Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN FORENSIK

LUKA TEMBAK









Disusun Oleh



Muhammad Fariz I1A009019
Ahmad Aditya Warman I1A0090
Fajar Gemilang R I1A009025
Amelia Shinta P I1A009059
Adelia O I1A009033
M. Rendy R I1A0090
M. Iqbal Arief I1A009090
Chandra Isrami I1A009034
Mahlitan Furqoni I1A0090









Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru
2011





A. PENDAHULUAN

Pemakaian senjata api untuk maksud membunuh atau melukai membawa
implikasi yang luas, tidak jarang menimbulkan keresahan dan kesulitan tersendiri bagi
mereka yang terlibat. Di dalam menghadapi kasus kriminal yang melibatkan pemakaian
senjata api sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan
seseorang, maka dokter sebagai orang yang melakukan pemeriksaan, khususnya
atas diri korban, perlu secara hati-hati, cermat dan teliti dalam menaIsirkan hasil
yang didapatnya.1
Untuk dapat menjalankan tugas dan Iungsi sebagai pemeriksa, maka dokter
harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya apakah luka tersebut memang luka
tembak, yang mana luka tembak masuk dan yang mana yang keluar, jenis senjata
yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban sewaktu
ditembak, berapa kali korban ditembak, dan luka tembak mana yang menyebabkan
kematian.1
Di dalam dunia kriminal, senjata api yang biasa dipergunakan adalah senjata
genggam beralur, sedangkan senjata api dengan laras panjang dan senjata yang biasa
dipakai untuk olahraga berburu yang larasnya tidak beralur jarang dipakai untuk
maksud kriminal.2
Senjata genggam yang banyak dipergunakan untuk maksud kriminal dapat dibagi
dalam 2 kelompok, dimana dasar pembagian berikut adalah arah perputaran`alur
yang terdapat dalam laras senjata.1

1. Senjata api dengan alur ke kiri
a. Dikenal dengan senjata`api tipe COLT
b. Kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0,36, kaliber 0,38,
dan kaliber 0,45
2. Senjata api dengan alur ke kanan
a. Dikenal sebagai senjata api tipe Smith & Wesson (tipe SW)
b. Kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0,22; 0,36; 0,38; 0,45;
0,46
c. Dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban,
yaitu adanya goresan dan alur yang memutar kearah kanan bila dilihat
dari bagian basis anak peluru

Dalam memberikan pendapat atau kesimpulan dalam visum et repertum,
tidak dibenarkan menggunakan istilah pistol atau revolver; oleh karena perkataan pistol
mengandung pengertian bahwa senjatanya termasuk otomatis atau semi otomatis,
sedangkan revolver berarti anak peluru berada dalam silinder yang akan memutar jika
tembakan dilepaskan. Oleh karena dokter tidak melihat peristiwa penembakannya,
maka yang akan disampaikan adalah; senjata api kaliber 0,38 dengan alur ke kiri
dan sebagainya.1






B. KLASIFIKASI LUKA TEMBAK

Yang diperlukan sebenarnya penentuan jarak tembak atau jarak antara
moncong senjata dengan targetnya yaitu tubuh korban. Berdasarkan ciri-ciri yang khas
pada setiap tembakan yang dilepaskan dari berbagai jarak, maka perkiraan jarak
tembak dapat diketahui, dengan demikian dapat dibuat klasiIikasinya.
KlasiIikasi yang dimaksud antara lain :1,3
1. Luka tembak tempel (contact wounds)
4 Terjadi bila moncong senjata ditekan pada tubuh korban dan
ditembakkan. Bila tekanan pada tubuh erat disebut 'hard contact,
sedangkan yang tidak erat disebut 'soIt contact.
4 Umumnya luka berbentuk bundar yang dikelilingi kelim lecet yang
sama lebarnya pada setiap bagian.
4 Di sekeliling luka tampak daerah yang bewarna merah atau merah coklat,
yang menggambarkan bentuk dari moncong senjata, ini disebut jejas
laras.
4 #ambut dan kulit di sekitar luka dapat hangus terbakar.
4 Saluran luka akan bewarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir
mesiu, jelaga dan minyak pelumas.
4 Tepi luka dapat bewarna merah, oleh karena terbentuknya COHb.
4 Bentuk luka tembak tempel sangat dipengaruhi oleh keadaan /
densitas jaringan yang berada di bawahnya, dengan demikian dapat
dibedakan :
Luka tembak tempel di daerah dahi
Luka tembak tempel di daerah pelipis
Luka tembak tempel di daerah perut
4 Luka tembak tempel di daerah dahi mempunyai ciri :
Luka berbentuk bintang
Terdapat jejak laras
4 Luka tembak tempel di daerah pelipis mempunyai ciri :
Luka berbentuk bundar
Terdapat jejas laras
4 Luka tembak tempel di daerah perut mempunyai ciri :
Luka berbentuk bundar
Kemungkinan besar tidak terdapat jejas laras

2. Luka tembak jarak dekat (close range wounds)
4 Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban
masih dalam jangkauan butir-butir mesiu (luka tembak jarak dekat),
atau jangkauan jelaga dan api (luka tembak jarak sangat dekat).
4 Luka berbentuk bundar atau oval tergantung sudut masuknya
peluru, dengan di sekitarnya terdapat bintik-bintik hitam (kelim tato)
dan atau jelaga (kelim jelaga).
4 Di sekitar luka dapat ditemukan daerah yang bewarna merah atau hangus
terbakar.
4 Bila terdapat kelim tato, berarti jarak antara moncong senjata
dengan korban sekitar 60 cm (50-60 cm), yaitu untuk senjata genggam.
4 Bila terdapat pula kelim jelaga, jaraknya sekitar 30 cm (25-30 cm).
4 Bila terdapat juga kelim api, maka jarak antara moncong senjata
dengan korban sekitar 15 cm.

