Anda di halaman 1dari 17

1

uafLar lsl

LaLar 8elakang lndusLrl nlLrogllserln 2
kapaslLas erancangan abrlk 3
1ln[auan usLaka 4
SlfaLSlfaL llslk dan SlfaL klmla 8ahan 8aku dan roduk 3
a 8ahan 8aku 3
b roduk 8
embuaLan nlLrogllserln 9
MacamMacam roses 10
1 SchmldMelssner ConLlnous rocess 10
28lazzl ConLlnous rocess 11
CpLlmasl kondlsl Cperasl roses roduksl nlLrogllserln 12
kegunaan roduk 13
nlLrogllserln Sebagal CbaL 13



2


Latar Belakang Industri Nitrogliserin
Nitrogliserin merupakan salah satu bahan kimia yang bisa digunakan sebagai obat-
obatan dan sebagai bahan peledak. Sebagai bahan obat misalnya, nitrogliserin digunakan
sebagai obat untuk meredakan rasa sakit dan mengurangi Irekuensi serangan angina pektoris.
Sedangkan jika digunakan sebagai bahan peledak, nitrogliserin termasuk bahan peledak
tingkat tinggi (high explosive) yang biasa dipakai sebagai bahan peledak di dalam dinamit
dan propelan jenis double base dan triple base. Nitrogliserin sangat penting dalam usaha
pertahanan negara, artinya bisa digunakan dalam keadaan darurat maupun sebagai bahan
yang bisa dipakai untuk latihan perang. Selain sebagai bahan obat dan bahan peledak,
nitrogliserin juga dapat dipakai dalam bidang-bidang lain semisal bidang pertambangan
maupun usaha-usaha lain, baik sebagai bahan pembantu maupun bahan baku. Nitrogliserin
dapat dihasilkan melalui proses nitrasi pada kondisi tertentu dengan menggunakan campuran
asam nitrat dan asam sulIat. Asam-asam tersebut pada saat ini telah dapat diproduksi di
dalam negeri begitu pula gliserinnya.
Sampai saat ini, di Indonesia belum ada pabrik yang memproduksi nitrogliserin,
sedangkan kebutuhan akan nitrogliserin diperkirakan terus meningkat sesuai dengan
banyaknya industri maupun pihak-pihak yang memerlukannya. Kebutuhan nitrogliserin
diperdagangan dunia pun terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk memenuhi
kebutuhan nitrogliserin dalam negeri, negara Indonesia masih harus mengimpor. Data impor
nitrogliserin dan propelan powder (campuran nitrogliserin dan nitrocelulose) ditunjukkan
pada tabel 1.1 dan 1.2.
Tabel 1.1. Impor Nitrogliserin di Indonesia
No Tahun Jumlah ( ton/Tahun)
1 1993 931
2 1994 88
3 1995 443
4 1996 220
5 1997 1492
6 1998 209
Tabel 1.2. Impor Propelan Powder di Indonesia
No Tahun Jumlah ( ton/Tahun)
1 2002 18.190
2 2003 77.461
3 2004 14.986
4 2005 16.500
5 2006 46.750

(Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2002-2006)
3

Dari tabel 1.2 diasumsikan semua kebutuhan nitrogliserin diperoleh dari impor. Jadi
jelaslah bahwa pendirian pabrik nitrogliserin di Indonesia dapat dilakukan, dengan alasan
sebagai berikut:
1. emenuhi kebutuhan nitrogliserin di dalam negeri.
2. eningkatkan pendapatan negara melalui ekspor nitrogliserin untuk memenuhi
kebutuhan nitrogliserin dunia.
3. enambah lapangan kerja baru.
Dengan pertimbangan di atas, maka sangatlah tepat sekarang ini bagi para investor
untuk menanam modalnya guna mendirikan pabrik nitrogliserin di Indonesia.
apasitas Perancangan Pabrik
Kapasitas pabrik merupakan Iaktor yang sangat penting dalam pendirian pabrik
karena akan mempengaruhi perhitungan teknis dan ekonomis. eskipun secara teori semakin
besar kapasitas pabrik kemungkinan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar, tetapi
dalam penentuan kapasitas perlu juga dipertimbangkan Iaktor lain yaitu:
1. Proyeksi Kebutuhan Nitrogliserin
Konsumsi nitrogliserin diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun
mendatang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 impor propelan powder (campuran
nitrogliserin dan nitrocelulose) di Indonesia, kebutuhan nitrogliserin di Indonesia setiap tahun
mengalami peningkatan, maka rancangan pabrik dengan kapasitas 25.500 ton/tahun tersebut
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan nitrogliserin di Indonesia pada tahun 2012. Selain
itu, dengan didirikannya pabrik nitrogliserin juga dapat memenuhi
2. Kapasitas Pabrik inimal dan aksimal Luar Negeri
Sampai saat ini di Indonesia belum ada pabrik yang memproduksi nitrogliserin,
sedangkan kapasitas produksi yang telah ada di luar negeri sebagai berikut:
Tabel 1.3. Kapasitas Pabrik di Luar Negeri
No Pabrik Kapasitas(
ton/Tahun)
1 Celanse, Bioshop Texas 20.000
2 Tennesse Eastman company,
Tennesse
25.000
4

