Anda di halaman 1dari 49

I.

2 Landasan Teori Pengadukan dan pencampuran merupakan proses yang penting karena aplikasinya cukup luas dan berhubungan erat dengan kinerja dari proses lainnya. Pengadukan (agitation) merupakan sebuah proses yang menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Di lain pihak, pencampuran dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa menyebarkan bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar ke bahan yang lainnya dan sebaliknya, sedang bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fasa atau lebih. Aplikasi tersebut bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini dalam aplikasi nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran diantaranya ialah perbandingan antara geometri tangki dengan geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas.

Agung, Aziz, Dara, Desi A 3

Page

Laporan POT MIXING


I.2.1 Proses Pencampuran Proses pencampuran dalam fasa cair merupakan prinsip dari mekanisme perpindahan momentum di dalam aliran turbulen. Pada aliran turbulen, pencampuran terjadi pada 3 skala yang berbeda, yaitu: 1. Mekanisme konvektif, merupakan pencampuran sebagai akibat aliran cairan secara keseluruhan (bulk flow). 2. Eddy diffusion, pencampuran dikarenakan adanya gumpalan-gumpalan fluida yang terbentuk dan tercampakkan di dalam medan aliran yang dikenal sebagai eddies. 3. Pencampuran difusi, mekanismenya adalah pencampuran karena gerak molekular. Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen daripada pencampuran dalam medan aliran laminer. Sifat fisik fluida yang berpengaruh pada proses pengadukan adalah densitas dan viskositas. Secara khusus, proses pengadukan dan pencampuran digunakan untuk mengatasi tiga jenis permasalahan utama, yaitu 1. untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multifase multikomponen 2. untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi di antara bagian bagian dari sistem yang tidak seragam 3. untuk menunjukkan perubahan fasa pada sistem multikomponen dengan atau tanpa perubahan komposisi Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas, diantara dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-cair, kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia. I.2.1.1 Pencampuran Fasa Padat Cair Pada proses pembuatan produk industri kimia yang siap untuk diperdagangkan dan pada pengolahan produk setengah jadi, seringkali bahan-bahan padat harus dicampurkan dengan sejumlah kecil cairan. Di sini dapat terbentuk bahan padat yang Agung, Aziz, Dara, Desi A 4 Page

Laporan POT MIXING


lembab atau campuran yang sangat viskos seperti pasta atau adonan. Seringkali cairan harus juga ditambahkan ke dalam pasta, adonan atau massa yang plastis tersebut. Contoh : a. Mencampur serbuk dengan cairan untuk membuat butiran-butiran (granulat) b. Mencampur pasta pada industri farmasi dan kosmetik dengan bahan-bahan aktif. c. Mencampur massa sintetik yang plastis dengan bahan-bahan penolong (misalnya bahan pelunak, stabilisator, bahan pewarna). Alat yang digunakan dapat berupa tangki atau bejana vertikal yang berbentuk silinder, bahan digilas dan diuli oleh satu atau dua perkakas campur yang mirip pengaduk.

Gambar 1.1 Alat pencampur padat-cair I.2.1.2 Pencampuran Fasa Padat-Padat Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang akan menghasilkan produk komersial industri kimia. Pencampuran bahan pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang. Alat yang digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa bejana-bejana yang berputar, atau bejana-bejana berkedudukan tetap tapi mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik.

Agung, Aziz, Dara, Desi A 5

Page

Laporan POT MIXING


I.2.1.3 Pencampuran Fasa Cair-Gas Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas. Contoh : 1. Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi 2. Oksidasi cairan oleh udara (fermentasi, memasukkan udara ke dalam lumpur dalam instalasi penjernih biologis) 3. Meningkatkan kadar (melarutkan) gas dalam cairan (misalnya HCL dalam air, oksigen dalam cairan-cairan) 4. Membangkitkan basa (misalnya busa pemadam api). I.2.2 Dimensi dan Geometri Tangki Dalam percobaan diperlukan suatu tangki pengaduk. Kapasitas tangki yang dibutuhkan untuk menampung fluida menjadi salah satu pertimbangan dasar dalam perancangan dimensi tangki. Fluida dengan kapasitas tertentu ditempatkan pada sebuah wadah dengan besarnya diamater tangki sama dengan ketinggian fluida. Rancangan ini ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuan pengaduk untuk menggerakkan dan membuat pola aliran fluida yang melingkupi seluruh bagian fluida dalam tangki. V= 1

.D

.t 4

(1)

Persamaan (1) merupakan rumus dari volum sebuah tangki silinder. Salah satu pertimbangan awal untuk merancang alat ini adalah dengan mencari nilai dari diamater yang sama dengan ketinggian tangki untuk kapasitas fluida yang diinginkan dalam pengadukan dan pencampuran. Penentuan diameter tangki menggunakan persamaan 2. Tangki dengan diamater yang lebih kecil dibandingkan ketinggiannya memiliki kecendrungan menambah jumlah pengaduk yang digunakan. D=
3

4V

, dengan D = t

(2)

Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk dengan perbandingan terhadap komponen komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada gambar 1.2.

Agung, Aziz, Dara, Desi A 6

Page

Laporan POT MIXING

Gambar 1.2 Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk Dimana C D Dt H J W = = = = = = tinggi pengaduk dari dasar tangki diameter pengaduk diameter tangki tinggi fluida dalam tangki lebar baffle lebar pengaduk

Hubungan dari dimensi pada gambar 1.2 adalah : Dt 1 H = 1 ; Dt D = 3 1 ; C D = 1 1 ; W D = 1 4 ; Dt J = 12 1

Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya dead zone yaitu daerah dimana fluida tidak bisa digerakkan oleh aliran pengaduk. Geometri dimana terjadinya dead zone biasanya berbentuk sudut ataupun lipatan dari dinding-dindingnya. I.2.2.1 Posisi Sumbu Pengaduk Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan menempatkan pengaduk pada pusat diameter tangki (center). Posisi ini memiliki pola aliran yang khas. Pada tangki tidak bersekat dengan pengaduk yang berputar di tengah, energi sentrifugal yang bekerja pada fluida meningkatkan ketinggian fluida pada dinding dan memperendah ketinggian fluida pada pusat putaran. Pola ini biasa disebut dengan pusaran (vortex) dengan pusat pada sumbu pengaduk. Pusaran ini akan menjadi semakin Agung, Aziz, Dara, Desi A 7 Page

Laporan POT MIXING


besar seiring dengan peningkatan kecepatan putaran yang juga meningkatkan turbulensi dari fluida yang diaduk. Pada sebuah proses dispersi gas-cair, terbentuknya pusaran tidak diinginkan. Hal ini disebabkan pusaran tersebut bisa menghasilkan dispersi udara yang menghambat dispersi gas ke cairan dan sebaliknya.

Gambar 1.3 Posisi Center dari Sebuah Pengaduk yang Menghasilkan Vortex Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi sumbu pengaduk. Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus namun berjarak dekat dengan dinding tangki (off center) dan posisi sumbu berada pada arah diagonal (incline). Perubahan posisi ini menjadi salah satu variasi dalam penelitian yang dilakukan.

Gambar 1.4 Posisi off center dan angular alignment (incline) I.2.2.2 Sekat dalam Tangki Sekat (baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada dinding tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu, posisi sumbu pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah. Namun, pada umumnya pemakaian sekat akan menambah beban pengadukan yang berakibat pada bertambahnya kebutuhan daya pengadukan. Sekat pada tangki juga membentuk distribusi konsentrasi yang lebih baik di dalam tangki, karena pola aliran yang terjadi terpecah menjadi empat bagian.

Agung, Aziz, Dara, Desi A 8

Page

Laporan POT MIXING


Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar mampu menghasilkan pencampuran yang lebih baik.

Gambar 1.5 Pemasangan Baffle Diharapkan Mampu menigkatkan Kualitas Pencampuran Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 1.5 bisa menghasilkan pola perputaran yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan sebaiknya berukuran 1/12 diameter tangki. I.2.2.3 Pengaduk Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam menghasilkan proses pengadukan dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis balingbaling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran. Je nis jenis pengaduk Secara umum, terdapat empat jenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum, yaitu pengaduk baling baling (propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan pengaduk helical ribbon. 1. Pengaduk jenis baling-baling ( propeller ) Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah balingbaling berdaun tiga.

(a)

(b)

(c)

Gambar 1.6. Pengaduk Jenis Baling baling (a) Daun Dipertajam (b) Baling Baling Kapal (c) Daun Turbin. Pengaduk jenis baling - baling digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. 2. Pengaduk dayung ( paddle )

Gambar 1.7 Pangaduk Jenis Dayung ( Paddle ) Berdaun Dua Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kecepatan rendah diantara 20 hingga 200 RPM. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengaduk dayung biasanya 60 80 % dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 1/10 dari panjangnya. Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang kadang bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki. Jenis pengaduk ini adalah pencampur yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasta kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik. 3. Pengaduk turbin

Gambar 1.8 Pengaduk Jenis Turbin pada berbagai variasi Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk dan beukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 3050 % dari diameter tangki [6]. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk.

Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengaduk dan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu terpotong potong menjadi gelembung gas.

Gambar 1.9 Pengaduk Turbin Baling Baling Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45 , seperti yang terlihat pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan karena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan. 4. Pengaduk helical-ribbon Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan dengan kekentalan yang tinggi dan beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminar. Ribbon (bentuknya seperti pita) dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-baling helicopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam sebuah bagian aliran berliku liku pada bagian bawah dan naik ke bagian atas pengaduk.
o

(a) Spiral Kecepa ta n pengaduk

(b)

(c)

(d)

Gambar 1.10 Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical Ribbon, (d) Semi-

Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum, klasifikasi Agung, Aziz, Dara, Desi A 11 Page

Laporan POT MIXING


kecepatan putaran pengaduk dibagi dalam tiga garis besar, yaitu kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi. 1. Kecepatan putaran rendah Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm. Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur di mana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa. Jenis pengadukan ini menghasilkan pergerakan batch yang sempurna dengan sebuah permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang sama. 2. Kecepatan putaran sedang Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan minyak pernis. Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan pada viskositas yang rendah, mengurangi waktu pencampuran, mencampur larutan dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau mendinginkan. 3. Kecepatan putaran tinggi Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositasnya sangat besar. Jumlah pengaduk Penambahan Jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya bertujuan untuk tetap menjaga efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah. Ketinggian fluida yang lebih besar dari diameter tangki, disertai dengan viskositas fluida yang lebih besar dan diameter pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang biasa digunakan, merupakan kondisi dimana pengaduk yang digunakan lebih dari satu buah, dengan jarak antar pengaduk sama dengan jarak pengaduk paling bawah ke dasar tangki. Penjelasan Agung, Aziz, Dara, Desi A 12 Page

Laporan POT MIXING


mengenai kondisi pengadukan dimana lebih dari satu pengaduk yang digunakan dapat dilihat dalam tabel 1. Tabel 1. Kondisi untuk Pemilihan Jumlah Pengaduk [10] Satu Pengaduk Fluida dengan viskositas rendah Pengaduk menyapu dasar tangki Kecepatan bali akiran yang tinggi Ketinggian permukaan cairan yang bervariasi Dua Pengaduk Fluida dengan viskositas sedang dan tinggi Pengadukan pada tangki yang dalam Gaya gesek aliran lebih besar Ukuran mounting nozzle yang minimal