3. Luka tembak jarak jauh (long range wound)
4 Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban di
luar jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak
terbakar atau terbakar sebagian.
4 Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.
4 Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet
dapat dilihat pengotoran bewarna hitam berminyak, jadi ada kelim
kesat atau kelim lemak.


C. LUKA TEMBAK MASUK

Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran
yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan perubahan
yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen yang keluar dari laras senjata api
tersebut.1,3
Adapun komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap penembakan
adalah:1,4
- anak peluru
- butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar
- asap atau jelaga
- api
- partikel logam
Bila senjata yang dipergunakan sering diberi minyak pelumas, maka minyak
yang melekat pada anak peluru dapat terbawa dan melekat pada luka. Bila penembakan
dilakukan dengan posisi moncong senjata menempel dengan erat pada tubuh
korban, maka akan terdapat jejas laras. Selain itu bila senjata yang dipakai
termasuk senjata yang tidak beralur (smooth bore), maka komponen yang keluar adalah
anak peluru dalam satu kesatuan atau tersebar dalam bentuk pellet, tutup dari peluru
itu sendiri juga dapat menimbulkan kelainan dalam bentuk luka.1,4
Komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap peristiwa penembakan
akan menimbulkan kelainan pada tubuh korban sebagai berikut:1,3,4
a. Akibat anak peluru (bullet eIIect): luka terbuka.
Luka terbuka yang terjadi dipengaruhi oleh berbagai Iaktor yaitu:
- Kecepatan
- Posisi peluru pada saat masuk ke dalam tubuh
- Bentuk dan ukuran peluru
- Densitas jaringan tubuh di mana peluru masuk
Peluru yang mempunyai kecepatan tinggi (high velocity), akan
menimbulkan luka yang relatiI lebih kecil bila dibandingkan dengan peluru
yang kecepatannya lebih rendah (low velocity). Kerusakan jaringan tubuh
akan lebih berat bila peluru mengenai bagian tubuh yang densitasnya lebih
besar. Pada organ tubuh yang berongga seperti jantung dan kandung
kencing, bila terkena tembakan dan kedua organ tersebut sedang terisi
penuh (jantung dalam Iase diastole), maka kerusakan yang terjadi akan
lebih hebat bila dibandingkan dengan jantung dalam Iase sistole dan
kandung kencing yang kosong; hal tersebut disebabkan karena adanya
penyebaran tekanan hidrostatik ke seluruh bagian.
Mekanisme terbentuknya luka dan kelim lecet akibat anak peluru
- Pada saat peluru mengenai kulit, kulit akan teregang
- Bila kekuatan anak peluru lebih besar dari kulit maka akan terjadi robekan
- Oleh karena terjadi gerakan rotasi dari peluru (pada senjata yang
beralur atau riIle bore), terjadi gesekan antara badan peluru dengan tepi
robekan sehingga terjadi kelim lecet (abrasion ring)
- Oleh karena tenaga penetrasi peluru dan gerakan rotasi akan diteruskan ke
segala arah, maka sewaktu anak peluru berada dan melintas dalam
tubuh akan terbentuk lubang yang lebih besar dari diameter peluru
- Bila peluru telah meninggalkan tubuh atau keluar, lubang atau robekan
yang terjadi akan mengecil kembali, hal ini dimungkinkan oleh adanya
elastisitas dari jaringan
- Bila peluru masuk ke dalam tubuh secara tegak lurus maka kelim
lecet yang terbentuk akan sama lebarnya pada setiap arah
- Peluru yang masuk secara membentuk sudut atau serong akan dapat
diketahui dari bentuk kelim lecet
- Kelim lecet paling lebar merupakan petunjuk bahwa peluru masuk dari
arah tersebut
- Pada senjata yang dirawat baik, maka pada klim lecet akan dijumpai
pewarnaan kehitaman akibat minyak pelumas, hal ini disebut kelim
kesat atau kelim lemak (grease ring/ grease mark)
- Bila peluru masuk pada daerah di mana densitasnya rendah, maka bentuk
luka yang terjadi adalah bentuk bundar, bila jaringan di bawahnya
mempunyai densitas besar seperti tulang, maka sebagian tenaga dari
peluru disertai pula dengan gas yang terbentuk akan memantul dan
mengangkat kulit di atasnya, sehingga robekan yang tejadi menjadi
tidak beraturan atau berbentuk bintang
- Perkiraan diameter anak peluru merupakan penjumlahan antara diameter
lubang luka ditambah dengan lebar kelim lecet yang tegak lurus
dengan arah masuknya peluru
- Peluru yang hanya menyerempet tubuh korban akan menimbulkan robekan
dangkal, disebut bullet slap atau bullet graze
- Bila peluru menyebabkan luka terbuka dimana luka tembak masuk bersatu
dengan luka tembak keluar, luka yang terbentuk disebut gutter wound

