Anda di halaman 1dari 17

NAMA : FIDINIA HASTUTI

NIM : 109104000041

KERANGKA KARANGAN

Tema : Anak
Topik : Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
1udul : Peran Status Gizi Ibu pada Waktu Hamil dalam Meningkatkan Kualitas
Tumbuh Kembang Anak

I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
2.1Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
2.1.1 DeIinisi Pertumbuhan dan Perkembangan
2.1.2 Faktor-Iaktor yang Berhubungan dengan Tumbuh Kembang Anak
2.1.3 Kebutuhan Dasar Anak
2.2Status Gizi
2.2.1 DeIinisi Status Gizi
2.2.2 Parameter Status Gizi
2.2.3 Gizi Ibu pada Masa Kehamilan
2.2.4 Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin
2.3Peran Gizi Ibu pada Saat Hamil terhadap Tumbuh Kembang Anak
III. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
Supariasa, I Dewa Nyoman. Penilaian status gi:i. Jakarta: EGC. 2001
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. 1995
MurkoII, Heidi. Kehamilan. Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan. Jakarta: Arcan.
2006
Nakalah Bahasa Inuonesia Page

A I
PENDAHULUAN

1.1Latar elakang
Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas
sumber daya manusia di masa yang akan datang, karena tumbuh kembang anak akan
sangat ditentukan oleh kondisi pada saat janin dalam kandungan. Selanjutnya berat lahir
yang normal menjadi titik awal yang baik bagi proses tumbuh kembang pasca lahir, serta
menjadi petunjuk bagi kualitas hidup selanjutnya, karena berat lahir yang normal dapat
menurunkan risiko menderita penyakit degeneratiI pada usia dewasa janin yang sedang
dikandung (Mutalzimah, 2007).
Status sebelum dan selama kehamilan sangat berpengaruh terhadap kualitas bayi
yang akan dilahirkan. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan
normal (Lubis, 2007). Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi,
karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil
dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Perbaikan keadaan gizi penting untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil,
menurunkan angka kematian bayi dan balita, meningkatkan kemampuan tumbuh
kembang Iisik, mental dan sosial anak. Diet kehamilan menjadi salah satu alternative
dalam memperbaiki status gizi yang baik pada ibu. Mengikuti anjuran diet yang sehat gizi
akan memperbaiki kemungkinan berat lahir yang normal, meningkatkan perkembangan
otak janin, dan mengurangi risiko beberapa cacat lahir (MurkoII, 2006).
Menurut WHO tahun 1990 sekitar 25 juta BBLR lahir diseluruh dunia, 90 terjadi
di negara berkembang. Faktor penyebab masalah kurang gizi yang menimpa ibu saat
hamil merupakan Iaktor yang berperan atas tingginya kejadian BBLR di negara-negara
berkembang. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat
bayi pada saat lahir. Ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan
dan gizinya berada pada kondisi yang baik.
Selain itu, hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 40 ibu hamil menderita kurang
energi kronis (KEK) dan 51 menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan
Nakalah Bahasa Inuonesia Page

bayi dengan berat badan lahir rendah (Lubis, 2007). Masalah BBLR terkait dengan
anemia ibu hamil (kadar Hb 11 gr ) dan kurang energi kronis atau KEK yang
menggambarkan kekurangan pangan dalam jumlah maupun kualitasnya (Mutalazimah,
2007). Data yang ada saat ini memperlihatkan bahwa status kesehatan anak di Indonesia
merupakan masalah. Hal ini dibuktikan dengan 153.681 bayi meninggal setiap tahun. Itu
berarti setiap harinya ada 412 orang bayi meninggal sama dengan dua orang bayi
meninggal setiap menit. 54 penyebab kematian bayi adalah latar belakang gizi.
Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih
besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal.
Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan
BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah
dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Depkes RI, 1996). Bayi yang dilahirkan
dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru,
sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan
dapat mengganggu kelangsungan hidupnya. Selain itu juga akan meningkatkan resiko
kesakitan dan kematian bayi karena rentan terhadap inIeksi saluran pernaIasan bagian
bawah, gangguan belajar, masalah perilaku dan lain sebagainya (Depkes RI, 1998).
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu Iaktor resiko yang
mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Bayi
BBLR dapat mengalami ganguan mental dan Iisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya
sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi. Selain itu, BBLR juga dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, meningkatkan risiko cacat bawaan,
serta penurunan tingkat kecerdasan akibat kelainan perkembangan intelektual. Oleh
karena itu, keadaan gizi merupakan salah satu ukuran penting dari kualitas sumber daya
manusia (Kristijono, 2007).
Sumber data dari Survei DemograIi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1994 sebagai
analisis adalah bayi yang dilahirkan hidup dari wanita usia 15-49 tahun dan kelahirannya
ditimbang (dalam kurun waktu lima tahun sebelum survei). Hasil analisa menunjukkan dari
20.499 wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan bayi dalam kurun lima tahun sebelum survei
didapatkan 9158 bayi yang ditimbang dan 653 ( tujuh koma satu persen) diantaranya adalah
bayi dengan status bayi berat lahir rendah.
BBLR bervariasi menurut propinsi dengan rentang 2 sampai 15,1 terendah di
propinsi Sumatra Utara dan tertinggi di Sulawesi Selatan. Berdasarkan umur kehamilan
ditemukan 20,8 BBLR yang dilahirkan kurang bulan dan sebagian besar (79,2) adalah
Nakalah Bahasa Inuonesia Page

BBLR pada kehamilan cukup bulan, proporsi terbesar terjadi di daerah pedesaan (Setyowati,
2007).
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, saya ingin menjelaskan bahwa
status gizi ibu pada waktu hamil berpengaruh terhadap kualitas bayi saat lahir yang akan
berpengaruh juga terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka dari itu, dalam
makalah ini saya mengangkat judul 'Peran Status Gizi Ibu pada Saat Hamil dalam
Meningkatkan Kualitas Tumbuh Kembang Anak.

1.2Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah peran status gizi ibu pada saat hamil dalam meningkatkan kualitas
tumbuh kembang anak?
1.2.2 Bagaimana pengaruh gizi ibu pada saat hamil untuk pertumbuhan janin?
1.2.3 Bagaimana diet makanan yang tepat untuk mendapatkan status gizi ibu yang ideal
pada saat hamil?
1.2.4 Apakah akibat yang akan timbul bila terjadi gangguan gizi ibu pada saat hamil?

1.3Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran status gizi ibu pada saat hamil dalam meningkatkan
kualitas tumbuh kembang anak.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui status gizi ibu yang ideal pada saat hamil .
b. Untuk mengetahui diet makanan yang tepat untuk mendapatkan status gizi ibu
yang ideal pada saat hamil.
c. Untuk mengetahui kemungkinan masalah tumbuh kembang yang terjadi jika
status gizi ibu pada saat hamil tidak terpenuhi.

1.4Pembatasan Masalah
Ruang lingkup yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah terkait dengan peran
status gizi ibu pada waktu hamil dalam meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak.
Kecukupan gizi pada ibu hamil yang harus dipenuhi dalam rangka pencegahan bayi lahir
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kelainan dalam pertumbuhan Iisik dan
perkembangan otak, dan cacat bawaan. Selain itu, yang akan dibahas dalam makalah ini
Nakalah Bahasa Inuonesia Page

mengenai gangguan-gangguan yang mungkin akan terjadi bila gizi ibu pada saat hamil
tidak terpenuhi dengan baik.

1.5Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang saya gunakan dalam makalah ini adalah melalui studi
pustaka dari buku, jurnal, dan hasil penelitian orang lain.

