Anda di halaman 1dari 7

PERBANDINGAN TABLET MISOPROSTOL ORAL DAN VAGINA DALAM INDUKSI

PERSALINAN ATERM

PENDAHULUAN
Induksi persalinan aterm adalah intervensi obstetri umum sedangkan pematangan serviks pada
kasus-kasus ini dianggap penting. Tinjauan sistematis dan meta-analisis menunjukkan
keuntungan pada pemakaian prostaglandin vaginal jika dibandingkan dengan pemakaian
oksitosin saja pada serviks yang belum matang, dengan waktu induksi yang lebih cepat dan eIek
yang lama jika digunakan dalam operasi.Agen prostaglandin pilihan untuk induksi persalinan
adalah prostaglandin E2 (PGE2 atau dinoprostone).
Penggunaan misoprostol yang merupakan analog PGE1 sintetis yang biasa digunakan sebagai
agen sitoprotektiI lambung, pertama kali dilaporkan pada tahun 1987 untuk induksi persalinan
pada kasus kematian janin intrauterin pada trimester ketiga. Sejak saat itu, meningkatkan minat
penggunaannya untuk induksi persalinan aterm. Dalam penelitian yang baru dan meta-analisis,
eIektivitas misoprostol vagina dibandingkan dengan metode lain induksi termasuk PGE2 vagina
dan intracervical, pecah buatan membran dan oxytocin.Ini menunjukkan bahwa misoprostol
vaginal mengakibatkan eIek induksi dalam waktu 24 jam secara signiIikan.Meskipun demikian,
insiden tertinggi yang menyebabkan takisistol dan hiperstimulasi uterus dengan jantung janin
yang abnormal dalam penggunaan kelompok misoprostol meningkat tidak terlalu
drastis.Beberapa penelitian menyebutkan terjadi peningkatan hiperstimulasi uterus dalam
penggunan 50gm misoprostol dalam dosis vaginal, penelitian ini juga melaporkan
hiperstimulasi uterus terjadi selama 4 jam. Kejadian ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang
keamanan penggunaan misoprostol vagina pada dosis yang lebih tinggi, meskipun beberapa

penelitian lain menunjukkan tidak ada perbedaan jika dibandingkan dengan penggunaan PGE
2
atau oksitosin. Pengalaman kami penggunaan dengan dosis 50 gm tidak menunjukkan
komplikasi yang lebih tinggi.
Beberapa percobaan meneliti penggunaan misoprostol oral untuk induksi persalinan, dan
menemukan kesimpulan bahwa penggunaan misoprostol oral dengan dosis 50 gm lebih eIektiI
untuk induksi persalinan.Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam dosis ini misoprostol
paling eIektiI jika dibandingkan dengan metode lainnya untuk induksi persalinan. Misoprostol
juga dilaporkan eIektiI dan aman digunakan pada pasien dengan ketuban pecah sebelum
waktunya.Bagaimanapun dosis 200 gm walaupun khasiat nya sangat tinggi tetapi kejadian
aktivitas uterus abnormal juga meningkat secara signiIikan.
Tujuan kami dalam penelitian ini adalah untuk membandingkan eIektivitas misoprostol ketika
digunakan dalam sediaan oral dan vaginal.Penelitian ini dalam dosis 50 gm dengan
memperhatikan pengalaman sebelumnya dalam dosis vaginal dan dosis oral jika dosis
ditingkatkan sampai 200 gm. Kami berharap dapat menemukan dosis aman dari misoprostol,
yang dalam dosis ini digunakan untuk terminasi kehamilan dan menyebabkan hiperstimulasi
uterus, dosis yang aman digunakan selama operasi, dan juga eIek pada neonatus.
METODE
Penelitian ini berjalan setelah mendapatkan izin dari komite etik local. Persetujuan untuk
penggunaan misoprostol untuk indikasi tanpa izin diperoleh dari badan pengawasan obat-obatan.
Nullipara dan multipara (yang dimaksud disini bukan para lebih dari 5) wanita dalam kehamilan (37-42
minggu dari kehamilan yang ditentukan dengan ultrasonograIi), dengan janin tunggal presentasi kepala,
dengan indikasi obstetrik untuk dilakukan induksi persalinan, dari kehamilan dengan ketentuan tersebut

yang digunakan dalam penelitian ini. Wanita yang mempunyai riwayat pembedahan uterus dan section
caesarea sebelumnya, dengan kontraindikasi janin atau medis dalam penggunaan prostaglandin dapat
menjadi pengecualian. Janin dengan jantung normal dan keadaan serviks pada bishops score kurang dari 8
juga mejadi criteria dalam penelitian ini.
Setelah inIormed consent terisi lengkap, perempuan yang dipilih secara acak untuk diberikan misoprostol
secara oral dan vaginal. Alokasi dilakukan dengan membuka amplop putih berurutan nomor, yang berisi
kartu yang menyatakan mode administrasi.Kartu ini diletakkan dibawah meja computer dan diacak.
Sebagai salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai preIerensi pasien antara dua mode
administrasi, plasebo tidak termasuk dan perempuan tidak buta dengan rute administrasi.
Dalam dosis 50 gm sudah disiapkan sebagian, dosis 100 gm tablet misoprostol ( cytotec, Searle
Pharmaceuticals, Wycombe, Bucks, UK) dengan menggunakan pemotong pil.Dosis misoprostol oral atau
vaginal diulang setiap empat jam sampai maksimal lima dosis jika diperlukan. Kesejahteraan janin
dikonIirmasi dengan cardiotocograIi sebelum diberikan setiap dosis dari misoprostol. Jika diagnosis
persalinan sudah dibuat atau bishop`s score sudah 8 atau lebih, pasien harus di pindahkan ke bangsal
untuk membuat ketuban pecah. Oksitosin digunakan untuk terapi tambahan dalam persalinan jika
diperlukan. Jika pasien tidak juga mengalami persalinan atau cervix tidak cukup baik untuk membuat
pecah ketuban saat akhir dari dosis ke lima, itu sudah termasuk induksi yang gagal. Pasien sudah
memberikan pilihan persalinan dengan section caesarea, atau dengan menggunakan PGE
2
sediaan gel
vaginal setelah Iase istirahat.
Persalinan sudah di manajemen menurut ketentuan persalinan normal di bangsal. Pasien dapat ,meminta
untuk melengkapi kuesioner dalam periode postnatal untuk kepuasan mereka dengan induksi persalinan
yang mereka dapatkan. Tingkat keparahan nyeri sebelum, selama dan setelah persalinan dinilai dengan
skala analog visual (dari 0 sampai 100mm). Pasien juga mengatakan untuk menyatakan preIerensi mereka

untuk rute administrasi dari agen induksi dapat oral atau vaginal, jika mereka mempunyai pilihan induksi
yang lain.
Ukuran hasil yang utama adalah induksi melalui vaginal. Ukuran hasil yang kedua meliputi nomor dari
dosis misoprostol dan dosis total dari pemberian oksitosin, persyaratan pemberian analgesic, insiden dari
eIek samping, dosis operatiI, insiden dari kegagalan induksi dan hasil penilaian neonatus (Apgar score
dalam 1 sampai 5 menit, ada tidaknya mekonium, pH dari vena umbilikalis dan deIicit basa, serta
penerimaan neonatus. Penerimaan pasien dan kepuasan pasien juga dinilai.
Hiperstimulasi uterus dideIinisikan sebagai takisistol ( kontraksi 6 kali atau lebih dalam 10 menit) atau
uterus yang hipertonik (kontraksi tunggal yang lama dalam 2 menit) dengan kehadiran janin dengan
jantung yang abnormal dan intervensinya menggunakan salbutamol.
DemograIi dari 2 kelompok dibandingkan dengan umur maternal, tinggi, paritas, usia kehamilan, dan
keadaan cervix dengan menggunakan Boshop`s score sebelumnya untuk diberikan dosis awal
misoprostol.
ANALISIS STATISTIK
Melakukan induksi yang utama melalui vaginal dengan menggunakan donoprostone yang bertahan
selama 24 jam, dengan standar deviasi 12 jam dan asumsi kelompok misoprostol oral harus eIektiI, kami
mengambil pemendekan menjadi 6 jam dalam interval ini menggunakan misoprostol vaginal. Dengan
asumsi ini, kami mengkalkulasi ada 105 pasien yang menginginkan kelompok lain untuk diberikan
penelitian tentang kekuatan ada 90. Didapatkan yang memungkinkan untuk dilakukan operasi section
caesarea ada 15, kami meningkatkan ukuran sampling kami dengan 16 pasien di kelompok yang lain
untuk diberikan jadi total sampel ada 242 pasien.

HASIL
Beberapa pasien direkrut untuk penelitian ini, sediit melebihi ukuran sampel. Pada penelitian ini
dilaporkan 122 misoprostol oral dan 123 misoprostol vaginal, tidak ada pasien yang meminta pembatalan
setelah mendaItarkan diri dan disana juga tidak ada kasus pelanggaran. Tidak ada perbedaan karakteristik
demograIi dari ibu atau dalam indikasi dari induksi persalinan.
Beberapa pasien menerima oksitosin untuk terapi tambahan lebih tinggi pada kelompok oral, meskipun
mereka menerima oksitosin yang tidak ada bedanya pada pemberian misoprostol vaginal. Ada 8
kegagalan induksi dalam kelompok oral semua pada pasien dengan primigravida, dan 3 dalam kelompok
vaginal, dan termasuk 2 primipara. Disini hasil tidak ditemukan perbedaan yang signiIikan. Dua dari
pasien yang mengalami gagal induksi dengan misoprostol oral akhirnya berpindah ke dalam persalinan
dengan PGE
2
dalam gel vaginal, tetapi section caesarea untuk persalinan yang tidak mengalami
kemajuan. 3 lainnya dari kelompok oral tidak berespon dengan PGE
2
dan mempunyai eIek pada
abdominal, 3 pasien dilaporkan memilih di operasi sejak mereka tidak ingin mencoba PGE
2.
Dalam
kelompok vaginal 1 pasien menginginkan persalinan dengan PGE
2
tetapi tetap menjalani operasi untuk
persalinan kedua. Pasien ketiga dengan kegagalan induksi dengan misoprostol vaginal yang telah
memiliki 3 anak, dan berespon pada 1 mg dari PGE
2
gel vagina.
Tidak ada perbedaan dalam kebutuhan analgesic atau dalam eIek samping pencernaan. 6 pasien
mengalami eIek hiperstimulasi pada uterus nya yang disebut sindrom hiperstimulasi, eIek ini dijumpai
pada kelompok misoprostol vaginal, sama dengan 1 pasien dengan multipara jika diberikan kelompok
misoprostol oral. Insiden Ietal distress dapat dijumpai pada beberapa pasien dengan penggunaan
misoprostol vaginal.,kejadian ini dilaporkan sangat tinggi. Pada beberapa pasien dapat dijumpai terdapat
eIek pada abdominal, Ietal distress dengan ada atau tidaknya mekonium, penelitian ini ditunjang dengan
sampling darah dari Ietus.

Bagaimanapun tidak ada perbedaan dalam neonatus hasilnya termasuk Apgar score dalam 1 sampai 5
menit, pH dari vena umbilikalis,insiden dari mekonium, atau dalam penerimaan neonatus. Ada 4 bayi
dengan pH tali pusat 7,10, dan termasuk juga satu dalam kelompok oral dan 3 dalam kelompok vaginal,
tidak mempunyai perbedaan yang signiIikan. Dari 21 bayi yang diambil dari unit neonatus, 17 dari
kelompok oral, tapi ini termasuk 5 pasien dengan hipoglikemia, 2 dengan permasalahan nutrisi, 2 dengan
sindrom abstinence neonatus yang disertai ketergantungan obat-obatan pada ibu nya, satu dengan
pertumbuhan terhambat, satu dengan torsio testis dibawah pengawasan pembedahan, satu dengan
isoimunisasi rhesus, satu dengan sindrom prune belly, tiga dengan suspek sepsis neonatus, dan satu
dengan tali pusat dengan deIicit basa. Dari 7 bayi dalam kelompok misoprostol vaginal, 5 dengan
hipoglikemia, dan 1 dengan permasalahan nutrisi.
DISKUSI
Dalam penelitian ini kami mendapatkan hasil dalam dosis ekuivalen, rute vaginal misoprostol
menghasilkan induksi jangka pendek. Beberapa pasien menerima pemberian setelah dosis pertama dan
dalam 24 jam dari induksi dengan kebutuhan oksitosin yang sangat rendah. Insiden tertinggi dari
hiperstimulasi uterus dengan indikasi operatiI untuk perhatian Ietus dengan penggunaan misoprostol
vaginal dalam 50 gm mungkin memerlukan perhatian yang lebih. Kami mempunyai catatan keseluruhan
untuk sectio caesarea dalam kelompok ini mempunyai insiden yang meningkat jika disamakan dengan
penelitian sebelumnya dengan sumber yang sama, khususnya dalam penggunaan misoprostol vaginal
dimana menggunakan dosis yang sama.
Kuesioner untuk pasien di analisis yang dapat mengungkapkan bahwa misoprostol oral mempunyai aksi
yang lambat, dan pasien lebih banyak memilih dengan misoprostol rute oral dan tetap pada pilihannya itu.
Misoprostol vaginal menunjukkan keeIektiIan dengan vaginal PGE
2
dan oksitosin dalam terminasi pada
interval induksi yang pendek dan sedikit penggunaan oksitosin. Insiden trakisistol dan hiperstimulasi
uterus meningkat, peningkatan mekonium, peningkatan pada bayi lahir dengan pH 7,16, hal ini

dilaporkan dari beberapa peneliti. Pengalaman kami dengan dosis 50gm vaginal selama 4 jam kami
melakukan percobaan, memperlihatkan tidak ada perbedaan dalam insiden takisistol dan hiperstimulasi
uterus atau kejadian Ietal distress dalam persalinan dengan PGE
2
gel vagina.
Misoprostol oral tidak mempunyai evaluasi yang luas. Keuntungan dari rute oral adalah sangat eIektiI dan
dosis dapat diulang dan mungkin keuntungan untuk pasien dapat membantu ketuban pecah. Rute oral ini
juga kurang eIektiI dibandingkan vaginal, tetapi pada catatan kami dapat menimbulkan peningkatan
hiperstimulasi uterus dan jantung abnormal pada Ietus. Misoprostol oral dalam dosis 50 gm dapat
kurang eIektiI jika dibandingkan dengan dosis vaginal.
Kesimpulannya, misoprostol eIektiI dalam menginduksi persalinan dengan rute vaginal dapat lebih cepat
dan lebih mudah dibandingkan rute oral. Pada sediaan ini juga lebih murah dan lebih mudah disimpan
dibandingkan dengan PGE
2
gel. Pada rute oral dapat ditemukan hiperstimulasi uterus dan kejadian Ietal
distress.Penelitian ini diselesaikan dengan pemeriksaan dan pengawasan yang sangat hati-hati.

Anda mungkin juga menyukai