1. Defenisi
Pengeringan merupakan cara untuk menghilangkan sebahagian besar air dari suatu bahan dengan bantuan energi panas dari sumber alami (sinar matahari) atau buatan (alat pengering). Biasanya kandungan air tersebut dikurangi sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya (Winarno,dkk. 1980) Pengeringan adalah proses perpindahan panas dan uap air secara simultan yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas (Thaib, dkk, 1988) Proses pengambilan atau penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan biji-bijian akibat aktivitas biologik dan kimia sebelum bahan digunakan ( diolah) (Hall, 1975) Pengeringan adalah proses penurunan kadar air suatu bahan sampai dengan tingkat kadar air tertentu (Hartulistiyoso, 2003) Secara spesifik pengeringan hasil pertanian adalah pengeluaran air dari bahan sampai kadar air keseimbangan dengan lingkungan atau kadar air tertentu dimana jamur, enzim, mikroorganisme dan serangga yang bersifat merusak tidak dapat aktif (Hendersen & Perry, 1970) Pengeringan menurut Muchtadi (1997) : suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian besar air dari suatu bahan dengan menggunakan energi panas, biasanya kandungan air dikurangi s/d batas tertentu dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi pada bahan tersebut.
Bahan menjadi lebih tahan lama disimpan Volume bahan menjadi kecil Mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan Mempermudah transport Biaya produksi menjadi murah
Kerugian Pengeringan:
Sifat asal bahan yang dikeringkan berubah ( bentuk & penampakan fisik/kimia, penurunan mutu dll) Perlu pekerjaan tambahan untuk menghindari di atas
ditangkap/disembelih, jika tidak dicegah maka bahan pangan tersebut menjadi rusak/busuk. Rusaknya bahan tergantung dari jenisnya
Lambat rusak, contohnya biji-bijian atau kacang-kacangan Cepat rusak, contohnya daging dan ikan Suhu di Indonesia > 23oC dan berlangsung sepanjang tahun, sehingga dapat dibayangkan
berapa banyak kerusakan bahan pangan yang terjadi di Indonesia jika tindakan pencegahan tidak dilakukan
di dalam usus. Mikroba pembusuk dijumpai pada kulit buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan lain-lain
PENGERINGAN Jadi prinsip pengawetan pangan dengan cara pengeringan melakukan aktifitas. 4. Tujuan Pengeringan
adalah mengurangi kadar air sampai batas perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lama (Winarno, dkk. 1980) Bahan pangan kering matahari dan kering buatan adalah lebih pekat daripada setiap bahan pangan awetan yang lain.
adalah
Sehingga
1. Biaya produksinya lebih murah, 2. Diperlukan tenaga yang lebih sedikit, 3. Peralatan pengolahan terbatas, 4. Kebutuhan ruang penyimpanan dan pengangkutan bahan pangan kering minimal 5. Besarnya biaya distribusi berkurang ( satu kereta bahan pangan kering yang mampat mungkin sama dengan 10 kereta komoditi segar, lihat Tabel 1.).
Tabel 1. Kebutuhan ruangan relatif per ton (berat segar) bahan pangan (ft3 per 2.000lbs) Produk Buah-buahan Sayuran Daging Telur Ikan Sumber : Desrosier, 1988. segar 50-55 50-85 50-85 85-90 60-75 kering 3-7 5-25 15-20 10-15 20-40 Kalengan atau beku 50-60 50-85 50-60 35-40 30-75
Walaupun teknik pengeringan mempunyai banyak keistimewaan tetapi teknik pengawetan ini dapat mempengaruhi beberapa sifat bahan pangan. Pengaruh tersebut adalah : Gizi lebih rendah daripada bahan segar Warna berubah, tetapi bisa diberi perlakuan untuk megurangi perubahan warna Kadar Protein, Karbohidrat, mineral akan lebih tinggi karena Kadar air bahan telah dikurangi. Kandungan Vitamin rendah, karena vitamin rentan terhadap panas Terjadi Case handering, yaitu suatu keadaan dimana permukaan bahan keras (kering) sedangkan bagian dalam masih basah (belum kering) Mutu lebih rendah daripada bahan pangan segar
5. Metode Pengeringan
1.
Penjemuran
2. Pengeringan buatan Pengeringan dengan menggunakan alat pengering dimana, suhu, kelembaban udara, kecepatan udara dan waktu dapat diatur dan diawasi Keuntungan
Tidak tergantung cuaca Kapasitas pengeringan dapat dipilih sesuai dengan yang diperlukan Tidak memerlukan tempat yang luas Kondisi pengeringan dapat dikontrol Panen dapat dilakukan lebih awal Masa simpan menjadi lama Daya cambah benih lebih tahan lama Pekerjaan menjadi lebih mudah
Selain itu, keuntungan pengeringan secara mekanis adalah : 1. Memungkinkan pengeringan dilakukan di sembarang waktu tanpa terikat musim tertentu, walupun hari mendung/hujan, pengeringan masih dapat dilakukan 2. Luas areal yang dibutuhkan untuk pengeringan dapat dikurangi, misalnya dengan memperbanyak rak-rak pengering 3. Pengaturan suhu dapat lebih mudah sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik bahan yang dikeringkan
Tetapi diperlukan dana untuk investasi awal yang cukup besar yaitu dana untuk
pembuatan alat, namun dana dapat tergantikan dengan keuntungan yang di dapat dari penggunaan alat
2. Pengeringan isothermik bahan pangan berhubungan langsung dengan lembaran/plat logam yang panas
Keterangan :
a. Proses perpindahan panas (PINPAN) Proses pemanasan dan terjadi panas sensible dari medium pemanas ke bahan, dari permukaan bahan ke pusat bahan b. Proses perpindahan massa (PINMAS) Proses pengeringan (penguapan), terjadi panas laten, dari permukaan bahan ke udara c. Panas sensible adalah panas yang dibutuhkan/ dilepaskan untuk menaikan/ menurunkan suhu suatu benda d. Panas laten
adalah Panas yang diperlukan untuk mengubah wujud zat dari padat ke cair, cair ke gas dst, tanpa mengubah suhu benda tersebut
Pada proses pengeringan selalu diinginkan kecepatan pengeringan yang maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mempercepat Pindah panas dan pindah massa ( pindah massa dalam hal ini adalah perpindahan air keluar dari bahan yang dikeringkan dalam proses pengeringan tersebut). Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh kecepatan pengeringan maksimum, yaitu
1. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan bahan maka akan semakin cepat bahan menjadi kering. Biasanya bahan yang akan dikeringkan dipotong-potong untuk mempercepat pengeringan, karena : Perlakuan tersebut dapat menyebabkan permukaan bahan semakin luas, dimana permukaan yang luas dapat memberikan lebih banyak permukaan yang dapat berhubungan dengan medium pemanas serta lebih banyak permukaan tempat air keluar. Potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis tersebut dapat mengurangi jarak yang harus dilewati panas (kalor) sampai ke pusat bahan pangan dan mengurangi jarak yang dilalui massa air dari pusat bahan keluar menuju permukaan bahan dan keluar dari bahan.