b. Akibat butir-butir mesiu (gunpowder eIIect): tattoo, stipling
- Butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar akan
masuk ke dalam kulit
- Daerah di mana butir-butir mesiu tersebut masuk akan tampak
berbintik- hitam dan bercampur dengan perdarahan
- Oleh karena penetrasi butir mesiu tadi cukup dalam, maka bintik-bintik
hitam tersebut tidak dapat dihapus dengan kain dari luar
- Jangkauan butir-butir mesiu untuk senjata genggam berkisar sekitar 60 cm
- Black powder adalah butir mesiu yang komposisinya terdiri dari nitrit,
tiosianat, tiosulIat, kalium karbonat, kalium sulIat, kalium sulIida,
sedangkan smoke less powder terdiri dari nitrit dan selulosa nitrat
yang dicampur dengan karbon dan gravid

c. Akibat asap (smoke eIIect): jelaga
- Oleh karena setiap proses pembakaran itu tidak sempurna, maka terbentuk
asap atau jelaga
- Jelaga yang berasal dari black powder komposisinya CO2 (50) nitrogen
35, CO 10, hydrogen sulIide 3, hydrogen 2 serta sedikit oksigen
dan methane
- Smoke less powder akan menghasilkan asap yang jauh lebih sedikit
- Jangkauan jelaga untuk senjata genggam berkisar sekitar 30 cm
- Oleh karena jelaga itu ringan, jelaga hanya menempel pada permukaan
kulit, sehingga bila dihapus akan menghilang

d. Akibat api (Ilame eIIect): luka bakar
- Terbakarnya butir-butir mesiu akan menghasilkan api serta gas panas yang
akan mengakibatkan kulit akan tampak hangus terbakar (scorching,
charring)
- Jika tembakan terjadi pada daerah yang berambut, maka rambut akan
terbakar
- Jarak tempuh api serta gas panas untuk senjata genggam sekitar 15
cm, sedangkan untuk senjata yang kalibernya lebih kecil, jaraknya
sekitar 7,5 cm

e. Akibat partikel logam (metal eIIect): Iouling
- Oleh karena diameter peluru lebih besar dari diameter laras, maka sewaktu
peluru bergulir pada laras yang beralur akan terjadi pelepasan partikel
logam sebagai akibat pergesekan tersebut
- Partikel atau Iragmen logam tersebut akan menimbulkan luka lecet
atau luka terbuka dangkal yang kecil-kecil pada tubuh korban
- Partikel tersebut dapat masuk ke dalam kulit atau tertahan pada
pakaian korban

I. Akibat moncong senjata (muzzle eIIect): jejas laras
- Jejas laras dapat terjadi pada luka tembak tempel, baik luka tembak tempel
yang erat (hard contact) maupun yang hanya sebagian menempel (soIt
contact)
- Jejas laras dapat terjadi bila moncong senjata ditempelkan pada bagian
tubuh, dimana di bawahnya ada bagian yang keras (tulang)
- Jejas laras terjadi oleh karena adanya tenaga yang terpantul oleh
tulang dan mengangkat kulit sehingga terjadi benturan yang cukup kuat
antara kulit dan moncong senjata
- Jejas laras dapat pula terjadi jika si penembak memukulkan moncong
senjatanya dengan cukup keras pada tubuh korban, akan tetapi hal ini
jarang terjadi
- Pada hard contact, jejas laras tampak jelas mengelilingi lubang luka,
sedangkan pada soIt contact, jejas laras sebetulnya luka lecet tekan
tersebut akan tampak sebagian sebagai garis lengkung
- Bila pada hard contact tidak akan dijumpai kelim jelaga atau kelim
tato, oleh karena tertutup rapat oleh laras senjata, maka pada soIt contact
jelaga dan butir mesiu ada yang keluar melalui celah antara moncong senjata
dan kulit, sehingga terdapat adanya kelim jelaga dan kelim tato

Pengaruh pakaian pada luka tembak masuk 1,5
Jika tembakan mengenai tubuh korban yang ditutup pakaian, dan
pakaiannya cukup tebal, maka dapat terjadi:
- Asap, butir-butir mesiu dan api dapat tertahan pakaian
- Fragmen atau partikel logam dapat tertahan oleh pakaian
- Serat-serat pakaian dapat terbawa oleh peluru dan masuk ke dalam lubang
luka tembak