Pemilihan pe ngaduk Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk adalah: 1. Pengaduk jenis baling baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah 3 Pa.s (3000 cP). 2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100000 cP); 3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa digunakan untuk viskositas antara 50 500 Pa.s (500000) cP; 4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s dan telah digunakan hingga viskositas 25000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari 2.55 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 1.11 Pola Aliran yang dihasilkan oleh jenis jenis pengaduk yang berbeda, (a) impeller, (b) propeller, (c) paddle dan (d) helical ribbon Agung, Aziz, Dara, Desi A 13 Page

Laporan POT MIXING

I.2.3 Kebutuhan Daya Pengadukan I.2.3.1 Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk Parameter-paramater hidrodinamika yang akan dibahas ada dua, yaitu: 1. Bilangan Reynold Bilangan tak berdimensi ini menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa diketahui bilangan Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3. Re

D ( ND ) D 2 N =

(3)

dimana

Re

= = =

Bilangan Reynold densitas fluida viskositas fluida

Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminar, transisi dan turbulen. Batas aliran laminar adalah pada bilangan Reynolds hingga 10, sedangkan turbulen terjadi pada bilangan Reynolds 10 hingga 10 dan transisi berada di antara keduanya. 2. Bilangan Fraude Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut : Fr = dimana Fr N D G = = = =
2 v2 ( ND ) = N 2 D = Dg Dg g

(4)

bilangan Fraude kecepatan putaran pengaduk diameter pengaduk percepatan gravitasi

Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini hanya diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada sistem ini bentuk permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi sehingga membentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya inersia. Agung, Aziz, Dara, Desi A 14 Page

Laporan POT MIXING


I.2.3.2 Daya Pengadukan dan Pencampuran. Pencampuran bisa dikarakterisasi dengan horsepower, kecepatan dan torque. Kecepatan ditulis dalam putaran per menit (rpm), karena torque adalah energi perputaran yang dihasilkan oleh pengaduk dalam inch-pounds atau inch-ounces. Kecepatan, torque dan horsepower dihubungkan dengan persamaan di bawah ini Torque = HP x 63025 rpm (5)

Persamaan (5) membantu untuk menjelaskan bagaimana pengaduk dengan kecepatan rendah secara umum menghasilkan kapabilitas torque yang jauh lebih tinggi untuk sebuah horsepower yang diberikan. Diameter dari pengaduk juga berpengaruh terhadap beban torque dalam pencampuran. Daya yang diutuhkan untuk memutar sebuah pengaduk berhubungan dengan diameter dan kecepatan pengaduknya. Persamaannya menjadi : Power = rpm3 x Diameter5 (6) Sedikit peningkatan kecepatan putaran dan diameter pengaduk akan menyebabkan sebuah penambahan kebutuhan daya yang besar. Sehingga, daya juga bisa di hitung dengan :

= F.r
P = . dari tangkai putaran dan kecepatan angular [5]. I.2.3.3 Hubungan Daya dengan Hidrodinamika Fluida

(7) (8)

dimana adalah tenaga putaran dan F adalah energi dan r adalah jarak

Dalam perancangan dari sebuah tangki berpengaduk, salah satu faktor pertimbangan yang penting adalah daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan pengaduk. Karena daya yang dibutuhkan untuk sebuah proses pengadukan dan pencampuran tidak bisa ditebak secara teoritis. Konsumsi daya adalah hubungan densitas fluida , viskositas fluida dan diameter pengaduk Da yang diplot dalam sebuah grafik antara bilangan daya (Np) dibandingkan dengan bilangan Reynold ( Nre ). Bilangan daya adalah :

Agung, Aziz, Dara, Desi A 15

Page

Laporan POT MIXING

(9) Sebuah tangki dimana sebuah fluida non-newtonian dengan densitas , dan viskositas dan diputar dengan sebuah pengaduk berdiameter D dan pada kecepatan putaran N. Jika diameter tangki adalah T, lebar pengaduk W dan ketinggian cairan H. Kebutuhan daya dari pengaduk ( P ) menunjukkan jumlah energi yang dibutuhkan pada cairan dan bergantung pada variabel di bawah ini : P = P ( , , N , g , D, T ,W , H ) (10)

Hal ini tidak mungkin untuk mendapatkan hubungan fungsional dalam persamaan di atas, karena geometri yang rumit dari tangki, pengaduk dan variabel lain seperti kawat pemanas [5]. Menggunakan analisis dimensional, jumlah variabel menggambarkan permasalahannya bisa diminimalisir dan persamaan di atas dikurangi hingga : 2 ND f = N 3 D5 P P dimana N2D T W H , , , , , etc g D D D
2

(11)

N
D
5 2

ND adalah jumlah daya, PO ;

adalah angka Reynolds, Re ;

N D g

adalah angka Froud, Fr ;

I.2.4 Laju dan Waktu Pencampuran Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga diperoleh keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju di mana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir [10]. Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa hal, 1. Yang berkaitan dengan alat, seperti: a. ada tidaknya baffle atau cruciform baffle b. bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propeler, padel) c. ukuran pengaduk (diameter, tinggi)

Agung, Aziz, Dara, Desi A 16

Page

Laporan POT MIXING


d. laju putaran pengaduk e. kedudukan pengaduk pada tangki, seperti jarak pengaduk terhadap dasar tangki pola pemasangannya (center, vertikal; off center, vertikal; miring (inclined) dari atas; dan horizontal) f. jumlah daun pengaduk g. jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk 2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk: a. perbandingan kerapatan/ densitas cairan yang diaduk b. perbandingan viskositas cairan yaang diaduk c. jumlah kedua cairan yang diaduk d. jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible) Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama terhadap waktu pencampuran. I.2.5. Pencampuran Padatan Dalam proses rekayasa industri, pencampuran adalah operasi unit yang melibatkan memanipulasi sistem fisik heterogen, dengan maksud untuk membuatnya lebih homogen. contoh Familiar termasuk pemompaan air di kolam renang untuk menghomogenkan suhu air, dan mengaduk adonan pancake untuk menghilangkan benjolan. Pencampuran serbuk merupakan salah satu unit operasi tertua-dalam penanganan padatan industri. Untuk beberapa dekade pencampuran serbuk telah digunakan hanya untuk bahan homogenisasi massal. Banyak mesin yang berbeda telah dirancang agar dapat menangani bahan dengan sifat massal berbagai makanan padat. Atas dasar pengalaman praktis diperoleh dengan mesin-mesin yang berbeda, pengetahuan teknik telah dikembangkan untuk membangun peralatan yang handal dan untuk memprediksi perilaku scale-up dan pencampuran. Saat ini teknologi pencampuran yang sama digunakan untuk banyak aplikasi: untuk meningkatkan kualitas produk, untuk partikel mantel, untuk bahan sekering, untuk basah, untuk dispers dalam bentuk cair, untuk Agung, Aziz, Dara, Desi A 17 Page