2. Suhu
Semakin besar perbedaan suhu (antara medium pemanas dengan bahan pangan) maka akan semakin cepat proses pindah panas berlangsung sehingga mengakibatkan proses penguapan semakin cepat pula. Atau semakin tinggi suhu udara pengering maka akan
semakin besar energi panas yang dibawa ke udara yang akan menyebabkan proses pindah panas semakin cepat sehingga pindah massa akan berlangsung juga dengan cepat. Semakin tinggi suhu udara maka akan semakin banyak air yang keluar dari bahan yang dikeringkan dalam bentuk uap air. Uap air tersebut harus dikeluarkan dari udara, sebab bila tidak uap air tersebut akan memenuhi atmosfir di sekeliling permukaan bahan sehingga akan memperlambat proses perpindahan massa selanjutnya. Tetapi suhu udara pengering yang tinggi dapat menyebabkan case handering, sehingga dapat memperlambat laju pengeringan. Case handering adalah suatu keadaan bahan yang permukaan bahan tersebut keras (sudah kering) tetapi bagian dalamnya belum terjadi proses pengeringan secara sempurna (masih basah) 3. Kecepatan udara Umumnya udara yang bergerak akan lebih banyak mengambil uap air dari permukaan bahan yang dikeringkan. Udara yang bergerak adalah udara yang mempunyai kecepatan gerak yang tinggi yang berguna untuk mengambil uap air dan menghilangkan uap air dari permukaan bahan yang dikeringkan, sehingga dapat mencegah terjadinya udara jenuh yang dapat memperlambat penghilangan air. 4. Kelembaban udara (RH) Semakin lembab udara di dalam ruang pengering dan sekitarnya maka akan semakin lama proses pengeringan berlangsung kering, begitu juga sebaliknya. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan menahan uap air Setiap bahan khususnya bahan pangan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi (RH keseimbangan) masing-masing, yaitu kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir. Jika RH udara < RH keseimbangan bahan masih dapat dikeringkan Jika RH udara > RH keseimbangan bahan malahan akan menarik uap air dari udara
5. Tekanan atm & vakum Pada tekanan udara atmosfir 760 Hg (= 1 atm), air akan mendidih pada suhu 100 oC. Pada tekanan udara lebih rendah dari 1 atmosfir air akan mendidih pada sushu lebih rendah dari 100oC. P 760 Hg = 1 atm air mendidih 100oC P udara < 1 atm air mendidih < 100oC
P rendah dengan T rendah cocok untuk bahan yang sensitif terhadap panas, contohnya : pengeringan beku (freeze drying) 6. waktu Semakin lama waktu (batas tertentu) pengeringan maka akan semakin cepat proses pengeringan selesai. Dalam pengeringan diterapkan konsep HTST (High Temperature Short Time), Short time dapat menekan biaya pengeringan.
Jika panas diberikan pada air pada kondisi tertentu dengan tekanan tetap, maka suhu airtersebut akan meningkat dan kondisi akan bergerak memotong garis bagan sehingga tertadi perubahan kondisi. Contohnya, air dalam bentuk padat (es) pada titik A dipanaskan maka pana stersebut akan menaikkan suhu es dan akhirnya es akan mencair. Jika panas terus diberikan maka air akan berada pada titik A dalam bentuk gas(uap). Sedangkan jika air dalam bentuk pada (es) pada titik B (berada dibawah tekanan 1 atm atau di bawah titik triple), setelah diberi panas, setelah diberi panas, es tersebut akan meningkat suhunya kemudian berubah menjadi gas (uap) pada titik B tanpa mencair terlebih dahulu (menyublim)
2.
Aw (water activity)
Water activity adalah jumlah air bebas bahan yang dipergunakan oleh mikroba untuk
pertumbuhannya. Untuk memperpanjang daya tahan suatu bahan maka sebagian air dari bahan harus dihilangkan sehingga mencapai kadar air tertentu. Aw ideal adalah lebih kecil dari 0.70, pada keadaan tersebut bahan akan tahan dalam penyimpanan (Thaib, dkk, 1988)
3.
2. Air terikat secara fisik Terdapat dalam jaringan matriks bahan (tenunan bahan) karena adanya ikatan-ikatan fisik, air ini terbagi : Air terikat menurut sistem kapiler Air absorpsi Air yang terkurung diantara tenunan bahan karena adanya hambatan mekanis
3. Air terikat secara kima Perlu energi besar untuk uapkan air ini Jika air ini hilang semua maka bahan akan mempunyai ka 3 7 %
4. Kadar Air
Kadar air adalah banyaknya kandungan air per satuan berat bahan, biasanya dalam % basis basah (bb). Kadar air menunjukkan banyaknya kandungan air per satuan berat. Misalnya : padi mempunyai kadar air (KA) 14 % artinya setiap 100 satuan barat padi terdapat 14 satuan berat air
Dalam menghitung kadar air awal dan akhir bahan, dipergunakan persamaan (Henderson and Perry, 1976) berikut :
Rumus lainnya :
Contoh Soal :
80.000 lb jagung pipil dgn ka 25% (bb) dikeringkan menjadi ka 13 %. Tentukan a. Ka basis kering b. Berat jagung stlh dikering c. Berapa air yg dikeluarkan
Jawab :
Jumlah air mula-mula = 25%*80.000 lb = 20.000 lb
= 60.000 lb
M2 = (100*13)/(100-13) = 15%
Berat jagung setelah dikeringkan (cara 2) = 100* berat kering mutlak 100 ka bb2 = 68965.51 lb
Jumlah air yang dikeluarkan = 80.000 lb 68965,52 lb = 11.034,48 lb Atau = berat kering mutlak *(beda ka bk)/100 = 10.998 lb
Atau
= 11.034 lb
Dalam bidang Pengolahan, udara digunakan sebagai : (1) Media Pengantar Panas, (2) Sumber panas, (3) Sumber oksigen untuk pembakaran dan (4) Pembawa uap yang akan digunakan sbg media proses. Menurut Henderson and Perry (1970), komposisi persentase volume udara kering pada permukaan laut adalah N2 78.03 %, O2 20.99 %, A 0.94 %, CO2 0.03 %, H2 0.01 %, Ne 0.00123 %, Kr 0.0005 %, Xe 0.000006 %. Untuk perhitungan teknik, udara dinyatakan hanya terdiri dari Nitrogen dan Oksigen. Udara pada atmospir tidak pernah benar-benar kering. Udara pada atmosfer normal merupakan campuran udara kering dan uap air. Untuk mnegetahui persoalan mengenai campuran udara uap air yang mencakup pemanasan, pendinginan, kelembaban dan gabungannya dapat dipecahkan dengan menggunakan grafik psikrometrik.