3 Publicker, Philadelphia,
Pensylvania
25.000
4 Union Carbide, Texas 60.000
in|auan Pustaka
Nitrogliserin pertama kali ditemukan pada tahun 1846 oleh Sobrero, akan tetapi baru
tahun 1860-an nitrogliserin mulai digunakan sebagai bahan peledak ketika Immanuel dan
AlIred Nobel berhasil mengembangkan metode mengenai penggunaan nitrogliserin sebagai
bahan peledak dengan cukup aman. Tahun-tahun berikutnya AlIred Nobel berhasil
mengembangkan bahan peledak nitrogliserin yang lebih maju, seperti dinamit pada tahun
1868.


Ascanio Sobrero AlIred Nobel

Nitrogliserin merupakan salah satu bahan dasar dari propelan jenis double base.
Campuran nitrogliserin dan nitroselulosa merupakan bahan yang umum digunakan dalam
industri bahan peledak.
Sampai saat ini kebutuhan bahan peledak masih diperoleh dari luar negeri termasuk
nitrogliserin yang merupakan bahan dasar utama dalam pembuatan propelan jenis double
base. Nitrogliserin dapat dihasilkan melalui proses nitrasi pada kondisi tertentu dengan
menggunakan campuran asam nitrat dan asam sulIat. Asam-asam tersebut pada saat ini telah
dapat diproduksi di dalam negeri begitu pula gliserinnya. Dewasa merupakan hasil samping
pada industri sabun telah dapat diperoleh dengan kadar 85-99,5 .
3

Dengan tersedianya bahan baku nitrogliserin di dalam negeri, maka Universitas
Indonesia bersama BPPIT Dephankam memandang perlu untuk melakukan studi pembuatan
dengan memanIaatkan sumber daya yang ada di dalam negeri, yang bertujuan untuk
membantu pemerintah dalam memecahkan masalah ketergantungan dari luar negeri dalam
pemenhuhan kebutuhan bahan baku tersebut. disisi lain juga membantu industri itu sendiri di
dalam pengembangan diri dalam berproduksi.
Dengan memperhatikan hal tersebut diatas perlu diupayakan untuk mengembangkan
kemampuan yang dimiliki dalam rangka mendukung kepentingan Pertahanan dan Keamanan
Negara.

ifat-ifat Fisik dan ifat imia Baban Baku dan Produk
a. Baban Baku

Gliserin
O $ifat Fisik
#umus molekul : C3H5OH
Berat olekul : 92 g/gmol
Bentuk : Cair
Warna : Tidak berwarna
Titik didih : 290C
Titik leleh : 18C
Densitas : 1,26 g/cm
Suhu Kritis : 450C
Tekanan Kritis : 39,48 atm
AHI (25
o
C) : -582,80 kJ/mol
Cp (25
o
C) : 260,94 J/mol.K
O $ifat Kimia
1. Nitrasi
Jika gliserin direaksikan dengan asam nitrat dapat menghasilkan nitrogliserin.


C
3
H
5
(OH
)3
3 HNO
3
C
3
H
5
(ONO
2
) 3 3 H
2
O

sam Nitrat
O $ifat Fisik
#umus molekul : HNO
3

Berat olekul : 63 g/gmol
Bentuk : Cair
Warna : Tidak berwarna
Titik didih : 122C
Titik leleh : -42C
Densitas : 1,41 g/cm

AHI (25
o
C) : -135,10 kJ/mol
Suhu Kritis : 247C
Tekanan Kritis : -135,1 kJ/mol
Cp (25
o
C) : 110,68 J/mol.K
O $ifat Kimia
1. Nitrasi
Jika asam nitrat direaksikan dengan gliserin dapat menghasilkan nitrogliserin.
C
3
H
5
(OH
)3
3 HNO
3
C
3
H
5
(ONO
2
) 3 3 H
2
O
2. Asam Nitrat dapat terbentuk dari amonia
4 NH
3
5 O
2
4 NO 6 H
2
O
2 NO O
2
2 NO
2

3 NO
2
H
2
O 2 HNO
3
NO
3. Amonia direaksikan dengan natrium bisulIat menghasilkan natrium nitrat
dan asam sulIat
2HNO3 Na
2
SO4 NaNO3 H2SO4


4. Logam-logam mulia Au dan Pt tidak dapat bereaksi dengan HNO3.
5. HNO3 terhadap logam
Disini terbentuk oksida bukan logam dengan martabat yang tertinggi, yang
kemudian berubah menjadi logam.
6 HNO3 3 H2O 6 NO2 1 1/2 O2
S 3O SO3
SO3 H2O H2SO4
6 HNO3 S H2SO4 6 NO2 2 H2O
6. Campuran HNO3 dan HCl dalam perbandingan 1 : 3 disebut aqua regia.
Logam-logam mulia tidak dapat bereaksi dengan HCl atau HNO3 dapat
larut dalam aqua regia.
sam $:lfat
O $ifat Fisik
#umus molekul : H
2
SO
4

Berat olekul : 98 g/gmol
Bentuk : Cair
Warna : Tidak berwarna
Titik didih : 340C
Titik leleh : 10,35C
Densitas : 1,841 g/cm
Suhu Kritis : 652C
Tekanan Kritis : 63,16 kJ/mol
AHI (25
o
C) : 735,13 kJ/mol
Cp (25
o
C) : 139,95 J/mol.K
O $ifat Kimia
1. H2SO4 bereaksi dengan HNO3 membentuk ion nitronium yang sangat
penting dalam suatu reaksi nitrasi
8

HNO3 H2SO4 2e- SO4
-2
H3O NO2
-

2. empunyai daya tarik yang besar terhadap air dan membentuk senyawa-
senyawa hidrat seperti H
2
SO
4
.H
2
O dan H
2
SO
4
.2H
2
O.
3. Dalam reaksi nitrasi, siIat asam sulIat ini mencegah HNO
3
membentuk
hydrogen dan ion nitrat dan hanya membentuk ion nitronium.
b. Produk

Nitrogliserin
O $ifat Fisik
#umus molekul : C
3
H
5
(ONO
2
)
3

Berat olekul : 227 g/gmol
Bentuk : Cair
Titik didih : 218C
Titik leleh : 13C
Densitas : 1,6 g/cm
Suhu Kritis : 407C
Tekanan Kritis : 29,61 atm
AHI (25
o
C) : -270,90 kJ/mol

O $ifat Kimia
C
3
H
5
(OH)
3
3 HNO
3
C
3
H
5
(ONO
2
)
3
3 H
2
O
Sebenarnya lebih tepat jika dinamakan gliserin trinitrat. erupakan bahan
peledak.
#eaksi Peledakan :
C
3
H
5
(ONO
2
)
3
3/2 N
2
3 CO
2
5/2 H
2
O (uap) 1/4 O
2
cair gas
Karena perubahan dari zat cair menjadi gas yang terjadi begitu cepat, maka
timbul tekanan dan temperatur yang sangat tinggi sehingga menimbulkan
peledakan.

9

Pembuatan Nitrogliserin
Nitrogliserin dapat dibuat dengan mereaksikan gliserin (gliserol) dengan asam nitrat
(HNO3). #eaksi ini merupakan reaksi nitrasi, yaitu reaksi antara asam nitrat dan gliserin,
Dimana Iase campuran di dalam #eaktor berbentuk Iase emulsi. Seperti terlihat dalam reaksi
dibawah ini.

