Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Pengertian NiIai Norma
Nilai norma merupakan nilai patokan atau petunjuk tingkah lalu yang pantas-
tidak pantas, baik-buruk, terpuji-tercela dalam interaksi sosial yang berlaku di
kalangan masyarakat. Norma sendiri juga disebut peraturan sosial. Norma tidak
terbentuk secara instan melainkan membutuhkan waktu yang lama karena norma
berakar dari kebiasaan masyarakat yang berulang dan lama kelamaan menjadi
suatu keharusan untuk dilakukan. Sehingga disusunlah norma dalam suatu tata
tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas dan wajar.
Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak
bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang telah tercantum pada norma,
maka akan dikenakan sanksi sesuai yang telah disepakati bersama. Misal, bila
ada seseorang yang ketahuan mencuri ia harus masuk penjara sesuai keputusan
hakim. Contoh lain bila melanggar peraturan lalu lintas akan ditilang dan
dikenakan sanksi. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka kita semua harus selalu
menjalankan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat setiap waktu.

B. Pengertian Pergeseran NiIai Norma
Pergeseran nilai norma ialah pergeseran / perubahan pandangan masyarakat
mengenai norma atau pun nilai-nilai sosial yang berlaku. Nilai norma dapat
bergeser dari norma negatif ke norma yang positif, mau pun dari norma positif ke
norma negatif. Pergeseran nilai norma terjadi karena banyak faktor, diantaranya
adalah media masa dan globalisasi.
Pergeseran nilai norma dari negatif ke positif, contohnya pada zaman dulu di
ndonesia wanita tidak diperbolehkan bekerja, pendidikan yang boleh diterima
wanita juga dibatasi, bahkan untuk keluar rumah tidak dapat sebebas laki-laki.
Namun sekarang, akibat pergeran norma yang ada wanita yang bekerja dan
memiliki status pendidikan tinggi dipandang sebagai wanita yang hebat. Wanita
yang banyak keluar rumah untuk bersosialisasi dengan yang lain juga dianggap
baik daripada wanita yang hanya terus menerus di rumah dan tidak melakukan
kontak sosial dengan sekelilingnya.
Pergeseran nilai norma dari yang positif ke negatif contohnya dulu pakaian
wanita, khususnya di Jawa, tertutup. Namun akibat pengaruh globalisasi yang
membawa budaya luar yang memakai pakaian "minim merupakan suatu yang
biasa, sekarang wanita yang memakai pakaian dengan "bahan yang kurang
jarang dipergunjingkan. Justru diumbar seperti yang ada di media masa, terutama
televisi. Model yang sering menggunakan pakaian "minim ini tidak tanggung
tanggung. Artis-artis wanita yang bergelut di dalam dunia entertatainment sering
menggunakan

. Perumusan masaIah
Selain penggunaan pakaian yang "minim salah satu pergeseran nilai norma
yang telah sering terjadi dan sering meresahkan warga masyarakat di kalangan
pelajar dewasa ini adalah maraknya peristiwa tawuran antar pelajar. Hal ini
sangat disayangkan karena para penerus bangsa yang diharapkan dapat
membuat masa depan bangsa ndonesia lebih baik menjadi pelaku tawuran yang
merupakan kegiatan negatif yang cenderung merusak pribadi pelajar. Apalagi
tawuran antar pelajar marak terjadi di kota-kota yang berkembang.
Beberapa tawuran yang baru-baru ini terjadi diantaranya pelajar SMU Bokri
melakukan tawuran melawan SMU Gama Yogyakarta. Tawuran itu pecah di
simpang tiga Jalan Prof Yohanes, tepatnya di belakang Gallery Mall Yogyakarta,
21 April 2011. Contoh lainnya, bermula dari saling ejek, SMP 79 dan SMP 269
melakukan tawuran di Jalan Angkasa Ujung, Kemayoran, Jakarta Pusat pada
Senin 12 September 2011. Kedua tawuran di atas menjatuhkan korban jiwa
sejumlah 2 orang.
Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang
menyebabnya banyak terjadinya tawuran. Serta beberapa dampak yang timbul
akibat adanya tawuran. Beberapa solusi untuk meniadakan atau minimal
mengurangi jumlah tawuran di ndonesia juga akan dibahas. Diharapkan akan
bermanfaat bagi khalayak umum.

