Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, akan tetapi air bersih tidak selalu mudah diperoleh dengan kualitas baik, kuantitas cukup serta murah. Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang layak dapat dipergunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya lima persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut. Selain itu, kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Disamping bertambahnya populasi manusia, kerusakan lingkungan merupakan salah satu penyebab berkurangnya sumber air bersih. Abrasi pantai menyebabkan rembesan air laut ke daratan, yang pada akhirnya akan mengontaminasi sumber air bersih yang ada di bawah permukaan tanah. Pembuangan sampah yang sembarang di sungai juga menyebabkan air sungai menjadi kotor dan tidak sehat untuk digunakan. Di Indonesia sendiri sebagian besar sungainya tercemar berbagai limbah, mulai dari bahan organik hingga bakteri coliform dan fecal coli penyebab diare. Oleh karena itu hampir seluruh daerah di Indonesia khususnya di kota Tarakan air bersih sulit ditemukan, jangankan dikonsumsi di pergunakan untuk mandi dan mencuci pakaian terkadang juga tidak layak.

Kota Tarakan merupakan salah satu kota penghasil minyak bumi yang terdapat di Propinsi Kalimantan Timur. Kota Tarakan terletak di pintu gerbang utara Propinsi Kalimantan Timur secara astronomis berada diantara 3142332637 Lintang utara dan 1173050-1174012 Bujur Timur. Memiliki wilayah daratan seluas 250,80 km dan luas lautan 406,33 km, suhu udara minimum rata-rata 24,8C dan maksimum 31,4C kelembaban rata-rata 85%. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, sumber air di Kota Tarakan sebagian besar kondisi fisiknya berwarna kekuning-kuningan. Untuk mengurangi permasalahan sumber air tersebut dapat digunakan suatu cara metode pengolahannya yaitu dengan filtrasi (penyaringan). Filtrasi adalah suatu cara memisahkan padatan dari air. Adapun media yang digunakan dalam filtrasi antara lain pasir, kerikil, ijuk, dan arang aktif. Dalam pelaksanaan penelitian ini media yang digunakan adalah arang aktif atau karbon aktif. Karbon aktif dipilih karena memiliki sejumlah sifat kimia maupun fisika yang menarik, di antaranya mampu menyerap zat organik maupun anorganik, dapat berlaku sebagai penukar kation, dan sebagai katalis untuk berbagai reaksi. Karbon aktif adalah sejenis adsorbent (penyerap), berwarna hitam, berbentuk granule, bulat, pellet ataupun bubuk. Karbon aktif ini memang sering digunakan dalam proses penyerap rasa dan bau dari air, dan juga penghilang senyawa-senyawa organik dalam air. Pada penelitian ini, jenis karbon aktif yang dipilih adalah karbon aktif yang terbuat dari limbah padat pengolahan kelapa sawit yang berupa tempurung kelapa sawit, karena kelapa sawit (Elleis guinensis) adalah tanaman penghasil minyak sawit dan merupakan salah satu primadona

tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia. Ketersediaan lahan produksi kelapa sawit di Kalimantan Timur cukup luas, sehingga ketersedian limbah padat tempurung kelapa sawit ini cukup banyak. Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengolah air menggunakan limbah tempurung kelapa sawit guna mengatasi krisis air bersih yang ada di Kota Tarakan.

B. Rumusan Masalah Dari ulasan latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. Sejauh mana kemampuan tempurung kelapa sawit dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas air? 2. Apakah perbedaan ukuran karbon aktif tempurung kelapa sawit

mempengaruhi kualitas air?

C. Batasan Masalah Agar tidak terjadi penyimpangan dari rumusan masalah yang ditentukan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar maka batasan masalah pada penelitian ini adalah air sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah air sumur kediaman P. Muhsin, Jl. G. Kerinci Gg. Mawar 7 No.122 Kampung Enam Tarakan, kemudian parameter yang digunakan mengukur kebersihan air dilihat dari parameter sebagai berikut:

1. Fisik meliputi; warna, bau dan kekeruhan 2. Kimia meliputi; besi (Fe) dan pH 3. Biologi meliputi ada tidaknya aktivitas bakteri Escherchia coli,

D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kemampuan tempurung kelapa sawit sebagai peningkatan kualitas air. 2. Mengetahui pengaruh perbedaan ukuran karbon aktif tempurung kelapa sawit terhadap kuliatas air.

E. Manfaat Penelitian Selain bertujuan, hasil penelitian ini diharapkan juga mempunyai manfaat antara lain: 1. Mengenalkan ke masyarakat tentang kegunaan karbon aktif tempurung kelapa sawit 2. Memberikan informasi mengolah air bersih dengan memanfaatkan limbah padat tempurung kelapa sawit. 3. Memberikan informasi mengenai filtrasi terbaik pada tingkat kekasaran karbon aktif tempurung kelapa sawit.

Anda mungkin juga menyukai