Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
!uji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena atas
rahmat dan hidayahnya-lah maka penulisan makalah ini dapat say selesaikan tepat
paada waktunya. !enulisan makalah ini adalah salah satu wujud pembelajaraan
saya dalam memahami pengertian persalinan, proses persalinan, dan apa saja yang
harus di lakukan oleh bidan.
Saya menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
kekeliruan, kesalahaan dan kekurangan yang di sebabkan oleh kemampuan dan
pengetahuan saya. Oleh karena itu saran, pendapat dan kritikan yang sifatnyaa
membangun sangar saya haraapkaan dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini.
Wassalamu'aalaikum wr.wb.

AFTAR ISI

ATA !ATAR .......................................................................................
DAFTAR S ....................................................................................................
BAB 1 !DAHULUA .................................................................................
BAB !BAHASA ...................................................................................
A. !engertian ...........................................................................................
B. Langkah langkah persalinan normal ................................................
C. Yang harus di lakukan bidan ................................................................
BAB !UTU! ............................................................................................
A. S!ULA .......................................................................................
B. SARA ...................................................................................................
DAFTAR !USTAA ..........................................................................................












PFRSAlltAt t0RHAl

0lFH

tuR FATlt SAKltAH

P00324011033


A. PFt0AHuluAt

enurut profesor dokter Hanifa Wiknjosastro, dsog ( 1999 ), persalinan
atau partus adalah " suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar ".
!artus atau persalinan normal dibagi menjadi 4 kala. !ada kala 1
serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm kala satu dinamakan pula
kala pembukaan. ala 2 di sebut pula kala pengeluaran, oleh karena berkat
kekuatan his dan kekuatan mengedan janin di dorong di luar sampai lahir.
Dalam kala 3 atau kala uri plasenta terlepas dari dinding uterus dan di
lahirkan. ala 4 mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya satu jam. Dalam
kala itu diamat amati, apakah tidak terjadi pendarahan postpart.










. PFHAHASAt

enurut profesor dokter Hanifa Wiknjosastro, dsog ( 1999 ), persalinan


atau partus adalah " suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar ".
enurut !rof. Dr. da Bagus de anuaba, dsog ( 1998 ), persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan urin ) yang telah cukup
bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
!rof. Dr. Abdul Bari Saifuddin, ( 2000 ), persalinan normal adalah
proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup bulan, letak
memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri.

a. Langkah Langkah persalinan normal

!artus atau persalinan normal dibagi menjadi 4 kala. !ada kala 1
serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm kala satu dinamakan pula
kala pembukaan. ala 2 di sebut pula kala pengeluran, oleh karena berkat
kekuatan his dan kekuata mengedan janin di dorong di luar sampai lahir.
Dalam kala 3 atau kala uri plasenta terlepas dari dinding uterus dan di
lahirkan. ala 4 mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya satu jam. Dalam
kala itu diamat amati, apakah tidak terjadi pendarahan postpartum.
ala 1
!artus di mulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir
yang bersemu darah ( bloody show ). Lendir yang bersemu darah ini
berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau
mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh pembuluh
kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena
pergeseran pergeseran ketika serviks membuka.
!roes pembukanya serviks sebab akibat his di bagi dalam 2 fase :
1. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. !embukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2. Fase aktif : dibagi menjadi 3 fase lagi, yakni :

a. Fase akselarasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi


4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c. Fase deselarasi. !embukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu
2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

ala 2
!ada kala dua his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira kira 2
sampai 3 menit sekali. arena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah
masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot -
otot dasar panggul, yang secar reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Wanita merasa pula tekanan kepada rektum dan hendak buang air besar.
emudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus
membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih
berelaksasi, maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah
simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istrahat
sebentar, his mulai lagy untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi.
!ara primigravida kala 2 rata rata 1,5 jam dan pada multipura rata rata
0,5 jam.
ala 3
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri. !engeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah.



ala 4
Seprti di terangkan di atas, kala ini di anggap perlu untuk mengamat
amati apakah ada perdarahan postpartum.

Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala


dan pada presentasi kepala ini ditemuka lebih kurang 58% ubun ubun kecil
terletak di kiri depan , lebih kecil 23% dikanan depan , lebih kuaran 11 %
dikanan belakang , dan lebih kuran 8% di kiri belakang . eadaan ini mungkin
disebabkan terisinya ruangan di sebelah kiri belakan ole kolon sigmoid dan
rektum .
His adalah salah satu kekuatan pada ibu , seperti yang telah jelaskan
yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin kebawah . !ada
presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat , kepala akan turun dan mulai
masuk ke dalam rongga panggul .
asuknya kepala melintas pintu atas panggul dapat dalam keadaan
sinklitismu, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang
pintu atas atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan
asinklitimus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas
panggul. Asinklitismus anterior menurut naegele ialah apabila arah sumbu
kepala membuat sudut lancip ke depan pintu atas panggul . Dapat pula
asinklitismus posterior menurut litzman; keadaan adalah sebaliknya dari
asinklitismus anterior.
Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran
yang paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus ( 9,5 cm )
dan dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus ( 32 cm ). Sampai di
dasar panggul keapala janin berada di dalam keadaan fleksi maksimal .ala
yang sedang turun menemui diafragma pelvis yaang berjalan dibelakang atas
kebawah kedepan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekana
intra uterin disebabkan oleh his yang berulang - ulang, kepala mengadakan
rotasi, di sebut pula putaran paksi dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi
ubun - ubun kecil akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul
ubun - ubun kecil berada di bawah simfisis. Sesudah kepala janin sampai di
dasar panggul dan ubun - ubun kecil di bawah simfisis, maka keadaan
suboksiput sebagai hipomokloin, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk
dapat dilahirkan. !ada tiap his vulva lebih membuka dan kepala janin makin
tampak. !irenium menjadi lebih lebar dan tipis, anus membuka dinding
rektum. Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut

- turut tampak bregma, dahi, muka dan akirnya dagu. Sesudah kepala lahir
kepala segera mengadakan rotasi , yang di sebut putaran paksi luar.
Bahu melintasi pintu batas panggul dalam keadaan miring . Di dalam
rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan panggul yang di
laluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirakan, bahu
akan berada dalam posisi depan belakang. Demikian pula dilahirkan
rokanteer depan terlebih depan terlebih dahulu, baru kemudian krotankes
belakang. emudian, bayi lahir seluruhnya.
Apabila bayi telaah lahir, segera jalan nafas di bersihkan . Tali pusat
dijepit diantara 2 cunaam pada jarak 5 dam 10 cm . emudian, digunting
diantaraa keduaa cunam tersebut, lalu di ikat. Umumnya bila telah lahir
lengkap, bayi segera akan menarik nafas dan menangis.
Bila bayi telah lahir, uterus mengecil. !artus berada dalam kala 3 (
kala uri ). Segera setelah bayi lahir, his mempunyai amplitudo yang kira kira
sama tingginya hanya frekuensinya berkurang. Akibat his ini uterus akan
mengencil, sehingga perlekatan plasenta dengan dinding uterus akan
terlepas. elepasnya plasenta dari dinding uterus ini dapat mulai dari menit
tengah dan pinggir. Umumnya kalaa 3 ini berlangsung selama 6 samapai 15.
.. Yang Harus Lakukan Seoran B/an
1. MeIat Tan/a an GejaIa KaIa ua
1. engamati tanda dan gejala persalinan kala dua.
bu mempunyai keinginan untuk meneran.
bu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau
vaginanya.
!erineum menonjol.
Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.


ll. Menyapkan PertoIongan PersaInan

2. emastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap


digunakan. ematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. engenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4. elepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan
tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
5. emakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan
dalam.
6. engisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali
di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa
mengkontaminasi tabung suntik).
lll. Memastkan Pembukaan Lengkap engan Jann Bak
. embersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan
ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air
disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi
oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka
dari depan ke belakang. embuang kapas atau kasa yang terkontaminasi
dalam wadah yang benar. engganti sarung tangan jika terkontaminasi
(meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan
dekontaminasi, langkah # 9).
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.
Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap,
lakukan amniotomi.
9. endekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

encuci kedua tangan (seperti di atas).


10. emeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( 100 180 kali / menit ).
engambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
endokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-
hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
lv. Menyapkan Ibu & KeIuarga Untuk Membantu Proses Pmpnan
Meneran
11. emberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
embantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
enunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. elanjutkan
pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan
pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.
enjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat
mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.
12. eminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk meneran. (!ada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman).
13. elakukan pimpinan meneran saat bu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran :
embimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk
meneran
endukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
embantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak
meminta ibu berbaring terlentang).
enganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

enganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.


enganjurkan asupan cairan per oral.
enilai DJJ setiap lima menit.
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam
waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60/menit (1 jam)
untuk ibu multipara, merujuk segera.
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
enganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk
mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di
antara kontraksi.
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setalah
60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.
v. Persapan PertoIongan KeIaran Bay
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan
handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15. eletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
16. embuka partus set.
1. emakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.



vl. MenoIong KeIaran Bay
Larnya kepaIa

18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di
kelapa bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada
kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. enganjurkan ibu
untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.
Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung
setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat
tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa
yang bersih.
20. emeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat
dan memotongnya.
21.enunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lar Bau
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
masing-masing sisi muka bayi. enganjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah
keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian
dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu
posterior.

Lar Ba/an an Tungka

23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang
berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan
lengan posterior lahir ke tangan tersebut. engendalikan kelahiran siku dan
tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk
menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. enggunakan tangan anterior (bagian
atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat
panggung dari kaki lahir.
emegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
vll. Penanganan Bay Baru Lar
25. enilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat
terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian pusat.
2. enjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
elakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang
klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
28. emegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan
memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
29.engganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau
selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat
terbuka.
Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, mengambil tindakan yang sesuai.
30. emberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan memulai pemberian AS jika ibu menghendakinya.
vlll. Penanganan Bay Baru Lar

kstosn
31. eletakkan kain yang bersih dan kering. elakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. emberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin
10 unit di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya
terlebih dahulu.
Penegangan taI pusat terken/aI
34. emindahkan klem pada tali pusat.
35. eletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang
pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan
menstabilkan uterus.
emegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. senunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke
arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke
arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu
mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 40
detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi
berikut mulai.
Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga
untukmelakukan ransangan puting susu.




MengeIuarkan pIasenta

3. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir
sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5
10 cm dari vulva.
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama
15 menit :
- engulangi pemberian oksitosin 10 unit .
- enilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu.
- eminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
- engulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
- erujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran
bayi.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. emegang plasenta dengan dua
tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.
enggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi
atau steril untuk melepaskan bagian selapuk yang tertinggal.
Pemjatan Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan

gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi


keras).

vlll. MenIa Per/araan
40. emeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan
selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh.
eletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selam 15 detik
mengambil tindakan yang sesuai.
41. engevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif
lX. MeIakukan Prose/ur Pas.a PersaInan
42. enilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
engevaluasi perdarahan persalinan vagina.
43. encelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut
dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang
bersih dan kering.
44. enempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali
pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45. engikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan
simpul mati yang pertama.
46. elepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5 %.
4. enyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. emastikan
handuk atau kainnya bersih atau kering.
48. enganjurkan ibu untuk memulai pemberian AS.
EvaIuas
49. elanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persaInan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persaInan.
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persaInan.

50. uterus dan memeriksa kontraksi uterus.


51. engevaluasi kehilangan darah. emeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan
kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan
setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang
sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan
dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.
52. engajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase
emeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pasca persaInan.
elakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normaI.
Kebersan /an keamanan
53. enempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). encuci dan membilas peralatan setelah
dekontaminasi
54. embuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang
sesuai.
55. embersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
embersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. embantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering.
56. emastikan bahwa ibu nyaman. embantu ibu memberikan AS. enganjurkan
keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
5. endekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan
klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
58. encelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan
bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
59. encuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
60. okumentas
elengkapi partograf (halaman depan dan belakang )


C. PFtuTuP
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil bahwa persalinan normal
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar. Tanda tanda kelahiran yaitu berupa
kontraksiuterus berlangsung smpai bayi lahir , rasa sakit kontraksi di mulai
dari rahim bagian atas, lalu menjalar ke bawah, yakni ke bagian atas tulang
kemaluan, keluarnya cairan jernih putih ke kuning- kuningan dan jumlahnya
cukup banyak.
Sebaiknya ibu hamil dapat menjaga kesehatannya pada saat mau
melahirkan karena kesehatan sangat di butuhkan selain itu dia juga harus
mempunyai kekuatan yang cukup agar pada saat proses persalinan tidak
terjadi komplikasi dan kelainan pada bayinya.






















0AFTAR PuSTAKA


anuaba, ida bagus gde.1998.202,h,2 k0s0h,9,3 r05roduks w,39,.
Jakarta.arcan.

Safuddin, abddul bari. 2000. !0l,y,3 k0s0h,9,3 2,90r3,l d,3 30o3,9,l. Jakarta.
!O

Wiknjosastro, hanifa.1999. l2u k0bd,3,3. Jakarta. yayasan bina pustaka sarwono
prawihardo.

Anda mungkin juga menyukai