D. LUKA TEMBAK KELUAR
Jika peluru yang ditembakan dari senjata api mengenai tubuh korban dan
kekuatannya masih cukup untuk menembus dan keluar pada bagian tubuh lainnya, maka
luka tembak dimana peluru meninggalkan tubuh itu disebut luka tembak keluar.
Bilamana peluru yang masuk ke dalam tubuh korban tidak terbentur pada tulang, maka
saluran luka yang terbentuk yang menghubungkan luka tembak masuk dan luka
tembak keluar dapat menunjukkan arah datangnya peluru yang dapat disesuaikan
dengan arah tembakan.1
- Kecepatan atau velocity peluru sewaktu akan menembus keluar berkurang,
sehingga kerusakannya (lubang luka tembak keluar) akan lebih kecil,
perlu diketahui bahwa kemampuan peluru untuk dapat menimbulkan
kerusakan berhubungan langsung dengan ukuran peluru dan velocity.
- Adanya benda menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru
akan keluar yang berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembak keluar
akan lebih kecil bila dibandingkan dengan luka tembak masuk.
Luka tembak keluar di daerah kepala 1
- Bentuk luka tembak di daerah kepala dapat seperti bintang ('stellate) .
- Bentuk bintang tersebut disebabkan oleh karena akibat tembakan dimana
tenaganya diteruskan ke segala arah, Iragmen-Iragmen tulang yang
terbentuk turut terdorong keluar dan menimbulkan robekan-robekan baru
yang dimulai dari pinggir luka dan menyebar secara radier.

Beberapa variasi luka tembak keluar 1
- Luka tembak keluar sebagian (partial exit wound), hal ini dimungkinkan
oleh karena tenaga peluru tersebut hampir habis atau ada penghalang yang
menekan pada tempat dimana peluru akan keluar, dengan demikian luka
dapat hanya berbentuk celah dan tidak jarang peluru tampak menonjol
sedikit pada celah tersebut.
- Jumlah luka tembak keluar lebih banyak dari jumlah peluru yang
ditembakkan, ini dimungkinkan karena :
1. Peluru pecah dan masing-masing pecahan membuat sendiri luka tembak
keluar.
2. Peluru menyebabkan ada tulang yang patah dan tulang tersebut
terdorong keluar pada tempat yang berbeda dengan tempat keluarnya
peluru.
3. Dua peluru masuk ke dalam tubuh melalui satu luka tembak masuk
('tandem bullet injury), dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut
berpisah dan keluar melalui tempat yang berbeda.


E. LUKA TEMBAK PADA TULANG

Luka tembak pada tulang, khususnya tulang pipih akan menunjukkan kelainan
yang khas, sehingga walaupun pada korban telah mengalami pembusukan masih
tetap akan dapat dikenali dari bagian sebelah mana peluru masuk dan pada bagian
mana pula peluru tersebut keluar. Luka tembak pada kepala merupakan contoh yang
baik untuk melihat kelainan dimaksud.1,7
- Pada tempat masuknya peluru, lubang yang terjadi pada tabula eksterna
akan lebih kecil dibandingkan dengan lubang pada tabula interna, sehingga
membentuk corong yang membuka ke dalam.
- Pada tempat keluarnya peluru, lubang yang terjadi pada tabula interna akan
lebih kecil bila dibandingkan dengan lubang pada tabula eksterna, sehingga
membentuk corong yang membuka keluar.
- Tembakan pada tulang panjang walaupun tidak memberikan gambaran yang
khas, tetap dapat merupakan petunjuk dari mana peluru datang yaitu melihat
Iragmen tulang yang terangkat atau terdorong, bila peluru datang dari
sebelah kanan maka Iragmen tulang akan terdorong ke sebelah kiri.
- Pada luka tembak tempel dapat dijumpai pengotoran bewarna hitam yang
ditimbulkan oleh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian
terbakar, yang menempel pada tepi lubang yang terbentuk pada tengkorak atau
tulang.


F. CARA PENGUKURAN 1ARAK TEMBAK DALAM VISUM ET
REPERTUM

Bila pada korban terdapat luka tembak masuk dan tampak jelas adanya jejas
laras, kelim api, kelim jelaga atau kelim tato, maka perkiraan penentuan jarak
tembak tidak sulit. Kesulitan timbul bila tidak ada kelim-kelim tersebut selain
kelim lecet.1
- Bila ada kelim jelaga, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 30 cm.
- Bila ada kelim tato berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 60 cm
dan seterusnya.
- Bila hanya ada kelim lecet, cara pengukurannya adalah sebagai berikut :
'berdasarkan siIat lukanya luka tembak tersebut merupakan luka tembak
jarak jauh, ini mengandung arti :
1. Memang korban ditembak dari jarak jauh, yang berarti di luar
jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau
terbakar sebagian.
2. Korban ditembak dari jarak dekat atau sangat dekat, akan tetapi antara
korban dan moncong senjata ada penghalang seperti bantal dan lain
sebagainya.
- Bila ada kelim api, berarti bahwa korban ditembak dari jarak yang sangat dekat
sekali, yaitu maksimal 15 cm.


G. PEMERIKSAAN KHUSUS PADA LUKA TEMBAK MASUK

Pada beberapa keadaan, pemeriksaan terhadap luka tembak masuk, sering
dipersulit oleh adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak dapat
dilakukan dengan baik.1
Untuk menghadapi penyulit pada pemeriksaan tersebut dapat dilakukan
prosedur sebagai berikut:1
- Luka tembak dibersihkan dengan hydrogen-peroxide (3)
- Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air, untuk membersihkan
busa yang terjadi dan membersihkan darah.
- Dengan pemberian hydrogen-peroxide tadi, luka tembak akan bersih dan
tampak jelas, sehingga deskripsi luka dapat dilakukan dengan akurat.
Selain secara makroskopik, yaitu dengan perangai karakteristik pada luka
tembak masuk, tidak jarang diperlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan
secara pasti bahwa luka tersebut luka tembak masuk, ini disebabkan oleh karena
tidak selamanya luka tembak masuk memperlihatkan ciri-ciri yang jelas. Adapun
pemeriksaan khusus yang dimaksud adalah: pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan
kimiawi, dan pemeriksaan radiologik.1

1. Pemeriksaan Mikroskopik 1,8
- Perubahan yang tampak diakibatkan oleh dua Iaktor, yaitu: trauma
mekanik dan termis
- Luka tembak tempel dan luka tembak jarak dekat:
1. Kompresi epitel, disekitar luka tampak epitel yang normal dan yang
mengalami kompresi, elongasi, dan menjadi pipihnya sel-sel epidermal
serta elongasi dari inti sel
2. Distorsi dari sel epidermis di tepi luka yang dapat bercampur
dengan butir-butir mesiu
3. Epitel mengalami nekrosis koagulatiI, epitel sembab, vakuolisasi sel-
sel basal
4. Akibat panas, jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE,
akan lebih banyak mengambil warna biru (basophilic staining)
5. Tampak perdarahan yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini
paling dominan, dan adanya butir-butir mesiu)
6. Sel-sel pada dermis intinya mengerut, vakuolisasi dan piknotik
7. Butir-butir mesiu tampak sebagai benda tidak beraturan, berwarna
hitam atau hitam kecoklatan
8. Pada luka tembak tempel 'hard contact, permukaan kulit sekitar luka
tidak terdapat butir-butir mesiu atau hanya sedikit sekali; butir-butir
mesiu akan tampak banyak pada lapisan bawahnya, khususnys di
sepanjang tepi saluran luka
9. Pada luka tembak tempel 'soIt contact, butir-butir mesiu terdapat
pada kulit dan jaringan di bawah kulit
10.Pada luka tembak jarak dekat, butir-butir mesiu terutama terdapat pada
permukaan kulit, hanya sedikit yang ada pada lapisan-lapisan kulit.

2. Pemeriksaan Kimiawi 1
- Pada 'black gun powder dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit,
nitrat, sulIas, sulIat, karbonat, tiosianat dan tiosulIat
- Pada 'smokeless gun powder dapat ditemukan nitrit, dan selulosa-nitrat
- Pada senjata api yang modern, ditemukan timah, barium, antimony,
dan merkuri
- Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras senjata dan dari peluru
sendiri dapat ditemukan timah, antimon, nikel, tembaga, bismuth, perak,
dan thalium
- Pemeriksaan atas unsur-unsur tersebut dapat dilakukan terhadap
pakaian, di dalam atau di sekitar luka
- Pada pelaku penembakan, unsur-unsur tersebut dapat dideteksi pada
tangan yang menggenggam senjata

3. Pemeriksaan dengan Sinar-X 1
Pemeriksaan radiologik ini umumnya untuk memudahkan dalam mengetahui
letak peluru dalam tubuh korban.
- Pada 'tandem bullet injury dapat ditemukan dua peluru walaupun luka
tembak masuknya hanya satu.
- Bila pada tubuh korban tampak banyak pellet tersebar, maka dapat
dipastikan bahwa korban ditembak dengan senjata jenis 'shotgun, yang
tidak beralur, dimana dalam satu peluru terdiri dari berpuluh pellet.
- Bila pada tubuh korban tampak satu peluru, maka korban ditembak oleh
senjata api jenis 'riIled.
- Pada keadaan dimana tubuh korban telah membusuk lanjut atau telah
rusak, sehingga pemeriksaan sulit, maka dengan pemeriksaan radiologik ini
akan dengan mudah menentukan kasusnya, yaitu dengan ditemukannya anak
peluru pada Ioto rontgen

H. ROBEKAN PADA PAKAIAN PADA LUKA TEMBAK
- Pada tempat yang sesuai dengan luka tembak masuk 1,5
1. Serat-serat pakaian akan terdorong ke dalam.
2. Bila ditembakan dari jarak dekat atau jarak sangat dekat, dapat terlihat
pengotoran bewarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir mesiu
yang tidak terbakar dan akibat jelaga yang menempel pada pakaian.
3. Bila senjata dirawat dengan baik maka di tepi dan di bagian
pakaian yang robek terdapat pengotoran oleh minyak pelumas yang
berwarna kehitaman.
- Pada tempat yang sesuai dengan luka tembak keluar 1,5
1. Serat-serat pakaian akan terdorong keluar.
2. Di pinggir atau di sekitar robekan mungkin didapatkan pengotoran
oleh darah, atau jaringan tubuh korban yang hancur dan terbawa
keluar. Seperti otak atau serpihan tulang.
3. Tepi lubang pada pakaian tampak terangkat, hal ini menunjukkan
bahwa peluru keluar melalui lubang tersebut.

I. LUKA TEMBAK MASUK OLEH SEN1ATA API YANG TIDAK
BERALUR
Luka tembak masuk yang disebabkan oleh senjata api yang tidak beralur
mempunyai ciri yang berbeda bila dibandingkan dengan luka tembak yang berasal dari
senjata yang beralur.
Komponen yang memberikan ciri luka tembak masuk, adalah:1,3,4
- Mesiu
- Api
- Asap
- Gas
- Pellet, dan
- Sumbat anak peluru (wad)
Caliber senjata, ukuran dan jumlah pellet serta derajat penyempitan laras
merupakan Iaktor-Iaktor yang menentukan siIat luka tembak, jarak tembak
tentunya turut berpengaruh pula.



Jarak tembak menentukan jenis luka yang terjadi: 1,4
Luka tembak tempel
- Jika moncong senjata tegak lurus dengan kulit, luka biasanya berbentuk
bundar, bila membentuk sudut akan berbentuk oval
- Tepi luka biasanya rata, jarang compang-camping, dengan memar serta
berwarna hitam Karen butir-butir mesiu
- Tepi luka dapat hangus
- Oleh karena peluru meledak di dalam tubuh, maka jaringan dibawah kulit dan
jaringan yang lebih dalam akan mengalami kerusakan yang hebat
- Adanya gas yang masuk menyebabkan darah serta jaringan sepanjang
saluran luka mengandung gas CO
- Jejas laras dapat satu atau dua buah tergantung jenis senjata yang dipakai
- Bentuk jejas dapat bagus, lengkap sesuai dengan bentuk moncong senjata, dapat
pula hanya sebagian, tergantung siIat atau derajat menempelnya senjata
- Pada luka tembak tempel atau luka tembak jarak dekat, maka peluru
(pellet), akan masuk ke dalam tubuh dalam satu kesatuan (en masse)
- Dalam tubuh, masing-masing pellet akan saling berbenturan sehingga terjadi
dispersi atau penyebaran pellet ke seluruh tubuh, Ienomena ini dikenal
dengan nama 'billiard ball richochet eIIect
Luka tembak jarak dekat
- Pengertian jarak dekat bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh
korban sekitar 50 cm (24 inci) sampai 15 cm, bentuk luka bundar atau
oval; tepi luka rata atau sedikit tidak teratur
- Luka bakar, jelaga, dan butir-butir mesiu dapat ditemukan
- Daerah yang berwarna akibat mesiu dan jelaga akan lebih meluas sesuai
dengan bertambah jauhnya jarak antara korban dengan moncong senjata
- Jelaga masih dapat dilihat sampai jarak sekitar 37,5 cm (15 inci)
- Tattoo akan dapat ditemukan sampai jarak sekitar 50 cm
- Gas CO mungkin masih dapat dideteksi

Luka tembak jarak jauh
- Luka tembak jarak jauh adalah luka tembak dimana jarak antara monsong
senjata dengan korban diatas 50 cm, atau diluar jarak tempuh atau
jangkauan butir-butir mesiu.
- Dalam jarak 60-90 cm, lubang luka bundar; dengan bertambahnya jarak
(semakin menjauh), maka pellet akan menyebar dan menimbulkan lubang-
lubang luka disekitar lubang yang besar.
- Pada jarak 90-270 cm, akan tampak lubang yang besar dengan tepi tidak
rata disebabkan oleh pellet-pellet.
- Pada jarak yang lebih jauh, akan tampak lubang luka utama yang
dikelilingi oleh lubang kecil-kecil akibat pellet.
- Dari penyebaran pellet-pellet tersebut bisa diperkirakan jarak tembaknya;
tentunya setelah dilakukan tembakan percobaan.

Luka akibat sumbat anak peluru
- Pada shotgun, selain terjadi luka akibat pellet, dapat pula terjadi luka yang
disebabkan oleh sumbat anak peluru
- Sumbat tersebut ringan, sehingga tidak dapat mengadakan penetrasi ke
dalam tubuh korban
- Luka yang ditimbulkan akibat sumbat, biasanya berbentuk luka lecet yang sering
kali berbentuk sirkuler.


1. LUKA AKIBAT TEMBAKAN SEN1ATA API YANG DILENGKAPI
DENGAN ALAT PEREDAM SUARA

1. Fungsi alat peredam suara
Seperti diketahui suara atau kebisingan yang terjadi sewaktu senjata
api ditembakkan, sebenarnya kumulasi dari pelbagai Iaktor, yaitu: jatuhnya
pelatuk, letusan primer dan ditambah dengan shock waves, gelombang
pendahuluan, letusan peluru dan gelombang yang mendorong.1
Oleh karena besarnya suara atau kebisingan yang dihasilkan oleh
gelombang yang mendorong langsung tergantung dari kecepatan/velositas
dan kemampuan untuk ekspansi; maka alat peredam didesain sedemikian
rupa agar dapat mengurangi suara atau kebisingan yang terjadi, yaitu
dengan cara: mengurangi kecepatan dari gas sebelum meninggalkan senjata,
mengontrol ekspansi gas dan mendinginkannya, dengan demikian akan
mengurangi volume dan tekanan serta kecepatannya.1
Pada umumnya alat peredam suara didesain dalam tiga bentuk
dasar, yaitu:9
1. 'An expansion chamber dari kaliber lebih besar dari senjata
(agar gas tidak dapat keluar dari persambungannya)
2. Interposisi satu atau lebih 'centrally perIorated baIIles pada
sudut yang sesuai dengan arah keluarnya gas (gas akan
menyimpang kelateral dan memperluas permukaan yang membantu
mendinginkan gas)
3. Memasang beberapa Iibrous packing material pada expansion
chamber (ini sebagian akan menyerap gas, dan memperluas
permukaan yang menghasilkan pendinginan).
Dengan dipasangnya alat peredam suara, maka akan terjadi
perubahan perangai dari senjata tersebut, diantaranya: 1,9
1. Berkurangnya suara
2. Kecepatan tidak banyak dipengaruhi dan pengaruhnya kurang
bermakna
3. DeIormitas dari anak peluru, yang walaupun demikian adanya
alur pada anak peluru masih dapat dikenali.