Wet bulb temperature atau temperatur bola basah (Tbb) adalah temperatur pengembunan campuran udara uap air bila dipergunakan untuk pengeringan (temperatur campuran udara dan uap air dalam keadan jenuh, RH 100 %)
c. Dew-Point Temperature Dew-Point Temperature atau titik embun adalah temperatur pengembunan campuran udara uap air jika didinginkan.
d. Volume Lengas Volume Lengas atau Humid volume adalah volume campuran udara-uap air pada kondisi kelembaban relatif dan temperatur tertentu
e. Relative Humidity Relative Humidity adalah perbandingan (%) antara tekanan uap air parsial dengan tekanan uap air jenuh dalam udara tertentu pada tekanan dan temperatur yang sama
Relative Humidity disebut juga Kelembaban relative atau Kelembaban nisbi atau RH
f. Specific Humidity
Specific Humidity adalah banyaknya ponds uap air per ponds udara kering dalam campuran udara tertentu
Specific Humidity disebut juga kelembaban absolute atau kelengasan mutlak atau humidity ratio atau absolute humidity simbolnya H
g. Udara Jenuh Ada batas jumlah uap air di udara yang dapat dipegang pada temperatur tertentu. Udara yang dipegang sama banyaknya dengan uap airnya, di sebut udara jenuh
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air yaitu dengan menurunkan RH dengan cara mengalirkan udara panas disekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan menjadi lebih besar daripada tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan inilah yang menyebabkan terjadinya aliran uap air dari bahan ke udara. Proses pengeringan pada bahan dimana udara panas dialirkan dapat dianggap sebagai suatu proses adiabatis. Panas yang dibutuhkan untuk penguapan air bahan hanya diberikan oleh udara pengering. Ketika udara pengering menembus bahan basah sebagian panas sensibel udara pengering diubah menjadi panas laten sambil menghasilkan uap air. Sebelum pengeringan tekanan uap air bahan sama dengan tekanan uap air udara ( dalam keadaan seimbang ). Saat pengeringan dimulai, uap panas yang dialirkan melewati permukaan bahan akan menaikkan tekanan uap air bahan, terutama pada daerah permukaan sejalan dengan kenaikan suhunya. Pada saat itu terjadi perpindahan massa dari bahan ke udara dalam bentuk uap air berlangsung (terjadi proses pengeringan pada permukaan bahan). Setelah itu tekanan uap air pada permukaan bahan akan menurun. Setelah kenaikan suhu terjadi pada seluruhn bagian bahan maka proses pengupan pada permukaan bahan diulang lagi sampai akhirnya setelah air bahan berkurang tekanan uap airbahan akan menurun sampai terjadi keseimbangan dengan udara sekitarnya.
T1 HB HC T3 T2
B C A hA hB
Udara pada keadaan A dipanaskan sampaidengan keadaan B dan dilewatkan melalui bahan yang dikeringkan, titik B menggerakkan garis bola basah ke atas dan udara keluar pada keadaan C. AB proses pemanasan BC proses pengeringan
4.
Dengan diketahui banyaknya uap air yang dikeluarkan dari bahan (E) maka laju perpindahan air dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
W=E/T
W = laju perpindahan air (kg/jam) E = Jumlah uap air yang keluar dari bahan ( kg) T = waktu pengeringan
Dengan menggunakan grafik Psikrometrik, kebutuhan aliran udara kering untuk membebaskan uap air dapat dihitung dengan menggunakan rumus : V = W. v / ( Hc Hb) Dimana V = laju aliran udara (m3/jam) W = laju perpindahan air (kg/jam) v = humid volume (m3/kg uk) Hc = kelembaban mutlak pada keadaan c Hb = Kelembaban mutlak pada keadaa b
V = laju aliran udara (m3/jam) h = beda entalpi udara pada keadaan b dan a v = humid volume (m3/kg uk) Q = BTU
JENIS-JENIS PENGERINGAN
1. Pengeringan alamiah menggunakan panas matahari
Pengeringan hasil pertanian dengan menggunakan energi matahari biasanya dilakukan dengan menjemur bahan diatas alas jemuran atau lamporan, yaitu suatu permukaan yang luasnya dapat dibuat dari berbagai bahan padat. Sesuai dengan sistem dan peralatannya serta pertimbangan faktor ekonomis, alat jemur dapat dibuat dari anyaman tikar, anyaman bambu, lembaran seng, lantai batu bata atau lantai semen Pengeringan ini adalah pengeringan yang paling sederhana (dengan cara penjemuran). Penjemuran adalah usaha pembuangan atau penurunan kadar air suatu bahan untuk memperoleh
tingkat kadar air yang cukup aman disimpan, yaitu yang tingkat kadar airnya seimbang dengan lingkungannya.
b. Rotary Dryer (Pengering berputar) Pengering kontak langsung yang beroperasi secara kontinyu, terdiri atas cangkang silinder yang berputarperlahan, biasanya dimiringkan beberapa derajat dari bidang horizontal untuk membantu perpindahan umpan basah yang dimasukkan pada atas ujung drum. Bahan kering dikeluarkan pada ujung bawah Waktu pengeringan cepat ( 10 s/d 60 menit). Cocok untuk bahan yang berbentuk padat dan butiran
c. Freeze dryer (Pengering beku) cocok untuk padatan yang sangat sensitif panas (bahan bioteknologis tertentu, bahan farmasi, pangan dengan kandungan flavor tinggi. Pengeringan terjadi di bawah titik triple cairan dengan menyublim air beku menjadi uap, yang kemudian dikeluarkan dari ruang pengering dengan pompa vakum mekanis Menghasilkan produk bermutu tinggi dibandingkan dengan teknik dehidrasi lain.
d. Spray dryer (pengering semprot) cocok untuk bahan yang berbentuk larutan yang sangat kental serta berbentuk pasta (susu,zat pewarna, bahan farmasi) Kapasita beberapa kg per jam hingga 50 ton per jam penguapan (20000 pengering semprot) Umpan yang diatomisasi dala bentuk percikan disentuhkan dengan udara panas yang dirancang dengan baik
3. Pengeringan gabungan
Pengeringan gabungan adalah pengeringan dengan menggunakan energi sinar matahari dan bahan bakar minyak atau biomass yang menggunakan konveksi paksa (udara panas dikumpulkan dalam kolektor kemudian dihembus ke komoditi).
Latar belakang : karena Temperatur lingkungan hanya sekitar 33 C, sedangkan temperatur pengeringan untuk komoditi pertanian kebanyakan berkisar 60-70C
Oleh karena itu perlu ditingkatkan temperatur lingkungan dengan cara mengumpulkan udara dalam suatu kolektor surya dan menghembuskannya ke komoditi. (digunakan blower atau kipas angin ).
Contoh
a. Alat pengering energi surya tipe lorong b. Alat pengering energi surya-biomassa tipe lorong c. Alat pengering rumah asap d. Unit prosesing kakao/rumah pengering surya.
a. Alat pengering energi surya tipe lorong terdiri atas kipas angin sentrifugal, pemanas udara (kolektor) dan lorong pengering. Kolektor dan lorong pengering dipasang paralel dan diatasnya ditutup dengan plastik transparan. Alat pengering dipasang dengan arah membujur utara-selatan dan diletakkan diatas tanah. Udara pengering yang dihasilkan dalarn kolektor dihcmbuskan ke komoditi dengan kccepatan 400 - 900 m3/jam agar tercapai temperatur pengeringan 40 - 60 OC.
Gambar 5. Alat pengering Energi Surya Tipe Lorong b. Alat pengering energi surya-biomassa tipe lorong Alat pengering tipe lorong diatas dimodifikasi menjadi alat pengering energi surya dan biomass Ruang pengering dan kolektor dipasang pada satu sumbu supaya kehilangan tekanan udara menjadi lebih kecil. Kipas dengan tenaga listrik 60 watt dapat berfungsi secara efisien, bahkan kipas arus scarab 32 watt dengan penggerak photovoltaik dapat dipakai pada sistem tersebut Alat pengering tersebut dipasang diatas struktur kayu dan disangga dengan batako setinggi 60 cm dari tanah.
