Anda di halaman 1dari 3

Bahan Diskusi Lingkar Kebifakan Publik Muamalat

Sisi Lain Demokrasi


Pemilu dan Dunia In Abstracto
1

eh: Putra Tondi Martu Hasibuan
2


Demokratisasi di negeri yang berambangkan garuda ini teah berjaan hampir
tujuh dekade. Demokrasi dipiih sebagai sistem poitik untuk menjaankan roda
pemerintahan karena diniai dan diyakini sebagai tunggangan yang terbaik di antara
sistem yang ain. Dengan demokrasi, diharapkan semua eemen masyarakat yang
mempunyai aspirasi yang berbeda-beda dapat terakomodasi. Namun, peru diingat
perjaanan demokrasi di Indonesia harus diaui dengan perjuangan yang berdarah-darah.
Lihat saja apa yang teah diakukan oeh rezim orde baru terhadap demokrasi, ia dikekang
dengan rantai kekuasaan yang membeenggu, di penjara di sebuah puau yang tak
berpenghuni dan tak dibiarkan beraktivitas sekaipun hanya untuk sekedar bernaIas.
Tetapi, itu semua ternyata merupakan suatu pengorbanan yang tak sia-sia. Pengekangan
terhadap demokrasi menjadi bom waktu terhadap pemerintah yang dinakhodai oeh
Soeharto. Demokrasi yang dianggap akrab dengan penjara seoah menjadi bomerang bagi
birokrat orde baru yang justru tidak sedikit dari mereka yang bertukar nasib dan domisii
dengan demokrasi.
Kimaksnya, pada tahun 1998 rezim orde baru pun tumbang. Demokrasi pun
muai menunjukkan jati dirinya. Ia dielu-elukan oeh semua orang bak pahawan yang
dirindukan oeh rakyatnya. Di mana-mana orang berucap dengan nada antang dan
semangat tinggi aksana baru saja mengusir penjajah dari ibu pertiwi dengan serentak
mengatakan, reIormasi birokrasi!, demokrasi sampai mati!. ManiIestasi dari demokrasi

Dunia In Abstracto adaah dunia tatkaa manusia menghadapi keteanjangan aam raya yang
dikuasai ogika, di mana tatanan mora beum menjadi acuan utama kehidupan, hukum beum ada untuk
mengawai keseharian manusia bahkan hukum diteorisasikan sebagai tatanan persaingan dan kekuatan.
Gagasan ini dicetuskan oeh Thomas Hobbes (1588-1679). Lihat Soehino, lmu Negara, cet. VII
(Yogyakarta: Liberty, 2005), ha. 99.

Mahasiswa Jurusan Muamaat Fakutas Syariah dan Hukum angkatan 2009.


pun semakin membuncah tak terhaang. Muai dari kebebasan bersuara dan berpendapat
yang seama ini menjadi senjata menakutkan untuk rakyat, Angkatan Bersenjata Repubik
Indonesia yang siIatnya duaisme 'ditertibkan dengan hanya Iokus mengurusi keamanan
negara saja.
Tak hanya sampai di situ, Pemiihan Umum yang oeh Maurice Duverger diyakini
sebagai maniIestasi yang paing urgen dan vita dari proses demokrasi pun teah
diaksanakan. Pemiihan Umum 2004 sebagai contohnya. Bahkan perubahan terhadap
UUD 1945 pun memuat muatan materi baru, yaitu Pemiu KaDa. Tak peak, negara-
negara ain pun khususnya negara-negara Eropa angsung mengapresiasi proses yang
muia itu. Bahkan mereka merekomendasikan kepada negara-negara Arab yang notabene
anti terhadap demokrasi untuk mencontoh proses demokrasi di Indonesia. Indonesia teah
membuktikan kepada dunia bahwa negara yang mayoritas penduduknya musim teah
mampu menyandingkannya dengan demokrasi. Ha yang membuat gendang teinga
berdendang riangnya.
Namun daam perkembangannya, hemat saya, pemiihan yang teah diapikasikan
di Indonesia, bukan hanya pemiihan egisatiI, Presiden dan Waki Presiden bahkan
Kepaa Daerah 'beum memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan demokrasi,
apaagi berbicara tentang pemerintahan yang diahirkannya, tidak ebih baik dari sistem
penunjukan pada era rde Baru (Kepaa Daerah). Bahkan yang ebih ironis, praktek
pemiu justru mengantarkan rakyat Indonesia kembai ke dunia In Abstracto, dunia
tatkaa manusia menghadapi keteanjangan aam raya yang dikuasai ogika, di mana
tatanan mora beum menjadi acuan utama kehidupan, hukum beum ada untuk
mengawai keseharian manusia bahkan hukum diteorisasikan sebagai tatanan persaingan
dan kekuatan. Manusia daam keadaan In Abstracto teah memiiki siIat-siIat tertentu.
Pertama, 4mpetitit4 (persaingan). Manusia seau beromba untuk mengatasi dan
menyingkirkan manusia yang ain dengan cara apapun, baik untuk mendapatkan
kedudukan, ekonomi maupun Iaktor-Iaktor penting ainnya. Kedua, Defenti4 (bertahan).
Ketika tujuan dari kompetisi tersebut dicapai, manusia pun berusaha untuk
mempertahankan apa yang teah berada digenggamannya. Muai dari membentengi
kekuasaannya dengan menyewa agojo-agojo yang siap bertarung kapanpun.
Seanjutnya, Ketika dia sudah mampu mempertahankan kekuasaanya maka ahirah siIat
yang ketiga, l4ria. SiIat yang seau ingin dipuji. Disinaah hegemoni dari goongan-
goongan tertentu terjadi.
Seperti hanya dunia In Abstracto, keadaan Pemiihan Umum pun tidak jauh
berbeda suasananya, bahkan bisa dikatakan hampir sama. Persamaan itu dapat diihat dari
tiga kriteria manusia pada waktu itu. Persaingan pada zaman In Abstracto ebih
mengandakan pada kekuatan, artinya hukum yang beraku adaah hukum rimba. Siapa
kuat dia menang. Ha yang sama pun dipertunjukkan oeh kandidat-kandidat yang
berkompetisi untuk menjadi pemenang daam Pemiihan Umum. Namun aat yang
dipergunakan jauh ebih haus, tidak peru agi mangayunkan tangan yang menggenggam
sebiah pedang, aat tersebut pouer dengan panggian uang. Uang sudah menjadi moda
primer untuk dapat menduduki kursi empuk tersebut. Uang sudah menjema menjadi
kekuatan yang dahsyat yang tak ada seorangpun mampu menghaanginya. Jabatanpun
sudah dikomersiaisasikan. Integritas, kapasitas, kapabiitas serta kompetensipun menjadi
moda nomor 1001. Disiniah makna demokrasi muai diemanskuasi. Seteah
mendapatkan jabatan tersebut, penguasa panggung sandiwara pun akan meetakkan orang
yang bisa disupir pada tempat-tempat strategis, ha ini untuk menjaga keamanan
kekuasaannya. Pun ada orang yang ditarik dari uar biasanya akan ditempatkan pada
bagian yang terkesan tidak penting. Bia sudah mampu menjaga singgasana
kekuasaannya, muaiah bermain dengan teka-teki yang amat rumit. Mereka masuk daam
sebuah abirin yang sangat suit diendus keberadaannya sekaipun dengan menggunakan
anjing peacak.
Bia coba dieaborasi secara mendaam, sesungguhnya tidakah ada perbedaan
Iundamenta dan prinsipi dari kedua keadaan tersebut. Pun ada, hanya sebatas pada
zamannya saja. Nah sekarang pertanyaannya, apakah gendang teinga kita masih bisa
berdendang dengan ria karena mendengar pujian-pujian akan praktek demokrasi di negeri
ini?
Y4gyakarta 3 N4;ember 2011-11-03
Batak Naf4gi

Anda mungkin juga menyukai