C
3
H
5
(OH)
3
3 HNO
3

H
2
SO
4
C
3
H
5
(ONO
2
)
3
3 H2O
Gliserol Nitrogliserin

Perhitungan teoritis yang didasarkan atas persamaan reaksi di atas menunjukkan
bahwa bila 100 g gliserin ditambahkan pada 205,5 9 HNO3 akan menghasilkan 246,5 9
nitrogliserin. Pada saat yang sarna juga akan terbentuk 58,7 g air. Pada prakteknya, hasil ini
tidak pernah diperoleh, karena nitrasi gliserin, seperti halnya pada reaksi esteriIikasi lainnya,
merupakan reaksi "reversible", artinya nitrogliserin yang terbentuk dapat terhidrolisis
kembali menjadi gliserin.
Untuk menggeser kesetimbangan ke arah kanan diperlukan asam nitrat berlebih.
Semakin tinggi konsentrasi asam, semakin besar derajat nitrasi dan semakin tinggi
nitrogliserin yang dihasilkan. Akan tetapi kelebihan asam nitrat tidak boleh terlalu besar,
karena gliserin hanya sedikit larut dalam asam yang digunakan dan hal ini menyebabkan
berkurangnya produk yang dihasilkan.
Bila 10 g gliserin dicampur dengan 100 g asam nitrat 99 pada tenperatur di bawah
suhu kamar, kemudian diencerkan dengan 300 cc air , akan dihasilkan 20,72 g nitrogliserin
yang mengandung sebagian kecil nitrogliserin. Hal ini berkisar sekitar 84 dari hasil teoritis.
Kandungan nitrogliserin akan semakin tinggi, yaitu 3 kali kandungan nitrogliserin, bila 10
gliserin dicampur dengan 50 9 asam nitrat 99. Hal ini jelas tidak ekonomis, karena
disamping hasilnya yang rendah juga sangat sulit untuk memperoleh asam nitrat 99.
Pada saat ini, asam yang umum digunakan sebagai nitrating agent adalah campuran
asam nitrat dan asam sulIat dengan perbandingan sebagai berikut:
40-50 HNO3
50-60 H2SO4
10


Perbandingan asam/gliserin harus dijaga sedemikian rupa sehingga jumlah asam berlebih
(kira-kira 20) dari asam yang seharusnya dibutuhkan menurut perhitungan teoritis.
Umumnya perbandingan berat antara 3m/gliserin adalah 5,5-6,5. Asam yang tersisa setelah
reaksi tidak boleh digunakan lagi sebagai nitrating agent atau disimpan. Hal ini karena besar
kemungkinan nitrogliserin masih terdapat dalam asam tersebut dan dapat menyebabkan
bahaya ledakan.
Cara pengadukan adalah satu Iaktor utama yang harus diperhatikan, selain tentu saja
pengadukan yang kurang baik akan menghasilkan hasil yang rendah. Yang harus diperhatikan
dalam pengadukan adalah semua bagian harus teraduk, tidak boleh ada bagian dalam reaktor
yang tidak teraduk, yang menyebabkan terakumulasikannya panas yang tidak terkontrol dan
bisa menimbulkan resiko ledakan.
Selain bahan peledak, nitrogliserin juga digunakan sebagai obat untuk meredakan rasa
sakit dan mengurangi Irekuensi serangan agiria pektoris. Tablet nitrogliserin biasa larut di
bawah lidah dalam 20 detik dan meredakan sakit dalam 3 menit.

acam-acam Proses
Dasar pembuatan nitrogliserin adalah proses nitrasi dengan bahan baku gliserin dan
asam nitrat dengan katalisator asam sulIat. Untuk menyempurnakan reaksi, salah satu reaktan
diberikan berlebih. Ada beberapa macam proses pembuatan nitrogliserin, diantaranya:
. cbmid-eissner Continous Process
Prosesnya meliputi nitrasi, pemisahan, dan pemurnian nitrogen secara netralisasi dan
pencucian. Nitratornya berbetuk tangki berpengaduk, dilengkapi pipa-pipa pendingin
vertikal. Sebagai medium pendingin dipakai brine yang masuk pada suhu 5oC. Asam
campuran masuk dari bagian bawah nitrator dan gliserin masuk dari bagian atas sedangkan
hasilnya keluar secara overIlow ke separator.
Pemisahan nitrogliserin dan sisa asam berdasarkan pembentukan dua lapisan dan
perbedaan densitas. Sisa asam yang densitasnya lebih kecil berada pada lapisan atas dan
11

nitrogliserin pada lapisan bawah. Sisa asam yang keluar dari separator akan direcovery,
sedangkan nitrogliserin dicuci dalam menara atau kolom pencuci yang berisi baIIle. Di dalam
kolom pencuci, campuran dibuat emulsi dengan memakai air yang dingin dan
menginjeksikan udara bertekanan. Emulsi mengalir dari atas kolom ke intermediate separator,
kemudian dialirkan ke dasar kolom pencuci II. Dengan menggunakan udara bertekanan,
cairan dibuat emulsi dengan air panas yang mengandung natrium karbonat ammonia. Emulsi
mengalir dari puncak menara II menuju separator II, Kemudian cairan dialirkan ke menara III
dan separator III sampai stability yang telah diinginkan telah tercapai.

