Anda di halaman 1dari 9

LAP0RAN HASIL PRAKTIKUM

KIMIA FISIK I
Adtorpti dun Iegungun ermuhuun*

Pembimbing :
1. Drs. Dadang
2. Farida MSi





0i Iutun oleh:
lpuh Lutifuh {oezttoost)

Iunggul percobuun:
ot Nouember zott


Program SrudI KImIa
FakuIras MaremarIka dan IImu Pengerabuan AIam
UNIVERSITAS PAKUAN
B0G0R
zoxx


I
Pendahuluan

1.1 Tujuan Percobaan
Mengenal dua siIat yang dimiliki permukaan antara lain adsorpsi dan tegangan
permukaan.

1.2 Dasar Teori
Secara kualitatiI adsorpsi adalah adanya perbedaan konsentrasi zat pada
permukaan dengan konsentrasi zat pada permukaan dengan konsentrasi di bagian
dalam Iasa-Iasa berbeda. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi atau penyerapan bagian
dalam, namun karena kedua gejala ini pada hakekatnya senantiasa ada bersama maka
keduanya diistilahkan dengan sorpsi (sorption).
Adsorpsi merupakan peristiwa serapan pada permukaan, sedangkan absorpsi
merupakan peristiwa di bagian dalam. Adsorpsi dapat terjadi pada bidang batas
antara Iasa-Iasa gas, padat-cair, cair-gas. Zat padat dapat mengadsorpsi gas atau
adsorban lain ke permukaannya. Dilihat dari gejala-gejalanya, adsorpsi dapat dibagi
dua yaitu adsorpsi kimia dan adsorpsi Iisika.
a. Adsorpsi Kimia (Kemisorpsi)
Adsorpsi kimia terjadi karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti oleh reaksi
kimia. Pada adsorpsi kimia hanya satu lapisan gaya yang terjadi. Besarnya energi
adsorpsi kimia 100 kj/mol. Adsorpsi jenis ini menyebabkan terbentuknya ikatan
secara kimia sehingga diikuti dengan reaksi kimia, maka adsorpsi jenis ini akan
menghasilkan produksi reaksi berupa senyawa yang baru. Ikatan kimia yang terjadi
pada kemisorpsi sangat kuat mengikat molekul gas atau cairan dengan permukaan
padatan sehingga sangat sulit untuk dilepaskan kembali (irreversibel). Dengan
demikian dapat diartikan bahwa pelepasan kembali molekul yang terikat di adsorben
pada kemisorpsi sangat kecil.

b. Adsorpsi Fisika (Fisisorpsi)
Adsorpsi Iisika terjadi karena adanya gaya-gaya Iisika. Pada jenis adsorpsi
Iisika ini, terjadi beberapa lapisan gas. Besarnya energi adsorpsi Iisika 10 kj/mol.
Molekul-molekul yang diadsorpsi secara Iisika tidak terikat kuat pada permukaan, dan
biasanya terjadi proses balik yang cepat (reversibel), sehingga mudah untuk diganti
dengan molekul yang lain. Adsorpsi Iisika didasarkan pada gaya Van Der Waals, dan
dapat terjadi pada permukaan yang polar dan non polar. Adsorpsi juga mungkin
terjadi dengan mekanisme pertukaran ion. Permukaan padatan dapat mengadsorpsi
ion-ion dari larutan dengan mekanisme pertukaran ion. Oleh karena itu, ion pada
gugus senyawa permukaan padatan adsorbennya dapat bertukar tempat dengan ion-
ion adsorbat. Mekanisme pertukaran ini merupakan penggabungan dari mekanisme
kemisorpsi dan Iisisorpsi, karena adsorpsi jenis ini akan mengikat ion-ion yang
diadsorpsi dengan ikatan secara kimia, tetapi ikatan ini mudah dilepaskan kembali
untuk dapat terjadinya pertukaran ion.
Faktor-Iaktor yang berpengaruh terhadap adsorpsi antara lain :
1. Karakteristik Iisika dan kimia dari adsorben, antara lain: luas permukaan,
ukuran pori, dan komposisi kimia.
. Karakteristik Iisika dan kimia dari adsorbat, antara lain: luas permukaan,
polaritas, dan komposisi kimia.
. Konsentrasi adsorbat di dalam Iasa cair
. Karakteristik Iasa cair, antara lain: pH dan temperatur
. Sistem waktu adsorpsi
Adsorpsi Iisik memiliki panas adsorpsi yang rendah ayitu kira-kira dibawah
10000 kalori/mol (mol sorbat) dan graIik kesetimbangan adsorpsi dan desorpsi
berimpit atau sangat mirip. Adsorpsi kimia memiliki panas adsorpsi yang rendah yaitu
diantara 0.000 sampai 100.000 Klori/mol (mol sorbat) dan graIik kesetimbangan
adsorpsi tidak berimpit dengan graIik kesetimbangan desorpsi.
Banyak teori adsosrpsi telah dikemukakan, dalam hal ini dipakai hanya yang
sesuai dengan percobaan adsorpsi molekul dari larutan. Jumlah zat teradsorpsi
molekuler oleh satugram adsorpsi dapat dihitung dengan persamaan :
A (C
1
C