Pada alat pengering yang dimodifikasi ini dilengkapi dengan tungku biomass din alat penukar panas yang terbuat dari plat baja, agar pada waktu hujan atau malam hari masih dapat dilakukan operasi pengeringan.
Gambar 6. Alat pengering Surya Biomass Tipe Lorong c. Alat pengering rumah asap Alat ini terdiri atas : plat pemanas matahari yang dihubungkan dengan ruang pengering. Di dalam ruang pengering yang berbentuk rumah yang pada bagian atasnya terdapat penggantung komoditas.
Sebagian dari udara buang dikembalikan ke plat pemanas sehingga temperatur kembali dapat dinaikkan menjadi 45 - 60C. Untuk mengurangi ketergantungan pada kondisi cuaca, alat ini dilengkapi dengan tungku biomass yang dipasang dibawah rumah asap.
Gambar 7. Alat pengering Rumah Asap d. Unit prosesing kakao/rumah pengering surya. atap seluas 100 m2 dan berfungsi juga sebagai kolektor matahari. Udara masuk ke kolektor sehingga menjadi panas. Dengan menggunakan kipas angin (blower), udara panas tersebut kemudian "ditarik" dan dihembus ke tempat pengering. Pemasangan atap dibuat dengan kemiringan 10 pada arah utara-selatan. Rumah pengering ini dirancang untuk memeroses 2-3 ton biji kakao basah, menggunakan 4 buah blower aksial.
unit ini mampu berfungsi dengan efektif. Satu siklus pengolahan berlangsung selama 5 hari. Dengan pengoperasian tungku pada malam hari, waktu pengeringan lebih singkat yaitu sekitar 36-44 jam.
Tabel 2. Pengelompokan mesin-mesin pengering Kriteria Modus operasi Jenis Masukan Panas Jenis Curah Kontinyu* Konveksi*, konduksi, radiasi, medan elektromagnetik, pindah panas kombinasi Intermintten dan kontinyu* Adiabatik dan tak adiabatik Diam Bergerak, diaduk, disebar Vakum* Tekanan atmosfir Udara* Uap super jenuh Gas-gas panas Dibawah suhu didih Diatas suhu didih Dibawah titik beku Searah Berlawanan arah campuran tunggal* multi-tahap singkat (< 1 menit) sedang (1 60 menit) panjang (> 60 menit)
Keadaan bahan dalam mesin pengering Tekanan operasi Media Pengeringan (konveksi) Suhu pengeringan Gerak nisbi antara media pengering dan padatan yang dikeringkan Jumlah tahapan Waktu bahan dalam mesin pengering *= paling umum digunakan
Setiap jenis pengering mempunyai karakteristik khusus, yang membuatnya tepat atau tidak tepat untuk pengeringan tertentu. Jenis tertentu adalah mahal secara alamiah ( misal : mesin pengering beku) sementara lainnya secara alamiah lebih efisien (misal, mesin pengering tak langsung atau konduktif). Jadi perlu waspada terhadap luasnya keragaman mesin pengering yang tersedia di pasar serta keunggulan dan keterbatasannya. baru, yang dapat diterapkan untuk keperluan yang sangat khusus. Harus dicatat bahwa pengelompokan yang dilakukan di atas belum mencakup sebagian besar teknologi pengeringan
2.
pengering tidak tepat untuk pengeringan tertentu maka mesin pengering tersebut akan dianggap sebagai mesin pengering yang tidak baik, walaupun sebaik apapun perancangan yang sudah dilakukan. Perubahan kecil pada komposisi dan sifat fisik bahan tertentu dapat mempengaruhi karakteristik pengeringannya, sifat penanganannya, dan lain-lain, menyebabkan hasil yang berbeda, dan dalam beberapa kasus menyebabkan penyumbatan dalam mesin pengering itu sendiri. Jika memungkinkan, pengujian harus dilakukan dengan bahan umpan yang nyata dan bukan bahan umpan simulasi. Menurut Mujundar dalam Devahastin (2001), ada beberapa informasi kuantitatif perlu diketahui dalam menentukan mesin pengering :
Kapasitan mesin pengering ; mode produksi bahan umpan (curah/kontiniyu) Sifat fisik, kimia dan biokimia bahan umpan basah serta spesifikasi hasil yang diinginkan ;keragaman karakteristik umpan yang diharapkan. Operasi pengolahan hulu dan hilir Kadar air bahan umpan dan hasil pengeringan.
Kinetika pengeringan ; isotermi sorpsi padatan basah. Parameter mutu ; (fisik, kimia, biokimia). Aspek keamanan, misal, kebakaran, ledakan dan keracunan. Nilai produk Kebutuhan akan kendali otomatis. Sifat keracunan produk. Rasio pengembalian modal, kelenturan dalam kebutuhan kapasitas. Jenis dan biaya bahan bakar, biaya listrik. Peraturan lingkungan. Ruang dalam pabrik.
Untuk produk bernilai tinggi seperti bahan farmasi bahan pangan tertentu dan bahan baru, pertimbangan mutu jauh lebih utama dari pada pertimbangan-pertimbangan lainnya, sehingga biaya pengeringan menjadi tidak penting. Kapasitas produksi bahan seperti ini umumnya relatif rendah. Pada beberapa kasus, bahan umpan dapat dikondisikan (misal, ukuran dikecilkan, bentuk diubah menjadi flake atau pelet, diekstrusi, dicampur ulang dengan bahan kering) sebelum pengeringan, yang dapat dipengaruhi pemilihan mesin pengering. Sebagai patokan, demi menghemat energi dan mengecilkan ukuran mesin penegering, lebih baik mengurangi kadar cairan bahan umpan dengan cara yang lebih murah seperti filtrasi, sentrifugasi dan evaporasi. Juga lebih baik mencegah pengeringan berlebih, yang dapat memperbesar konsumsi energi dan waktu pengeringan. Jika laju pengumpanan rendah (< 100 kg/jam), mesin pengering jenis curah mungkin lebih sesuai. Perlu dicatat bahwa pilihan mesin pengering yang beropersi dengan cara curah lebih terbatas. Kinetika pengeringan memainkan peranan penting dalam pemilihan mesin pengering. Disamping dapat menentukan waktu pengeringan yang dibutuhkan secara sederhana, kinetika
pengeringan dapat memberi batasan terhadap jenis mesin pengeringan yang sesuai. Lokasi air (apakah dekat permukaan atau tersebar merata pada bahan), sifat alamiah air (bebas atau terikat kuat pada padatan), mekanisme pemindahan air (pembatasan laju), ukuran fisik bahan, kondisi media pengering (misal, suhu, kelembaban, laju aliran udara panas untuk pengering konvektif), tekanan dalam mesin pengering (rendah untuk bahan yang sensitif terhadap panas), dll. Mempengaruhi jenis pengering serta kondisi operasi yang sesuai. Biasanya, jenis mesin pengering yang ditentukan tidak lebih dari satu. Prosedur dan tipe alat yang dizinkan untuk instalasi spesifik akan tergantung pada faktorfaktor yang mempengaruhi bahan serta jumlah yang harus dikeringkan dan laju pengeringan yang dibutuhkan, keadaan cuaca dan bermacam-macam faktor terkini. Berikut ini adalah beberapa contoh sistem alat pengering yang biasa digunakan dalam proses pengeringan bahan pertanian
A. Bak Pengering Bahan yang dikeringkan ditempatkan dalam bak pengeringan atau bak penampung dan udara dipaksakan melalui bahan sampai bahan kering. Sistemnya sederhana harganya tidak begitu mahal dan dapat dipakai sebagai tempat penyimpanan setelah pengeringan selesai. Bahan-bahan yang dikeringkan dengan sistem ini harus memiliki ketahanan terhadap kompresi/tekanan yang cukup untuk bertahan terhadap pemecahan dengan memakai beban serta mempertahankan ruangan kosong yang normal sehingga laju udara yang cukup dapat tetap dipertahankan. Tahanan terhadap aliran udara membatasi kedalaman aliran udara pada bahanbahan yang mempunyai daya tahanan yang tinggi, karena laju udara yang cukup hanya mungkin bila menggunakan unit kekuatan yang cukup tinggi.