.Biazzi Continous Process
Perlengkapan terdiri dari nitrator, separator, dan pencuci berpengaduk. Sebagian unit
alatnya terbuat dari stainless steel, untuk mencegah penimbunan nitrogliserin. Prosesnya
meliputi nitrasi, pemisahan, dan pemurnian nitroglisern dengan cara pencucian. Nitratornya
berupa vessel berbentuk silinder kecil yang terbuat dari steinless steel, yang dilengkapi
pendingin dengan menggunakan jaket dimana brine pada 5oC disirkulasikan selama nitrasi
untuk menjaga reaksi pada suhu 10-20oC. Sisa asam yang keluar dari separator I dikeluarkan,
sedang nitrogliserin mengalir secara kontinyu menuju tangki pencuci I kemudian dinetralkan
dengan larutan natrium karbonat 2. Di dalam tangki pencuci nitrogliserin dibuat emulsi
12

dengan air, lalu dialirkan ke separator II untuk dipisahkan dari sisa asam yang masih ada dan
selanjutnya disimpan dalam tangki penyimpan. (Kirk, #.E. & Othmer, D.F., 1965)
Dari beberapa proses pembuatan nitrogliserin, dipilih proses Biazzi secara kontinyu
berdasarkan:
O Proses Biazzi lebih eIIisien dibandingkan dengan proses yang lain (untuk kapasitas
yang sama, ukuran alat lebih kecil)
O Dibandingkan dengan proses Schmid-eissner, proses Biazzi lebih sederhana,
terutama pada unit pencucian dan unit pemisahan.
O Proses Biazzi merupakan proses terbaru.

ptimasi ondisi perasi Proses Produksi Nitrogliserin
Salah satu cara yaitu melakukan penelitian rekayasa bahan peledak/propelan
nitrogliserin dengan bahan baku gliserin dan asam nitrat menggunakan katalis asam sulIat.
Penelitian ini bertujuan mempelajari proses pembentukan nitrogliserin dari gliserin dan asam
campuran, agar diperoleh kondisi operasi proses yang optimum serta reaksi berjalan aman.
Langkah-langkah proses meliputi persiapan bahan, nitriIikasi, separasi, puriIikasi,
stabilization dan storages system. Telah dilakukan proses penelitian pembentukan
13

nitrogliserin dengan perbandingan mol asam campuran HNO
3
: H
2
SO
4
3 : 5,4-6,2 serta
perbandingan gliserin dan asam nitrat 1 : 3-3,5 mol, proses nitriIikasi menggunakan suatu
reaktor batch pada temperatur 5-25
o
C, tekanan 1 atm, waktu reaksi 10-60 menit, selanjutnya
dilakukan proses pemisahan produk dan proses stabilisasi sehingga menghasilkan produk
berupa nitrogliserin. Untuk membuktikan produk hasil nitrogliserin dilakukan uji calorimeter,
uji bakar, uji pukul, uji densitas dan uji viskositas. Dari hasil penelitian diperoleh suhu
operasi yang optimum pada kisaran 10 s/d 15
o
C, dengan menghasilkan konversi tertinggi
dibandingkan dengan suhu operasi yang lain pada berbagai variasi waktu, perbandingan
reaktan dan perbandingan katalis. Berdasarkan hasil penelitian variasi waktu tidak begitu
mempengaruhi terhadap konversi reaksi, dimana konversi yang dihasilkan tidak jauh berbeda
dengan waktu yang lebih lama. Dari variasi perbandingan mol reaksi diperoleh hasil yang
optimum pada perbandingan mol antara gliserin dan asam nitrat (1 : 3,5), sedangkan untuk
perbandingan katalis diperoleh hasil yang optimum pada perbandingan mol antara gliserin,
asam nitrat dan asam sulIat (1 : 3 : 6,2) pada suhu operasi 10 s/d 15
o
C.