BAB 2
ISI
A. Pengertian Tawuran
"Tawuran dalan kamus besar Bahasa ndonesia dapat diartikan sebagai
perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan "pelajar ada;ah seorang
menusia yang balajar. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tawuran antar
pelajar berarti perkelahian antar banyak orang yang pelakunya merupakan
menusia yang sedang balajar.
B. Faktor Penyebab Tawuran Antar PeIajar
Tawuran antar pelajar terjadi tidak semata-mata tanpa alasan. Terdapat
berbagai hal yang dapat memicu terpecahnya tawuran antar pelajar. Pemicunya
tidak selalu berasal dari para pelajar yang terlibat tawuran. Namun, pengaruh
lingkungan mereka juga sering dapat menjadi alasan kuat mengapa para pelajar
dewasa ini sering melakukan tawuran.
Ada dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang
berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam
menanggapi miliu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar.
Beberapa contoh faktor internal adalah:
a. Kurangnya kegiatan
Masa remaja banyak digunakan untuk menambah banyak
pengalaman. Alasan ini lah yang membuat para pelajar berlomba-lomba
mencari kegiatan tersebut. Namun tidak semua kegiatan memiliki arti
positif ada pula yang kegiatan yang berdampak negatif seperti tawuran.
Banyak pelajar, terutama remaja laki-laki, menganggap bahwa tawuran
merupakan salah satu kegiatan yang "menyenangkan. Dalam tawuran
mereka merasa dihargai oleh temen-temanya. Dalam tawuran pun remaja
bebas melakukan apa yang ia lakukan tanpa halangan dari orang tua.
b. Mencari Jati Diri
Masa remaja merupakan masa dimana para pelajar masih labil. Begitu
pula dengan rasa ingin tahu mereka yang besar. Banyak remaja ingin
tahu siapa mereka sebenarnya? Mengapa mereka hidup? Dan
pertanyaan-pertannyaan lain akan diri merreka. Mereka ingin tahu jati diri
mereka yang sebenarnya. Untuk mendapatkan jawabannya, banyak
pelajar melakukan tawuran dengan pelajar lain. Dengan mengikuti
tawuran, mereka berharap dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan tersebut.

Sedangkan faktor eksternal adalah sebagai berikut:
a. Faktor Keluarga
Hubungan keluarga yang kurang harmonis dapat berakibat negatif bagi
mental seorang anak, terutama pelajar. Pelajar yang umumnya menginjak
masa peralihan dari anak-anak menjadi remaja, dan remaja menjadi
dewasa, cenderung memiliki mental yang labil. Tanpa adanya dukungan
keluarga yang mencukupi, pelajar dapat melakukan kegiatan dimana dia
beranggapan bahwa hal tersebut 'menyenangkan', dalam hal ini tawuran
dapat menjadi salah satunya.
b. Faktor Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah yang tidak kondusif juga dapat memicu keinginan
pelajar untuk melakukan tawuran. Bila mana pengamanan sekolah kurang
dan para staff tidak tegas, pelajar dapat mudah keluar-masuk sekolah saat
KBM berlangsung. Terkang tidak hanya seorang, namun berombongan
atau biasa disebut 'geng'. Saat keluar sekolah itulah, 'geng' tersebut
membuat keributan dengan pelajar dari sekolah lain lalu menimbulkan
tawuran.

. Dampak Tawuran Antar PeIajar
Tawuran yang kerap terjadi banyak menimbulkan dampak negatif. Dampak-
dampak tersebut diantaranya adalah:
a. Dampak Lingkungan
Rusaknya sarana prasarana
Tawuran banyak dilakukan di tempat umun seperti jalan raya,
depan sekolah, lapangan, dll. Dalam tawuran, banyak pelajar yang
melempar berbagai macam benda yang diharapakan mengenai pihak
lawan. Namun lemparan tersebut tidak jarang meleset mengenai
sarana prasarana di sekitar tempat tawuran. Seperti batu yang
memecahkan kaca penduduk atau memecahkan lampu jalan.
Menimbulkan rasa tidak aman dan jatuhnya korban
Adanya tawuran sudah pasti menimbulkan rasa tidak aman bagi
masyarakat sekitar. Bukan hanya sarana prasarana rusak, namun juga
keselamatan masyarakat dapat terancam. Bisa saja peserta tawuran
salah dan melukai masyarakat.
Tercemarnya nama baik keluarga dan sekolah
Bila pelajar yang menjadi pelaku tawuran tertangkap pihak
berwajib, sudah pasti ia akan ditanya dari keluarga dan sekolah mana
ia berasal. Dengan begitu secara tidak langsungpelajar tersebut telah
mencemar nama baik keluarga dan sekolahnya. Bukan hanya di pihak
berwajib, masyarakat pun bisa mengetahui identitas pelaku dengan
melihat seragam pelajar bila seragam yang mereka pakai merupakan
seragam khas sekolah mereka. Citra sekolah tersebut otomatis akan
turun karena rumor yang tersebar di masyarakat.

