Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IMPLEMENTASI HAK ASASI MANUSIA DI PROPINSI ACEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2011

KATA PENGANTAR
Laporan Pengumpulan dan Pengolahan data HAM di Propinsi Aceh disusun oleh Direktorat Informasi HAM TA 2011. Data dan Informasi yang dimuat merupakan hasil pendataan langsung dan hasil kompilasi laporan RANHAM daerah oleh tim Pulahta. Laporan ini dimaksudkan untuk melengkapi bahan penyusunan Laporan Tahunan RANHAM dan evaluasi kemajuan yang dicapai dalam pelaksanaan enam (6) pilar RANHAM di Propinsi Aceh. Laporan Pengumpulan dan Pengolahan Data HAM TA 2011 mencakup antara lain : Geografis dan kependudukan, data utama pelaksanaan 10

kelompok hak dasar HAM 2010, serta data pendukung Indikator ekonomi/kesejahteraan sebagaimana yang diamanatkan dalam Rencana Kerja Pemerintah 2010. Lebih lanjut keseluruhan data yang tersaji dalam publikasi ini merupakan statistik resmi yang kami peroleh dari masing-masing Satuan Kerja Pemerintah (SKPD). Kiranya laporan ini dapat menjadi rujukan resmi bagi berbagai pihak yang berkepentingan, khususnya dalam penghormatan, penegakan dan pemenuhan HAM.

Jakarta,

Mei 2011

Direktur Informasi HAM

Budi Sulaksana, SH., M.Si NIP. 19610515 198603 1 001

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI .......... DAFTAR LAMPIRAN ..

i ii iii

A.

PROFIL WILAYAH .
1. Geografi ...... 2. Kependudukan ...

1
1 2

B.

HASIL IMPLEMENTASI HAM TAHUN 2010 .


1. 2. 3. 4. 5. 6. Pembentukan dan Penguatan Institusi Pelaksanaan RANHAM .. Persiapan Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan . Pendidikan Hak Asasi Manusia ... Penerapan Norma dan Standar HAM ........ Pelayanan Komunikasi Masyarakat Pemantauan, Evaluasi Laporan HAM .....

4
4 4 5 5 13 13

C.

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


1. Petugas . 2. Waktu ... 3. Peserta......

14
14 14 14

DAFTAR LAMPIRAN

1. TOR ... 2. SK/SP ... 3. Jadwal kegiatan .... 4. Daftar Nama Peserta ...

15 16 17 18

A.

PROFIL WILAYAH
1. Geografi Provinsi Aceh terletak antara 2o 6o Lintang Utara dan 95o 98o Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 125 meter di atas permukaan laut. Sampai dengan tahun 2009 Provinsi Aceh dibagi menjadi 18 Kabupaten dan 5 Kota, terdiri dari 276 kecamatan, 755 mukim dan 6.423 gampong/desa. Batas-batas Wilayah Provinsi Aceh, sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah Barat dengan Samudera Indonesia. Satu-satunya hubungan darat hanyalah dengan Provinsi Sumatera Utara, sehingga memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan Provinsi Sumatera Utara. Luas Provinsi Aceh 58.375,63 Km, dengan hutan mempunyai lahan terluas yaitu mencapai 3.523.817 ha, diikuti lahan perkebunan besar seluas 691.102 ha. Sedangkan lahan industri mempunyai luas terkecil yaitu 3.928 ha.
Tabel 1.1 Luas Provinsi Menurut Penggunaan Lahan, Tahun 2009 N0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Penggunaan Lahan Perkampungan Industri Pertambangan Persawahan Pertanian Tanah Kering Semusim Kebun Perkebunan - Perkebunan Besar - Perkebunan Kecil Padang Hutan Perairan Darat Tanah Terbuka Lainnya Jumlah Luas 117.589 3.928 115.049 311.872 137.672 305.599 691.102 51.472 229.726 3.523.817 204.292 44.439 0 5.736.557 Prosentase 2.05 0.07 2.01 5.43 2.40 5.33 12.06 0.90 4.00 61.42 3.56 0.77 0 100

8. 9. 10. 11. 12.