egunaan Produk
Nitrogliserin merupakan salah satu bahan kimia yang bisa digunakan sebagai obat-
obatan maupun dipakai sebagai bahan peledak. Sebagai bahan obat misalnya, nitrogliserin
digunakan sebagai obat untuk meredakan rasa sakit dan mengurangi Irekuensi serangan
angina pektoris. Sedangkan jika digunakan sebagai bahan peledak, nitrogliserin termasuk
bahan peledak tingkat tinggi (high explosive) yang biasa dipakai sebagai bahan peledak di
dalam dinamit dan propelan jenis double base dan triple base.
Nitrogliserin ebagai bat


A nitroglycerine pill.

A trans-dermal nitroglycerine patch.

14

- Nama & Struktur Kimia :

Nitroglycerin . C
3
H
5
N
3
O
9

- SiIat Fisikokimia :

Nitrogliserin berbentuk gas yang mudah meledak dan mudah
terbakar, berwarna putih atau kuning pucat. Nitrogliserin
yang tidak diencerkan sukar larut dalam air; larut dalam
metanol,etanol, karbon disulIida, aseton, etil eter, etil asetat,
asam asetat glasial, benzena, toluena, nitrobenzena, Ienol,
kloroIorm dan metilena klorida
- Keterangan :

Nitrogliserin berbentuk gas yang mudah meledak dan mudah
terbakar, berwarna putih atau kuning pucat. Nitrogliserin
yang tidak diencerkan sukar larut dalam air; larut dalam
metanol,etanol, karbon disulIida, aseton, etil eter, etil asetat,



Nama Dagang
nlLroclne
Clyceryl 1rlnlLraLe u8L

Dos|s
Untuk mengendalikan tekanan darah selama anestesi; pemberian IV
untuk pengobatan gagal jantung akut atau edema paru, angina
pektoris akut atau angina tidak stabil, inIark miokard akut, hipertensi
paru akut; pengobatan hipertensi berat, hipertensi postoperasi,
hipertensi perioperative (mis.selama pembedahan jantung), atau
13

emergensi hipertensi: dosis intravenous:
Dewasa: Awal, 5 mcg/menit inIus IV.,tingkatkan sebanyak 5
mcg/menit IV setiap 3-5 menit sampai 20 mcg/menit sampai didapat
respon klinis; jika tidak ada respon pada 20 mcg/menit,tingkatkan
dosis sebesar 10 mcg/menit setiap 3-5 menit sampai 200 mcg/menit.
Usila: Pemberian dosis awal serendah mungkin dan tingkatkan
hingga eIek klinik tercapai. Usila lebih sensitiI terhadap eIek
hipotensi dan bradikardi dari nitrogliserin.
Anak-anak: Awal, 0.25-0.5 mcg/kg/menit melalui inIus IV, titrasi 1
mcg/kg/ menit pada interval 20-60 menit untuk mendapat eIek yang
diinginkan. Dosis umum adalah 1-3 mcg/kg/menit, maksimum 5
mcg/kg/menit.
ndikasi :
engobaLan anglna pekLorls benLuk ln[eksl lv dlgunakan unLuk gagal
[anLung kongesLlf (LeruLama blla dlsebabkan lnfark mlokard akuL)
hlperLensl pulmoner emergensl hlperLensl selama operasl (LeruLama
selama pembedahan [anLung)

ontra|nd|kas|
HipersensitiI terhadap nitrat organik; hipersensitiI terhadap
isosorbide, nitrogliserin, atau komponen lain dalam sediaan,
penggunaan bersama penghambat phosphodiesterase-5 (PDE-5)
seperti sildenaIil, tadalaIil, atau vardenaIil; angle-closure glaucoma
(terjadi peningkatan tekanan intraokuler); trauma kepala atau
perdarahan serebral (meningkatkan tekanan intrakranial); anemia
berat.
Kontraindikasi IV: Hipotensi; hipovolemia yang tidak terkoreksi;
gangguan sirkulasi serebral; constrictive pericarditis; perikardial
tamponade karena obat mengurangi aliran darah balik, mengurangi
preload dan mengurangi output jantung sehingga memperparah
kondisi ini.
Nitrogliserin jangan diberikan pada pasien hipovolemia yang tidak
terkoreksi (atau dehidrasi) karena risiko menginduksi
hipotensi,gangguan sirkulasi serebral, perikarditis konstriktiI,
1

pericardial tamponade.
Nitrogliserin harus digunakan hati-hati pada pasien hipotensi atau
hipotensi ortostatik karena obat ini dapat memperparah hipotensi,
menyebabkan bradikardi paradoksikal, atau memperberat angina.
Terapi nitrat dapat memperberat angina karena kardiomiopati
hipertropik.
Penggunaan nitrogliserin pada awal inIark miokar akut perlu
pemantauan hemodinamika dan status klinis.
Nitrogliserin harus digunakan hati-hati setelah inIark miokardiak
karena hipotensi dan takikardia dapat memperparah iskemia.




