Anda di halaman 1dari 10

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Sejarah Peradaban Manusia dan Sejarah Penciptaan


Manusia di Pulau 1awa


Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
1. Rina Dewi Andraini A410090001
2. Eni Setyaningsih A410090007
3. Alfiyah Nur Aini A410090036
4. Rahma Kusumaningtyas A410090043


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011 - 2012
A. SE1ARAH PERADABAN MANUSIA DI PULAU 1AWA

1. Filsafat Hidup orang 1awa
BerIilsaIat berarti: Pertama, berikhtiar untuk membuka jalan pengertian yang tertutup
misteri ke arah kejelasan akan realitas. Kedua, berpikir sedalam- dalamnya dengan
membongkar samapai ke akar- akarnya setiap gejala yang dipermasalahkan, agar samapai
pada kesimpulan yang bersiIat umum dan universal. Ketiga, mencari kejelasan hubungan
antara sebab dan akibat atau klausal. Keempat, dengan menggunakan suatu sistem dan
metode. Kelima, memecahkan masalah atau objek dan mencari tujuan. Jadi berIilsaIat berarti
berpikir dengan menggunakan akal budi, sedalam- dalamnya dengan penuh bertanggung
jawab, bermetode, bersistem secara tertib dan teratur dengan tujuan untuk mengungkapkan
misteri serta mencari kesimpulan yang umum dan universal.
Pandangan hidup orang Jawa atau IilsaIat orang Jawa terbentuk dari penggabungan
alam pikiran Jawa tradisional, kepercayaan Hindu atau IilsaIat India dan ajaran tasawuI atau
mistikisme islam. Menurut R. Soenarto tahun 1966 dalam bukunya yang berjudul 'Serat
Sasangka Jati menguraikan tentang siIat hidup orang Jawa serta pandangan hidup oarang
Jawa yang terdiri dari dua pedoman, yaitu Tri-sila dan Panca-sila.
Tri-sila merupakan pedoman pokok yang harus dilaksanakan setiap hari oleh manusia
dan merupakan tiga hal yang harus dituju oleh budi dan cipta manusia dalma menyembah
Tuhan yaitu, eling, sadar, percaya, dan mituhung (setia melaksanakan perintah).
Panca-sila merupakan rela, narima (menerima) nasib yang diterima, temen atau setia
pada janji, sabar (lapang dada), dan budi luhur atau memiliki budi yang baik. Dari
pandangan hidup ini maka mengakibatkan timbulnya konsep tentang manusia, konsep
lingkungan dan hubungan- hubungan realita alam pemikiran sosial orang Jawa.
a. Konsep Manusia
Dalam konsep manusia pertama- tama adalah makhluk rohani. Konsepsi tentang
manusia sangat dipengaruhi oleh agama Hindu, Budha, dan terutama Islam. Dalam ajaran
Budha terutama Hindu, karena adanya proses sosiologis maka orang Jawa mendapatkan
konsepsi klasiIikasi manusia yang secara umum terbagi dalam dua bagian: Wong cilik dan
Priyayi. Sedangkan yang didapat dalam ajaran islam adalah kedalaman batiniah dari konsep
manusia. Seperti Serat wirid, sebuah kitab Jawa yang sangat dipengaruhi oleh ajaran- ajaran
islam meskipun mendapat taIsiran lokal.
Jadi proses soIistikasi (penyempurnaan dan penghalusan) konsep manusia dalma
kebudayaan Jawa, semakin mengarah kepada suatu konsep bahwa manusia sebagai makhluk
hidup, aspek kerohanian dan spiritualnya jauh lebih menonjol dari aspek- aspek lainnya.

b. Konsep Lingkungan
Lingkungan, dalam pandangan orang jawa bukanlah hanya kenyataan- kenyataan
objektiI. Bagi mereka, lingkungan Iisik yang bisa ditangkap dengan panca indra hanyalah
bagian dari gejala universal. Dengan demikian, lingkungan dalam pandangan Jawa menjadi
sesuatu yang sangat penting. Dia merupakan basis kehidupan yang melingkupi individu,
masyarakat, dan alam sekitarnya.

c. Hubungan- hubungan Sosial
Bentuk- bentuk hubungan sosial masyarakat Jawa lebih kurang merupakan reIleksi
dari konsepsi manusia dan lingkungannya, terutama konsepsi mereka tentang lingkungna
yang mempengaruhi bentuk- bentuk hubungan sosial. Ini terjadi karena lingkungan dan
konsepsi mereka terhadap lingkungan, jauh lebih langsung berhadapan dengan realitas
kehidupan sehari- hari.
Bentuk hubungan sosial yang menekankan pada keselarasan merupakan gejala umum
yang berkembang, baik di kalangan petani wong cilik maupun di kalangan priyayi. Berikut
ini bentuk- bentuk hubungan sosial kedua golongan tersebut:
O Petani atau wong cilik
Satuan dasar sosial- politik petani, wong cilik atau lebih tepatnya masyarakat desa
Jawa adalah desa (dukuh) yang terdiri dari sekelompok rumah. Desa merupakan
masyarakat kecil dengan hubungan antara sesama yang tertutup dan kerap kali terpencil,
yang berkeinginan mempertahankan keserasian internal dan kerjasama yang baik. Sistem
sosialnya dilengkapi dengan seperangkat kewajiban yang diambil sebagai suatu
keseluruhan, membina suatu sistem timbal balik yang kukuh dan berurat akar. Kondisi
hubungan ini dilukiskan sebagai tulung- tinulung atau sambat- sinambat (tolong
menolong).
Ikatan- ikatan praktek ini kemudian di eratkan oleh beberapa nilai moral utama desa
Jawa, khususnya nilai gotong royong, pada- pada (sama- sama, sama rata) dan tepa slira
(tenggang rasa). Kemudian berkembanglah prinsip- prinsip hubungan sosial yang
sebagian besar terdiri dari dua bagian besar yaitu; prinsip kerukunan dan prinsip hormat.
Bentuk kemasyarakatan jawa pada dasarnya terdiri dari masyarakat kekeluargaan,
masyarakat gotong- royong dan masyarakat ketuhanan.

O Priyayi
Letak perbedaan pola hubungan sosial priyayi dengan wong cilik justru terletak pada
kedalaman IilsaIat dari suatu unsur dan elemen yang menopang sistem hubungan sosial.
Dasar pandangan priyayi yang menjadi pengukur metaIisik dan batas yang kemudian
beringkas menjadi sepasang konsep yang netral, alus dan kasar, yang memegang peranan
besar dalam sistem hubungan sosial priyayi adalah etiket. Etiket juga mengatur tingkah
laku diri sendiri dan orang lain hingga tak memungkinkan memberi kejutan yang tak
menyenangkan. Empat prinsip pokok yang menjiwai etiket priyayi; bentuk yang sesuai
untuk pangkat yang tepat, ketidak langsungan, kepura- puraan dan menghindari tiap
perbuatan yang menunjukkan kengawuran yang tak menguasai diri.
Menurut pandangan jawa untuk mencapai rasa yang mendalam perlu diciptakan
keseimbangan batin dan itu mengharuskan penguasaan segala naIsu. Hawa naIsu disini
termasuk perasaan- perasaan yang kasar.

2. Dasar Pemikiran Kekuasaan 1awa
Koentjaraningrat berpendapat bahwa unsur budaya merupakan variabel terpenting dan
yang paling utama dengan memahami perkembangan politik suatu bangsa karena budaya
politik suatu bangsa atau masyarakat di pengaruhi oleh nilai- nilai yang dan dalam masyarkat
atau bangsa tersebut.

Unsur- unsur tersebut antara lain:
a. Sistem religi dan upacara keagamaan
b. Sistem organisasi kemasyarakatan
c. Sistem pengetahuan
d. Sistem bahasa
e. Sistem kesenian
I. Sistem mata pencaharian hidup
g. Sistem teknologi dan peralatan
Kekuasaan digunakan sebagai alat analisis berdasarkan pada kenyataan bahwa dalam
ilmu politik kekuasaan dan ilmu gejala- gejala yang berkaitan dengannya sangat penting,
karena kekuasaan menunjukkan kegiatan, tingkah laku serta sikap dan keputusan- keputusan
pelaku, kelompok, organisasi atau kolektiIitas yang dalam masyarakat berkembang seperti
Indonesia, maniIestasinya lebih nampak pada kegiatan- kegiatan pengambilan keputusan
untuk menentukan kebijaksanaan dalam pembangunan. Budaya Jawa juga digunakan sebagai
alat analisis berdasarkan pada pertimbangan adanya asumsi bahwa saat ini sistem politik
Indonesia hampir sepenuhnya dipengaruhi oleh sistem politik dan kekuasaan tradisional
Jawa. Ada banyak sumber kekuasaan yang bisa mengambil dalam berbagai bentuk seperti
agama atau kepercayaan, kepandaian dan ketrampilan. Sumber kekuasaan dapat juga
berwujud status atau kedudukan.
Ada beberapa pengertian yang erat pengertiannya denga kekuasaan yaitu wewenang
(autority) dan legitimasi (legitimacy). Menurut Max Weber (1864-1922) wewenang memiliki
tiga macam yaitu tradisional, karismatik, dan legal rasional. Konsep kekuasaan dalam budaya
Jawa menurut Anderson ada empat; kekuasaan itu konkrit, kekuasaan itu homogen, jumlah
kekuasaan dalam alam semesta selalu tetap, kekuasaan tidak mempersoalkan keabsahan.