1.6Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan Penulisan
1.4Pembatasan Masalah
1.5Metode Pembahasan
1.6Sistematika Penulisan
BAB II PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
2.1DeIinisi Pertumbuhan dan Perkembangan
2.2Faktor-Iaktor yang Berhubungan dengan Tumbuh Kembang Anak
2.3Kebutuhan Dasar Anak
BAB III STATUS GIZI
3.1DeIinisi Status Gizi
3.2Parameter Status Gizi
3.3Gizi Ibu pada Masa Kehamilan
3.4Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin
3.5Peran Gizi Ibu pada Saat Hamil terhadap Tumbuh Kembang Anak
BAB IV PENUTUP
4.1Kesimpulan
4.2Saran

Nakalah Bahasa Inuonesia Page

A II
PERTUMUHAN DAN PERKEMANGAN ANAK

2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
- Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kg), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
- Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan Iungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap
aspek Iisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan Iungsi
organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada
setiap individu.

2.2 Faktor-faktor yang erhubungan dengan Tumbuh Kembang Anak
Secara umum terdapat 2 Iaktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu:
1. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur
yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai
dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk Iaktor
genetik antara lain adalah berbagai Iaktor bawaan yang normal dan patologik, jenis
kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genegtik yang bermutu hendaknya dapat
berinteraksi dengan lingkungan secara positiI sehingga diperoleh hasil akhir yang
optimal. Gangguan pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh
Iaktor genetik ini. Sedangkan di Negara berkembang, gangguan pertumbuhan selain
diakibatkan oleh Iaktor genetik, juga Iaktor lingkungan yang kurang memadai untuk
tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua Iaktor ini dapat menyebabkan
kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita.
Nakalah Bahasa Inuonesia Page

Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan
kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner, dan lain-lain.

2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan Iaktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini
merupakan lingkungan 'bio-Iisik-psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap
hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam
kandungan (Faktor pranatal), yaitu:
O Gizi ibu pada saat hamil
O Mekanis
O Toksin/zat kimia
O Endokrin
O Radiasi
O InIeksi
O Stress
O Anoksia embrio
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir
(Faktor postnatal)
O Lingkungan biologis
O Faktor Iisik
O Faktor psikososial
O Faktor keluarga dan adat istiadat

2.3Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi
tiga kebutuhan dasar (dikutip dari Titi 1993)
1. Kebutuhan Iisik- biomedis ('ASUH)
Meliputi:
- Pangan/ gizi merupakan kebutuhan terpenting
Nakalah Bahasa Inuonesia Page

- Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan
bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll.
- Papan/pemukiman yang layak
- Higiene perorangan, sanitasi lingkungan
- Sandang
- Kesegaran jasmani, rekreasi

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang ('ASIH)
- Hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak
merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik
Iisik, mental, maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran ibu/penggantinya
sedini dan selanggeng mugkin, akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini
diwujudkan dengan kontak Iisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya
dengan menyusui ibu secepat mungkin segera setelah lahir.
- Kekurangan kasih sayang ibu, mempunyai dampak negatiI pada tumbuh kembang
anak baik Iisik, mental, maupun social emosi, yang disebut 'Sindrom Deprivasi
Maternal
- Kasih sayang dari orang tuanya, ayah ibu akan menciptakan ikatan yang erat
(Bonding) dan kepercayaan dasar (Basic Trust)

3. Kebutuhan akan stimulasi mental ('ASAH)
- Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (Pendidikan dan
Pelatihan) pada anak.
- Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental,
psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,
kepribadian, moral, etika, produktivitas, dll.

Nakalah Bahasa Inuonesia Page 8

A III
STATUS GIZI

3.1Definisi Status Gizi
Menurut I Dewa Nyoman Supariasa (2001), gizi adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan Iungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.
Sedangkan menurut Sunita Almatsier (2001), status gizi adalah keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dibedakan
antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.

