Anda di halaman 1dari 2

1annin

Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yng termasuk ke dalam golongan poliIenol.
Senyawa tanin ini banyak di jumpai pada tumbuhan. Tanin dahulu digunakan untuk
menyamakkan kulit hewan karena siIatnya yang dapat mengikat protein. Selain itu juga tanin
dapat mengikat alkaloid dan glatin.
Tanin secara umum dideIinisikan sebagai senyawa poliIenol yang memiliki berat molekul
cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Berdasarkan
strukturnya, tanin dibedakan menjadi dua kelas yaitu tanin terkondensasi (condensed tannins)
dan tanin-terhidrolisiskan (hydrolysable tannins) (Hagerman et al., 1992; Harbone, 1996).

Klasifikasi 1annin
(shutosh Kar (2003). Pharmacognosy And Pharmacobiotechnology. New ge International.
pp. 44)
a. Tannin yang terhidrolisis: Contoh:
Chest Nut : Kulit dan kayu
ak : Kulit dan kayu
Sumac : Daun
Tannin Turki : Empedu dari ynips tintoria
b. Tannin terkondensasi : Contoh:
Ekaliptus : Kulit
Catechu hitam :
Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi meghasilkan
asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer IlaIonoid yang merupakan
senyawa Ienol dan telah dibahas pada bab yang lain. Nama lain dari tanin ini adalah
Proanthocyanidin. Proanthocyanidin merupakan polimer dari Ilavonoid yang dihubungan
dengan melalui C 8 dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum procyanidin,
senyawa ini merupakan trimer yang tersusun dari epiccatechin dan catechin. (Hangerman,
2002)
c. Pseudotannin : Contoh obat:
sam gallic : Rhubarb
Catechins : kasia; catechu; kokoa; guarana;
sam Klorogenik : Nux-Vomica; kopi; mate;
sam ipecacuanhic : Ipecacuanha

Efek antimikrobial 1annin
(kiyama H, Fujii K, Yamasaki , ono T, Iwatsuki K (ctober 2001). "ntibacterial action
oI several tannins against Staphylococcus aureus". Antimicrob. Chemother. 48 (4): 48791)
Tanin adalah poliIenol larut air dan biasanya banyak ditemukan pada tanaman tingkat tinggi.
Tannin diklasiIikasikan menjadi dua kategori: terhidrolisis, dan tak terhidrolisis
(terkondensasi). sam tanin adalah galotannin yang penting dan termasuk dalam kelas yang
tak terhidrolisis. Tannin yang terhidrolisis tannin adalah ester dari asam Ienol dan poliol,
yang biasanya adalah glukosa. sam Ienol adalah asam gallic di gallotannin, atau asam
heksahidroksidiIenik pada ellagtannin. Tanin banyak dilaporkan mempunyai eIek
bakteriostatik atau baterisidial terhadap $taphylococcus aureus EIek antimikrobial dari
tannin dapat dirangkum sebagai berikut:
i. Kandungan astringen dari tannin dapat menginduksi kompleksitas dari enzim atau
substrat tertentu. Banyak enzim mikrobial pada kultur yang diIiltrasi atau
dipuriIikasi ternyata terinhibisi ketika dicampur dengan tannin.
ii. Toksisitas tannin bisa berkaitan dengan aksinya pada membran dari
mikroorganisme.
iii. Kompleksitas dari ion logam oleh tannin berperan untuk toksisitas tannin terhadap
mikroba.
Chung et al melaporkan bahwa asam tannik menghambat pertumbuhan 15 bakteri yang diuji
namun asam galik dan asam ellagik tidak menginhibisinya. Mereka menyimpulkan bahwa
ikatan ester antara asam gallic dan glukosa yang penting dalam potensi antimikroba pada
componen ini.
Efek Antiviral
(L L, Liu SW, Jiang SB, Wu SG (February 2004). "Tannin inhibits HIV-1 entry by targeting
gp41". Acta Pharmacol $in (2): 2138.)
Sudah dilaporkan bahwa tannin adalah inhibitor poten dari replikasi HIV-1 dengan target
pada protein virus yang memediasi langkah akhir dari replikasi HIV, misalnya HIV-1 reverse
transcriptase, protease, dan intergrase. Studi terakhir juga membuktikan bahwa tannin tidak
hanya menginhibisi replikasi HIV-1, tapi juga menghambat masuknya HIV-1 pada sel target
dengan cara menghambat penyatuan sel yang dimediasi HIV-1. Tannin dari berbagai sumber
memang eIektiI menginhibisi pembentukan ikatan 6-helix gp41 pada konsentrasi kurang dari
1 mg/L. Hal ini membuktikan bahwa tanni mempunyai berbagai mekanisme kerja terhadap
virus, dalam hal ini HIV-1, yaitu memblok masuknya virus dengan cara mengganggu Iusi
aktiI dari pembentukan inti gp41 dan menginhibisi replikasi HIV-1 dengan target pada
reverse transcriptase, protease, dan intergrase. Pada konsentrasi tinggi, tanin dapat
mengendapkan protein atau peptida.

Anda mungkin juga menyukai