2. Karakteristik dari luka tembak
Luka tembak tempel, kecuali bila kontak antara moncong senjata
dengan kulit sangat erat tertekan, kita tidak akan menjumpai luka tembak
tempel yang khas, berbentuk bintang ; oleh karena adanya gas yang keluar
dari alat peredam. Pada luka tembak tempel yang tidak erat (soIt contact,
loose contact), hanya memperlihatkan sedikit perbedaan dengan luka akibat
senjata tanpa alat peredam suara. Lubang luka yang berbentuk bundar yang
dikelilingi kelim lecet, Iouling disekitar kelim lecet dan jelaga serta butir-
butir mesiu juga ditemukan dalam saluran luka. Perbedaan yang bermakna
terletak pada karakter dan ukuran dari jejas laras.1,3,4
Kelim lecet pada luka tembak dengan alat peredam merupakan
daerah lingkaran yang eritematosus, dengan batas yang tegas; pada beberapa
kasus kelim tersebut dapat hanya merupakan bagian dari lingkaran.1,4
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak perbedaan yang sangat
kontras dimana pada jejas laras kerusakan karena eIek thermis atau
mekanis minimal sekali atau tidak ada. Pada pembesaran yang lebih besar
tampak dilatasi kapiler-kapiler pada epidermis pada area dimana terdapat jejas
laras, hal mana tidak akan tampak pada luka tembak tempel dengan senjata api
tanpa alat peredam.8
Dapat ditambahkan bahwa salah satu ciri dipergunakannya alat
peredam adalah adanya perbedaan yang menyolok antara diameter luka
serta kelim lecet dengan jejas laras; misalnya diameter jejas laras 40 mm,
sedangkan diameter kelim hanya 5 mm.1
Luka tembak yang bukan tembak tempel (Noncontact Wounds) tidak
banyak menunjukkan perbedaan dengan luka tembak yang disebabkan oleh
senjata api tanpa alat peredam. Ciri yang paling bermakna dan amat
membantu di dalam memeriksa luka tembak yang bukan luka tembak
tempel adalah: luka tembak masuk yang atipikal/ tidak khas, dengan ciri
bentuk yang irreguler atau luka yangberbentuk celah (slit-like deIects), sering
disertai dengan kelim lecet yang eksentrik dan beberapa laserasi di sekitar
lubang luka tembak. Satu hal yang perlu dipikirkan di sini adalah kemungkinan
luka tembak ricochet.1,4
Observasi radiologik, selama pemeriksaan radiologis merupakan
prosedur rutin yang harus dilakukan pada setiap kasus penembakan, maka
setiap luka hendaknya diperiksa dengan sinar-X. Seringkali hasil
pemeriksaan tidak dapat membedakan apakah luka yang diperiksa itu
diakibatkan oleh senjata api biasa atau dengan senjata api yang diberi alat
peredam, dengan kata lain pemeriksaan dengan sinar-X tidak spesiIik.1
Adanya Iragmen-Iragmen logam yang berasal dari peluru atau yang
memberi kesan adanya deIormitas anak peluru bukanlah merupakan tanda
bahwa peluru tersebut ditembakkan dari senjata api yang diberi alat peredam.4
Observasi mikroskopik, observasi mikroskopik cahaya kecuali pada
kasus luka tembak tempel pada umumnya tidak akan memberikan gambaran
yang khas, yang dapat membedakan antara luka tembak yang disebabkan
oleh senjata api yang diberi alat peredam dan tidak.8
Perubahan progresiI epitel akibat panas dan mekanik, adalah
merupakan perubahan yang dapat dijumpai. Demikian pula kemungkinan
didapatkannya butir-butir mesiu dalam saluran luka dan pada permukaan epitel.
Secara umum di dalam saluran luka pada luka tembak tempel akan
mengandung lebih banyak butir-butir mesiu bila dibandingkan luka tembak
dimana moncong senjata tidak menempel pada kulit. Di dalam penilaian
perkiraan jarak tembak, kesimpulan baru dapat diambil setelah melakukan
pemeriksaan secara lengkap, yaitu pemeriksaan mikroskop, pemeriksaan
dengan mata telanjang, dengan kaca pembesar, dengan demikian perkiraannya
akan lebih mendekati ketepatan.3,4
Observasi dengan Scanning Electron Microscope (SEM) didapat
gambaran yang khusus, pada permukaan kulit dimana terdapat kelim lecet tepat
di tepi luka, tampak gambaran seperti rak ('shelving), yang terlihat pada
bagian atas dari saluran, hal ini sering dan ada hubungannya dengan
separasi dan epidermis dan jaringan kolagen yang lebih dalam letaknya.
Keadaan tersebut sangat mungkin disebabkan oleh gas yang merobek
jaringan. Permukaan saluran luka terdiri darkolagen, yang oleh panas akan
mengalami denaturasi dan memberikan gambaran granuler, dengan lubang-
lubang pelbagai ukuran membuka ke dalamnya. Lubang-lubang tersebut
bentuknya seperti bola-bola kosong, terjadinya lubang ini karena penguapan dan
sebagai akibat dari ekspansi dari cairan jaringan. Butir mesiu bila ada tampak
sebagai cahaya, amorphous, benda asing seperti kapas yang berada baik di
permukaan kulit maupun dalam saluran luka.1
Adanya timah hitam dapat pula terlihat, ini disebabkan oleh timah
hitam yang mencair terdapat dalam preparat mikroskopik pada temperatur
kamar. Adanya Iriksi antara timah hitam yang berasal dari anak peluru
dengan yang berasal dari laras senjata, menerangkan mengapa keadaan
tersebut di atas dapat terjadi.1
Dapat ditekankan bahwa kwantitas dari timah hitam yang terdapat di
dalam dan di sekitar luka sangat penting, oleh karena merupakan petunjuk
yang menyatakan bahwa luka yang diperiksa memang bahwa luka yang
diperiksa memang benar luka tembak musak.1
Karbon monoksida, di dalam saluran luka pada luka tembak dengan
senjata api yang diberi alat peredam dapat ditemukan tetapi dapat pula
memberi hasil yang negatiI. Penilaian karbon-monoksida hanya terbatas
pada ada atau tidak. Tidak dapat dideteksinya karbon-monoksida pada luka
tembak yang jelas merupakan luka tembak tempel haruslah tetap dianggap
sebagai luka tembak tempel yang disebabkan oleh senjata api yang diberi alat
peredam.1,4
Energy Dispersive Analysis oI X-rays atau EDAX dilakukan pada
sediaan biopsi untuk pemeriksaan SEM. Dengan pemeriksaan tersebut dapat
diketahui adanya elemen-elemen yang biasanya tidak ditemukan pada dan
di sekitar luka yang disebabkan oleh senjata api semi-otomatik. Adanya
elemen-elemen tersebut dapat dikaitkan dengan senjata api yang telah
mengalami modiIikasi, diberi alat peredam, atau kedua-duanya. Untuk dapat
menaIsirkan hasil dengan tepat diperlukan kontrol, dengan demikian dapat
diketahui apakah pada luka yang diperiksa tersebut terdapat elemen-elemen
yang normal ataukah elemen-elemen yang tidak biasa ditemukan; dengan kata
lain luka tersebut berasal dari senjata api yang telah dimodiIikasi atau diberi
alat peredam suara. Partikel-partikel elemenyang sering ditemukan akibat
memasang dan membuka alat peredam adalah besi, nikel dan mangan.1
Flameless Atomic Absorptiometry, pada luka tembak dengan senjata
api yang dilengkapi alat peredam suara dapat ditemukan adanya barium dan
antimon yang melampaui luka akibat senjata api tanpa alat peredam,
khususnya barium. Keadaan tersebut dimungkinkan adanya turbulensi dari
gas yang mengakibatkan peningkatan deposit elemen tersebut dan menempel
pada permukaan kulit.1




