3. Perilaku Sosial Masyarakat Pedesaan
Di dalam sebuah kelompok, selalu pembagian Iungsi, peran dan status anggota-
anggotanya. Pembagian ini penting agar supaya kelompok itu bias mencapai tujuan bersama
mereka, demikianlah nilai-nilai Solidaritas menjadi penting. Nilai ini muncul apabila setiap
anggota masyarakat mampu menjalankan Iungsi yang diharapkan masyarakat dari dia,
mampu menjalankan peranannya atau dengan istilah wayang: mampu melaksanakan
darmanya. Karena nilai-nilai Solidaritas dan Layolitas adalah nilai-nilai paguyuban yang di
luhurkan pada masyarakat jawa. orang jawa dikenal sebagai suatu masyarakat toleran yang
luar biasa, bukan karena dia terbuka tetapi karena kepercayaannya yang besar terlebih lebih
apabila perilaku asing bias dijelskan melalui tata nilai jawa seperti yang terungkap pada
wayang.
Demikian orang jawa sering di nyatakan sebagai makhluk yang deIinisi
kepribadiannya melulu bersiIat social di samping transendensi dari nilai-nilai ini yang
bersiIat metaIisis, mistis.

4. Etos Kerja Masyarakat 1awa
Hendaklah segera dinyatakan, bahwa jawa dan jawa itu berbeda-beda juga. Ada jawa
pesisiran, ada jawa pedalaman , ada jawa santri, ada jawa abangan, ada jawa kota ada jawa
desa. Etos kerja masyarakat ini boleh kita lihat dari ugkapan seperti:
'Memayu ayuning bawana, dimana segala kegiatan manusia diselaraskan dengan tujuan
mulia untuk menyempurnakan kehidupan jagat.
'Sepi ing pamrih, rame ing gawe, dimana 'pamrih itu sudah terserap dalam tujuan mulia
manusia, yakni menyempurnakan kehidupan dengan jalan pengabdian, sambil menyangkal '
egoism.
Hal yang membikin kabur gagasan tentang kerja petani jawa ini biasanya karena
dibaurkannya gagasan tersebut dengan gagasan ' aksi dalam kontemplasi daripara priyay,
yakni mereka yang semula dekat dengan pusat pemerintahan atau keratin. Sudah lama para
pemikir pemerintah Hindia Belanda menganggap ekonomi subsistensi dari desa-desa ke jawa,
yang sekedar untuk cukup keperluan sendiri serta hubungan yang sangat Ieodalistis dengan
priyayi di kota adalah penghambat modernisasi. Itulah sebabnya pemerintah Hindia Belanda
beranggapan perlu melaksanakan gagasan Van de Bosch, yang kemudian terkenal sebagai
tanam paksa. Baru pada akhir abad 19 itu Pemerintah Hindia Belanda melaksanakan program
' pemerataan: Pendidika, Pengairan da Transmigrasi sebagian dari politik etis mereka.
Gotong royong yang semula jadi dasar kerja didesa, disilang-silang oleh ' program-
program pembangunan 'kolonial. Diantaranya yang dianggap paling banyak merupakan pola
perilaku social masyarakat pedesaan adalah 'uang`.dengan diperkenalkannya uang di desa-
desa , maka pola-pola hubungan kekeluargaan yang semula 'guyubmenjadi zakelijk.

. Sikap Terhadap Gagasan Baru
+ Sekalipun pada masa Hindu Belanda ada juga semacam 'modernisasi ', dan sekalipun
pada akhir abad yang lalu sudah di perkenalkan ' transmigrasi sebagai upaya untuk
menanggulangi kemerosotan kualitas hidup dipedesaan, namun masih banyak daerah yang
belum mengenal tramsmigrasi ini sebagai bagian dari 'kebudayaan ' mereka, sebagai
tindakan yang sah secara kebudayaan, legitimate.