b. Dampak pada Pelaku Tawuran
Dikeluarkan dari sekolah
Hampir di setiap sekolah memberi peraturan bahwa siapa saja
yang ikut tawuran akan di DO (/rop out alias hak untuk mengikuti
kegiatan mengajar di sekolah tersebut akan dicabut dan pelajar di
berikan pada orang tua masing-masing. Oleh karena itu, besar
kemungkinan pelajar yang ketahuan mengikuti tawuran akan
dikeluarkan dari sekolah dan untuk mendapat sekolah yang baru tidak
selalu menjadi hal yang mudah.
Terluka
Hampir semua pelaku tawuran memiliki "alat untuk melukai
pihaklawan. Entah sabuk, batu, kayu, bahkan pisau mau pun golok.
Saat tawuran memanas sudah tidak dapat lagi mengontrol diri sendiri
dan lain, hal-hal seperti terpukul batu, tersabet sabuk, sampai terbacok
golok tak jarang dapat terhindarkan oleh pelajar yang melakukan
tawuran.
D. SoIusi
Perlu dilakukan beberapa cara untuk meminimalisir tawuran yang sudah
menjamur ini. Cara-cara tersebut diantara lain adalah:
a. Preventif
Meningkatkan sosialisasi akan buruknya tawuran
Pelajar melakukan tawuran tanpa berfikir jauh ke depan akan
dampak tawuran. Oleh sebab itu sosialisi sangatlah penting untuk
membangun pandangan awal pelajar tentang bahaya tawuran
sehingga diharapkan akan meminimalisir angka tawuran yang ada.
Lebih selektif memilih teman
Teman memiliki pengaruh besar dalam membentuk pola pikir
dan pribadi seseorang. Oleh sebab itu pelajar agaknya lebih selektif
dalam memilih teman.
Mengikuti kegiatan positif guna menghabiskan waktu luang
Salah satu faktor munculnya tawuran karena pelajar memiliki
waktu luang yang tidak digunakan secara benar. Dalam hal ini adanya
kegiatan yang positif sangatlah bermanfaat. Kegiatan positif ini dapat di
adakan di sekolah seperti mengadakan ekstrakulikuler yang diminati
para pelajar. Sehingga pelajar dapat mengembangkan potensinya
secara positif tidak lagi melakukan tawuran.
Lebih mawas diri
b. Represif
Tindakan reprensif yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan
rehabilitasi. Hal ini berguna untuk menyadarkan para pelajar yang telah
melakukan tawuran agar tidak lagi mengulangi perbuatannya. Rehabilitasi
juga berguna untuk memperbaiki dan membangun karakter pelajar yang
tadinya buruk menjadi lebih baik.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tawuran antar pelajar merupakan salah satu bentuk pengimpangan norma,
khususnya peraturan sekolah. Hal ini disebabkan karena rendahnya nilai moral
pada jiwa pelajar dan banyaknya pengaruh negatif dari lingkungan pelajar itu
sendiri. Pendorong utamanya adalah pengaruh teman pergaulan yang salah atau
perpecahan yang terjadi di keluarga pelajar.
Terdapat banyak dampak negatif dengan adanya tawuran. Seperti rusaknya
sarana prasarana akibat lemparan batu dan pastinya menimbulkan kekhawatiran
dan rasa tidak aman pada masyarakat terutama yang bertempat tinggal di sekitar
daerah rawan tawuran. Bagi pelajar yang diketahui mengikuti tawuran akan
membuat masalah di kalangan sekolah mau pun keluarga.
Rehabilitasi merupakan salah satu cara untuk menyadarkan pelaku tawuran
dan membina pelajar memaksimalkan potensinya secara positif. Pencegahan
tawuran dapat dilakukan dengan diadakannya sosialisasi di sekolah-sekolah,
memilih teman dengan baik, dan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sesuai
dengan minat dan bakat yang ada di sekolah.

B. Saran
Tidak seharusnya pelajar tawuran karena tawuran hanya akan membuat
masa depan pelajar suram dan merugikan banyak pihak.


TAWURAN ANTAR PELAJAR










Disusun oleh :
Avrilia Nurhasanah (X-3 / 07
Dimaz Reza P (X-3 / 11
Perlita Nathania (X-3 / 27
Syahrul Fath Karim (X-3 / 30

SMA NEGER 2 YOGYAKARTA
2011/ 2012

Anda mungkin juga menyukai