Laporan POT MIXING


menggumpal, untuk mengubah sifat material fungsional, dll ini berbagai aplikasi peralatan pencampuran memerlukan tingkat tinggi pengetahuan, pengalaman waktu yang lama dan fasilitas pengujian diperpanjang untuk datang ke seleksi yang optimal dari peralatan dan proses. Mekanisme Pencampuran Dalam bentuk bubuk pencampuran dua dimensi yang berbeda dalam proses pencampuran dapat ditentukan: konvektif pencampuran dan intensif pencampuran. Dalam kasus bahan campuran konvektif di mixer diangkut dari satu lokasi ke lokasi lain. Jenis proses pencampuran akan menyebabkan keadaan kurang memerintahkan di dalam mixer, komponen yang harus dicampur akan didistribusikan ke komponen lainnya. Dengan maju waktu campuran akan menjadi lebih dan lebih secara acak dipesan. Setelah waktu pencampuran tertentu negara acak utama tercapai. Biasanya jenis ini diterapkan untuk pencampuran bahan-bahan gratis-mengalir dan kasar. Kemungkinan ancaman selama pencampuran makro adalah-de pencampuran komponen, karena perbedaan dalam ukuran, bentuk atau densitas dari partikel yang berbeda dapat menyebabkan segregasi. Dalam rentang pencampuran konvektif, Hosokawa memiliki beberapa proses yang tersedia dari mixer silo ke mixer horizontal dan pencampur kerucut. Jenis yang paling terkenal adalah Vrieco-Nauta mixer, karena kemampuannya itu untuk campuran bahan tanpa segregasi. Ketika bahan kohesif, yang merupakan kasus dengan misalnya partikel halus dan juga dengan material yang basah, konveksi pencampuran tidak lagi cukup untuk mendapatkan campuran secara acak dipesan. Yang kuat relatif antar-partikel kekuatan akan membentuk benjolan, yang tidak rusak oleh kekuatan transportasi ringan di mixer konvektif. Dalam rangka memperkecil ukuran benjolan pasukan tambahan yang diperlukan; energi lebih intensif yaitu pencampuran diperlukan. Pasukan tambahan ini dapat menjadi dampak kekuatan atau gaya geser. I.2.6 Perhitungan Pencampuran Tingkat pencampuran ditentukan oleh efek pemompaan atau respon dinamis yang mengajarkan mixer ke fluida. Ketika mixing impeller berputar dalam cairan, itu Agung, Aziz, Dara, Desi A 18 Page

Laporan POT MIXING


menghasilkan kombinasi aliran dan geser. impeller aliran yang dihasilkan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Arus = (Flow_Number RPM * * ^ Impeller_Diameter 3) / 231 Output dalam Gallons / Menit Nomor flow untuk impeler telah diterbitkan oleh North American Mixing Forum, Post Mixing, and Fusion Fluid Equipment. Kalkulator pencampuran online tersedia di http ://www.fusionflu id.com/h tml/Knowled ge-Mixin gCalculator.html I.2.7 Laboratory mixing

Gambar 1. Sebuah pengaduk magnetik

Pada skala laboratorium, pencampuran dicapai dengan pengaduk magnet atau dengan sederhana tangan gemetar. I.2.8 Industrial mixing

Gambar 2. Schematics of an agitated vessel

Agung, Aziz, Dara, Desi A 19

Page

Laporan POT MIXING


Pada skala industri, efisien pencampuran bisa sulit untuk dicapai. Banyak usaha rekayasa masuk ke dalam merancang dan meningkatkan proses pencampuran. Mencampur pada skala industri dilakukan dalam batch (pencampuran dinamis) atau dengan bantuan mixer statis. Contoh khas dari proses pencampuran dalam industri ini beton campuran, di mana semen, pasir, batu kecil atau kerikil dan air bercampur dengan massa diri pengerasan homogen, digunakan dalam industri konstruksi. Proses pencampuran klasik lain adalah merenungkan pengecoran cetakan pasir, dimana pasir, lempung bentonit, debu batubara halus dan air diramu untuk plastik, cetakan dan massa yang dapat digunakan kembali, diterapkan untuk cetakan dan penuangan logam cair untuk memperoleh tuangan pasir yang merupakan bagian logam untuk mobil, bangunan, mesin konstruksi atau industri lainnya.

Agung, Aziz, Dara, Desi A 20

Page

Laporan POT MIXING


BAB II PERCOBAAN MIXING II.1 Prosedur Percobaan Prosedur percobaan dalam percobaan mixing adalah: 1. Preparasi Bahan Menimbang 15- 20 gram cat air warna primer pada cawan petri. Melarutkan warna primer tersebut dengan air hingga 900 mL.

2. Preparasi Alat Memasukkan 900 mL air fluida ke dalam tangki Memasang posisi sumbu pengaduk hanya pada center Menyiapkan stopwatch Memasang pengaduk pada sumbunya Menurunkan statip pada posisi yang telah ditentukan Mengatur posisi sumbu pengaduk dalam tangki Menyambungkan alat ke sumber listrik AC Menyalakan volt meter Menyalakan ampere meter Menyiapkan tachometer untuk digunakan Memutar potensiometer hingga motor mulai berjalan Mencatat tegangan dan arus listrik yang digunakan (variasi tegangan sebanyak 4 ) Mengukur kecepatan putaran dengan tachometer sebanyak tiga kali Memasukkan 100 mL cairan warna primer dalam fluida Menghitung waktu pencampuran, dari mulai dituang hingga tercapai distribusi merata secara visual. Melakukan pencampuran unuk membentuk tiga larutan warna primer

3. Proses pencampuran

Agung, Aziz, Dara, Desi A 21

Page

Laporan POT MIXING


Memisahkan 900 ml larutan warna primer yang sudah terbentuk, lalu masukkan cairan warna primer lain untuk membentuk warna sekunder. Sehingga kapasitas pengadukan tetap 900mL.

Gambar 3.1 Warna Primer dan Pencampurannya menjadi Warna Sekunder. Melakukan tahapan tahapan di atas untuk tiap jenis pengaduk yang ada (3 jenis pengaduk yang diberikan oleh asisten). II.2 Hasil Pengamatan Penimbangan (gram) cat ke: I kuning : 12,11 Merah : 12,04 Biru : 12,01 II kuning : 12,08 Merah : 12,06 Biru : 12,00 I II kuning : 12,02 Merah : 12,00 Biru : 12,03 IV kuning : 12,00 Merah : 12,04 Biru : 12,02 V kuning : 12,02 Page

Agung, Aziz, Dara, Desi A 22

Laporan POT MIXING


Merah : 12,06 Biru : 12,01 VI kuning : 12,02 Merah : 12,05 Biru : 12,02 VII kuning : 12,01 Merah : 12,08 Biru : 12,16 VIII kuning : 12,01 Merah : 12,04 Biru : 12,0

Agung, Aziz, Dara, Desi A 23

Page

Laporan POT MIXING


II.3 Pengolahan Data Pitch blade propeller Data mentah Campuran Posisi pengaduk tegak V=6 rpm av Kuning Biru Merah Kuning Biru Merah 671,4 11,45 7,77
o

V=10 Waktu (sec) 6,77 Volt (V) 8 8,01 Arus (mA) 3,1 3 3,1 rpm av Waktu (sec) Volt (V) 9,92 9,92 10,03 Arus (mA) 3,3 3,3 3,4

700

932,3 6,45 940,3 5,72 952,5 4,04

683,6 7,99

Posisi pengaduk 30 Campuran V=6 rpm av Kuning Biru Merah Kuning Biru Merah Waktu (sec)

V=10 Volt (V) 8,27 8,45 8,03 Arus (mA) 3,8 3,9 3,5 rpm av Waktu (sec) Volt (V) 9,59 9,95 10 Arus (mA) 3,9 4,7 4,9

823,3 7,93 654,3 5,9 681,1 6,68

961,8 4,75 877,2 7,49 497,3 7,54

Data yang sudah diolah Posisi pengaduk tegak kuning biru rpm av 700 932,3 merah kuning Waktu (sec) 6,77 6,45 Volt (V) 8 9,92 Arus (mA) 3,1 3,3 daya (watt) 0,0248 0,03274

Agung, Aziz, Dara, Desi A

Page 24

Laporan POT MIXING


rpm av 683,6 940,3 biru merah rpm av 671,4 952,5 Waktu (sec) 11,45 4,04 Volt (V) 7,77 10,03 Arus (mA) 3,1 3,4 daya (watt) 0,02409 0,0341 Waktu (sec) 7,99 5,72 Volt (V) 8,01 9,92 Arus (mA) 3 3,3 daya (watt) 0,02403 0,03274

Posisi pengaduk 30 kuning biru rpm av 823,3 961,8 merah kuning rpm av 654,3 877,2 biru merah rpm av 681,1 497,3 Waktu (sec) 6,68 7,54 Waktu (sec) 5,9 7,49 Waktu (sec) 7,93 4,75

Volt (V) 8,27 9,59

Arus (mA) 3,8 3,9

daya (watt) 0,03143 0,0374

Volt (V) 8,45 9,95

Arus (mA) 3,9 4,7

daya (watt) 0,03296 0,04677

Volt (V) 8,03 10

Arus (mA) 3,5 4,9

daya (watt) 0,02811 0,049

Agung, Aziz, Dara, Desi A 25

Page

Laporan POT MIXING


II.3.1 Grafik 1. Dengan Posisi Pengaduk Tegak kuning + biru

6,8 6,75 6,7 6,65

warna kuning+biru dengan pengaduk tegak

0,035 0,03 0,025

daya (watt)

6,6 6,5

6,55 6,45 6,4 600 650 700 750 800 850 900

0,015 0,01 0,005 0 950

kecepatan putaran rpm waktu pengadukan pengadukan

daya

Merah + Kuning

8,5 8 7,5

warna merah + kuning dengan pengaduk tegak

0,035

0,025 0,02 0,015 0,01 0,005 0 600 650 700 750 800 1000 850 900 950

waktu (s)

6,5 6 5,5 5

kecepatan pengadukan rpm waktu pengadukan daya pengadukan

Agung, Aziz, Dara, Desi A

Page

daya (watt)

0,03

waktu (s)

0,02

26

Laporan POT MIXING

Biru +Merah

warna biru+merah dengan pengaduk tegak


0,04 0,035 0,03 0,025 14

10 8 6 4 2 0 600 650 700 750 800 850 900 950 1000

daya (watt)

0,02 0,01

0,015 0,005 0

kecepatan pengadukan RPM waktu pengadukan pengadukan daya

2. Dengan Posisi Pengaduk 30 Kuning + Biru

10 8 6 4 2 0 800

waktu (s)

850

900 1000

950

kecepatan pengadukan RPM waktu pengadukan daya pengadukan

daya (watt)

warna kuning+biru dengan posisi pengaduk 300

0,038 0,037 0,036 0,035 0,034 0,033 0,032 0,031

waktu (s)