)x V atau x (C
1
C

) x BM x V
Dimana : a jumlah zat yang teradsorpsi (mol/gram)
X jumlah solute yang teradsorpsi











II
lat dan ahan
2.1 lat-alat dan bahan yang digunakan :
4 Botol timbang
4 Pipet volume ml; dan 10 ml
4 abu erlenmeyer
4 abu ukur 0 ml
4 Buret 0 ml
4 Stopwatch


















III
Metode Percobaan
Cara kerja :
1. Dibuat larutan etil asetat 0,0M sebanyak 0 ml
. Disediakan1000ml larutan NaOH 0,0M dan 1000ml larutan HCl 0,0M
. Dengan menggunakan pipet gondok 0ml, disiapkan 0ml larutan etil asetat
dan 0ml larutan NaOH
. Dicampurkan kedua larutan dan tepat saat pencampuran stopwatch
dihidupkan kemudian campuran diaduk
. Setelah satu menit sejak pencampuran dipipet 10 ml campuran ini dan
dituangkan ke dalam labu ayng berisi 0 ml HCl diatas. Diaduk dan segera
dititrasi kelebihan HCl dengan NaOH 0,0M
6. Diulangi seperti pengerjaan pada menit ke,,6,9, dan 1 sejak
pencampuran
. Sisa campuran segera ditutup dan dipanaskan selama menit pada suhu 0
o
C
lalu didinginkan, setelah mencapai suhu kamar dilakukan titrasi seperti
pengerjaan no
8. Diulangi seperti pengerjaan ,,,6, dan dengan perbandingan campuran
0ml etil asetat debgan 100ml NaOH; 100 ml etil asetat dengan 0 ml NaOH
9. Dibuat graIik selisih konsentrasi NaOH persatuan waktu terhadap waktu









IV
Hasil Pengamatan
VI.1 Data Pengamatan
1. til asetat 0,0M. 1000 ml NaOH 0,0M.1000 ml HCl 0,0M

0 ml

0 ml 0 ml


Dicampurkan lalu dihitung dengan stopwatch sampai 1 menit.


10 ml dimasukkan kedalam labu yang diisi 0 ml HCl 0,0 M

Kemudian dititrasi dengan NaOH 0,0M
. Kemudian campuran pada menit ke ,,6,9, dan 1 dititrasi dengan NaOH
Data pengamatan titrasi :
Menit ke 1 ; v , ml
; v 8, ml
; v 8,9 ml
; v 8,9 ml
6 ; v 9,1 ml
1 ; v 0 ml
waktu 1 2 3 6 9 15 kesetimbangan
NaOH 27,2 28,4 28,9 28,9 29,1 30
NaOH 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
t
{IH{




V
Pembahasan dan kesimpulan

V.1 Pembahasan
Percomaan spot test dilakukan pengujian terdapat sembilan macam ion
logam (Co
,
Fe
,
Mn
,
Ni
,
I
-
, MoO

-
, WO

-
, SCN
-
, Fe(CN)
6
-
). Spot test ini
menghasilkan reaksi spesiIik yaitu reaksi yang memberi eIek yang khas terhadap zat
tertentu atau pada contoh yang jumlahnya sangat sedikit. Percobaan spot test ini
hampir semua reaksi positiI, tetapi ada yang tidak sesuai dengan hasil yang diinginka,
yaitu MoO

-
dan WO

-
. Hasil yang didapat dari reaksi MoO

-
dengan pereaksi yang
digunakan berwarna kuning, seharusnya berwarna merah, WO

-
menghasilkan warna
kuning seharusnya warna hijau kebiru-biruan. Dari data tersbut dapat dibuktikan
bahwa MoO

-
dan WO

-
tidak ada.
Kesalahan-kesalahan pada percobaan ini mungkin dapat terjadi. Karena data
bersiIat kualitatiI dan dilakukan tanpa pengulangan, adanya kesalahan-kesalahan sulit
diketahui. Kesalahan yang terjadi pada percobaan ini mungkin disebabkan oleh
adanya kontaminan pada larutan yang akan diuji, pada reagen, atau pada media yang
digunakan. Kontaminan ini dapat memunculkan atau meniadakan ion yang
seharusnya ada atau tidak ada pada larutan yang akan diuji..


V.2 kesimpulan
Dalam percobaan diatas dapat disimpulkan :
- %erdapat dua maca reaksi penting pada analisa yaitu reaksi-reaksi spesiIik
dan sensitiI.
- Reaksi-reaksi spot test, bila spesiIik, akan memberi eIek yang khas
terhadap zat tertentu atau pada contoh yang jumlah sangat sedikit.






DFT# PUST

http://www.google.co.id/
Vogel`s. 199. %extbook oI Macro and Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis FiIth dition. New York: ongman Group

Anda mungkin juga menyukai