan dari glikolisis yang dapat menghaslkan ATP hanya dengan fosforilasi tingkat substrat sepanjang terdapat pasokan NAD+ yang cukup untuk menerima elektron selama oksidasi, ii. Fermentasi menggunakan molekul organic sebagai akseptor elektron, bukan oksigen, iii. Pada setiap prosesnya menghasilkan 2 ATP. b. Klasifikasi: i. Fermentasi Alkohol: I. Piruvat diubah menjadi etanol, II. Etanol akan mereduksi NADH menjadi NAD+. ii. Fermentasi Laktat: I. Priruvat direduksi langsung oleh NADH tanpa melepas CO2.

ASAM NUKLEAT
42. DNA (Asam Deoksiribo Nukleat): Materi genetik yang diwarisi oleh organisme dari parental. a. Morfologi: i. Bentuknya berupa rantai heliks ganda yang anti parallel, ii. Satu rantai memiliki arah 5-3 sementara yang lain 3-5, iii. Disusun oleh fosfat, gula deoksiribosa dan basa nitrogen,

iv. Basa nitrogen terdiri atas: I. Timin (T) = Adenin (A) II. Guanin (G) = Sitosin (C)

43. RNA (Asam Ribo Nukleat): Jenis materi genetik yang berperan dalam ekspresi gen. a. Morfologi: i. Bentuk disesuaikan dengan fungsinya, ii. Disusun oleh fosfat, gula ribosa dan basa nitrogen, iii. Basa nitrogen terdiri atas: I. Urasil (U) = Adenin (A) II. Guanin (G) = Sitosin (C) 44. Replikasi DNA: a. Pemahaman Umum: i. Proses penggandaan DNA, ii. Dilakukan untuk mendistribukan gen secara rata pada se-sel anakan. b. Proses: i. Replikasi dimulai dari tempat khusus yang disebut origin of replication (ORI), ii. Ikatan-ikatan hidrogen diputus oleh enzim helikase, kedua rantai DNA terputus, iii. Kedua rantai yang terpisah kemudian diikat oleh SSB agar tidak terjadi penyatuan kembali,

iv. Primase membentuk primer yang menyediakan gugus 3OH yang diperlukan oleh DNA Polimerase untuk memperpajang rantai DNA, v. DNA polymerase kemudian memperpanjang rantai DNA, pemanjagan hanya dapat terjadi dari arah 5-3, vi. DNA yang disntesis searah akan menghasilka rantai kontinu (leading strand), yang disintesis searah menghasilkan fragmen DNA pendek yang disebut fragmen okazaki, vii. Fragmen okazaki akan disatukan dengan menggunakan enzim ligase, viii. Pada eukaryot, terdapat enzim telomerase yang membentuk telomere agar pemendekan DNA tidak terjadi.

45. Sintesis Protein: a. Pemahaman Umum: i. Proses pembentukan protein di dalam sel. b. Proses: i. Transkripsi: I. RNA polymerase menyelubungi titik pada DNA yang disebut promotor, II. Rantai DNA dibuka oleh RNA Polimerase, pembentukan RNA dimulai pada arah 5-3, III. Proses pembentukan selesai, RNA yang dihasilkan dinamakan mRNA. ii. Translasi:

I. mRNA meninggalkan inti sel bergerak ke ribosom dan berikatan dengan sub-unit kecilnya, II. tRNA membawa asam amino ke mRNA, III. tRNA berikatan dengan sub-unit besar ribosom, IV. Sub-unit besar ribosom mengkatalisis proses pembentukan ikatan peptida antara asam amino yang dibawa tRNA, V. Proses berjalan sampai kodon stop, pada akhirnya mRNA dan protein yang telah selesai dibuat meninggalkan ribosom.