Masa bahan mengering secara pesat dalam aliran udara langsung. Pengeringan yang cukup dari bahan di daerah pelepasan udara akan disertai dengan pengeringan yang berlebihan dari bahan yang terdapat di daerah udara masuk. Keadaan yang tidak diharapkan seperti ini dapat diperkecil dengan cara: 1. pengeringan dengan menggunakan suhu udara rendah
Bahan-bahan yang segera mengalir memungkinkan udara mengalir didekatnya dan yang tidak rusak dalam penanganannya, dapat dikeringkan dalam pengeringan aliran gravitasi seperti pengeringan kolom. Bahan yang basah ditempatkan dalam penampung yang mengalir oleh gaya beratnya diantara dinding-dinding penahan yang berlubang. Serta dikeluarkan pada dasar alat pengeringan ini. Alat pengering ini agak mahal terutama bila diperlukan peralatan penanganan bahanbahannya yang harus dilengkapi pada alat pengering ini. Biasanya dibutuhkan bangunan yang tinggi untuk menepatkan alat ini namun alat ini merupakan salah satu alat yang diminati karena kapasitas pengeringannya yang cukup besar, awet dipakai untuk jangka waktu yang lama. Biasanya memakai pekerja yang sedikit karena keseluruhannya dikendalikan secara mekanis.
Bahan-bahan yang tidak dapat mengalir secara bebas dan yang tidak rusak oleh penanganan yang terus-menerus biasanya dikeringkan dengan alat pengering berputar. Bahanbahan yang dikeringkan dengan alat ini sebagai contohnya adalah potongan-potongan makanan ternak, buah-buhaan dan sisa-sisa sayuran yang harus dikeringkan untuk persediaan bahan makanan serta komponen pupuk. Alat pengering berputar ini memerlukan biaya yang tinggi dan membutuhkan tempat yang lebih luas untuk tiap satuan kapasitasnya dibandingkan pengering sistem bak ataupun kolom. Akibatnya alat pengering ini sebaiknya tidak diperlukani jika pengering tipe bak atau pengering tipe kolom sudah tersedia.
D. Pengering Tipe Rak (Tray Dryers) Bahan yang tidak dapat dikeringkan dengan metoda yang telah dibicarakan sebelumnya, dikeringkan pada dulang-dulang/nampan/rak. Buah-buahan dan sayuran merupakan contoh yang terbaik untuk cara ini. Bahan diletakkan di atas nampan yang dangkal dan disusun dalam gerbong. Diantara nampan diberi ruangan agar memungkinkan udara dapat bersirkulasi di dalamnya. Nampan-nampan dikeringkan dalam suatu kabinet atau terowongan. Aliran udara yang paralel memberikan suatu laju pengeringan yang cepat pada mulanya. Pada aliran berlawanan memberikan pengeringan yang lebih cepat pada akhir terowongan. Sistem aliran paralel hanya kadang-kadang dipakai sebab daya pengeringnya pada akhir dari terowongan buruk. Penggunaan terowongan yang dikombinasikan mempunyai keuntungan pada sistem aliran paralel dan aliran berlawanan. Tetapi biaya permulaannya lebih besar dan pengawasannya lebih sulit. Terowongan aliran berlawanan paling banyak digunakan secara luas.
Pengeringan semprotan mengeluarkan air dari larutan atau dispensi dan mengeringkan bubuk sampai pada suatu kadar air yang mendekati seimbang dengan udara kering yang dikeluarkan. Pengering semprotan ini dipakai secara luas dalam industri makanan, minuman, dan farmasi. Bermacam-macam bentuk rancangan dari suatu ruangan segi empat yang dipasang jet penyemprot, dimana dilewatkan udara pengering secara kontinyu melalui suatu volume yang besar. Tiga cara dipakai untuk memecah bahan menjadi butiran-butiran (tetesan) yang halus yaitu: 1. Atomasi dengan tekanan tinggi
Peningkatan kebutuhan untuk penanganan gas karena perlunya pendaur ulangan gas buang untuk menghasilkan operasi berefisiensi tinggi
Berpotensi tinggi terhadap keausan; terutama karena kasus granulasi atau aglomerasi Fleksibilitas rendah dan potensi defluidisasi jika bahan umpan terlalu basah Umumnya tidak dianjurkan jika pelarut organik harus dikeluarkan pada saat pengeringan Tabel dibawah ini memberi perbandingan sifat sifat penting antara pengering bed
fluidisasi dengan beberapa pengering lainnya. Perhatikan bahwa pengering flash hanya dapat digunakan untuk menghilangkan air dari partikel partikel berukuran kecil. Sedangkan pengering bed fluidisasi dianjurkan untuk partikel partikel yang lebih besar yaitu yang memerlukan waktu pengeringan lebih lama; misalnya 10 60 menit, dibandingkan dengan pengering flash yang hanya memerlukan waktu 10 30 detik. Tabel 5. Perbandingan antara pengering tumpukan fluidisasi dengan beberapa pengering lainnya
Kriteria Ukuran partikel Distribusi ukuran partikel Waktu pengeringan ( perkiraan ) Luas lantai Rasio turndown Keausan Kebutuhan daya Pemeliharaan Kemudahan pengendalian Kapasitas Rotari Flash Konveyor 500m 10mm Tumpukan fluidisasi 100 - 2000m Distribusi ukuran terbatas 120Mencapai 60 menit Kecil Kecil Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang
Kisaran besar Partikel halus fleksibel Mencapai menit Besar Besar Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
Distribusi ukuranfleksibel terbatas 6010 30 detik Mencapai menit Panjang besar Kecil Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Besar Kecil Tinggi Rendah Sedang Tinggi Sedang
Kontinyu
Tercampur sempurna (sebaran waktu tinggal) Aliran plug (waktu tinggal hampir) Adiabatik Non Adiabatik (permukaan penukar panas terbenam) Adiabatik Non Adiabatik
Perlu diketahui bahwa pengering jenis tercampur sempurna (Gambar 14.) memiliki keunggulan untuk mengeringkan bahan berkadar air tinggi, yang tidak dapat difluidisasi dalam keadaan normal. Begitu bahan basah masuk ke dalam bed fluidisasi tercampur sempurna dengan bahan yang berkadar air lebih rendah, maka bahaya defluidisasi atau pembentukan gumpalan besar (aglomerat) akan berkurang. Sisi negatifnya, pengering tercampur sempurna akan menghasilkan distribusi kadar air pada partikel individu; penyiimbangan kadar air selama penyimpanan akan menghasilkan produk dengan kadar air seragam. Untuk mengolah bahan basah yang tidak siap difluidisasi dapat digunakan alat bantu mekanik ( misalnya dengan pengaduk atau penggetar ) untuk memisahkan partikel, atau mencampur balik padatan. Pada kasus pencampur balikan ini, umpan basah dicampur dengan bahan kering dengan proporsi yang tepat sehingga bahan campuran dapat difluidisasi. Tetapi hal ini akan memperbesar biaya, baik biaya modal maupun biaya operasi pengeringan tersebut.