DAFTAR PUSTAKA

1. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa
Aksara, 1997; p.131-168.
2. Hueske E. Firearms and Tool Mark The Forensic Laboratory Handbooks,
Practice and #esource. 2006
3. Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. Gunshot wound.
http://www.Ireewebs.com/gunshotwound/luka tembak.htm. |diakses tanggal
02 Maret 2009|
4. Anonim. Penembakan Dengan Shotgun. www.Ireewebs.com/Iks1/
penembakandenganshotgun.htm |diakses tanggal 25 Februari 2009 pukul
15.40 wib|
5. Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. Gunshot wound.
http://www.Ireewebs.com/gunshotwound/luka tembak pada tulang.htm. |diakses
tanggal 02 Maret 2009|
6. Anonim. Forensic Pathology. http://library.med.utah.edu/WebPath/
FO#HTML/FO#039.html |diakses tanggal 02 Maret 2009|
7. Anonim. Forensic Pathology. http://library.med.utah.edu/WebPath/
FO#HTML/FO#049.html |diakses tanggal 02 Maret 2009|
8. Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. Gunshot wound.
http://www.Ireewebs.com/gunshotwound/pemeriksaanmikroskopis.htm.
|diakses tanggal 02 Maret 2009|
9. AlIord B#. Gunshot Wound Ballistics. http://www.bcm.edu/oto. |diakses
tanggal 02 Maret 2009|
10.Anonim. Amunition. www.hunter-ed.com-oIIicial Washington Hunter SaIety
Course-amunition.htm. |diakses tanggal 02 Maret 2009|

Anda mungkin juga menyukai