3.2Parameter Status Gizi
Parameter status gizi adalah ukuran yang menjadi patokan dalam menentukan
status gizi seseorang. Ada beberapa parameter yang dapat digunakan dalam menilai
status gizi seseorang, salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang
dikenal dengan antropometri. Antropometri telah lama dikenal sebagai indikator untuk
penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat (Supariasa, 2001).
Pengukuran status gizi yang digunakan menurut WHO-NCSH
Istilah status Gizi
1. BB/U:
O Gizi lebih : ~ 2.0 SD baku WHO-NCHS
O Gizi baik : -2.0 s.d. 2.0 SD
O Gizi kurang : -2.0 SD
O Gizi Buruk : -3.0 SD

2. TB/U
O Normal : ~ -2.0 SD baku WHO-NCHS
O Pendek (stunted) : -2.0 SD

Nakalah Bahasa Inuonesia Page 9

3.3Gizi Ibu pada Masa Kehamilan
3.3.1 Kebutuhan energi
Pentingnya gizi ibu hamil telah diketahui sejak lama, di mana gizi ibu hamil dapat
mempengaruhi kesehatan ibu maupun bayinya. Diet ibu yang baik sebelum hamil
maupun selama hamil akan memberikan dampak yang positiI yaitu bayi yang lahir
denagn berat badan cukup, sehat, dan mortalitasnya rendah.
Apabila dilakukan perhitungan, maka kebutuhan energi seluruhnya selama
kehamilan berdasarkan penimbunan lemak dan protein pada ibu dan janin, kebutuhan
metabolisme adalah sekitar 75.000 kkal. Bila dibagi dalam 250 hari kehamilan, maka
tambahan kebutuhan energi adalah sekitar 300 kkal/hari, ekivalen dengan 15 diatas
kebutuhan pada waktu sebelum hamil. Sedangkan menurut Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi IV 1988, tambahan kalori yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah
285 kkal/hari.
Kenaikan BB wanita hamil selama kehamilan adalah sekitar 10-12,5 kg, termasuk
penimbunan lemak pada ibu lebih kurang 3,5 kg setara dengan 30.000 kkal. Pada
trimester pertama kenaikan berat badan ibu hanya sekitar 1 kg, trimester kedua 3 kg,
dan trimester ketiga 6 kg. pada trimester ketiga sekitar 90 dari kenaikan ini
digunakan untuk pertumbuhan janin, plasenta, dan cairan amnion. Terdapat perbedaan
kenaikan berat badan wanita hamil antara yang cukup gizi dan yang tidak.

3.3.2 Kebutuhan harian untuk kehamilan
a. Kalori
Selama trimester I, ibu membutuhkan kurang dari 300 tambahan kalori per
hari, kecuali ibu berusaha mengimbangi karena berat badan terlalu rendah.
Timbanglah berat badan setiap minggu untuk memeriksa kemajuan. Jika
pertambahan berat badan sejalan dengan jadwal (sekitar 500 gram seminggu
pada trimester II dan II), berarti kebutuhan kalori telah terpenuhi dengan baik.
Pertahankan atau tambah asupan makanan jika perlu, tetapi jangan
mengurangi gizi yang diperlukan bersamaan dengan penyesuaian jumlah
kalori.
b. Protein (tiga sajian sehari)
Protein terdiri dari bahan-bahan yang disebut asam amino, yang merupakan
batu bangunan dari sel-sel manusia dan sangat penting untuk pertumbuhan
Nakalah Bahasa Inuonesia Page