k Samp|ng
O kardlovaskuler PlpoLensl hlpoLensl posLural pallor kolaps
kardlovaskuler Laklkardl syok kemerahan edema perlfer
O SS saklL kepala (pallng serlng) puslng (karena perubahan Lekanan
darah) Lldak blsa Lldur
O CasLrolnLesLlnal Mual munLah dlare
O CenlLourlnarl lnkonLlnensla urln
O PemaLologl MeLhemogloblnemla ([arang blla overdosls)
O neuromuskuler skeleL Lemah/leLlh
O MaLa andangan kabur lnslden hlpoLensl dan efek yang Lldak
dlharapkan akan menlngkaL blla dlgunakan bersama slldenafll
(vlagra)


ntraks|
Dngan Cbat La|n
emberlan bersama alkalold ergoL poLenslal menyebabkan vasospasme
koroner dan dapaL memperberaL anglna Alkalold ergoL konLralndlkasl
pada paslen hlperLensl anglna aLau penyaklL arLerl koroner yang mendapaL
Lerapl nlLrogllserln enggunaan bersama obaLobaL slmpaLomlmeLlk
(dapaL menlngkaLkan nadl dan Lekanan darah) seperLl eplnefrln
noreplnefrln fenllefrln efedra aLau efedrln berslfaL anLagonls efek
anLlanglna darl nlLraL Lfek vasodllaLasl nlLraL dapaL menghambaL efek
adrenerglk alfa darl eplnefrln sehlngga memperberaL Laklkardl dan
1

hlpoLensl beraL nlLrlL dan nlLraL merupakan anLagonls aseLllkolln dan
hlsLamln Sehlngga nlLrogllserln dapaL mengurangl efek obaL lnl (mls
aseLllkolln noreplnefrln dan hlsLamln dlhldroklorld) blla dlgunakan
bersama
Dengan Makanan :

mekanisme kerja
8eker[a dengan relaksasl oLoL polos menghasllkan efek vasodllaLor pada
vena perlfer dan arLerl dengan efek pallng penLlng pada vena
Menurunkan kebuLuhan okslgen [anLung dengan mengurangl preload
(venLrlkel klrlLekanan dlasLollk) serLa mengurangl afLerload dllaLasl arLerl
koroner dan memperbalkl allran kolaLeral pada daerah lskemlk
ntuk Sd|aan

ln[eksl

aramtr Mon|tor|ng
Untuk mengendalikan tekanan darah selama anestesi; pemberian IV
untuk pengobatan gagal jantung akut atau edema paru, angina
pektoris akut atau angina tidak stabil, inIark miokard akut, hipertensi
paru akut; pengobatan hipertensi berat, hipertensi postoperasi,
hipertensi perioperative (mis.selama pembedahan jantung), atau
emergensi hipertensi: dosis intravenous:
Dewasa: Awal, 5 mcg/menit inIus IV.,tingkatkan sebanyak 5
mcg/menit IV setiap 3-5 menit sampai 20 mcg/menit sampai didapat
respon klinis; jika tidak ada respon pada 20 mcg/menit,tingkatkan
dosis sebesar 10 mcg/menit setiap 3-5 menit sampai 200 mcg/menit.
Usila: Pemberian dosis awal serendah mungkin dan tingkatkan
hingga eIek klinik tercapai. Usila lebih sensitiI terhadap eIek
hipotensi dan bradikardi dari nitrogliserin.
Anak-anak: Awal, 0.25-0.5 mcg/kg/menit melalui inIus IV, titrasi 1
mcg/kg/ menit pada interval 20-60 menit untuk mendapat eIek yang
diinginkan. Dosis umum adalah 1-3 mcg/kg/menit, maksimum 5
mcg/kg/menit

Anda mungkin juga menyukai