SIKLUS SEL
46. Kromosom: a. Morfologi: i. Struktur di dalam sel yang merupakan deret panjang molekul berisi agen pembawa sifat/DNA,

ii. Molekul DNA membentuk, kromatin, lalu kromatin menebal menjadi kromatid. Pembelahan kromatid pada proses duplikasi menciptakan kromosom, iii. Memiliki dua lengan, lengan p merupakan lengan pendek dan lengan q merupakan lengan panjang, iv. Titik tengah sebuah kromosom dinamakan sentromer.

47. Siklus Mitotik a. Pemahaman Umum: i. Proses pembelahan sel dimana distribusi gen induk dan anak adalah sama. b. Proses: i. Interfase: I. Sel mengalami pertumbuhan sampai akhirnya siap untuk membelah, II. G1: Sel tumbuh dan mentransformasikan energi, III. S: Proses duplikasi kromosom, IV. G2: Persiapan pembelahan sel. ii. Profase: I. Benang-benang kromatin menebal sehingga kromosom dapat terlihat, II. Nukleolus menghilang, III. Sentriol mulai membentuk gelondong mitotic. iii. Prometafase: I. Nukleus menghilang, II. Sentriol mencapai kutub sel dan mengikat kromosom pada bagian sentromer dengan benang-benang gelondong.

iv. Metafase: I. Kromosom tersusun di bidang ekuator sel, v. Anafase: I. Sentriol menarik kromosom ke masing-masing kutub, kromosom terpisah, II. Awal terjadinya sitokinesis vi. Telofase: I. Pembelahan sel telah selesai dilakukan, II. Nukleus kembali terbentuk, III. Pada tumbuhan, vesikula membuat dinding sel baru untuk memisahkan sel yang baru selesai terbentuk.

48. Siklus Meiosis: a. Pemahaman Umum: i. Proses pembelahan sel dua tahap, ii. Masing-masing sel anak hanya menerima setengah dari seluruh kromosom induknya (n). b. Proses: i. Meiosis I: I. Interfase II. Profase I: Strukur protein memasang kromosom homolog menjadi tetrad, Terdapat kiasmata yang mengikat kromosom begitu struktur protein menghilang. III. Metafase I

Tetrad berjejer di bidang ekuator sel. IV. Anafase I: Kiasmata terlepas, kromosom homolog berpisah dari tetrad-nya. V. Telofase I VI. Profase II VII. Metafase II VIII. Anafase II IX. Telofase II: Masing-masing sel anak mendapat kromosom haploid.

VIRUS
49. Viroid: Molekul-molekul kecil dari RNA sirkular telanjang yang menginfeksi tanaman. 50. Prion: Sejenis molekul protein infeksi yang mampu untuk merusak jaringan tertentu. 51. Virus: a. Pemahaman Umum: i. Parasit obligat intraseluler, ii. Tidak mampu bermetabolisme, iii. Hanya mampu bereplikas di dalam inang, iv. Inti sel terdiri atas DNA/RNA saja. b. Morfologi: i. Selubung membran: Kompleks bilayer fosfolipid yang didapat melalui inang, ii. Glikoprotein: Jenis protein yang digunakan virus untuk mengenal inangnya, iii. Kaspid: Kulit protein yang menyelubungi asam nukleat, iv. Asam nukleat: Materi genetik virus, terdiri dari DNA atau RNA saja.

52. Replikasi Virus: a. Siklus Litik (Virus Virulen): i. Virus menginjeksi materi genetiknya ke dalam bakteri, ii. Materi genetik virus merusak materi genetik bakteri, iii. Terjadi proses prakitan virus, iv. Setelah perakitan selesai, virus menghancurkan bakteri dengan enzim lisozim. b. Siklus Lisogenik (Virus Temprat): i. Virus meniginjeksi materi genetiknya ke dalam bakteri, ii. Materi genetik virus berintegrasi dengan materi genetik bakteri membentuk provirus, iii. Selajutnya kembali pada siklus litik.

Anda mungkin juga menyukai