janin. Usahakan untuk mengkonsumsi 3 sajian makanan berprotein (60-75
gram) setiap harinya.
c. Makanan vitamin C (tiga sajian atau lebih sehari)
Ibu dan janin membutuhkan vitamin C untuk perbaikan jaringan tubuh,
penyembuhan luka, dan berbagai proses metabolisme. Bayi dalam kandungan
juga memmbutuhkannya untuk pertumbuhan yang benar dan untuk
mengembangkan tulang serta gigi yang kuat. Vitamin C adalah gizi yang
tidak dapat disimpan oleh tubuh, jadi diperlukan asupann segar setiap hari.
Makanan yang kaya akan vitamin C sebaiknya dimakan segar dan tidak
dimasak, karena kontak dengan cahaya, panas, dan udara menghancurkan
vitamin.
d. Makanan kalsium (empat sajian sehari)
Kalsium angat penting untuk tulang dan gigi yang kuat, serta untuk
perkembangan otot, jantung, syaraI, pembekuan darah, dan kegiatan enzim.
Kebutuhan kalsium untuk ibu dan janin sehari adalah sebanyak 4 sajian
makanan berkalsium (1200 mg).
e. Sayuran hijau dan kuning serta buah-buahan kuning (tiga sajian sehari atau
lebih)
Vitamin A, dalam bentuk beta-karoten, sangat penting untuk pertumbuhan sel
(sel-sel bayi sedang menggandakan diri dengan kecepatan luar biasa), kulit,
tulang, dan mata yang sehat. Beta-karoten bahkan bisa mengurangi risiko
beberapa jenis kanker. Sayuran hijau dan kuning juga memberikan sejumlah
karotenoid dan vitamin yang pokok (vitamin E, riboIlavin, asam Ioolat, dan
vitamin B lainnya), berbagai mineral (banyak sayuran hijau menganddung
sejumlah besar kalsium dan beberapa mineral lain), Iitokimia yang melawan
penyakit, dan serat yang melawan sembelit.
I. Sayur dan buah-buahan lainnya (dua sajian sehari atau lebih)
Selain sayuran dan buah yang kaya akan vitamin C dan vitamin A-beta
karoten, membutuhkan sedikitnya dua jenis buah dan sayuran lainnya setiap
hari.
g. Padi-padian dan legum (6-11 sajian sehari)
Padi-padian dan legum (kacang-kacangan) penuh dengan gizi, terutama
vitamin B5 yang dibutuhkan oleh setiap bagian tubuh bayi. Karbohidrat
kompleks yang terkonsentrasikan ini juga kaya akan zat besi dan mineral,
Nakalah Bahasa Inuonesia Page

seperti seng, selenium, dan magnesium yang terbukti sangat berarti pada
kehamilan. ManIaat tambahan lainnya: makanan bertepung juga membantu
mengurangi rasa mual di pagi hari.
h. Makanan yang kaya akan zat besi (beberapa sehari)
Memakan makanan yang kaya akan vitamin C bersamaan dengan makanan
yang kaya akan zat besi akan meningkatkan penyerapan mineral ke dalam
tubuh. Karena seringkali sulit untuk memenuhi kebutuhan zat besi melalui
diet saja, maka dianjurkan bahwa sejak minggu ke-20 ibu hamil perlu
mengkonsumsi tambahan 30-50 mg zat besi Ierrous per hari ke dalam vitamin
pra-lahir. Jika tes untuk anemia menunjukkan rendahnya cadangan zat besi,
maka dokter bisa meresepkan 60-120 mg.
i. Lemak dan makanan mengandung lemak (4 sajian atau 8 dari setengah sajian
atau kombinasi yang setara, setiap hari)
Perhatikan asupan lemak;penuhi kebutuhan harian tetapi jangan melebihinya.
Jangan lupa bahwa lemak yang digunakan untuk memasak dan meyiapkan
makanan juga harus dihitung.
j. Makanan asin (jumlah sedang)
Sejumlah sodium diperlukan untuk mempertahankan tingkat cairan yang
memadai, tetapi jumlah yang besar dari garam dan makanan yang sangat asin
sangat berbahaya bagi kehamilan. Sebaiknya ibu menambahkan sendiri garam
di meja makan daripada menambahkannya pada masakan.
k. Cairan (paling sedikit 8 gelas berukuran 250 ml sehari)
Cairan tubuh meningkat selama hamil, maka kebutuhan akan asupan cairan
juga meningkat. Cairan ekstra membantu melembutkan kulit, mengurangi
kemungkinan sembelit, mengeluarkan racun dan produk sisa dari tubuh, dan
mengurangi pembengkakan yang berlebihan serta risiko inIeksi saluran
kemih. Dehidrasi akibat kurangnya cairan bisa meningkatkan risiko
persalinan prematur.
l. Tambahan vitamin pra-lahir (sekali sehari)
Betapapun lengkapnya, tidak ada pil yang bisa menggantikan diet yang baik.


Nakalah Bahasa Inuonesia Page

3.4Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan 1anin
Di bawah ini diberikan berbagai contoh akibat deIisiensi gizi ibu saat hamil pada
janin:
a. Kekurangan energi dan protein (KEP)
Meskipun kenaikan berat badan ibu rendah selama trimester I kehamilan,
namun sangat penting artinya karena pada waktu inilah janin dan plasenta dibentuk.
Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trimester I dan II akan meningkatkan bayi
BBLR. Hal ini disebabkan karena ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat
makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai risiko kematian lebih tinggi daripada
bayi yang cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu lebih cenderung mengakibatkan
BBLR atau kelainan yang bersiIat umum daripada menyebabkan kelainan anatomik
yang spesiIik. Kekurangan gizi pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama masa
kehamilan akan berakibat lebih buruk pada janin daripada malnutrisi akut.
Pada saat ini dikembangkan penelitian tentang mekanisme seluler
pertumbuhan organ-organ tubuh, yaitu dengan cara mengukur banyaknya DNA dari
organ sebagai indeks dari banyaknya sel dan kandungan protein untuk indeks dari
besarnya sel. Pertumbuhan organ tubuh pada awalnya dimulai dengan pembelahan
sel, kemudian diikuti dengan pemebsaran sel. Kalau terdapat gangguan gizi pada
saat pembelahan sel, maka secara bermakna akan mempengaruhi besarnya organ,
dimana perubahan ini tidak bisa normal kembali.
Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap
pertma pertumbuhan otak (hiperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan.
Dikatakan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraI adalah trimester III
kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini
perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya adalah
berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang berukuran
normal. Dampaknya akan terlihat pada struktur dan Iungsi otak pada masa
kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak.
Pemberian suplementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi
kematian perinatal dan menaikkan berat badan bayi. Sedangkan mekanisme
terjadinya BBLR pada ibu hamil yang menderita KEP adalah sebagai berikut:

Nakalah Bahasa Inuonesia Page












b. Anemia gizi
Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu hamil,
terutama di negera berkembang. Anemia gizi sering berakibat kekurangan Fe, asam
Iolat, dan B12.
Anemia gizi itu dapat mengakibatkan antara lain, kematian janin di dalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta, cadangan zat besi
yang berkurang pada bayi, atau bayi yang dilahirkan sudah dalam keadaan anemia.
Sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan kematian perinatal secara bermakna
lebih tinggi.

c. DeIisiensi yodium
DeIisiensi yodium pada ibu hamil dalam trimester pertama kehamilan
merupakan Iactor utama terjadinya kretin endemic. Pemberian yodium pada wanita
di daerah endemic dapat mengurangi angka kejadian kretin endemic. Akibat lain dari
deIisiensi yodium bisa mengakibatkan janin diresorpsi, abortus, lahir mati atau bayi
lahir lemah, masa hamil yang lebih lama atau partus lama.

d. DeIisiensi seng (Zn)
DeIisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin, kehamilan serotinus, atau partus lama. Bayi yang dilahirkan
dengan deIisiensi Zn, gejalanya mungkin baru akan Nampak settelah anak berada
dalam masa pertumbuhan cepat.