6. Pentingnya Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi dengan tujuan modernisasi, prestasi-prestasi teknologis, yang
dilaksanakan secara sentral dengan padat teknologis, yang dilaksanakan secara sentral dengan
padat teknologi seperti radio, TV, Koran-koran, agaknya belum lagi bias untuk menjawab
kebutuhan-kebituhan masyarakat, boro-boro menjawab, memahami kebutuhan merekapun
belum akibat satu arahnya.


B. SE1ARAH PENCIPTAAN MANUSIA DI PULAU 1AWA (MANUSIA PURBA)

Bumi merupakan satu-satunya planet yang dihuni berbagai makhluk hidup salah
satunya adalah makhluk yang paling sempurna manusia. Manusia merupakan makhluk yang
berbeda dari makhluk lainnya di bumi maka disebut makhluk yang paling sempurna. Para
ilmuwan sudah memecahkan misteri asal mula terciptanya makhluk hidup di bumi tetapi
dalam memecahkan asal usul manusia masih menemui jalan buntu. Ini dikarenakan adanya
perbedaan yang mendasar antara Iakta ilmiah di lapangan dengan pendapat para penganut
agama. Para ilmuwan barat setuju bahwa manusia mengalami suatu evolusi untuk menjawab
tantangan dari seleksi alam sesuai dengan Teori Darwin yaitu manusia merupakan evolusi
dari kera. Sedangkan para pemuka agama (Islam, Kristen, dan Katholik) berpendapat bahwa
manusia pertama adalah Nabi Adam As yang diciptakan langsung oleh Allah SWT dan turun
dari Surga sebagai seorang khaliIah di bumi.
Manusia purba yang tertua di dunia ditemukan di Pulau Jawa dengan spesies
Meganthropus Palaeojavanicus terletak di lapisan pleistosin bawah dengan tinggi kurang
lebih 5,7 meter hidup di jaman batu tua. Kemudian punah dan digantikan oleh
Pithecanthropus Erectus yang merupakan missing link untuk melengkapi Teori Darwin.
Terakhir hidup Homo Sapiens yang Iisiknya sudah mirip dengan manusia sekarang. Nabi
Adam As adalah manusia ciptaan Allah SWT yang terbuat dari tanah liat dan turun ke bumi
sebagai khaliIah. KhaliIah adalah pengganti makhluk-makhluk sebelumnya. Mereka diganti
karena perilaku mereka yang selalu membuat onar di muka bumi seperti saling membunuh,
perang, dan membuat kerusakan di bumi. Hal ini cocok sekali dengan keadaan pada masa itu
ketika manusia purba masih saling berselisih untuk mendapatkan daerah kekuasaan. Ketika
itu terjadi Allah SWT memusnahkan mereka melalui perantara alam dan menurunkan Nabi
Adam As. Jadi apakah manusia-manusia purba tersebut bisa disebut sebagai manusia ? secara
Iisik memang ada yang mirip sebagai manusia tetapi akal, budi, dan nurani mereka masih
seperti hewan pada umumnya.
Jadi, kesimpulannya adalah dari segi periode penciptaan manusia purba lebih dulu ada
sebelum Nabi Adam As tapi dari segi penciptaan sebagai seorang manusia yang mempunyai
daya rasa, cipta, dan karsa Nabi Adam As adalah manusia pertama di bumi ini.



O Manusia Pertama: Manusia 1awa
Memiliki sebuah tengkorak yang kuat, dengan memproyeksikan wajah sedikit dan
pembakaran tulang pipi, Manusia Jawa (Homo erectus), ditemukan oleh Eugene Dubois
tahun 1891 dekat Trinil di Jawa, yang diperkirakan sekitar 700.000 tahun. Temuan asli dari
Manusia Jawa terdiri dari kopiah, datar sangat tebal, beberapa gigi, dan tulang paha yang
ditemukan sekitar 12 meter jauhnya. Ukuran otak tengkorak akan pernah sekitar 940 cc. Pada
tahun 1969 di Sangiran di Jawa, kranium yang cukup lengkap, dengan ukuran otak sekitar
1000 cc itu ditemukan. Ini adalah Homo paling lengkap temukan dari Jawa dan diperkirakan
menjadi sekitar 800.000 tahun. Penemuan terakhir telah menyarankan bahwa tengkorak lebih
dekat menjadi 1,7 juta tahun, yang berarti bahwa Homo erectus bermigrasi keluar dari AIrika
jauh lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya.
O Sejarah dan signifikansi
Dubois menemukan spesimen yang sangat lengkap, terdiri dari kopiah , sebuah tulang
paha , dan beberapa gigi . Ada beberapa perbedaan pendapat mengenai apakah semua tulang-
tulang ini mewakili spesies yang sama. Sebuah spesimen, kedua yang lebih lengkap
kemudian ditemukan di desa Sangiran , Jawa Tengah, 18 km ke utara dari Solo . Ini
menemukan, sebuah kopiah dengan ukuran hampir sama dengan yang ditemukan oleh
Dubois, ditemukan oleh ahli paleontologi kelahiran Berlin GHR von Koenigswald pada tahun
1936. Menemukan lebih banyak kemudian telah dibuat di situs Sangiran, walaupun laporan
resmi tetap kritis dari "miskin" presentasi situs dan interpretasi. Tanggal baru anak
Mojokerto, kelompok Dr Swisher itu |dari Institute oI Human Origins di Berkeley| telah
ditentukan, adalah sekitar 1.810.000 tahun, dan Iosil Sangiran sekitar 1,66 juta tahun. Fosil-
Iosil tertua Homo erectus AIrika, ditemukan di Koobi Fora di Kenya, telah tanggal pada
sekitar usia yang sama sebagai anak Mojokerto.
Sampai sisa-sisa manusia yang lebih tua ditemukan di Great RiIt Valley di Kenya ,
Dubois dan von Koenigswald penemuan itu adalah hominid tertua yang pernah ditemukan.
Beberapa ilmuwan menyarankan hari Manusia Jawa Dubois sebagai bentuk peralihan
potensial antara manusia modern dan nenek moyang kita berbagi dengan yang lain kera besar
. Konsensus saat antropolog adalah bahwa nenek moyang langsung manusia modern populasi
AIrika Homo erectus (mungkin Homo ergaster ), bukan populasi Asia dicontohkan oleh Java
Man dan Peking Man .

Daftar pustaka

Setiawan, Akhmad. 1998. Perilaku Birokrasi dalam Pengaruh Paham Kekuasaan Jawa.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
M. Keesing, Roger. 1989. Antropologi Budaya. Jilid I. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai

  • Perkembangan Bahasa Indonesia
    Perkembangan Bahasa Indonesia
    Dokumen6 halaman
    Perkembangan Bahasa Indonesia
    Alfiyah Nur 'Aini
    100% (1)
  • ISBD - Konflik (Tgs 5)
    ISBD - Konflik (Tgs 5)
    Dokumen11 halaman
    ISBD - Konflik (Tgs 5)
    Alfiyah Nur 'Aini
    Belum ada peringkat
  • LOGIKA1
    LOGIKA1
    Dokumen23 halaman
    LOGIKA1
    Alfiyah Nur 'Aini
    Belum ada peringkat
  • Bioteknologi
    Bioteknologi
    Dokumen4 halaman
    Bioteknologi
    Alfiyah Nur 'Aini
    Belum ada peringkat
  • Materi 2 Var Kontinu
    Materi 2 Var Kontinu
    Dokumen5 halaman
    Materi 2 Var Kontinu
    Alfiyah Nur 'Aini
    Belum ada peringkat
  • Program Tahunan
    Program Tahunan
    Dokumen4 halaman
    Program Tahunan
    Alfiyah Nur 'Aini
    Belum ada peringkat
  • Materi 1 Var Diskrit
    Materi 1 Var Diskrit
    Dokumen5 halaman
    Materi 1 Var Diskrit
    Alfiyah Nur 'Aini
    Belum ada peringkat
  • Isbd 4
    Isbd 4
    Dokumen10 halaman
    Isbd 4
    Alfiyah Nur 'Aini
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Dokumen10 halaman
    Tugas 2
    Alfiyah Nur 'Aini
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen21 halaman
    Tugas 1
    Alfiyah Nur 'Aini
    Belum ada peringkat
  • Tugas 3
    Tugas 3
    Dokumen3 halaman
    Tugas 3
    Alfiyah Nur 'Aini
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen21 halaman
    Tugas 1
    Alfiyah Nur 'Aini
    Belum ada peringkat