Sumber : Kantor Gubernur Prov. Aceh

Provinsi Aceh mempunyai suaka alam/objek wisata alam 10 lokasi, yaitu Taman Nasional Gunung Lauser, Taman Buru Lingge Isac, Cagar Alam Serbajadi, Taman Wisata dan Taman Laut Pulau Weh Sabang, Cagar Alam Jantho, Hutan untuk Latihan Gajah (LPG), Taman Wisata Laut Kepulauan Banyak, Suaka Margasatwa Rawa Singkil dan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan.
5

Tabel 1.2 Luas Provinsi Menurut Penggunaan Lahan, Tahun 2009 N0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Penggunaan Lahan Taman Nasional Gunung Laser Taman Buru Lingge Isac Cagar Alam Serbajadi Taman Wisata Pulau Weh Sabang Taman Laut Pulau Weh Sabang Jagar alam Jantho Hutan dengan fungsi khusus untuk latihan gajah Taman Wisata Laut Kepulauan Banyak Suaka Margasatwa Rawa Singkil Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan Jumlah Lokasi Gayo Lues,Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Aceh Tenggara Aceh Tengah Aceh Timur Kota Sabang Kota Sabang Aceh Besar Aceh Utara Aceh Singkil Aceh Selatan, Aceh Singkil Aceh Besar, Pidie Luas 623.987 80.000 300 1.300 2.600 16.640 112 227.500 102.500 6.220 1.061.159

Sumber : Kantor Gubernur Prov. Aceh

2. Kependudukan Provinsi Aceh merupakan provinsi yang terletak di kawasan paling ujung dari bagian Pulau Sumatera yang sekaligus juga merupakan ujung paling barat wilayah Indonesia. Sesuai dengan perkembangannya, Provinsi Aceh dengan ibukota Banda Aceh semakin diperluas dari segi pemerintahannya, dari 10 kabupaten/kota pada tahun 2000 berkembang menjadi 20 kabupaten/kota pada Mei 2002.

Kabupaten/kota yang mengalami pemekaran yaitu : Aceh Barat Daya (pemekaran dari Aceh Selatan), Gayo Lues (pemekaran dari Aceh Tenggara), Aceh Tamiang dan Kota Langsa (pemekaran dari Aceh Timur), Nagan Raya dan Aceh Jaya (pemekaran dari Aceh Barat) serta Kota Lhokseumawe (pemekaran dari Aceh Utara). Kemudian pada tahun 2003 menjadi 21 kabupaten/kota dengan kabupaten/kota baru yaitu kabupaten Bener Meriah, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah. Pada akhir tahun 2007 berkembang lagi menjadi 23 kabupaten/kota dengan munculnya kabupaten Pidie Jaya (pemekaran dari kabupaen Pidie) dan Kota Subulussalam (merupakan pemekaran dari kabupaten Aceh Singkil). Jika dilihat dari perangkat willayah administrasinya, kabupaten aceh utara merupakan kabupaten terbesar dengan 27 kecamatan, 67 mukim dan 852 desa/gampong.

Tabel 1.3 Nama-Nama Ibukota Kabupaten/Kota, Banyaknya Kecamatan, Mukim dan Gampong di Provinsi Aceh Banyaknya Kabupaten/kota 1 Simeulue Aceh Singkil Aceh Selatan Aceh Tenggara Aceh Timur Aceh Tengah Aceh Barat Aceh Besar Pidie Bireuen Aceh Utara Aceh Barat Daya Gayo Lues Aceh Tamiang Nagan Raya Aceh Jaya Bener Meriah Pidie Jaya Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Ibukota 2 Sinabang Singkil Tapaktuan Kotacane Idie Tangekon Meulaboh Kota Jantho Sigli Bireuen Lhoksukon Blangpidie Blangkejeren Karang Baru Suka Makmue Calang Simpang Tiga Redelong Meureudu Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Kecamatan 3 8 10 16 16 24 14 12 23 23 17 27 9 11 12 8 6 7 8 9 2 5 4 5 276 Mukim 4 29 16 43 51 45 18 33 68 94 75 67 20 25 27 30 21 12 34 17 7 6 9 8 755 Gampon g 5 137 116 248 385 511 268 321 604 727 609 852 132 136 213 222 172 232 222 90 18 66 68 74 6423

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Sumber : Kantor Gubernur Prov. Aceh

B.

HASIL IMPLEMENTASI HAM TAHUN 2010


1. Pembentukan dan Penguatan Institusi Pelaksanaan RANHAM Panitia RANHAM di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah dibentuk berdasarkan SKB Menteri Hukum dan HAM RI dengan Gubernur Aceh dengan dasar SK No : M.21-PR.09.05 Tahun 2005 tanggal 21 Februari 2005/ 12 Muharam No : 003 / PKS/ Tahun 2005 1426 H. Sedangkan di Kabupaten telah terbentuk 21 panitia pelaksana RANHAM dari 23 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi NAD, berdasarkan SKB Kakanwil Hukum dan HAM dengan Bupati/Walikota.

2. Persiapan Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan Merujuk pada hasil pendataan yang dilakukan oleh biro pusat statistik, produkproduk hukum yang telah dihasilkan adalah :

Tabel 2.1 Produk Hukum di Provinsi Aceh N0. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Provinsi/Kab./Kota Provinsi Aceh Simeulue Aceh Timur Aceh Barat Aceh Besar Aceh Utara Aceh Barat Daya Aceh Tamiang Nagan Raya Aceh Jaya Banda Aceh Langsa Jenis Produk Hukum Draf Qanun - Qanun - Keputusan Bupati - Perda - Perda - Qanun persampahan/kebersihan - Izin Bupati Aceh Barat - Izin Bupati Aceh Barat Qanun - Qanun - Qanun - Qanun Peraturan Bupati Qanun - Qanun Daerah - Qanun daerah - Surat Edaran - Bupati Aceh Jaya Naskah akademik beserta draf pra rancangan Qanun Qanun Qanun Qanun Nomor Produk Hukum 5 103 9 13 11 660/931/V/2008 660/129/ XII/2009 11 42 38 20 1 12 25 10 660/483/09 5 8 18 Tahun 2009 2008 2009 1990 2001 2008 2008 2009 2008

2008 2008 2004 2009 2009 2009 2008 2008 2008 8

3. Pendidikan Hak Asasi Manusia Berdasarkan Laporan Triwulan I Bidang HAM periode Januari - April 2011 Kanwil Kemenhukham Propinsi NAD Tahun 2011 sesuai surat No.W1.HM.05.0172 tanggal 22 Februari 2011 maka pelaksanaan Pendidikan HAM dilakukan dengan metode sosialisasi yakni Sosialisasi HAM bagi Tenaga Pendidik dan Komite Sekolah di Kota Banda Aceh pada tanggal 09 Februari 2011 bertempat di Aula Hotel Daka Banda Aceh. Selain sosialisasi juga diadakan bimbingan teknis HAM bagi Aparatur Pemerintah yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari, tanggal 15 16 Juni 2010 di Aula Hotel Madinah Banda Aceh,jumlah peserta ada 40 (empat puluh) orang. Bimbingan teknis HAM yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari di Aula Hotel Kuala Raja, dihadiri 36 (tiga puluh enam) orang Pemerintah Daerah Aceh, LBH Anak dan LBH Perempuan.

4. Penerapan Norma dan Standar HAM a. Hak untuk Hidup Jaminan kesehatan di Provinsi Aceh diberikan secara Cuma-Cuma (gratis) kepada seluruh masyarakat aceh yang memiliki Kartu Tanda Penduduk Aceh, yang di beri nama Jaminan Kesehatan Aceh (JKA). Tabel dibawah ini memperlihatkan jumlah RSU, Puskesmas Pembantu, PONED dan PONEK yang mendukung adanya program Jaminan Kesehatan Aceh.

Tabel 2.2 Jumlah Rumah Sakit Umum, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, PONED dan PONEK di Provinsi Aceh N0. 1 2 JENIS SARANA Rumah Sakit Umum Daerah Rumah Sakit Swasta PUSKESMAS Pusk Non TT 197 Pusk TT 87 Puskesmas Pembantu RS Ponek Polindes Posyandu JUMLAH 23 19 284

3 4 5 6

852 13 1.255 6.186 9

Dengan fasilitas kesehatan yang ada, rasio tenaga kesehatan yang tersedia tertera di tabel ini,

Tabel 2.3 Rasio Tenaga Kesehatan di Provinsi Aceh N0. 1 2 Jenis Tenaga Dokter Umum Dr.Spesialis Spesialis Obyn Spesialis Anak Spesialis Jiwa Spesialis Anestesi Dokter Gigi Bidan Apoteker Bidan Desa Perawat Butuh 1.013 Ada 667 180 33 33 6 6 260 1.365 40 3.617 2.997 Rasio Saat ini 16/100.000 pddk Rasio Seharusnya 16/100.000 pddk

253

4,3/100.000 pddk

6/100.000 pddk

3 4 5 6 7

465 1.689 380 6.107 6.672

6,2/100.000 pddk 32,3/100.000 pddk 1/100.000 pddk 1 : 1,6 desa 63/100.000 pddk

11/100.000 pddk 40/100.000 pddk 9/100.000 pddk 1 : 1 desa 158/100.000 pddk

Beberapa permasalahan utama yang menyangkut persoalan kesehatan di Aceh : 1) Disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan dan antar perkotaan perdesaan. 2) Beban ganda penyakit, pola penyakit yang di derita oleh masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi menular namun pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular. 3) Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah, faktor utama penyebab tingginya angka kematian bayi di indonesia sebenarnya dapat dicegah dengan intervensi yang dapat terjangkau dan sederhana seperti proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. 4) Prilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat. Misalnya kebiasaan merokok, kurang berolahraga, kurangnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan gizi lebih pada balita. 5) Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. 6) Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan 7) Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata 8) Rendahnya stasus kesehatan penduduk miskin, rendahnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
10

Data-data yang diberikan oleh Dinas kesehatan Banda Aceh mengenai Jamkesmas, Ibu hamil dan balita adalah sebagai berikut : 1) Pemberian jamkesmas untuk masyarakat miskin telah diberikan. Ada 1.789.589 orang yang telah menerima jamkesmas. 2) Jumlah Ibu hamil dari masyarakat miskin ada Jumlah balita dari masyarakat miskin ada 113.584 orang 401.790 orang

3) Ibu dan balita dari masyarakat miskin telah diberikan bantuan gizi yang dilakukan 3 bulan sekali. Dan ada hambatan dalam pelaksanaan karena droping PMT dari Kementerian RI Pusat langsung ke Kab./Kota, sehingga sulit untuk di monitor oleh Dinkes. Provinsi tentang pemberian PMT bagi balita. Adapun langkah antisipasinya adalah diperlukan koordinasi yang lebih kontiyu antara Dinkes Provinsi dengan Kab./Kota. 4) Ada 100.486 Ibu hamil telah mendapatkan bantuan selama,saat dan setelah melahirkan dibeberapa rumah Sakit, Puskesmas dan Puskesmas pembantu dengan jumlah : Jumlah Rumah Sakit Jumlah Puskesmas ada Jumlah Puskesmas Pembantu 26 316 903

5) Semua Ibu hamil menerima pelayanan neonatal dan antenatal 6) Semua balita juga mendapatkan pelayanan vaksinasi serta diberikan pengetahuan tentang pentingnya hidup sehat,bersih dan pemberian ASI. 7) Jumlah peserta KB ada 500.498 dan yang dari kelurga miskin ada 293.803 8) Di Banda Aceh sudah terdapat layanan bagi pengidap penyakit HIV/AIDS, Napza, TB dan Malaria dengan sarana yang memadai, dan jumlah rumash sakitnya :

Tabel 2.4 Jumlah Rumah Sakit di Provinsi Aceh N0. 1. 2. 3. 4. Kasus/Tempat HIV/AIDS Napza TB Malaria Khusus V Rumah Sakit V V V V Puskesmas V V V V LP/Rutan V

11

1) Terdapat 274 pusat rehabilitasi dengan jumlah 1.554 orang yang direhabilitasi karena napza. Pusat rehabilitasi tersebut mempunyai masalah antara lain Puskesmas belum siap dan hanya terdapat pelayananan psikotik,obatan-obatab yang ada masih kurang dan hanya ada 3 rumah sakit yg dapat memberikan layanan rehabilitasi. Sedangkan ada langkah antisipasi berupa mengikutsertakan perawat dan dokter umum dalam pelatihan rehabilitasi dan membentuk akut care di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). 2) Setahun sekali Dinkes Provinsi mengadakan sosialisasi kepada 150 orang aparat pemerintah tentang bahaya bahaya narkoba dan zat adiktif lainnya, namun sosialisasi ini mempunyai beberapa hambatan yaitu kurangnya tenaga penyuluh, kurangnya dana dan tidak ada informasi yang kontiyu. Untuk menganisipasi hambatan tersebut telah dipikirkan langkah

antisipasinya berupa penyuluhan oleh tenaga kesehatan dan penyebaran leaflet atau brosur. 3) Dinkes Provinsi telah membangun fasilitas MCK di tempat umum dengan rincian : - Jumlah MCK - Jumlah sanitasi 550.879 666.632

b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan Di provinsi NAD pelaksanaan pencatatan kelahiran (akte kelahiran) bebas biaya belum terlaksana, sehingga masih ada kelahiran warga negara yang belum tedaftar. Masalah alin di Aceh tentang akte kelahiran, dimana anak yang lahir dari pernikahan siri tidak dapat memperoleh ekte kelahiran, yang berakibat anak mengalami hambatan ketika akan masuk ke dunia pendidikan (sekolah) karena salah satu persyaratan masuk sekolah menyertakan akte kelahiran. Dinas Sosial menangani gelandangan, pengemis dan orang miskin, namun apakah mereka memiliki kartu tanda penduduk atau tidak belum ada data yang pasti karena belum adanya kerjasama antara dinas sosial dengan dinas kependudukan akan hal tersebut dan dalam penangannya dinas sosial tidak mempermasalahkan akan kepemilikan kartu tanda penduduk bagi binaannya.

12

Dinas sosial belum mempunyai program untuk memberikan kartu tanda penduduk bagi gelandangan, pengemis dan orang miskin yang di tangani dan belum memberikan perkawinan gratis bagi mereka. Bagi gelandangan, pengemis dan orang miskin diberikan kemudahan jika mereka akan melangsungkan pernikahan.

c. Hak mengembangkan diri Di Provinsi NAD terdapat warga masyarakat serta anak usia sekolah yang belum memperoleh pendidikan dasar dan pemerintah memberikan pendidikan gratis bagi mereka. Program pembangunan sarana dan prasarana transportasi di wilayah yang sulit terjangkau telah dilakukan oleh pemerintah kota. Provinsi NAD telah berupaya memberikan sarana dan prasarana untuk pendidikan yang memadai serta memberikan penyadaran bagi masyarakat akan pentingnya pendidikan. Kemajuan pendidikan di Provinsi Aceh cukup menggembirakan, hal ini disebabkan pelaksanaan program pembangunan pendidikan telah dilaksanakan dengan baik. Berikut jumlah bangunan gedung sekolah yang ada di Provinsi Aceh :