Ibu malnutrisi
Volume darah menurun
ardiac output tidak adekuat
Menurunnya aliran darah ke plasenta
Plasenta lebih kecil Berkurangnya transIer zat-zat makanan
Retardasi pertumbuhan janin
Nakalah Bahasa Inuonesia Page

e. DeIisiensi vitamin A
DeIisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan meningkatnya
prevalensi prematuritas dan retardasi janin.

I. DeIisiensi thiamin
Jika terjadi deIisiensi berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri kongenital.

g. DeIisiensi kalsium
DeIisiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelainan struktur tulang
secara menyeluruh pada bayi.

3.5Peran Gizi Ibu pada Saat Hamil terhadap Tumbuh Kembang Anak
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang
hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) atau lahir mati
dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan
hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah
terkena inIeksi, abortus, dan sebagainya.
Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin
maka akan mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena inIeksi dan selanjutnya akan
menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tingggi badannya kurang pula. Keadaan ini
merupakan lingkaran yang akan terus berputar jika tidak ada penyelesaiannya, baik dari
pemenuhan gizi ibu yang baik selama kehamilan maupun gizi anak yang terpenuhi
setelah lahir walaupun dengan ibu yang status gizinya kurang.

Wanita dewasa yang kerdil
Nutrisi buruk selama
kehamilan
InIeksi perinatal, Nutrisi
buruk
Pertumbuhan janin terganggu,
Penurunan potensi intelektual
Nakalah Bahasa Inuonesia Page

A IV
PENUTUP

4.1Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal tidak hanya dipengaruhi oleh
gizi yang terpenuhi setelah lahir melainkan persiapan ibu pada saat kehamilan juga akan
menentukan tumbuh kembang anak setelah lahir nanti. Kenaikan berat badan wanita
hamil selama kehamilan adalah sekitar 10-12,5 kg, agar tidak terjadi kelahiran bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Untuk mencapai itu, maka kepada ibu yang
hamil dianjurkan untuk meningkatkan kalori yang dimakan dengan tambahan 300
kkal/hari, atau sekitar satu porsi makanan lebih banyak daripada sebelum hamil.
Pada saat ini telah dikembangkan KMS ibu hamil, yang berguna untuk memonitor
kenaikan berat badan ibu hamil, sehingga sedapat mungkin dicegah kelahiran BBLR. Hal
ini dikarenakan morbiditas dan mortalitas BBLR lebih tinggi daripada bayi dengan lahir
berat lahir cukup. Sedangkan akibat jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak
akan lebih buruk, bila kekurangan gizi intrauterine pada bayi KMK terus berlanjut
sampai 2 tahun setelah lahir. Hal ini disebabkan proses proliIerasi sel-sel otak masih
terus berlangsung sampai umur anak sekitar 2 tahun, sehingga berdampak buruk pada
struktur dan Iungsi otak anak. Akibatnya, gangguan bukan hanya pada pertumbuhan Iisik
anak saja, juga pada perkembangan intelektual anak di masa mendatang.

4.2Saran
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan dalam makalah ini, maka penulis
menganjurkan kepada ibu pada saat hamil untuk mematuhi diet yang tepat pada masa
kehamilan, memantau kenaikan berat badan dan status gizinya, serta menghindari segala
sesuatu yang dapat menimbulkan komplikasi pada kehamilan. Segala macam penyakit
dan kelainan tumbuh kembang pada anak dapat dicegah sebelum anak tersebut lahir jika
orang tua terutama ibu dapat mempersiapkannya dengan baik. Sehingga tumbuh
kembang anak setelah lahir pun dapat optimal.

Nakalah Bahasa Inuonesia Page

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. Prisip Dasar Ilmu Gi:i. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2001
MurkoII, Heidi. Kehamilan. Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan. Jakarta: Arcan. 2006
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. 1995
Supariasa, I Dewa Nyoman. Penilaian status gi:i. Jakarta: EGC. 2001

Anda mungkin juga menyukai