Untuk meningkatkan efisiensi thermal pengering dengan mengurangi konsumsi gas, pemberian sebagian panas untuk pengeringan dengan membenamkan panel atau pipa penukar panas di dalam tumpukan. Sehingga suhu ( dan laju aliran) gas yang lebih rendah dapat digunakan dengan memperpanjang waktu pengeringan, karena sebagian panas (30-60%) disuplai secara tidak langsung melalui konduksi. Hal ini penting khususnya untuk bahan yang sensitif terhadap panas, yang membatasi suhu gas fluidisasi. Mengenai biaya investasi pengering bed fludisasi. Secara tipikal, biaya peralatan meningkat sebagai pangkat 0,60 sampai 0,70 dari kapasitas. Biaya peralatan bantu, seperti pengumpan, kipas, peralatan pembersih gas dapat dapat melebihi biaya pengering itu sendiri
hingga beberapa kali lipat, tergantung pada penerapannya secara khusus. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghitung biaya pengeringnya. Tabel 6. Pengelompokan pengering bed fluidisasi
Kriteri Tekanan operasi Jenis pengering Tekanan rendah ( misal untuk produk yang yang sensitif panas) Mendekati tekanan atmosfir ( paling umum) Aliran partikel Tekana tinggi ( 5 bar; pengering dengan uap panas) Tercampur-sempurna Aliran plug Hibrid ( tercampur- sempurna dilanjutkan dengan aliran plug) Model Tumpukan pemprosesan Kontinyu Aliran gas Kontinyu fluidisasi Tidak kontinyu ( berpulsa) Suhu gas fluidisasi Tetap Penyediaan panas Kerja fluida Tergantung waktu Konveksi atau konveksi / konduksi Kontinyu /terputus-putus ( intermittet) Hanya dengan aliran gas (pneumatik) Aliran yang diarahkan ke bawah ( zona jet) Dengan bantuan mekanis ( misal, penggetar atau pengaduk untuk baha yang lengket atau padatan polidispersi) Padatan partikulat Pasta/ bubur yang disemprotkanke tumpukan partikel inert( misal, silika gel, biomass) Udar/flue gas/ produk hasil pembakaran langsung Uap atau uap super panas Tunggal jamak
Baha fluidisasi
3. Jenis-Jenis Pengering Bed Fludisasi Jenis Khusus a. Pengering Bed Fludisasi Jenis Curah
Pengering bed fludisasi jenis curah digunakan untuk penerapan beragam produk dengan kapasitas umpan rendah (biasanya<50 kg/jam dan masih baik untuk kapasitas < 1000kg/jam). Udara pengering biasanya dipanaskan sampai suhu tetap secara langsung atau tidak langsung. Laju aliran gas pengeringan biasanya juga tetap. Tetapi dimungkinkan untuk memulai pengeringan pada suhu gas masuk yang lebih tinggi dan laju aliran yang lebih rendah sampai suatu saat dimana kadar air produk menurun hingga di bawah nilai kritisnya. Pengaduk dan penggetar mekanis dapat digunakan jika bahan sulit untuk difluidisasi.
b. Pengering Bed Fluidisasi Jenis Kontinyu Tercampur-Sempurna,(WMFBD) Pada pengering jenis ini, suhu tumpukan seragam dan sama dengan suhu produk dan suhu udara keluar. Tetapi, karena sifat keragaman sebaran waktu tinggal produk, maka kadar air produk akan beragam mulai dari kadar air awal hingga nilai yang lebih rendah. Salah satu keuntungan pengering dengan pencampuran sempurna adalah kemudahan proses penjatuhan umpan ke dalam tumpukan dan kemudahan fluidisasi.
hingga ke bagian keluaran. Hal ini menjamin keseragaman waktu tinggal semua partikel tanpa memperhatikan ukurannya. Kadar air partikel yang hampir bersifat memodispersi bisa dipastikan seragam. Masalah operasional utama terjadi pada pengumpanan, dimana umpan basah harus difluidisasi secara langsung daripada dicampur dengan bahan kering seperti pada jenis tercampur sempurna. Untuk mengatasi masalah ini, beberapa strategi alternatif dapat dilakukan, misalnya : Menggunakan pengaduk di daerah pengumpanan Mencampur balik padatan Menggunakan pengering flash untuk menghilangkan air sebelum pengering bed fluidisasi Pada akhir pengeringan, efisiensi termal mungkin akan rendah karena pengeringan yang terjadi hanya sedikit sedangkan laju aliran gas harus tetap tinggi untuk menjaga fluidisasi.
Alat pengering ini cocok untuk bahan yang tumpukan partikelnya sulit difluidisasi, karena sebaran ukuran yang sangat luas atau adanya gaya adhesi (sifat lengket) yang kuat antar partikelnya, sehingga harus menggunakan pengering bed fluidisasi bergetar, baik dalam bentuk curah atau kontinyu. Pada kasus ini, kebutuhan hidrodinamik dan pindah panas massa dapat dipisahkan secara efektif. Kecepatan udara dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan kinetika pengeringan; harus lebih kecil dari kecepatan fluidisasi minimum, karena di atas kecepatan tersebut tumpukan tidak lagi dapat bersentuhan secara kontinyu dengan lempeng-bagi penggetar. Selanjutnya, karena energi penggetaran yang disalurkan melemah sesuai dengan jarak dari plat, maka ketebalan tumpukan dibatasi pada sekitar 10 15 cm. Pengering bed bergetar dapat juga digunakan untuk mengurangi keausan dengan proses yang lebih lembut.
berputar cepat pada bagian dasar, ke tempat umpan jatuh karena gravitasi, untuk disebarkan ke aliran udara panas berbentuk spiral menaik. Pengaduk (atau penggaruk) yang berputar perlahan lebih umum digunakan untuk memudahkan fluidisasi pada zona pengumpanan, dimana bahan yang sangat basah diumpankan ke dalam pengering aliran plug kontinyu. Tahap awal pengeringan aliran plug adalah unit pencampur-sempurna yang terutama dirancang untuk mencampur balik padatan secara efisien untuk melakukan fluidisasi pada tahap aliran plug.
Banyak variasi bentuk bentuk fisik bahan pertanian yang perlu dikeringkan dengan spesifikasi kebutuhan yang berbeda-beda. Sehingga tidak ada dua pengering yang serupa, bahkan ketika digunakan untuk mengeringkan bahan yang hampir sama. Hanya sedikit perubahan pada kondisi pengumpanan dan/ atau perubahan spesifikasi produk dapat membuat dua pengering berbeda, baik dalam disain, operasi maupun keduanya.