12

Agung, Aziz, Dara, Desi A 27

Page

Laporan POT MIXING


Merah + Kuning

warna merah+kuning dengan posisi pengaduk 300


8 7,5 7

0,05 0,04 0,035 0,03 0,025 0,015 0,01 0,005 0

waktu (s)

6,5 6 5,5 5 400 500 600 700 1000 800 900

kecepatan pengadukan RPM waktu pengadukan daya pengadukan

Biru + Merah

7,6 7,5 7,4 7,3 7,2 7,1 7 6,9 6,8 6,7 6,6

0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0

waktu (s)

400

450

500

550

600

650

700

kecepatan pengadukan RPM waktu pengadukan daya pengadukan

daya (watt)

warna biru+merah dengan posisi pengaduk 300

daya (watt)
0,06

Agung, Aziz, Dara, Desi A 28

Page

Laporan POT MIXING


II.3.2 Menentukan Kondisi Optimum Pembentukan Warna Sekunder Pengaduk Tegak Pitch Blade Propeler warna kuning biru merah kuning biru merah rpm 700 932,3 683,6 940,3 671,4 952,5 waktu 6,77 6,45 7,99 5,72 11,45 4,04
o

daya 0,0248 0,032736 0,02403 0,032736 0,024087 0,034102

waktu optimum 6,71

daya optimum 0,027

7,6 9,3

0,0265 0,027

Pengaduk 30 Pitch Blade Propeler warna kuning biru merah kuning biru merah rpm 823,3 961,8 654,3 877,2 681,1 497,3 waktu 7,93 4,75 5,9 7,49 6,68 7,54 daya 0,031426 0,037401 0,032955 0,046765 0,028105 0,049 waktu optimum 5,8 daya optimum 0,03581

6,695 7,33

0,03986 0,0435

Agung, Aziz, Dara, Desi A 29

Page

Laporan POT MIXING

waktu rata-rata untuk masingmasing posisi pengaduk


10 9 8 7 6 5 4 tegak 3 2 1 0 kuning biru merah kuning pencampuran warna biru merah

waktu (s)

pengaduk pengaduk 30o

0,05 0,045 0,04 0,035 0,03 0,025 0,02 0,015 0,01 0,005 0

daya rata-rata untuk masingmasing posisi pengaduk

waktu (s)

pengaduk tegak pengaduk 30o

kuning biru

merah kuning

biru merah

pencampuran warna

Agung, Aziz, Dara, Desi A 30

Page

Laporan POT MIXING


BAB III ANALISIS III.1 Analisis Percobaan Proses pencampuran merupakan proses menyebarkan bahan-bahan secara acak, bahan-bahan yang sebelumnya terpisah akan saling menyebar dari bahan yang satu ke bahan yang lainnya hingga pada akhirnya tercapai keadaan yang homogen. Proses pencampuran memerlukan waktu tertentu untuk memaksimalkan keseragaman fluida yang diaduk. Pada aplikasinya, perubahan waktu pengadukan dipengaruhi oleh kecepatan putaran pengaduk yang akan berpengaruh pada kebutuhan daya yang diperlukan. Kebutuhan daya akan berbeda-beda untuk setiap jenis pengaduk, bergantung pada dimensi dan geometri pengaduk yang digunakan. Tujuan dari percobaan proses pencampuran ini adalah mencari kondisi optimum suatu pencampuran dari dua buah jenis pengaduk (hole blade turbine impeller,dan pitch blade propeller) dengan cara menganalisis kebutuhan daya yang minimum dan waktu pencampuran yang optimum terhadap kecepatan putaran pengaduk yang dibutuhkan untuk menghasilkan keseragaman dispersi padat pada cair. Keadaan optimum sendiri pada suatu pencampuran didefinisikan sebagai suatu keadaan pencampuran yang mempunyai kombinasi daya pencampuran, waktu pencampuran dan kecepatan putaran yang minimal, untuk mendapatkan suatu campuran yang homogen. Dalam artian bahwa pencampuran yang berada dalam kondisi optimum adalah pencampuran yang dilakukan dengan daya yang kecil dan kecepatan putaran yang kecil menghasilkan pencampuran yang optimal hanya dengan waktu yang sebentar saja. Untuk itu pada percobaan ini dilakukan variasi voltase. Variasi voltase ini akan berdampak pada kecepatan putaran pengaduk serta waktu pencampuran dari kedua bahan yang akan dicampur. Bahan yang digunakan adalah cat warna primer dan air. Variasi yang dilakukan dengan menggabungkan warna primer yang ada dengan berbagai jenis komposisi sehingga dihasilkan suatu titik homogenasi.

Agung, Aziz, Dara, Desi A 31

Page

Laporan POT MIXING


III.2 Analisis Data dan Grafik Berdasarkan data yang didapatkan (pada bagian data pengamatan) terlihat bahwa semakin besar daya yang dikeluarkan maka kecepatan putaran pengaduk (rpm) juga akan semakin besar (berbanding lurus), hal ini dikarenakan jika semakin besar daya yang masuk ke motor akan menghasilkan energi putaran yang semakin besar pula sampai batas maksimum motor. Percobaan pencampuran ini bertujuan untuk mencari kondisi optimum dari 2 jenis pengaduk dengan posisi yang berbeda. Kondisi optimum adalah kondisi dimana kebutuhan daya akan minimum dan waktu pencampuran juga optimum terhadap kecepatan putaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan dispersi padat cair yang homogen. Titik optimum diperoleh dari perpotongan antara grafik kecepatan putaran terhadap waktu pencampuran dengan kecepatan putaran terhadap daya yang dibutuhkan. Perubahan waktu pengadukan dipengaruhi oleh kecepatan putaran (rpm) yang mempengaruhi kebutuhan daya yang diperlukan. Kecepatan putaran atau disebut juga laju pencampuran merupakan laju dimana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir. Dari grafik pencampuran warna primer menunjukkan bahwa daya yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan waktu yang dibutuhkan untuk berputar. Grafik satunya lagi menunjukkan perbedaan waktu rata-rata yang dibutuhkan dan daya rata-rata yang dibutuhkan untuk berbagai posisi pengaduk yang dilakukan. Dibawah ini merupakan grafik waktu rata-rata yang dibutuhkan dengan tipe pengaduk Pitch blade propeller.

Agung, Aziz, Dara, Desi A 32

Page

Laporan POT MIXING

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

waktu rata-rata untuk masingmasing posisi pengaduk dengan pengaduk Pitch blade propeller
pengad uk tegak pengadu k 30o kuning biru merah kuning pencampuran warna biru merah

waktu (s)

Dari grafik diatas, waktu yang paling banyak digunakan yaitu untuk pengaduk tegak tipe Pitch blade propeller. Sedangkan dibawah ini merupakan grafik daya rata-rata yang dibutuhkan dengan tipe pengaduk Pitch blade propeller.

0,05 0,045 0,04 0,035 0,03 0,025 0,02 0,015 0,01 0,005 0

daya rata-rata untuk masingmasing posisi pengaduk

waktu (s)

pengaduk tegak pengaduk 30o

kuning biru

merah kuning

biru merah

pencampuran warna

Dari grafik diatas, daya yang paling banyak dibutuhkan yaitu untuk pengaduk dengan kemiringan 30 untuk tipe Pitch blade propeller.
o

Agung, Aziz, Dara, Desi A

Page 33

Laporan POT MIXING


Sedangkan untuk tipe pengaduk turbin impeller, grafik waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk masing-masing posisi pengaduk.

Waktu Rata-Rata Untuk MasingMasing Posisi Pengaduk tipe turbin impeller


16 14 12 10 8 6 4 2 0 kuning biru merah kuning Pencampuran Warna biru merah Pengadu k Tegak Pengadu k 30o

Waktu (s)

Dari grafik diatas, waktu yang paling banyak digunakan yaitu pengaduk tegak tipe turbin impeller. Dan dibawah ini merupakan grafik daya rata-rata yang dibutuhkan dengan tipe pengaduk turbin impeller.

0,06

Daya Rata-Rata Untuk MasingMasing Posisi Pengaduk turbin impeller

0,05 0,04

Daya (Watt)

0,03 0,02 0,01 0 kuning biru merah kuning Pencampuran Warna biru merah Pengaduk Tegak Pengaduk 30o

Agung, Aziz, Dara, Desi A

Page 34

Laporan POT MIXING


Dari grafik diatas, daya yang paling banyak dibutuhkan yaitu untuk pengaduk dengan kemiringan 30 untuk tipe turbin impeller. Penggabungan data waktu optimum dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan dengan posisi yang diamati.
o

Waktu Rata-Rata Untuk MasingMasing Posisi Pengad uk


16 14 pitch 12 10 pitch 8 6 4 2 0 kuning biru merah kuning biru merah pengaduk tegak blade propeler pengaduk 30o blade propeler pengaduk tegak turbin impeller pengaduk 30o turbin impeller

waktu (s)

pencampuran warna

Dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan kedua posisi yang diamati, waktu paling efisien yang dibutuhkan yaitu tipe pitch blade propeler dengan posisi 30 . Dan penggabungan data daya optimum dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan dengan posisi yang diamati, yaitu.
o

Agung, Aziz, Dara, Desi A

Page 35

Laporan POT MIXING

Daya Rata-Rata Untuk MasingMasing Posisi Pengad uk


0,0 6 0,0 5 0,0 4 0,0 3 0,0 2 0,0 1 0 kuning biru merah merah kuning biru pengaduk tegak turbin impeller pengaduk tegak pitch blade propeler pengaduk 30o pitch blade propeler

daya (watt)

pengaduk 30o turbin impeller

pencampuran warna

Dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan kedua posisi yang diamati, daya paling efisien yang dibutuhkan yaitu tipe pitch blade propeler dengan posisi tegak. Proses pencampuran pada zat cair akan berlangsung dengan cepat di dalam aliran yang bersifat turbulen dimana blade yang digunakan akan menghasilkan arus yang berkecepatan tinggi dan fluida dapat bercampur di daerah sekitar blade pengaduk. Di bawah ini merupakan ilustrasi jenis aliran aksial dan aliran radial (aliran sentrifugal):

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa untuk memenuhi sebuah proses pengadukan dan pencampuran dengan waktu cepat dapat dilakukan dengan menggunakan kecepatan putaran yang tinggi. Namun, akibatnya daya yang dibutuhkan untuk memenuhi kecepatan

putaran yang diinginkan juga menjadi lebih besar. Begitu pula sebaliknya.

Agung, Aziz, Dara, Desi A 36

Page

Laporan POT MIXING


III.3 Analisis Alat dan Bahan Tabel 3.1 Alat dan Bahan No. 1. Gambar Keterangan Bagian paling bawah dari alat ini adalah roda yang ditempatkan pada kaki kaki kerangka. Roda ini digunakan untuk memudahkan mobilisasi alat secara keseluruhan, khususnya ketika maintenance dalam bengkel. 2. Permukaan alat ini dibuat bertingkat. hal ini digunakan untuk memudahkan peneliti dalam mengamati pola aliran dari bagian atas tangki. Hal ini dikarenakan ketinggian dari dua tangki yang digunakan berbeda. Permukaan bagian bawah digunakan untuk tangki berkapasitas 20 liter dan bagian atas digunakan untuk tangki berkapasitas 2 liter. Lapisan permukaan alat ini terdiri dari lembaran Stainless Steel tipe dove ketebalan 1mm. Tetapi, yang digunakan dalam praktikum hanya pada permukaan bagian atas. 3. Bagian bawah permukaan untuk tangki kecil memiliki ruang untuk menyimpan bahan bahan dan perlatan yang akan dalam penelitian ini. Seperti menyimpan terlalu kecil. technometer,tetapi kurang dapat digunakan dengan maksimal karena tempatnya yang

Agung, Aziz, Dara, Desi A

Page 37

Laporan POT MIXING


4. Salah satu bagian penting dari alat ini adalah papan panel yang terletak di bagian rangka paling atas. Panel ini terdiri dari bagian depan dan bagian balakang. Pad bagian depan terlihat adanya tombol on/off , ampere meter dan volt meter jarum, multimeter digital dan tuas pengatur kecepatan putaran. Sedangkan, bagian belakang terdiri dari power supply jenis switching , potensiometer dan rangkaian peralatan llistrik lainnya. Parameter pada analisis perhitungan. 5. Unit pengaduk ini terdiri dari penyangga motor pengaduk, motor pengaduk DC merk Hitachi 24 2500 rpm, sumbu pengaduk dan pengaduk yang terpasang pada bagian ujungnya. Kestabilan bagian ini mempangaruhi kualitas pengadukan dengan tidak adanya bending (getaran) pada bagian ini. Getaran pada bagian ini akan meningkatkan daya pengadukan yang dibutuhkan. 6. Tangki untuk memudahkan pengamatan pola aliran dengan dindingnya yang terbuat dari kaca tebus pandang. Diameter tangki 18 cm dan ketinggiannya 19.8 cm. Pada tangki ini dilakukan semua pengamatan untuk variabel yang digunakan.

7.

Hole Blade Turbine Impeller merupakan pengaduk jenis turbin dengan daun pengaduknya yang diberi lubang. Lubang tersebut berdiamter 4 mm, di buat 3 buah secara diagonal dengan posisi yang sama pada setiap daun pengaduknya. Bentuk ini berguna untuk

Agung, Aziz, Dara, Desi A 38

Page

Laporan POT MIXING


dispersi gas-cair karena bisa menghasilkan buih. 8. Pitch Blade Propeller merupakan jenis pengaduk baling baling kapal. Pengaduk ini menghasilkan pola aliran aksial ke bagian atas tangki. Pengaduk berdaun tiga ini dibuat dua buah untuk tangki besar maupun tangki kecil. 9. Tachometer merupakan alat pengukur kecepatan putaran. Alt ini bisa menghasilkan data dalam rpm ataupun jumlah putaran pada saat proses mixing berjalan dengan mengarahkan kearah pusat perputaran pengaduk. 10 Air digunakan sebagai pelarut dalam percobaan. Volume air yang digunakan sebesar 500 mL untuk setiap cat bewarna yang digunakan. 11 Cat sebagai bahan yang dilarutkan dalam air. Massa cat yang digunakan adalah 12 gram. Cat yang digunakan pada saat praktikum adalah cat poster.

III.4 Analisis Kesalahan Percobaan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur pada modul, maupun seperti yang diinstruksikan oleh asisten, sehingga hasil yang didapat pada praktikum kali ini sudah dapat menggambarkan besaran kebutuhan daya untuk variasi posisi sumbu dan jenis pengaduk yang digunakan. Besaran-besaran yang dilakukan oleh praktikan antara lain : Tidak mengetahui pasti derajat kemiringan yang akurat untuk posisi sumbu incline. Sehingga kemiringan yang dipakai hanya berdasarkan perkiraan Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 39

Laporan POT MIXING


kemiringan praktikan saja. Selain itu, kemungkinan besar kemiringan sumbu tidak sama persis antara posisi sumbu yang satu dengan yang lainnya. Ketepatan dalam pembacaan Tachometer, sehingga mungkin hasil yang didapatkan kurang akurat. Dalam mengukur waktu menggunakan stopwatch yang mungkin tidak terlalu tepat waktunya. Kondisi voltmeter yang sangat sensitif, sehingga sulit untuk mendapatkan nilai tegangan persis seperti yang diinginkan.

Agung, Aziz, Dara, Desi A 40

Page

Laporan POT MIXING


BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan percobaan didapatkan kesimpulan: Pencampuran adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencampurkan komponen-komponen dalam suatu campuran yang tadinya berbeda fasa, sehingga tercapai keadaan yang homogen. Proses pencampuran yang optimum adalah proses dimana waktu yang dibutuhkan untuk mecapai keadaan homogen adalah minumum dengan daya yang dibutuhkan juga minimum. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencampuran adalah kecepatan aliran, daya aliran, jenis pengaduk, dan jenis campuran. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa untuk memenuhi sebuah proses pengadukan dan pencampuran dengan waktu cepat dapat dilakukan dengan menggunakan kecepatan putaran yang tinggi. Namun, akibatnya daya yang dibutuhkan untuk memenuhi kecepatan putaran yang diinginkan juga menjadi lebih besar. Begitu pula sebaliknya.

Agung, Aziz, Dara, Desi A 41

Page

Laporan POT MIXING


DAFTAR PUSTAKA Buku Panduan Praktikum POT 1. Rahayu, Suparni Setyowati. Pencampuran Bahan Padat-Cair, http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/pencampuran-bahan-padat-cair/ (14 November 2009) http://en .wikipedia.org/wiki/Mixing_(process_engineering)

Agung, Aziz, Dara, Desi A 42

Page

Laporan POT MIXING


LAMPIRAN

(a)

(b) digunakan

(c)

Gambar 1. (a) Cat yang digunakan, (b) cat setelah ditimbang, (c) jenis pengaduk yang

(a)

(b)

Gambar 2. (a)Proses mixing, (b) Hasil mixing warna primer

Agung, Aziz, Dara, Desi A 43

Page

Laporan POT MIXING

(a)

(b)

(c)

Gambar 3. (a) Campuran merah dan kuning (jingga), (b) Campuran merah dan biru (ungu), (c) Campuran kuning dan biru (sea green)

Agung, Aziz, Dara, Desi A 44

Page

Anda mungkin juga menyukai