Anda di halaman 1dari 1

Menemukan Bakat di Balik Kecacatan Ibu, Anda tentu pernah mendengar kisah seorang gadis bernama Helen Adams

Keller, yang karena menderita meningtitis di usia 19 bulan tidak bisa melihat dan mendengar. Hellen, yang lahir pada 27 Juni 1880, di suatu desa kecil di Tuscumbia, Alabama, Amerika Serikat, tak sekadar menjadi anak buta dan tuli, tetapi juga menjadi seorang pribadi yang sulit dan memiliki emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Meski tidak normal, Helendi bawah pengawasan gurunya, Anne Sulivan, yang juga memiliki cacat penglihatan jarak dekatdapat mengatasi kesulitan-kesulitannya. Ya, lantaran cepat menangkap pelajaran yang diberikan, ia pun memenangkan pelbagai penghargaan seperti Honorary University Degrees Womens Hall of Fame, The Presidential Medal of Freedom, dan The Lions Humanitarian Award. Ia berkeliling ke 39 negara untuk berbicara dengan para presiden, mengumpulkan dana untuk orang-orang buta dan tuli, dan mendirikan American Foundation for the Blind dan American Foundation for the Overseas Blind. Tak pelak, Helen adalah contoh anak cacat yang berbakat (handicapped gifted), yakni seseorang yang cacat tapi sekaligus berbakat dan mempunyai talenta yang luar biasa. Sayangnya, seorang anak cacat yang berbakat jarang diketahui lantaran mendapat hambatan dari masyarakat; ada anggapab bahwa seorang anak cacat memiliki kemampuan di bawah ratarata. Kemudian, kebanyakan anak cacat memiliki hambatan di bidang verbal, sehingga tingkat intelektualnya sulit untuk dideteksi, karena tes yang digunakan bersifat lisan. Anak cacat yang berbakat seringkali juga tidak diberikan kesempatan untuk membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan yang istimewa. Untuk menerawang bakat istimewa pada anak cacat, maka perlu dilakukan pengukuran intelektual nonverbal, dan tes modifikasi perilaku sedini mungkin. Ini karena, tidak mudah melakukan identifikasi pada anak semacam ini lantaran yang langsung terlihat menonjol adalah kecacatan, bukan bakat. Namun, bagi guru yang memiliki kemampuan memahami karakteristik anak berbakat, akan dapat dengan mudah mengenali siswa yang tergolong anak berbakat. Untuk memastikan potensi keberbakatan yang dimiliki anak, Anda dapat melakukan pemeriksaan psikologi. Sebab, seorang psikolog tentu memiliki metode dan instrumen untuk menggali potensi kecerdasan dan bakat individu. Nah, jika Ibu memiliki seorang anak yang cacat tapi berbakat, Anda dapat mengikutsertakan buah hari Anda pada program Individualized Education Program (IEP), yang akan membawa anak kepada pendidikan khusus sesuai kebutuhan dirinya. Program pendidikan individual ini, dibuat oleh tim yang mendapat masukan-masukan dari guru maupun orangtua berdasarkan kekuatan-keunggulan (strengths) yang dimiliki anak. Terdiri dari mereka yang memiliki latar belakang pendidikan khusus, dan guru anak berbakat akan bekerjasama membuat perencanaan dan pelaksanaan IEP tersebut. Anak-anak dengan kecacatan penglihatan, pendengaran, ataupun fisik, namun sekaligus tergolong anak berbakat dapat menggunakan kekuatan intelektualnya untuk mempelajari keterampilan-keterampilan lain yang dapat mengkompensasi kekurangan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai