0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan36 halaman
Pekerjaan Tukang Gigi telah lama dikenal dan berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. Ditilik dari sejarahnya dahulu jenis pekerjaan yang biasa dilakukan hanyalah sebatas pada pembuatan gigi tiruan. Seiring dengan makin maraknya penjualan dan penggunaan alat/ bahan kedokteran gigi secara bebas, serta makin banyaknya permintaan masyarakat untuk mendapatkan perawatan gigi yang cepat dan murah, jenis pekerjaan tukang gigi semakin meluas bahkan banyak yang menyerupai pelayanan yang diberikan oleh profesi dokter gigi.
Jenis pekerjaan tukang gigi saat ini sudah mulai meluas pada pekerjaan seperti gigi tiruan, pemasangan bracket, penambalan, pembersihan karang gigi, dan pencabutan; yang seharusnya merupakan pekerjaan profesional dan hanya berhak dilakukan oleh profesi dokter gigi. Sehingga apabila pekerjaan tersebut dilakukan oleh pihak lain dapat dijadikan bukti berkaitan dengan pelanggaran terhadap Undang-Undang RI No. 29 Th. 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK) Pasal 73 dan 78, dan juga Permenkes No.339/MENKES/PER/V/1989 Tentang Pekerjaan Tukang Gigi. Selain itu jenis pelanggaran tersebut ternyata telah menimbulkan banyak korban dari masyarakat karena pelayanan yang tidak profesional serta penggunaan bahan yang berbahaya dan atau tidak semestinya.
Saat ini fenomena yang terjadi adalah makin meluasnya pekerjaan tukang gigi tersebut, tanpa ada pihak terkait yang berniat untuk mengatur dan mengontrolnya. Sehingga timbul pertanyaan: “Apakah dokter gigi rela tukang gigi merajalela?”.Dalam hal ini kepentingan masyarakat seharusnya lebih mendapatkan perhatian, sehingga tidak terus memakan korban. Melalui topik bahasan ini diharapkan dapat membuka wawasan para dokter gigi mengenai fenomena pekerjaan tukang gigi yang saat ini sudah overlap dengan pekerjaan profesi kedokteran gigi. Sehingga diharapkan dapat menggugah pihak terkait dapat segera menangani permasalahan ini sesuai dengan aturan dan ketentuan perundangan yang berlaku.
Pekerjaan Tukang Gigi telah lama dikenal dan berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. Ditilik dari sejarahnya dahulu jenis pekerjaan yang biasa dilakukan hanyalah sebatas pada pembuatan gigi tiruan. Seiring dengan makin maraknya penjualan dan penggunaan alat/ bahan kedokteran gigi secara bebas, serta makin banyaknya permintaan masyarakat untuk mendapatkan perawatan gigi yang cepat dan murah, jenis pekerjaan tukang gigi semakin meluas bahkan banyak yang menyerupai pelayanan yang diberikan oleh profesi dokter gigi.
Jenis pekerjaan tukang gigi saat ini sudah mulai meluas pada pekerjaan seperti gigi tiruan, pemasangan bracket, penambalan, pembersihan karang gigi, dan pencabutan; yang seharusnya merupakan pekerjaan profesional dan hanya berhak dilakukan oleh profesi dokter gigi. Sehingga apabila pekerjaan tersebut dilakukan oleh pihak lain dapat dijadikan bukti berkaitan dengan pelanggaran terhadap Undang-Undang RI No. 29 Th. 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK) Pasal 73 dan 78, dan juga Permenkes No.339/MENKES/PER/V/1989 Tentang Pekerjaan Tukang Gigi. Selain itu jenis pelanggaran tersebut ternyata telah menimbulkan banyak korban dari masyarakat karena pelayanan yang tidak profesional serta penggunaan bahan yang berbahaya dan atau tidak semestinya.
Saat ini fenomena yang terjadi adalah makin meluasnya pekerjaan tukang gigi tersebut, tanpa ada pihak terkait yang berniat untuk mengatur dan mengontrolnya. Sehingga timbul pertanyaan: “Apakah dokter gigi rela tukang gigi merajalela?”.Dalam hal ini kepentingan masyarakat seharusnya lebih mendapatkan perhatian, sehingga tidak terus memakan korban. Melalui topik bahasan ini diharapkan dapat membuka wawasan para dokter gigi mengenai fenomena pekerjaan tukang gigi yang saat ini sudah overlap dengan pekerjaan profesi kedokteran gigi. Sehingga diharapkan dapat menggugah pihak terkait dapat segera menangani permasalahan ini sesuai dengan aturan dan ketentuan perundangan yang berlaku.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Pekerjaan Tukang Gigi telah lama dikenal dan berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. Ditilik dari sejarahnya dahulu jenis pekerjaan yang biasa dilakukan hanyalah sebatas pada pembuatan gigi tiruan. Seiring dengan makin maraknya penjualan dan penggunaan alat/ bahan kedokteran gigi secara bebas, serta makin banyaknya permintaan masyarakat untuk mendapatkan perawatan gigi yang cepat dan murah, jenis pekerjaan tukang gigi semakin meluas bahkan banyak yang menyerupai pelayanan yang diberikan oleh profesi dokter gigi.
Jenis pekerjaan tukang gigi saat ini sudah mulai meluas pada pekerjaan seperti gigi tiruan, pemasangan bracket, penambalan, pembersihan karang gigi, dan pencabutan; yang seharusnya merupakan pekerjaan profesional dan hanya berhak dilakukan oleh profesi dokter gigi. Sehingga apabila pekerjaan tersebut dilakukan oleh pihak lain dapat dijadikan bukti berkaitan dengan pelanggaran terhadap Undang-Undang RI No. 29 Th. 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK) Pasal 73 dan 78, dan juga Permenkes No.339/MENKES/PER/V/1989 Tentang Pekerjaan Tukang Gigi. Selain itu jenis pelanggaran tersebut ternyata telah menimbulkan banyak korban dari masyarakat karena pelayanan yang tidak profesional serta penggunaan bahan yang berbahaya dan atau tidak semestinya.
Saat ini fenomena yang terjadi adalah makin meluasnya pekerjaan tukang gigi tersebut, tanpa ada pihak terkait yang berniat untuk mengatur dan mengontrolnya. Sehingga timbul pertanyaan: “Apakah dokter gigi rela tukang gigi merajalela?”.Dalam hal ini kepentingan masyarakat seharusnya lebih mendapatkan perhatian, sehingga tidak terus memakan korban. Melalui topik bahasan ini diharapkan dapat membuka wawasan para dokter gigi mengenai fenomena pekerjaan tukang gigi yang saat ini sudah overlap dengan pekerjaan profesi kedokteran gigi. Sehingga diharapkan dapat menggugah pihak terkait dapat segera menangani permasalahan ini sesuai dengan aturan dan ketentuan perundangan yang berlaku.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd