Anda di halaman 1dari 19

Materi Hakikat Manusia Sebagai Mahluk Individu dan

Mahluk Sosial
Oleh Fauziah Abubakar Chaniago
HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL
PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Manusia, mahluk dan individu secara etimologi diartikan sebagai berikut:
1. Manusia berarti mahluk yang berakal budi dan mampu menguasai mahluk lain.
2. Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
3. Individu mengandung arti orang seorang, pribadi, organisme yang hidupnya berdiri
sendiri. Secara Iisiologis ia bersiIat bebas, tidak mempunyai hubungan organik
dengan sesama.
Kata manusia berasal dari kata 2anu (Sansekerta) atau 2ens (Latin) yang berarti berpikir,
berakal budi, atau ho2o (Latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal dari bahasa
Latin, yaitu individu2, yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu
kesatuan yang terkecil dan terbatas.
Secara kodrati, manusia merupakan mahluk 2onodualis. Artinya selain sebagai mahluk
individu, manusia berperan juga sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia
merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa)
yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri
sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa
akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat
individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang
membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal
pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah
ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.
BEBERAPA TEORI PENDEKATAN PEMAHAMAN TENTANG MANUSIA
Secara teoritis, pemahaman tentang manusia dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan,
antara lain:
1. Pendekatan Materialis2e Antropologi. Menjelaskan bahwa pada hakikatnya
manusia adalah materi, manusia adalah jasad yang tersusun dari bahan-bahan material
dari dunia organik.
2. Pendekatan Materialis2e Biologi. Menjelaskan bahwa manusia merupakan badan
yang hidup atau organisme yang mempersatukan segala pembawaan dan kegiatan
kehidupan badan di dalam dirinya. Struktur kehidupan manusia yang memiliki
kewaspadaan indrawi berlaku juga bagi hewan. Dalam kenyataan, manusia memang
merupakan bagian dari kehidupan organik yang dapat ditelusuri dari bentuk sub
human (evolusi).
3. Pendekatan Idealis2e Antropologi. Menjelaskan bahwa manusia adalah mahluk
yang memiliki unsur spiritual intelektual yang secara intrinsik tidak bergantung pada
materi. Manusia tidak dapat dijelaskan dengan satu prinsip saja, sebab di dalam diri
manusia bergabung berbagai prinsip yang menyusun suatu pemahaman tentang
dirinya secara utuh dan lengkap.
ASPEK KEGIATAN MANUSIA
Prof. Dr. N. Drijarkara berpendapat, bahwa pada hakikatnya manusia sebagai individu
mempunyai empat aspek kegiatan dalam penggabungan alam jasmani kepada manusia.
Aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aspek Ekono2i. Manusia dengan menurunkan tangannya ke alam jasmani dapat
merubah barang-barang sehingga berguna untuk kehidupan umat.
2. Aspek Kultural. Manusia dengan maniIestasinya mendirikan monumen, kuil, candi,
menciptakan kesusasteraan, musik, kesenian, dan sebagainya.
3. Aspek Peradaban. Dimaksudkan sebagai keadaan dan peradaban pada diri manusia
dalam tingkah lakunya, seperti cara bergaul, adat istiadat, pakaian yang wajar, dan
sebagainya. Bentuk peradaban manausia di luar tingkah lakunya tercermin pada
gedung dan bangunan yang dimasukkan unsur keindahan, peralatan yang sempurna,
barang konsumsi yang menyenangkan
4. Aspek Teknik. Manusia dengan kegiatannya mengaktiIasi alam jasmani menurut
hukum-hukumnya sehingga menimbulkan eIisiensi. Permulaan teknik adalah dari
badan manusia, semua penggunaan badan mengandung unsur-unsur teknik dalam
kehidupan manusia. Jadi tidak terbatas dalam lapangan memenuhi kebutuhan untuk
mempertahankan atau memperpanjang kehidupan saja, melainkan termasuk bidang
kesenian, permainan, bahasa, mengatur negara, dan sebagainya.
Di samping itu perlu disadari pula secara sungguh-sungguh bahwa setiap manusia itu pada
hakikatnya tidak mungkin terlepas dari hidup intern pribadi dan kehidupan ekstern
antarpribadi. Hidup intern pribadi tersebut merupakan cerminan bahwa manusia itu sebagai
mahluk individu dan sekaligus sebagai mahluk Tuhan, sedangkan kehidupan ekstern
antarpribadi merupakan cerminan bahwa manusia itu sebagai mahluk sosial. Hidup intern
pribadi artinya bahwa manusia sebagai mahluk sosial itu lebih menitikberatkan kepada hal-
hal yang bersiIat interaktiI antarsesama manusia dari pada individualistis.
KEISTIMEWAAN MANUSIA
Kelahiran manusia di dunia bukan merupakan kehendak manusia, bukan kehendak kedua
orang tuanya, bukan pula kehendak dari alam. Melainkan kehendak Tuhan Yang Maha
Kuasa. Maka dari itu, sebagai konsekuensinya manusia mempunyai kewajiban berbakti serta
mengabdi dengan beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Pada prinsipnya, setiap manusia di samping terdiri dari unsur-unsur jasmani (raga) dan rohani
(jiwa) yang lebih sempurna, juga dikaruniai keistimewaan-keistimewaan seperti:
1. Daya jiwa yang disebut cipta, rasa, dan karsa. Dengan daya ciptanya yang bersiIat
kreatiI, setiap manusia dapat menciptakan sesuatu yang bermanIaat, dengan dorongan
rasa dalam dirinya, manusia dapat mencari dan menikmati sesuatu yang indah. Oleh
sebab itu dengan daya ciptanya manusia mampu membentuk berbagai macam
maniIestasi rasa dan seni, dan dengan karsanya (suatu kehendak kodrat untuk
mengabdikan diri pada kekuasaan tertinggi) pula manusia dapat menjadi produktiI.
2. Hak-hak asasi kodrati. Karena manusia memiliki hak asasi kodrati dapat melakukan
sesuatu yang sesuai dengan daya cipta, rasa dan karsanya sendiri.
3. Harkat, 2artabat, dan derajat yang tinggi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga: harkat adalah kemuliaan, taraI, mutu, nilai atau harga;
2artabat adalah tingkat harkat kemanusiaan atau harga diri; derajat adalah
tingkatan martabat atau pangkat. Dengan harkat atau martabat (derajat), manusia
dapat memposisikan dirinya di atas mahluk-mahluk lain.
4. Keinginan ber2asyarakat dan dilengkapi segala potensi su2ber kekayaan ala2.
Melalui keinginannya, setiap manusia dapat berinteraksi dengan warga masyarakat
lainnya. Oleh karena itu, setiap manusia memanIaatkan segala potensi kekayaan alam
yang disediakan oleh Tuhan.
Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda. Setiap orang dilahirkan ke dunia ini
dengan siIat yang berbeda dengan manusia lain. Setiap pribadi memiliki perbedaan sehingga
selalu dapat dibedakan dengan yang lain. Orang yang dilahirkan secara kembar pun pasti
memiliki perbedaan.
Manusia dikaruniai hak dasar yang melekat dalam dirinya, yaitu hak asasi manusia. Hak asasi
merupakan hak kodrat sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa pada setiap individu tanpa
memandang perbedaan yang ada. Hak ini tidak dapat dikurangi atau diminta orang lain sebab
jika demikian akan hilang siIat kemanusiaannya, contohnya hak hidup, hak beragama, dan
hak milik.
Manusia secara individu adalah bebas. Ia dapat menentukan sendiri apa yang dapat dilakukan
dan apa yang tidak dapat dilakukan. Ia dapat mengambil sikap untuk menyesuaikan dengan
lingkungan sekitarnya atau pun ia bertindak melawan lingkungannya. Manusia adalah bebas
sejauh ia sendiri dapat mengembangkan pikiran tentang tujuan dan sarana untuk mencapai
tujuan itu. Ia bebas memutuskan sendiri tindakannya dan pilihan yang ia ambil. Ia juga
bertanggung jawab sendiri atas segala sikap dan perbuatannya.
Individu artinya perseorangan atau pribadi yang terpisah dari orang lain. Pandangan yang
mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada dasarnya adalah individu yang bebas dan
merdeka adalah paha2 individualis2e.
Paham ini menekankan pada kekhususan, martabat, hak dan kebebasan orang perorang.
Manusia sebagai individu yang bebas dan merdeka tidak terikat apapun dengan masyarakat
atau negara. Manusia bisa berkembang dan sejahtera hidupnya apabila secara bebas dapat
bekerja dan berbuat apa saja untuk memperbaiki dirinya sendiri. Paham individualisme ini
tumbuh di dunia Barat dan dikembangkan oleh beberapa IilsuI, di antaranya 1ean 1acques
Rousseau.
Dasar semangat individualisme adalah manusia itu lahir secara bebas dan merdeka. Ia boleh
berbuat apa saja asal jangan mengganggu keamanan orang lain. Semangat individualisme
menimbulkan revolusi besar, yaitu Revolusi Perancis 1789 yang bersemboyan liberte,
egalite, fraternite (kebebasan, persamaan, persaudaraan). Dasar Revolusi Perancis ini
menjadi sumber bagi demokrasi Barat. Jadi demokrasi Barat berdasarkan paham
individualisme.
Di bidang politik, individualisme melahirkan ideologi liberal, yang sangat menekankan
pentingnya kedudukan individu dan menghargai peranan masing-masing individu. Negara
yang terbentuk harus dapat melindungi individu dari berbagai ancaman dan tekanan. Jadi
individualisme berkaitan erat dengan liberalis2e. Pandangan hidup individualisme lah yang
melahirkan ideologi liberal. Keduanya sama-sama berpandangan akan pentingnya kedudukan
manusia sebagai mahluk individu.
Di bidang ekonomi, individualisme melahirkan kapitalis2e, yaitu sistem perekonomian
individualis yang diusahakan oleh pihak swasta atau perseorangan. Tujuannya adalah
mencari keuntungan yang setinggi-tingginya sehingga dapat mensejahterakan individu yang
bersangkutan. Untuk berjalannya sistem ini, diadakan persaingan bebas antarindividu. Negara
atau masyarakat tidak boleh turut campur, tetapi hanya menjaga agar tidak terjadi gangguan
keamanan dan ketertiban di masyarakat. Sistem ekonomi yang muncul adalah sistem
ekonomi pasar bebas.
KONSEKUENSI MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Dalam keadaan status manusia sebagai mahluk individu, segala sesuatu yang menyangkut
pribadinya sangat ditentukan oleh dirinya sendiri, sedangkan orang lain lebih banyak
berIungsi sebagai pendukung. Kesuksesan seseorang misalnya sangat tergantung kepada niat,
semangat, dan usahanya yang disertai dengan doa kepada Tuhan secara pribadi. Demikian
juga mengenai baik atau buruknya seseorang di hadapan Tuhan dan dihadapan sesama
manusia, itu semua sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku manusia itu sendiri. Jika iman
dan takwanya mantap maka dihadapan Tuhan menjadi baik, tetapi jika sebaliknya, maka
dihadapan Tuhan menjadi jelek. Jika sikap dan perilaku individunya baik terhadap orang lain,
tentu orang lain akan baik pula terhadap orang tersebut.
Konsekuensi (akibat) lainnya, masing-masing individu juga harus mempertanggung
jawabkan segala perilakunya secara moral kepada dirinya sendiri dan kepada Tuhan. Jika
perilaku individu itu baik dan benar maka akan dinikmati akibatnya, tetapi jika sebaliknya,
akan diderita akibatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai
individu yang sudah dewasa memiliki konsekuensi tertentu, antara lain:
1. Merawat diri bersih, rapi, sehat dan kuat
2. Hidup mandiri
3. Berkepribadian baik dan luhur
4. Mempertanggungjawabkan perbuatannya
Supaya konsekuensi tersebut di atas dapat direalisasikan dalam suatu kenyataan, maka
masing-masing individu harus senantiasa:
1. Selalu bersih, rapi, sehat, dan kuat
2. Berhati nurani yang bersih
3. Memiliki semangat hidup yang tinggi
4. Memiliki prinsip hidup yang tangguh
5. Memiliki cita-cita yang tinggi
6. KreatiI dan gesit dalam memanIaatkan potensi alam
7. Berjiwa besar dan penuh optimis
8. Mengembangkan rasa perikemanusiaan
9. Selalu berniat baik dalam hati
10.Menghindari sikap statis, pesimis, pasiI, maupun egois
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL
Plato mengatakan, mahluk hidup yang disebut manusia merupakan mahluk sosial dan
mahluk yang senang bergaul/berkawan (ani2al society hewan yang bernaluri untuk hidup
bersama). Status mahluk sosial selalu melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa bertahan
hidup secara utuh hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir sampai
meninggal dunia, manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lain.
Ciri utama mahluk sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal
budi dalam suatu sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya
tersebut meliputi IilsaIat yang terdiri atas pandangan hidup, politik, teknologi, komunikasi,
ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
Menurut Aristoteles (384 322 SM), manusia adalah mahluk yang pada dasarnya selalu
ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya (zoon politicon yang artinya
mahluk yang selalu hidup bermasyarakat). Pada diri manusia sejak dilahirkan sudah memiliki
hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhubungan atau hidup di tengah-tengah manusia
lainnya. Naluri manusia untuk hidup bersama dengan manusia lainnya disebut
gregoriousness.
Manusia berperan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang dapat dibedakan melalui
hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia merupakan
bagian dari masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan masyarakatnya terjalin
dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap
individu diakui secara penuh dalam mencapai kebahagiaan bersama.
Masyarakat merupakan wadah bagi para individu untuk mengadakan interaksi sosial dan
interelasi sosial. Interaksi merupakan aktivitas timbal balik antarindividu dalam suatu
pergaulan hidup bersama. Interaksi dimaksud, berproses sesuai dengan perkembangan jiwa
dan Iisik manusia masing-masing serta sesuai dengan masanya. Pada masa bayi, mereka
berinteraksi dengan keluarganya melalui berbagai kasih sayang. Ketika sudah bisa berbicara
dan berjalan, interaksi mereka meningkat lebih luas lagi dengan teman-teman sebayanya
melalui berbagai permainan anak-anak atau aktivitas lainnya. Proses interaksi mereka terus
berlanjut sesuai dengan lingkungan dan tingkat usianya, dari mulai interaksi non Iormal
seperti berteman dan bermasyarakat sampai interaksi Iormal seperti berorganisasi, dan lain-
lain.
Ada beberapa Iaktor yang mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat, yaitu:
1. Faktor alamiah atau kodrat Tuhan
2. Faktor saling memenuhi kebutuhan
3. Faktor saling ketergantungan
Keberadaan semua Iaktor tersebut dapat diterima oleh akal sehat setiap manusia, sehingga
manusia itu benar-benar bermasyarakat, sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Khaldun
bahwa hidup bermasyarakat itu bukan hanya sekadar kodrat Tuhan melainkan juga
merupakan suatu kebutuhan bagi jenis manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Jika tingkah laku timbal balik (interaksi sosial) itu berlangsung berulang kali dan terus
menerus, maka interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi sosial. Interelasi sosial
dalam masyarakat akan tampak dalam bentuk sense of belonging yaitu suatu perasaan hidup
bersama, sepergaulan, dan selingkungan yang dilandasi oleh rasa kemanusiaan yang beradab,
kekeluargaan yang harmonis dan kebersatuan yang mantap.
Dengan demikian tidak setiap kumpulan individu merupakan masyarakat. Dalam kehidupan
sosial terjadi bermacam-macam hubungan atau kerjasama, antara lain hubungan antarstatus,
persahabatan, kepentingan, dan hubungan kekeluargaan. Sebagai mahluk sosial, manusia
dikaruniai oleh Sang Pencipta antara lain siIat rukun sesama manusia.
ASPEK YANG MENDORONG MANUSIA KE ARAH KER1ASAMA DENGAN
SESAMANYA
Beberapa aspek yang mendorong manusia ke arah kerjasama dengan sesama adalah sebagai
berikut:
1. Aspek Biologis. Manusia ingin tetap hidup dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya yang hanya bisa dicapai secara kerjasama dengan sesama.
2. Aspek Psikologis. Kesediaan bekerjasama untuk menghilangkan rasa kejemuan dan
mempertahankan harga diri sebagai anggota pergaulan hidup bersama manusia.
3. Aspek Ekono2is. Kesediaan manusia untuk bekerja sama supaya dapat memenuhi,
mencukupi, dan memuaskan segala macam kebutuhan.
4. Aspek Kultural. Manusia sadar bahwa segala usahanya untuk menciptakan sesuatu
hanya bisa dihasilkan tidak secara sendirian.
TINGKATAN KEBUTUHAN MANUSIA
Prof. Dr. Soerjono Soekanto, SH. MA., berpendapat, bahwa kebutuhan manusia itu secara
garis besar terdiri dari kebutuhan akan:
1. Sandang, pangan, dan papan
2. Keselamatan jiwa dan harta
3. Harga diri
4. Mengembangkan potensi diri
5. Kasih sayang
Abraha2 Maslow berpendapat, bahwa kebutuhan hidup manusia itu terdiri dari 7 macam
kebutuhan, yaitu:
1. Kebutuhan Iisik, seperti makan, minum, istirahat, tidur, dan lain-lain.
2. Kebutuhan rasa aman, seperti terhindar dari bahaya, ketakutan, dan lain-lain.
3. Kebutuhan diterima dan kasih sayang, yang berakar dalam ikatan keluarga, kelompok,
persahabatan, teman sebaya, dan lain-lain.
4. Kebutuhan untuk dihargai, seperti karena sukses, cakap mengerjakan sesuatu,
berkemampuan, dan lain-lain.
5. Kebutuhan perwujudan diri, seperti meningkatkan potensi, bakat, kemampuan
bekerja, dan lain-lain.
6. Kebutuhan untuk mengungkapkan rasa ingin tahu atau memperluas wawasan tentang
apa saja yang ada di permukaan bumi.
7. Kebutuhan untuk mengungkapkan rasa seni dan keindahan.
Peddington berpendapat, bahwa kebutuhan manusia itu terdiri dari:
1. Kebutuhan Uta2a (Pri2er) yang bersumber dari aspek biologis (organisme tubuh)
manusia, yaitu kebutuhan:
- makan, minum, oksigen, air, dll
- buang air besar, buang air kecil, berkeringat, dll
- perlindungan dari iklim, cuaca, suhu, dll
- beristirahat atau tidur
- pelepasan dorongan seksual dan reproduksi
- kesehatan yang baik
2. Kebutuhan Sosial (Sekunder) yang bersumber dari aspek adanya keterlibatan orang atau
kelompok lain, yaitu kebutuhan:
- berkomunikasi dengan sesama
- kegiatan bersama
- kepuasan akan benda material
- sistem pendidikan
- keteraturan dan kontrol sosial
3. Kebutuhan Integratif yang bersumber dari aspek pikiran dan moral yang berIungsi
mengintegrasikan (menyatukan) berbagai kebutuhan dan kebudayaan, yaitu kebutuhan:
- adanya perasaan benar salah, adil tidak adil, dll
- mengungkapkan perasaan dan sentimen kolektiI
- perasaan keyakinan dan keberadaan diri
- ungkapan estetika dan keindahan
- rekreasi atau hiburan
Ideologi politik yang mengembangkan pentingnya aspek sosial kehidupan manusia adalah
sosialis2e. Sosialisme merupakan reaksi atas sistem kapitalisme yang dilahirkan oleh Iaham
individualisme. Adanya persaingan bebas dalam kapitalisme akan menindas orang-orang
yang tidak memiliki modal dan orang-orang miskin. Dalam sistem ekonomi sosialis, setiap
orang memiliki kewajiban memberi kepada masyarakat, dan masyarakat berhak menerima
hasilnya sesuai dengan karyanya. Negara tidak hanya bersiIat pasiI memberi kesempatan
berusaha, tetapi juga aktiI mengusahakan keadilan dan kesejahteraan terutama bagi
masyarakat yang tidak mampu, miskin dan tidak memiliki modal yang cukup.
Sosialisme dalam bentuk ekstrim berkembang ke arah ko2unis2e. Dalam komunisme, hak
milik individu dihapuskan dan diganti menjadi kepemilikan bersama. Komunisme
berpandangan semua orang mendapatkan apa yang sesuai dengan kebutuhannya.
Baik sosialisme maupun komunisme bertujuan sama, yaitu ingin membentuk masyarakat
sosialis. Perbedaan antara sosialisme dan komunisme terletak pada cara yang digunakan
untuk mengubah masyarakat kapitalis menjadi masyarakat sosialis. Paham sosialis
berpendapat bahwa perubahan dapat dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis,
sedangkan komunisme berpendapat bahwa perubahan masyarakat sosialis harus dilakukan
dengan cara revolusi, yaitu menghancurkan sistem kapitalisme. Untuk itu diperlukan
pemerintahan diktator proletariat dalam masa transisi perubahan masyarakat.
KONSEKUENSI MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL
Jika dalam menjalani hidup intern pribadi, setiap manusia sebagai mahluk individu harus
melakukan pertanggungjawabannya kepada Tuhan dan kepada dirinya masing-masing
dengan memperhatikan norma agama dan norma kesusilaan. Maka dalam menjalani
kehidupan ekstern antarpribadi, semua manusia sebagai mahluk sosial harus melakukan
pertanggungjawaban kepada orang lain atau warga masyarakat lainnya.
Pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat itu harus berlandaskan pada norma-
norma kesopanan (kebiasaan) dan norma-norma hukum. Dengan demikian mereka harus
melakukan pertanggungjawaban moral yang berlandaskan norma-norma kesopanan
(kebiasaan), dan pertanggungjawaban hukum yang berlandaskan norma-norma hukum.
1. PERTANGGUNG1AWABAN MORAL
Inti dari status manusia sebagai mahluk sosial terletak pada moralnya, jika manusia itu
bermoral maka harkat dan derajatnya semakin tinggi dalam masyarakat. Tetapi jika manusia
itu tidak bermoral, maka harkat dan derajatnya rendah, bahkan bisa lebih rendah dari pada
hewan manakala terjadi dekadensi moral (kerusakan moral).
Moral dapat diartikan sebagai suatu sikap dan perilaku seseorang yang baik dan benar atau
pantas dalam pergaulan bermasyarakat dan berbangsa. Manusia yang bermoral akan
memperoleh banyak manIaat, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Tetapi apabila
manusia itu tidak bermoral, akan banyak menghadapi berbagai masalah dalam
bermasyarakat.
Walaupun dalam hal tidak bermoralnya seseorang itu pada dasarnya tidak merupakan
masalah yang berkenaan dengan sanksi hukum, tetapi karena manusia itu tidak dapat terlepas
dari masyarakat maka tetap harus ada pertanggungjawaban. Misalnya harus:
- berahlak mulia
- berbicara sopan
- saling bertegur sapa
- tolong menolong dan bekerja sama
- saling menghargai dan menghormati
- mengembangkan solidaritas sosial
- toleransi dalam berbagai hal
- turut aktiI dalam menyelesaikan masalah sosial
2. PERTANGGUNG1AWABAN HUKUM
Perlu diketahui bahwa dalam bermasyarakat itu terdapat hukum atau ajaran agama, hukum
adat masyarakat setempat, dan hukum yang berlaku secara nasional. Oleh karena itu, setiap
warga masyarakat harus mempertanggungjawabkannya secara hukum (yuridis).
1. Menurut Huku2 Aga2a
Setiap agama memiliki hukum (aturan) seperti harus hidup baik dengan sesama, tidak boleh
membunuh, dilarang mencuri, dan larangan berbuat kejahatan lainnya. Dengan demikian,
setiap orang yang beragama harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sebagaimana
diatur dalam hukum agama masing-masing yang berkaitan dengan masyarakat.
1. Menurut Huku2 Adat
Setiap masyarakat hukum adat, masing-masing memiliki aturan-aturan tertentu. Menurut
Prof. Van Vollenhoven, bahwa di Indonesia tidak kurang dari 19 masyarakat hukum adat
seperti hukum adat Minangkabau, hukum perkawinan di Tapanuli Utara, hukum adat
pemilihan kepala desa di Jawa, dan sebagainya. Dengan demikian pertangungjawabannya
berupa tunduk kepada hukum adat setempat sehingga jika terjadi suatu pelanggaran akan
dikenakan sanksi hukum adat tertentu.
1. Menurut Huku2 Negara
Negara membentuk berbagai macam hukum yang mengatur masyarakat luas. Misalnya
hukum pidana tentang larangan mencuri, membunuh, penganiayaan, narkoba, dan
sebagainya. Ketentuan seperti itu harus dipatuhi oleh semua warga masyarakat sebagai wujud
pertanggungjawaban hukum negara, dengan konsekuensinya berupa pengenaan sanksi hukum
tertentu dari pihak negara jika melawan hukum. Dengan demikian jelaslah bahwa setiap
warga masyarakat dalam kesehariannya harus tunduk dan patuh pada nilai-nilai, norma-
norma dan segala hukum yang berlaku sebagai bukti adanya pertanggungjawaban manusia
sebagai mahluk sosial.
KEDUDUKAN MANUSIA MENURUT PANCASILA
Individualisme dan sosialisme memiliki pandangan yang berbeda mengenai siIat manusia.
Individualisme memandang siIat sosial manusia sebagai sesuatu yang sekunder dan
belakangan. Individualisme mengutamakan segi manusia sebagai individu dari pada sosial.
Individualitas menentukan kehidupan sosial manusia.
Sosialisme atau kolektivisme memandang individu sekedar sarana untuk hidup
bermasyarakat secara keseluruhan. Yang diutamakan adalah siIat sosial manusia. Pancasila
memandang bahwa manusia adalah mahluk individu sekaligus mahluk sosial. Hal ini bukan
sekedar menggabungkan dua pandangan (individualisme dan sosialisme) di atas, tetapi secara
hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial.
rans Magnis Suseno menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki
bersiIat sosial dan sebagai individu manusia bermasyarakat. Kedudukan manusia menurut
Pancasila, sebagai berikut:
1. Manusia adalah mahluk monopluralitas (mahluk yang memiliki keanekaragaman
tetapi tetap satu) yang memungkinkan manusia itu dapat melaksanakan sila-sila dalam
Pancasila.
2. Manusia adalah mahluk tertinggi ciptaan Tuhan yang dikaruniai kesadaran dan
kebebasan dalam menentukan pilihannya.
3. Dengan kebebasannya, manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan dapat menentukan
sikap dalam hubungannya dengan penciptanya.
4. Sila I menunjukkan bahwa manusia perlu menyadari akan kedudukannya sebagai
ciptaan Tuhan. Oleh sebab itu, manusia harus mampu menentukan sikap terhadap
hubungannya dengan penciptanya.
5. Manusia adalah otonom dan memiliki harkat dan martabat yang luhur.
6. Sila II menuntut akan kesadaran dan keluhuran harkat dan martabatnya, yaitu dengan
menghargai akan martabat sesama manusia.
7. Sila III berarti manusia Indonesia adalah mahluk sosial yang berada dalam wilayah
Indonesia dan bersama-sama dengan manusia Indonesia lainnya.
8. Manusia Indonesia harus dapat hidup bersama untuk menghargai satu sama lain dan
tetap membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang kukuh.
9. Manusia adalah mahluk dinamis yang melakukan kegiatannya bersama-sama manusia
Indonesia lainnya.
10. Sila IV menuntut manusia Indonesia saling menghargai, memiliki kebutuhan bersama
dalam menjalankan dan mengembangkan kepribadiannya.
11. Sila V menuntut manusia Indonesia untuk saling memiliki kewajiban menghargai orang
lain dalam memanIaatkan sarana yang diperlukan bagi peningkatan taraI hidup yang lebih
baik.

Pengertian bakikat manusia


February 23, 2010 , In: ilmu
Pengertian hakikat 2anusia Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah
diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu
konsekuensi Iungsi dan tugas mereka sebagai khaliIah dimuka bumi ini. Al-Quran
menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam
istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.

Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur
kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-
Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan
berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang
sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan
ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi
telah menjadi pondasi sebuah IilsaIat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal
ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai
mahluk yang sempurna dan paling mulia.
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya,
tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena
adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari
adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia
dari Allah SWT. 'Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di
bumi semuanya.}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). 'Allah telah menundukkan bagi kalian matahari
dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan
siang.}(Q. S. Ibrahim: 33). 'Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat
berlayar di lautan atas kehendak-Nya.}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang
menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan
pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu
sehingga mereka dapat memanIaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai
cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu
kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya
yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan
mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan
sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh dilewati.
Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa
yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersiIat khsusus. Dia berkembang,
bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat
membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya
untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta,
rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai
harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan
sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu juga
telah menciptakan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu
dan memenuhi kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat
dalam dirinya. Oleh karena itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan apa yang sesuai
dengan kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya
saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal kesempurnaan tata cara
untuk memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara untuk memuaskan
kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yang
telah Allah ciptakan untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal dan
pikiran yang telah Allah karuniakan kepadanya.
Dewasa ini manusia, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan
pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya
yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara spermatozoa dengan ovum.
Didalam Al-Qur`an proses penciptaan manusia memang tidak dijelaskan secara rinci, akan
tetapi hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk yang
diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita kaitkan dengan
konsekuensi terhadap manusia yang diberikan suatu kesempurnaan berupa akal dan pikiran
yang tidak pernah di miliki oleh mahluk-mahluk hidup yang lainnya. Manusia sebagai
mahluk yang telah diberikan kesempurnaan haruslah mampu menempatkan dirinya sesuai
dengan hakikat diciptakannya yakni sebagai penjaga atau pengelola bumi yang dalam hal ini
disebut dengan khaliIah. Status manusia sebagai khaliIah , dinyatakan dalam Surat All-
Baqarah ayat 30. Kata khaliIah berasal dari kata khalaIa yakhliIu khilaIatan atau khaliIatan
yang berarti meneruskan, sehingga kata khaliIah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus
ajaran Allah.
Namun kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang
biasanya dihubungkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw
waIat , baik pimpinan yang termasuk khulaIaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-
Abbasiah. Akan tetapi Iungsi dari khaliIah itu sendiri sesuai dengan yang telah diuraikan
diatas sangatlah luas, yakni selain sebagai pemimpin manusia juga berIungsi sebagai penerus
ajaran agama yang telah dilakukan oleh para pendahulunya,selain itu khaliIah juga
merupakan pemelihara ataupun penjaga bumi ini dari kerusakan.
SIAPAKAH MANUSIA
Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal
usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain
yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.
Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan
tingkat evolusinya, yaitu :
Pertama, tingkat pra manusia yang Iosilnya ditemukan di Johanesburg AIrika Selatan pada
tahun 1942 yang dinamakan Iosil Australopithecus.
Kedua, tingkat manusia kera yang Iosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut
pithecanthropus erectus.
Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah
digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan.
Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya
ditemukan di Solo (Homo Soloensis).
Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan otak
dan nalarnya.
Beberapa DeIinisi Manusia :
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural,
manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat
dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas
sebagai sumber utama yg bebas kepadanya dunia alam world oI nature, sejarah dan
masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan
bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan
pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan
3. Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol; Kesadaran
dalam arti bahwa melalui daya reIleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia
eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa
masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan
akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab
dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan
waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya
secara objektiI. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri.
Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi.
4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk
hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari,
manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatiI. Aspek kreatiI tingkah lakunya ini memisahkan dirinya
secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan
manusia memiliki kekuatan ajaib-semu quasi-miracolous yg memberinya kemampuan
untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan
kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk
menikmati apa yg belum diberikan alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas
dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya.
Idealisme adalah Iaktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak
memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan
inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan,
membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai
terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana
suatu motiI yg lebih tinggi daripada motiI manIaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut
ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk
membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri,
dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersiIat istimewa dan mulia. Ia
memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk
memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami.
Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti
kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
Al Qur`an memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia
sebagai basyar tunduk pada takdir Allah, sama dengan makhluk lain. Manusia sebagai insan
dan al-nas bertalian dengan hembusan roh Allah yang memiliki kebebasan dalam memilih
untuk tunduk atau menentang takdir Allah.
Manusia memiliki Iitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat
dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat dikelompokkan pada dua hal, yaitu
potensi Iisik dan potensi ruhaniah.
Potensi Iisik manisia adalah siIat psikologis spiritual manusia sebagai makhluk yang berIikir
diberi ilmu dan memikul amanah.sedangkan potensi ruhaniah adalah akal, gaib, dan naIsu.
Akal dalam penertian bahasa Indonesia berarti pikiran atau rasio. Dalam Al Qur`an akal
diartikan dengan kebijaksanaan, intelegensia, dan pengertian. Dengan demikian di dalam Al
Qur`an akal bukan hanya pada ranah rasio, tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu akal
diartikan dengan hikmah atau bijaksana.
Musa Asyari (1992) menyebutkan arti alqaib dengan dua pengertian, yang pertama
pengertian kasar atau Iisik, yaitu segumpal daging yang berbentuk bulatpanjang, terletak di
dada sebelah kiri, yang sering disebut jantung. Sedangkan arti yang kedua adalah pengertian
yang halus yang bersiIat ketuhanan dan rohaniah, yaitu hakekat manusia yang dapat
menangkap segala pengertian, berpengetahuan, dan ariI.
Akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alam, sedangkan mengingat Tuhan
adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu.
Adapun naIsu adalah suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk mencapai
keinginannya. Dorongan-dorongan ini sering disebut dorongan primitiI, karena siIatnya yang
bebas tanpa mengenal baik dan buruk. Oleh karena itu naIsu sering disebut sebagai dorongan
kehendak bebas.
PERSAMAAN dan PERBEDAAN MANUSIA DENGAN MAHLUK LAIN.
Manusia pada hakekatnya sama saja dengan mahluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat dan
tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan dan
kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan
keunggulan yang dimiliki manusia dibanding dengan mahluk lain.
Manusia sebagai salah satu mahluk yang hidup di muka bumi merupakan mahluk yang
memiliki karakter paling unik. Manusia secara Iisik tidak begitu berbeda dengan binatang,
sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan yang paling utama
antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam kemampuannya melahirkan
kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memlikinya, sedangkan binatang hanya
memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersiIat instinctiI.
Dibanding dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan.kelebihan itu
membedakan manusiadengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk
bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik di darat, di laut, maupun di udara.
Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang
yang bergerak di darat dan di laut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa
meampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atau makhluk lain dijelaskan dalam surat
Al-Isra ayat 70.
Diantara karakteristik manusia adalah :
1. Aspek Kreasi
2. Aspek Ilmu
3. Aspek Kehendak
4. Pengarahan Akhlak
Selain itu Al Ghazaly juga mengemukakan pembuktian dengan kenyataan Iaktual dan
kesederhanaan langsung, yang kelihatannya tidak berbeda dengan argumen-argumen yang
dibuat oleh Ibnu Sina (waIat 1037) untuk tujuan yang sama, melalui pembuktian dengan
kenyataan Iaktual. Al Ghazaly memperlihatkan bahwa; diantara makhluk-makhluk hidup
terdapat perbedaan-perbedaan yang menunjukkan tingkat kemampuan masing-masing.
Keistimewaan makhluk hidup dari benda mati adalah siIat geraknya. Benda mati mempunyai
gerak monoton dan didasari oleh prinsip alam. Sedangkan tumbuhan makhluk hidup yang
paling rendah tingkatannya, selain mempunyai gerak yang monoton, juga mempunyai
kemampuan bergerak secara bervariasi. Prinsip tersebut disebut jiwa vegetatiI. Jenis hewan
mempunyai prinsip yang lebih tinggi dari pada tumbuh-tumbuhan, yang menyebabkan
hewan, selain kemampuan bisa bergerak bervariasi juga mempunyai rasa. Prinsip ini disebut
jiwa sensitiI. Dalam kenyataan manusia juga mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia
selain mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia juga mempunyai semua yang dimiliki
jenis-jenis makhluk tersebut, disamping mampu berpikir dan serta mempunyai pilihan untuk
berbuat dan untuk tidak berbuat. Ini berarti manusia mempunyai prinsip yang memungkinkan
berpikir dan memilih. Prinsip ini disebut an naIs al insaniyyat. Prinsip inilah yang betul-betul
membeda manusia dari segala makhluk lainnya.
TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA
Allah SWT berIirman dalam surat Ad-dzariyat:56 bahwasannya:Allah tidak menciptakan
manusia kecuali untuk mengabdi kepadanyamengabdi dalam bentuk apa?ibadah dengan
menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya seperti tercantum dalam Al-qur`an
????????????? ????? ???????? ???????? ????????? ????
'Sesungguhnya telah ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.
Perintah ataupun tugas yang diberikan oleh Allah kepada manusia dalam beribu-ribu macam
bentuk dimulai dari hal yang paling kecil menuju kepada hal yang paling besar dengan
berdasarkan dan berpegang kepada Al-qur`an dan hadist didalam menjalankannya.Begitupun
sebaliknya dengan larangan-larangannya yang seakan terimajinasi sangat indah dalam pikiran
manusia namun sebenarnya balasan dari itu adalah neraka yang sangat menyeramkan,sangat
disayangkan bagi mereka yang terjerumus kedalamnya.Na`uudzubillaahi min dzalik
Dalam hadist shohih diungkapkan bahwa jalan menuju surga itu sangatlah susah sedangkan
menuju neraka itu sangatlah mudah.Dua itu adalah pilihan bagi setiap manusia dari zaman
dahulu hingga sekarang,semua memilih dan berharap akan mendapatkan surga,namun masih
banyak sekali orang-orang yang mengingkari dengan perintah Allah bahkan mereka lebih
tertarik dan terbuai untuk mendekati,menjalankan larangan-larangannya.Sehingga mereka
bertolak belakang dari Iitrahnya sebagai manusia hamba Allah yang ditugasi untuk
beribadah.Oleh karenanya,mereka tidak akan merasakan hidup bahagia di dunia dan bahagia
di akhirat.
FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA
Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai
pelaku ajaran allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah.
Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah,
seseorang dituntut memulai dari diridan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khaliIah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah,
diantaranya adalah :
1.Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54)
belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu
Al Qur`an.
2.Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39)
ilmu yang diajarkan oleh khaliIatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja, tetapi
juga ilmu Allah.
3.Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan
dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah
dicontohkan oleh Nabi SAW.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia
mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya.
Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat
dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas
pikirannya.
Kuasa memberi juga kuasa mengambil Betapa piciknya kalau kita hanya tertawa senang
sewaktu diberi. Sebaliknya menangis duka dan penasaran Sewaktu Tuhan mengambil sesuatu
dari kita. Yang terpenting adalah menjaga sepak terjang kita Melandasi sepak terjang hidup
kita dengan kebenaran Kejujuran dan keadilan?Cukuplah Yang lain tidak penting lagi.
Suka duka adalah permainan perasaan. Yang digerakan oleh naIsu iba diri Dan
mementingkan diri sendiri. Tuhanlah sutradaranya, Maka manusia manusia adalah pemain
sandiwaranya Yang berperan diatas panggung kehidupan Sutradara yang menentukan
permainannya Dan ingatlah bukan perannya yang penting Melainkan cara manusia yang
memainkan perannya itu.
Walaupun seseorang diberi peran sebagai seorang raja besar, Kalau tidak pandai dan baik
permainannya ia akan tercela. Sebaliknya biarpun sang sutradara memberi peran kecil tak
berarti Peran sebagai seorang pelayan atau rakyat jelata Kalau pemegang peran itu
memainkannya dengan sangat baik Tentu ia akan sangat terpuji dimata Tuhan juga dimata
manusia.
Apalah artinya seorang pembesar Yang dimuliakan rakyat Bila ia lalim rakus dan melakukan
hal hal yang hina. Maka ia akan hanya direndahkan dimata manusia Dan juga dimata Tuhan.
Sebaliknya betapa mengagumkan hati manusia Yang menyenangkan Tuhan Bila seorang
biasa yang bodoh miskin Dan dianggap rendah namun mempunyai sepak terjang Dalam
hidup ini penuh dengan kebajikan Yang melandaskan kelakuannya pada jalan kebenaran.
Maka mereka itulah yang paling mulia dimata Tuhan.
'Wahai orang orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, diatasnya terdapat malaikat malaikat yang
bengis dan sadis yang tidak mengabaikan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka
melakukan apa yang diperintahkan
Itulah Iirman Allah yang diberikan kepada manusia dalam menjalankan peranannya selama
hidup di muka bumi.Peran terhadap diri sendiri dan keluarga.Bukan diawali dari peran untuk
keluarga atau pun negara tapi justru peran itu ditujukan untuk diri sendiri sebelum berperan
untuk orang lain.Peranan seseorang harus dibangun dari dalam diri sendiri secara terus
menerus untuk mendapatkan hasil yang maksimal,ketika sebuah pribadi telah menguasai
peranannya untuk diri sendiri, barulah bisa berperan untuk orang lain,terutama keluarga.Ada
sebuah kata kata dari seorang teman yang pernah berbagi dengan saya tentang masalah
berderma. Dia berkata pada sayakawan untuk kita bisa memberikan sesuatu kepada orang
lain tentunya kita harus dalam kondisi lebih terlebih dahulu, tidak mungkin kita dalam
kondisi kekurangan terus kita meberi untuk orng lain.Jadi untuk bisa membangun sebuah
keluarga, kelompok, negara dan mungkin yang lebih besar lagi maka haruslah menjadi
kewajiban kita untuk bisa terlebih dahulu membangun diri kita.
TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA ALLAH
Tanggungjawab Abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang dimiliki dan
bersiIat IluktuatiI ( naik-turun ), yang dalam istilah hadist Nabi SAW dikatakan yazidu
wayanqusu (terkadang bertambah atau menguat dan terkadang berkurang atau melemah).
Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggungjawab terhadap diri
sendiri. Oleh karena itu, dalam al-Qur`an dinyatakan dengan quu anIusakum waahliikum
naaran (jagalah dirimu dan keluargamu, dengan iman dari neraka).
Allah dengan ajaranNya Al-Qur`an menurut sunah rosul, memerintahkan hambaNya atau
Abdullah untuk berlaku adil dan ikhsan. Oleh karena itu, tanggung jawab hamba Allah adlah
menegakkan keadilanl, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap keluarga. Dengan
berpedoman dengan ajaran Allah, seorang hamba berupaya mencegah kekejian moral dan
kenungkaran yang mengancam diri dan keluarganya. Oleh karena itu, Abdullah harus
senantiasa melaksanakan solat dalam rangka menghindarkan diri dari kekejian dan
kemungkaran (Fakhsyaa`iwalmunkar). Hamba-hamba Allah sebagai bagian dari ummah yang
senantiasa berbuat kebajikan juga diperintah untuk mengajak yang lain berbuat ma`ruI dan
mencegah kemungkaran (Al-Imran : 2: 103). Demikianlah tanggung jawab hamba Allah yang
senantiasa tunduk dan patuh terhadap ajaran Allah menurut Sunnah Rasul.
TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ALLAH
Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus
dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi
adalah tugas kekhaliIaan, yaitu tugas kepemimpinan , wakil Allah di muka bumi, serta
pengelolaan dan pemeliharaan alam.
KhaliIah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersiIat kreatiI, yang
memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk
kepentingan hidupnya.
Sebagai khaliIah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan,
sehingga kebebasannya melahirkan kreatiIitas yang dinamis. Kebebasan manusia sebagai
khaliIah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimilikitidak
menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.
Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan
yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukum Tuhan baik yang baik yang
tertulis dalam kitab suci (al-Qur`an), maupun yang tersirat dalam kandungan alam semesta
(al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili adalah wakil yang
mengingkari kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya.
Oleh karena itu, ia diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaan kewenangannya di
hadapan yang diwakilinya, sebagaimana Iirman Allah dalam QS 35 (Faathir : 39) yang
artinya adalah :
'Dia-lah yang menjadikan kamu khaliIah-khaliIah dimuka bumi. Barang siapa yang kaIir,
maka (akibat) kekaIiranorang-orang kaIir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan
pada sisi Tuhannya dan kekaIiran orang-orang yang kaIir itu tidak lainhanyalah akan
menambah kerugian mereka belaka.
Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khaliIah dan juga sebagai hamba allah, bukanlah
dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak terpisahkan.
KekhaliIan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang menciptakannya.
Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa.
Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir siIat-siIat tertentu yang menyebabkan
derajad manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti Iiman-Nya dalam QS
(at-tiin: 4) yang artinya
'sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
KESIMPULAN
Manusia adalah mahluk Allah yang paling mulia,di dalam Al-qur`an banyak sekali ayat-ayat
Allah yang memulyakan manusia dibandingkan dengan mahluk yang lainnya.Dan dengan
adanya ciri-ciri dan siIat-siIat utama yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia
menjadikannya makhluk yang terpilih diantara lainnya memegang gelar sebagai khaliIah di
muka bumi untuk dapat meneruskan,melestarikan,dan memanIaatkan segala apa yang telah
Allah ciptakan di alam ini dengan sebaik-baiknya.
Tugas utama manusia adalah beribadah (????????????? )kepada Allah SWT.Semua ibadah
yang kita lakukan dengan bentuk beraneka ragam itu akan kembali kepada kita dan bukan
untuk siapa-siapa.Patuh kepada Allah SWT,menjadi khaliIah,melaksanakan ibadah,dan hal-
hal lainnya dari hal besar sampai hal kecil yang termasuk ibadah adalah bukan sesuatu yang
ringan yang bisa dikerjakan dengan cara bermain-main terlebih apabila seseorang sampai
mengingkarinya.Perlu usaha yang keras,dan semangat yang kuat ketika keimanan dalam hati
melemah,dan pertanggungjawaban yang besar dari diri kita kelak di hari Pembalasan nanti
atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia

Anda mungkin juga menyukai