2 Landasan Teori Pengadukan dan pencampuran merupakan proses yang penting karena aplikasinya cukup luas dan berhubungan erat dengan kinerja dari proses lainnya. Pengadukan (agitation) merupakan sebuah proses yang menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Di lain pihak, pencampuran dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa menyebarkan bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar ke bahan yang lainnya dan sebaliknya, sedang bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fasa atau lebih. Aplikasi tersebut bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini dalam aplikasi nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran diantaranya ialah perbandingan antara geometri tangki dengan geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas.
Page
Gambar 1.1 Alat pencampur padat-cair I.2.1.2 Pencampuran Fasa Padat-Padat Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang akan menghasilkan produk komersial industri kimia. Pencampuran bahan pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang. Alat yang digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa bejana-bejana yang berputar, atau bejana-bejana berkedudukan tetap tapi mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik.
Page
.D
.t 4
(1)
Persamaan (1) merupakan rumus dari volum sebuah tangki silinder. Salah satu pertimbangan awal untuk merancang alat ini adalah dengan mencari nilai dari diamater yang sama dengan ketinggian tangki untuk kapasitas fluida yang diinginkan dalam pengadukan dan pencampuran. Penentuan diameter tangki menggunakan persamaan 2. Tangki dengan diamater yang lebih kecil dibandingkan ketinggiannya memiliki kecendrungan menambah jumlah pengaduk yang digunakan. D=
3
4V
, dengan D = t
(2)
Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk dengan perbandingan terhadap komponen komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada gambar 1.2.
Page
Gambar 1.2 Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk Dimana C D Dt H J W = = = = = = tinggi pengaduk dari dasar tangki diameter pengaduk diameter tangki tinggi fluida dalam tangki lebar baffle lebar pengaduk
Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya dead zone yaitu daerah dimana fluida tidak bisa digerakkan oleh aliran pengaduk. Geometri dimana terjadinya dead zone biasanya berbentuk sudut ataupun lipatan dari dinding-dindingnya. I.2.2.1 Posisi Sumbu Pengaduk Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan menempatkan pengaduk pada pusat diameter tangki (center). Posisi ini memiliki pola aliran yang khas. Pada tangki tidak bersekat dengan pengaduk yang berputar di tengah, energi sentrifugal yang bekerja pada fluida meningkatkan ketinggian fluida pada dinding dan memperendah ketinggian fluida pada pusat putaran. Pola ini biasa disebut dengan pusaran (vortex) dengan pusat pada sumbu pengaduk. Pusaran ini akan menjadi semakin Agung, Aziz, Dara, Desi A 7 Page
Gambar 1.3 Posisi Center dari Sebuah Pengaduk yang Menghasilkan Vortex Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi sumbu pengaduk. Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus namun berjarak dekat dengan dinding tangki (off center) dan posisi sumbu berada pada arah diagonal (incline). Perubahan posisi ini menjadi salah satu variasi dalam penelitian yang dilakukan.
Gambar 1.4 Posisi off center dan angular alignment (incline) I.2.2.2 Sekat dalam Tangki Sekat (baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada dinding tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu, posisi sumbu pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah. Namun, pada umumnya pemakaian sekat akan menambah beban pengadukan yang berakibat pada bertambahnya kebutuhan daya pengadukan. Sekat pada tangki juga membentuk distribusi konsentrasi yang lebih baik di dalam tangki, karena pola aliran yang terjadi terpecah menjadi empat bagian.
Page
Gambar 1.5 Pemasangan Baffle Diharapkan Mampu menigkatkan Kualitas Pencampuran Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 1.5 bisa menghasilkan pola perputaran yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan sebaiknya berukuran 1/12 diameter tangki. I.2.2.3 Pengaduk Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam menghasilkan proses pengadukan dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis balingbaling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran. Je nis jenis pengaduk Secara umum, terdapat empat jenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum, yaitu pengaduk baling baling (propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan pengaduk helical ribbon. 1. Pengaduk jenis baling-baling ( propeller ) Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah balingbaling berdaun tiga.
(a)
(b)
(c)
Gambar 1.6. Pengaduk Jenis Baling baling (a) Daun Dipertajam (b) Baling Baling Kapal (c) Daun Turbin. Pengaduk jenis baling - baling digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. 2. Pengaduk dayung ( paddle )
Gambar 1.7 Pangaduk Jenis Dayung ( Paddle ) Berdaun Dua Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kecepatan rendah diantara 20 hingga 200 RPM. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengaduk dayung biasanya 60 80 % dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 1/10 dari panjangnya. Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang kadang bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki. Jenis pengaduk ini adalah pencampur yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasta kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik. 3. Pengaduk turbin
Gambar 1.8 Pengaduk Jenis Turbin pada berbagai variasi Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk dan beukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 3050 % dari diameter tangki [6]. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk.
Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengaduk dan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu terpotong potong menjadi gelembung gas.
Gambar 1.9 Pengaduk Turbin Baling Baling Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45 , seperti yang terlihat pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan karena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan. 4. Pengaduk helical-ribbon Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan dengan kekentalan yang tinggi dan beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminar. Ribbon (bentuknya seperti pita) dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-baling helicopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam sebuah bagian aliran berliku liku pada bagian bawah dan naik ke bagian atas pengaduk.
o
(b)
(c)
(d)
Gambar 1.10 Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical Ribbon, (d) Semi-
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum, klasifikasi Agung, Aziz, Dara, Desi A 11 Page
Pemilihan pe ngaduk Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk adalah: 1. Pengaduk jenis baling baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah 3 Pa.s (3000 cP). 2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100000 cP); 3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa digunakan untuk viskositas antara 50 500 Pa.s (500000) cP; 4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s dan telah digunakan hingga viskositas 25000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari 2.55 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 1.11 Pola Aliran yang dihasilkan oleh jenis jenis pengaduk yang berbeda, (a) impeller, (b) propeller, (c) paddle dan (d) helical ribbon Agung, Aziz, Dara, Desi A 13 Page
I.2.3 Kebutuhan Daya Pengadukan I.2.3.1 Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk Parameter-paramater hidrodinamika yang akan dibahas ada dua, yaitu: 1. Bilangan Reynold Bilangan tak berdimensi ini menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa diketahui bilangan Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3. Re
D ( ND ) D 2 N =
(3)
dimana
Re
= = =
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminar, transisi dan turbulen. Batas aliran laminar adalah pada bilangan Reynolds hingga 10, sedangkan turbulen terjadi pada bilangan Reynolds 10 hingga 10 dan transisi berada di antara keduanya. 2. Bilangan Fraude Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut : Fr = dimana Fr N D G = = = =
2 v2 ( ND ) = N 2 D = Dg Dg g
(4)
Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini hanya diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada sistem ini bentuk permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi sehingga membentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya inersia. Agung, Aziz, Dara, Desi A 14 Page
Persamaan (5) membantu untuk menjelaskan bagaimana pengaduk dengan kecepatan rendah secara umum menghasilkan kapabilitas torque yang jauh lebih tinggi untuk sebuah horsepower yang diberikan. Diameter dari pengaduk juga berpengaruh terhadap beban torque dalam pencampuran. Daya yang diutuhkan untuk memutar sebuah pengaduk berhubungan dengan diameter dan kecepatan pengaduknya. Persamaannya menjadi : Power = rpm3 x Diameter5 (6) Sedikit peningkatan kecepatan putaran dan diameter pengaduk akan menyebabkan sebuah penambahan kebutuhan daya yang besar. Sehingga, daya juga bisa di hitung dengan :
= F.r
P = . dari tangkai putaran dan kecepatan angular [5]. I.2.3.3 Hubungan Daya dengan Hidrodinamika Fluida
(7) (8)
dimana adalah tenaga putaran dan F adalah energi dan r adalah jarak
Dalam perancangan dari sebuah tangki berpengaduk, salah satu faktor pertimbangan yang penting adalah daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan pengaduk. Karena daya yang dibutuhkan untuk sebuah proses pengadukan dan pencampuran tidak bisa ditebak secara teoritis. Konsumsi daya adalah hubungan densitas fluida , viskositas fluida dan diameter pengaduk Da yang diplot dalam sebuah grafik antara bilangan daya (Np) dibandingkan dengan bilangan Reynold ( Nre ). Bilangan daya adalah :
Page
(9) Sebuah tangki dimana sebuah fluida non-newtonian dengan densitas , dan viskositas dan diputar dengan sebuah pengaduk berdiameter D dan pada kecepatan putaran N. Jika diameter tangki adalah T, lebar pengaduk W dan ketinggian cairan H. Kebutuhan daya dari pengaduk ( P ) menunjukkan jumlah energi yang dibutuhkan pada cairan dan bergantung pada variabel di bawah ini : P = P ( , , N , g , D, T ,W , H ) (10)
Hal ini tidak mungkin untuk mendapatkan hubungan fungsional dalam persamaan di atas, karena geometri yang rumit dari tangki, pengaduk dan variabel lain seperti kawat pemanas [5]. Menggunakan analisis dimensional, jumlah variabel menggambarkan permasalahannya bisa diminimalisir dan persamaan di atas dikurangi hingga : 2 ND f = N 3 D5 P P dimana N2D T W H , , , , , etc g D D D
2
(11)
N
D
5 2
N D g
I.2.4 Laju dan Waktu Pencampuran Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga diperoleh keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju di mana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir [10]. Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa hal, 1. Yang berkaitan dengan alat, seperti: a. ada tidaknya baffle atau cruciform baffle b. bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propeler, padel) c. ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
Page
Pada skala laboratorium, pencampuran dicapai dengan pengaduk magnet atau dengan sederhana tangan gemetar. I.2.8 Industrial mixing
Page
Page
2. Preparasi Alat Memasukkan 900 mL air fluida ke dalam tangki Memasang posisi sumbu pengaduk hanya pada center Menyiapkan stopwatch Memasang pengaduk pada sumbunya Menurunkan statip pada posisi yang telah ditentukan Mengatur posisi sumbu pengaduk dalam tangki Menyambungkan alat ke sumber listrik AC Menyalakan volt meter Menyalakan ampere meter Menyiapkan tachometer untuk digunakan Memutar potensiometer hingga motor mulai berjalan Mencatat tegangan dan arus listrik yang digunakan (variasi tegangan sebanyak 4 ) Mengukur kecepatan putaran dengan tachometer sebanyak tiga kali Memasukkan 100 mL cairan warna primer dalam fluida Menghitung waktu pencampuran, dari mulai dituang hingga tercapai distribusi merata secara visual. Melakukan pencampuran unuk membentuk tiga larutan warna primer
3. Proses pencampuran
Page
Gambar 3.1 Warna Primer dan Pencampurannya menjadi Warna Sekunder. Melakukan tahapan tahapan di atas untuk tiap jenis pengaduk yang ada (3 jenis pengaduk yang diberikan oleh asisten). II.2 Hasil Pengamatan Penimbangan (gram) cat ke: I kuning : 12,11 Merah : 12,04 Biru : 12,01 II kuning : 12,08 Merah : 12,06 Biru : 12,00 I II kuning : 12,02 Merah : 12,00 Biru : 12,03 IV kuning : 12,00 Merah : 12,04 Biru : 12,02 V kuning : 12,02 Page
Page
V=10 Waktu (sec) 6,77 Volt (V) 8 8,01 Arus (mA) 3,1 3 3,1 rpm av Waktu (sec) Volt (V) 9,92 9,92 10,03 Arus (mA) 3,3 3,3 3,4
700
683,6 7,99
Posisi pengaduk 30 Campuran V=6 rpm av Kuning Biru Merah Kuning Biru Merah Waktu (sec)
V=10 Volt (V) 8,27 8,45 8,03 Arus (mA) 3,8 3,9 3,5 rpm av Waktu (sec) Volt (V) 9,59 9,95 10 Arus (mA) 3,9 4,7 4,9
Data yang sudah diolah Posisi pengaduk tegak kuning biru rpm av 700 932,3 merah kuning Waktu (sec) 6,77 6,45 Volt (V) 8 9,92 Arus (mA) 3,1 3,3 daya (watt) 0,0248 0,03274
Page 24
Posisi pengaduk 30 kuning biru rpm av 823,3 961,8 merah kuning rpm av 654,3 877,2 biru merah rpm av 681,1 497,3 Waktu (sec) 6,68 7,54 Waktu (sec) 5,9 7,49 Waktu (sec) 7,93 4,75
Page
daya (watt)
6,6 6,5
6,55 6,45 6,4 600 650 700 750 800 850 900
daya
Merah + Kuning
8,5 8 7,5
0,035
0,025 0,02 0,015 0,01 0,005 0 600 650 700 750 800 1000 850 900 950
waktu (s)
6,5 6 5,5 5
Page
daya (watt)
0,03
waktu (s)
0,02
26
Biru +Merah
daya (watt)
0,02 0,01
0,015 0,005 0
10 8 6 4 2 0 800
waktu (s)
850
900 1000
950
daya (watt)
waktu (s)
12
Page
waktu (s)
Biru + Merah
7,6 7,5 7,4 7,3 7,2 7,1 7 6,9 6,8 6,7 6,6
waktu (s)
400
450
500
550
600
650
700
daya (watt)
daya (watt)
0,06
Page
7,6 9,3
0,0265 0,027
Pengaduk 30 Pitch Blade Propeler warna kuning biru merah kuning biru merah rpm 823,3 961,8 654,3 877,2 681,1 497,3 waktu 7,93 4,75 5,9 7,49 6,68 7,54 daya 0,031426 0,037401 0,032955 0,046765 0,028105 0,049 waktu optimum 5,8 daya optimum 0,03581
6,695 7,33
0,03986 0,0435
Page
waktu (s)
0,05 0,045 0,04 0,035 0,03 0,025 0,02 0,015 0,01 0,005 0
waktu (s)
kuning biru
merah kuning
biru merah
pencampuran warna
Page
Page
Page
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
waktu rata-rata untuk masingmasing posisi pengaduk dengan pengaduk Pitch blade propeller
pengad uk tegak pengadu k 30o kuning biru merah kuning pencampuran warna biru merah
waktu (s)
Dari grafik diatas, waktu yang paling banyak digunakan yaitu untuk pengaduk tegak tipe Pitch blade propeller. Sedangkan dibawah ini merupakan grafik daya rata-rata yang dibutuhkan dengan tipe pengaduk Pitch blade propeller.
0,05 0,045 0,04 0,035 0,03 0,025 0,02 0,015 0,01 0,005 0
waktu (s)
kuning biru
merah kuning
biru merah
pencampuran warna
Dari grafik diatas, daya yang paling banyak dibutuhkan yaitu untuk pengaduk dengan kemiringan 30 untuk tipe Pitch blade propeller.
o
Page 33
Waktu (s)
Dari grafik diatas, waktu yang paling banyak digunakan yaitu pengaduk tegak tipe turbin impeller. Dan dibawah ini merupakan grafik daya rata-rata yang dibutuhkan dengan tipe pengaduk turbin impeller.
0,06
0,05 0,04
Daya (Watt)
0,03 0,02 0,01 0 kuning biru merah kuning Pencampuran Warna biru merah Pengaduk Tegak Pengaduk 30o
Page 34
waktu (s)
pencampuran warna
Dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan kedua posisi yang diamati, waktu paling efisien yang dibutuhkan yaitu tipe pitch blade propeler dengan posisi 30 . Dan penggabungan data daya optimum dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan dengan posisi yang diamati, yaitu.
o
Page 35
daya (watt)
pencampuran warna
Dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan kedua posisi yang diamati, daya paling efisien yang dibutuhkan yaitu tipe pitch blade propeler dengan posisi tegak. Proses pencampuran pada zat cair akan berlangsung dengan cepat di dalam aliran yang bersifat turbulen dimana blade yang digunakan akan menghasilkan arus yang berkecepatan tinggi dan fluida dapat bercampur di daerah sekitar blade pengaduk. Di bawah ini merupakan ilustrasi jenis aliran aksial dan aliran radial (aliran sentrifugal):
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa untuk memenuhi sebuah proses pengadukan dan pencampuran dengan waktu cepat dapat dilakukan dengan menggunakan kecepatan putaran yang tinggi. Namun, akibatnya daya yang dibutuhkan untuk memenuhi kecepatan
putaran yang diinginkan juga menjadi lebih besar. Begitu pula sebaliknya.
Page
Page 37
7.
Hole Blade Turbine Impeller merupakan pengaduk jenis turbin dengan daun pengaduknya yang diberi lubang. Lubang tersebut berdiamter 4 mm, di buat 3 buah secara diagonal dengan posisi yang sama pada setiap daun pengaduknya. Bentuk ini berguna untuk
Page
III.4 Analisis Kesalahan Percobaan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur pada modul, maupun seperti yang diinstruksikan oleh asisten, sehingga hasil yang didapat pada praktikum kali ini sudah dapat menggambarkan besaran kebutuhan daya untuk variasi posisi sumbu dan jenis pengaduk yang digunakan. Besaran-besaran yang dilakukan oleh praktikan antara lain : Tidak mengetahui pasti derajat kemiringan yang akurat untuk posisi sumbu incline. Sehingga kemiringan yang dipakai hanya berdasarkan perkiraan Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 39
Page
Page
Page
(a)
(b) digunakan
(c)
Gambar 1. (a) Cat yang digunakan, (b) cat setelah ditimbang, (c) jenis pengaduk yang
(a)
(b)
Page
(a)
(b)
(c)
Gambar 3. (a) Campuran merah dan kuning (jingga), (b) Campuran merah dan biru (ungu), (c) Campuran kuning dan biru (sea green)
Page