1. Pengering Nampan (Tray Dryer) Pengering ini sangat cocok untuk produk dengan jumlah yang tidak terlalu besar. Pengering ini terdiri dari satu atau beberapa kumpulan nampan yang ditempatkan pada ruang terinsulasi dimana udara panas dialirkan oleh kipas dan kisi-kisi pemandu yang dirancang sesuai keperluan. Seringkali, sebagian dari udara buang diedarkan kembali oleh sebuah kipas yang ditempatkan di dalam atau di luar ruang pengering. Pengering ini membutuhkan sejumlah pekerja untuk membongkar muat produk. Waktu pengeringan umumnya cukup panjang (10-60 jam). Kunci keberhasilan operasi pengeringan ini adalah keseragaman aliran udara pengering pada nampan-nampan tersebut karena nampan dengan waktu pengeringan terlama merupakan penentu lama pengeringan yang dibutuhkan, yang selanjutnya menentukan kapasitas pengeringan. Nampan-nampan tersebut juga dapat menyebabkan distribusi yang kurang baik dan menurunkan kinerja pengeringan.
Alat pengering ini dapat beroperasi pada kondisi vakum, terutama untuk bahan yang sensitif terhadap panas. Pada rancangan yang dimodifikasi, nampan dapat dipanasikan secara konduksi dan divakumkan untuk mengeluarkan uap air. Untuk pengeringan zat warna dan obatobatan pada umumnya digunakan tray dryer yang berkapasitas rendah. Sedangkan pengeringan pada suhu rendah (di bawah 30oF) digunakan tekanan vakum yang tinggi (Sri Setijahatini, 1980) Pada alat pengering ini bahan ditempatkan langsung rak-rak, dapat juga ditebarkan pada wadah lain misalnya baki dan nampan. Kemudian baki atau nampan ini disusun di atas rak yang ada dalam alat pengering. Selain alat pemanas udara, biasanya digunakan juga kipas (fan) untuk mengatur sirkulasi udara dalam alat pengering. Kipas yang digunakan mempunyai kapasitas aliran 7 sampai 15 ft per detik. Udara setelah melewati kipas masuk ke dalam alat pemanas, pada alat ini udara dipanaskan lebih dahulu kemudian dialurkan diantara rak-rak yang sudah berisi bahan. Suhu yang digunakan serta waktu yang dibutuhkan ditentukan menurut keadaan bahan, kadar air awal dan kadar air akhir yang diharapkan. Biasanya suhu yang digunakan berkisar antara 80 sampai 180 oC ( 176 - 356 oF) (Slade, 1967).
2.
Pengering Rotari
Pengering Rotari adalah suatu alat pengering kontak langsung yang beroperasi secara
kontinyu dan terdiri atas cangkang silinder yang berputar perlahan serta biasanya dimiringkan beberapa derajat dari bidang horizontal untuk membantu perpindahan umpan basah yang dimasukkan pada ujung atas drum. Alat pengering ini berbentuk silinder yang bergerak pada porosnya. Bahan basah masuk dari salah satu ujung silinder dan bahan kering keluar dari ujung nya yang lain. Silinder ini selalu berputar sehingga bahannya ikutu berputar. Bahan basah diputar pada bagian dalam silinder, pada saat yang sama dilewatkan udara panas. Pada jenis tertentu dinding silinder juga dipanaskan. Silinder ini dihubungkan dengan alat pemutar dan letaknya agak miring. Permukaan dalam silinder dilengkapi dengan penggerak bahan yang berfungsi untuk mengaduk bahan. Bahan dimasukkan ke dalam silinder dari ujung yang lebih tinggi dan bahan keluar dari ujung yang lain melalui cerobong pengeluaran. Udara panas mengalir searah dan dapat pula berlawanan arah dengan arah jatuhnya bahan kering pada alat pengering. Menurut Sri Setijahartini (1980), Pemanasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain ; a. b. c. Kontak langsung udara atau gas dengan bahan padat Kontak langsung udara panas yang dilewatkan melalui selubung silinder terhadap silinder Uap panas dialirkan ke dalam pipa yang mengelilingi silinder dan pengembunan uap air ini akan menghasilkan panas yang dapat digunakan untuk pengeringan bahan. Pengeringan dengan sistem uap biasa disebut steam tube rotary dyer Media pengering (udara panas, gas-gas hasil pembakaran, flue gas, dll) mengalir secara aksial melewati drum searah atau berlawanan arah dengan aliran produk. Aliran berlawanan lebih disukai bila bahan yang dikeringkan tidak sensitif terhadap panas dan harus dikeringkan
sampai tingkat kadar air yang sangat rendah. Sedangkan mode aliran searah umumnya lebih disukai untuk bahan yang sensitif terhadap panas dan untuk laju pengeringan tinggi. Produk yang dapat dikeringkan pada pengering jenis ini adalah produk butiran dengan bentuk, ukuran dan distribusi ukuran yang beragam, melalui perancangan yang tepat terhadap pengembang (flights) dan perangkat (lifters) internalnya. Bagian-bagian internal khusus sering dibutuhkan bagi bahan yang cenderung membentuk gumpalan besar dan harus dipecahkan untuk menghindari masalah pada tahap akhir pengeringan.
Gambar 10. Pengering Rotari Prinsip kerja dari alat pengering ini adalah bahan diangkat ke bagian atas drum oleh perangkat kemudian dicurahkan seperti air terjun. Proses pindah panas dan massa terutama berlangsung selama pengangkutan partikel dari atas ke bawah secara gravitasi di dalam drum. Media pengering bergerak pada arah berlawanan dengan arah jatuhnya partikel.
Pengering rotari dapat dirancang untuk waktu pengeringan antara 10 sampai 60 menit. Efisiensi termal pengering rotari berkisar antara 30 60 %.. Sebagai tambahan, selain melakukan proses pengeringan sederhana, pengering rotari dapat dioperasikan pada suhu yang sangat tinggi untuk kiln. Bagian dalam cangkang klin rotari perlu dilapisi dengan bahan tahan panas yang sesuai. Untuk meningkatkan laju pengeringan dalam pengering rotari, tanpa menaikan suhu gas atau laju aliran gas secara berlebihan, dapat diberikan tabung atau koil yang dipanaskan dengan uap-panas di dalam cangkang. Disamping membantu menyebarkan atau memecah gumpalan bahan. Tentunya, pemanas internal hanya mungkin digunakan jika bahan tidak melekat pada dinding internal. Pengering rotari sangat fleksibel, berkemampuan tinggi dan khususnya sesuai untuk kebutuhan laju produksi yang tinggi. Sisi negatifnya adalah pengering ini kurang efisien, memerlukan biaya modal yang tinggi dan biaya pemeliharaan yang cukup besar tergantung pada bahan yang dikeringkan. Pengering ini tidak disarankan untuk bahan yang mudah pecah dan untuk laju produksi yang rendah. Pada alat pengering rotari vakum, terdapat banyak perbedaan dengan pengering rotari kontinyu yang beroperasi pada tekanan atmosfir. Kenyataannya, pengering rotari vakum merupakan pengering jenis curah, karena kesulitan untuk mempertahankan keadaan vakum saat pengumpanan dan pengeluaran bahan secara kontinyu. Panas disediakan dengan memanaskan jaket cangkang dengan uap panas yang dikondensasi atau menggunakan fluida termal. Jenis pengering ini berguna untuk menangani bahan yang sensitif panas, yang mengering pada suhu rendah karena kondisi vakum.
