Anda di halaman 1dari 1

2.

9 Lingkungan Reaktivitas Batuan dan tanah bawah tanah yang ada dalam lingkungannya, yang dapat didefinisikan berdasarkan tekanan, suhu, kelembaban, dan kenampakan lainnya. Ketika material tanah terekspose, lingkungan akan berubah dan respon material tanah berubah dengan sendirinya. Tekanan dapat menyebabkan perlipatan dan retak, namun juga dapat merubah bentuk bahan mineral. Beberapa batuan, contohnya serpih dan batulempung, pada paparan cuaca dengan cepat melapuk dan mulai kembali ke asalnya sebagai tanah. Slaking tes, di mana sampel kecil dari batuan mengalami pembasahan berulang-ulang dan pengeringan, menunjukkan kerentanan terhadap pelapukan, sampel hancur sampai menjadi potongan yang lebih kecil setelah mengalami panas dan hujan. Slake tes menguji ketahanan (Franklin dan Chandra 1972) dengan subyek sampel batuan yang dilakukan pembasahan, pemanasan dan beberapa derajat menyebabkan terjadinya abrasi. Banyak mineral yang terkandung dalam material menjadi berubah jika mengalami perubahan di lingkungan mereka sebagai akibat dari proses mekanikal. Jadi, misalnya, pirit dan marcasite akan berekspansi sebagai hasil dari oksidasi pada paparan udara, kelembaban dan mungkin bakteri dan suhu yang lebih tinggi. Jika mineral tersebut ada dalam batuan (cukup umum di beberapa serpih Carboniferous dan batulempung) akan terekspansi bila terkena proses ini. Hal ini dapat mengakibatkan pergerakan pada pondasi yang dibangun pada batu-batu, perubahan dalam stabilitas dinding terowongan dll. Mineral seperti kalsedon dan rijang akan bereaksi terhadap semen dalam beton jika mereka hadir dalam batuan yang digunakan untuk agregat beton.

Anda mungkin juga menyukai