3.
Pengering Beku
Bahan pertanian yang sangat sensitif panas, seperti bahan bioteknologis tertentu, bahan
farmasi atau pangan dengan kandungan flavor tinggi, dapat dikering dengan menggunakan alat pengering beku, tetapi proses mengeringkan bahan tersebut adalah sesuatu hal yang tidak mudah. Proses pengeringan ini terjadi dibawah titik tripel cairan dengan menyublimkan air beku menjadi
uap, yang kemudian uap airnya dikeluarkan dari ruang pengering dengan pompa vakum mekanis atau ejektor jenis uap panas. Umumnya, pengeringan beku menghasilkan produk bermutu paling tinggi dibandingkan dengan teknik pengeringan lain. Produk yang berpori dan mempunyai struktur yang tidak mengkerut memungkinkan rehidrasi yang sangat cepat dan menghasilkan retensi flavor yang tinggi. Pengeringan beku adalah pengering jenis curah dengan kapasitas rendah, meskipun beberapa pengeringan beku jenis kontinyu juga telah digunakan. Pengering beku industri dapat dibedakan menjadi beberapa jenis; pengering beku nampan sederhana sejauh ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan. Panas sublimasi disediakan melalui konduksi dari dasar nampan. Tekanan vakum umumnya dibawah 25 Pa dengan suhu kondensor berkisar 40 0C, selama 8-10 jam operasi. Untuk meminimalkan waktu pengeringan, pengeringan beku dikendalikan secara terprogram. Pengering beku multi-batch digunakan untuk menangani beban yang hampir sama pada seluruh sistem sepanjang siklus pengeringan. Sejumlah kabinet pengering diprogram untuk beroperasi secara bergantian dengan siklus pengeringan yang tumpang tindih. Pengering beku terowongan pada dasarnya merupakan kabinet vakum yang besar, ke dalam mana troli pembawa nampan dimasukkan secara berselang melalui pengunci vakum pada salah satu ujung terowongan. Produk yang dikeringkan dikeluarkan dari ruang pengering melalui pengunci vakum di ujung lempeng tempat meletakkan nampan. Liapis dan Bruttini (1995) memberikan analisa rinci mengenai karakteristik pengeringan, biaya dan aspek lain dari berbagai produk kering beku.
Gambar 12. Continous tray freeze dryer Pada pengeringan beku pindah panas ke daerah pengeringan terjadi secara konduksi, radiasi dan atau gabungan antara keduanya. Laju perpindahan panasnya harus selalu diawasi secara cermat. Pengeringan berlangsung pada tekanan yang sangat rendah Pada pengeringan beku bahan basah diletakkan pada wadah yang tersedia dalam lemari yang kehampaannya sangat tinggi. Umumnya sebelum dimasukkan ke dalam ruang pengering, bahan telah dibekukan terlebih dahulu. Udara dipindahkan dengan menggunakan pompa hampa udara dan kemudian diembunkan. Suhu dan tekanan udara yang digunakan sangat rendah sehingga air bahan tetap membeku dan berada di bawah titik tripel air. Dalam keadaan ini bahan yang membeku langsung dapat diuapkan tanpa mencair terlebih dahulu. Untuk menjaga agar tetap terjadi sublimasi laju pindah panas harus tetap rendah. Kalau laju pindah panasnya tinggi, suhu bahan menjadi naik dan berada di atas titik tripel air sehingga es pada bahan akan mencair. Suhu yang tinggi juga dapat merusak permukaan bahan yang dikeringkan.
4.
Pengering Vakum
Untuk pengeringan padatan berbentuk butiran, pengeringan vakum dengan berbagai
rancangan mekanis telah tersedia secara komersial. Pengering jenis ini lebih mahal daripada pengering bertekanan atmosfir tetapi sesuai untuk bahan yang sensitif panas dan memerlukan pemulihan pelarut atau jika ada risiko kebakaran atau ledakan. Pencampur berbentuk kerucut tunggal atau ganda dapat diterapkan untuk pengeringan dengan pemanasan selimut bejana dan pemukiman.untuk mengeluarkan uap air. Pengering vakum jenis pedal cocok untuk bahan seperti Lumpur sedangkan pengering vakum jenis sabuk cocok untuk bahan berbentuk pasta atau bubur tipis. Bahan yang dikeringkan membentuk suatu lapisan diatas sabuk yang dipanaskan, dapat mendidih dan membentuk zat yang sangat berbusa dan berpori dengan densitas yang sangat rendah.
Arah aliran udara panas di dalam ruang pengering dapat searah dengan arah jatuhnya bahan dan dapat pula berlawanan arah.
Gambar 13. Skema proses pada instalasi pengering semprot Rancangan ruang pengering semprot tergantung pada waktu tinggal yang dibutuhkan serta jenis pengatom yang digunakan. Mode aliran, seperti aliran searah, berlawanan, dan aliran campuran, sangat bergantung pada karakteristik produk yang diinginkan,
Tabel 3. Kebutuhan waktu tinggal untuk pengering semprot pada berbagai bentuk Waktu tinggal dalam ruang Pendek (10 20 detik) Medium (20 35 detik) Panjang (>35 detik) Disarankan untuk Produk halus, tidak sensitif panas, pemindahan air permukaan, tak-higroskopis Penyemprotan halus hingga kasar (drerata= 180 mm); pengeringan ke kadar air akhir yang rendah Bubuk besar (200 300 mm); kadar air akhir rendah, operasi bersuhu rendah untuk produk sensitif panas
Tabel 4. Pemilihan mode aliran dalam ruang pengering semprot berdasarkan pada karakteristik bubuk yang diinginkan Rancangan pengering jenis aliran karakteristik searah Suhu Aliran campuran dengan bed fluidasisasi Untuk menghasilkan bubuk teraglomerasi terintegrasi Untuk semprotan kasar dalam ruang Aliran campuran (jenis air mancur) kecil;produk tidak sensitif panas Produk yang tahan terhadap suhu tinggi; Aliran berlawanan partikel kasar; bubuk dengan densitas tinggi
2.
Pengering Drum
Pada pengering drum, umpan bubur dan pasta dikeringkan pada permukaan drum, yang
dipanaskan oleh uap-panas dan berputar perlahan-lahan. Lapisan tipis pasta dilulurkan pada permukaan dengan berbagai cara. Lapisan yang telah kering dikikis dan dikumpulkan dalam bentuk kerak (bukan bubuk). Rancangan roda aplikator sangat penting karena tampilan pengeringan tergantung pada ketebalan dan keseragaman lapisan yang diberikan. Pasta harus melekat pada permukaan drum agar tetesan tersebut dapat diterapkan. Operasi vakum pengering drum baik jenis tunggal maupun ganda, dilakukan secara komsersial untuk meningkatkan laju pengeringan pada bahan yang sensitif terhadap panas, seperti obat-obatan antibiotik. Operasi ini juga digunakan jika diinginkan produk dengan struktur berpori. Jika pemulihan pelarut merupakan hal yang penting, sekali lagi, operasi vakum sangat disarankan. Untuk memulihkan pelarut bertitik didih tinggi seperti alen glikol, tekanan perlu diturunkan untuk menurunkan titik didih.