Tabel 2.5 Jumlah Bangunan Sekolah di Provinsi Aceh N0. 1 2 3 Tingkat Pendidikan SD/MI dan sederajat SLTP dan sederajat SMU dan sederajat Jumlah Ssekolah 3.887 945 653

Didalam pendidikan perlu adanya jaminan muu dan relevansi terhadap pengalaman belajar untuk siswa, sehingga memungkinkan lulusan sekolah dapat memasuki ke jenjang pendidikan berikut dan atau melanjutkan bekerja. Tabel berikut menunjukkan angka kelulusan yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan di atasnya dan tidak tertampung di dunia kerja yang sesuai di Provinsi Aceh.

13

Tabel 2.6 Daftar angka lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan diatasnya di Provinsi Aceh SD Sederajat yg tdk melanjutkan ke SMP 55 24 8 12 46 22 19 32 109 9 201 95 34 46 122 12 26 872 SMP sederajat yg tdk melanjutkan ke SMA 90 152 57 155 19 76 128 302 39 21 54 30 16 151 4 21 1.215 SMA/MA Sederajat yg tdk melanjutkan ke PT 85 60 116 26 85 19 58 12 155 15 48 24 23 52 9 94 18 97 7 76 23 36 1.188

N0. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Kab./Kota Simeulue Aceh Singkil Aceh Selatan Aceh Tenggara Aceh Timur Aceh Tengah Aceh Barat Aceh Besar Pidie Bireuen Aceh Utara Aceh Barat Daya Gayo Lues Aceh Tamiang Nagan Raya Aceh Jaya Bener Meriah Pidie Jaya Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam JUMALH

d. Hak memperoleh keadilan Pemberian bantuan hukum kepada masyarakat miskin telah dibeikan di provinsi NAD dan sedang membuat standard operasional prosedur untuk menangani perkara pidana secara terpadu. Pemerintah juga telah

mensosialisasikan hak asasi manusia kepada aparat penegak hukum. Sebagai Provinsi dengan otonomi Khusus, Provinsi Aceh kini memiliki Mahkamah Syariah sebagai metamorfosis dari Pengadilan Tinggi Agama. Di bidang hukum jumlah perkara pidana yang tercatat pada Kejaksaan Tinggi tahun 2009 termasuk sisa tahun sebelumnya sebanyak 2.618 kasus dan menyisakan 408 kasus di akhir tahun 2009.

14

Permasalahan bagi warga binaan di Provinsi NAD masih sering dibatasinya hak-hak para warga binaan yang telah ditentukan oleh peraturan serta masih minimnya fasilitas bagi mereka. Warga binaan, mereka sering mendapatkan tindakan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian maupun petugas lembaga serta masih kurangnya fasilitas bagi warga binaan dan dibatasinya hak-hak mereka yang telah ditentukan oleh undang-undang.

e. Hak atas kebebasan pribadi Sosialisasi tentang kebebasan beragama, beribadat menurut agama dan kenyakinan telah dilakukan di Provinsi NAD. Dahulu daerah konflik ada di Provinsi NAD, maka pelatihan resolusi konflik telah diberikan.

f. Hak atas rasa aman Di Provinsi NAD melalui Kementerian Hukum dan HAM telah mensosialisasikan hukum serta hak asasi manusia bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat dan mensosialisasikan program gerakan pembangunan karakter bangsa bagi pelajar dan mahasiswa. Peran serta perpolisian masyarakat sudah ditingkatkan guna mendukung terciptanya ketentraman di Aceh. Pemerintah telah melakukan upaya tertib administrasi dan

mengkoordinasikan dengan pihak terkait akan pertanahan serta kawasan hutan, juga telah mengupayakan peningkatan penegakan hukum akan kasus pertanahan. Di Aceh masih terdapat diskriminasi melalui kebijakan ang diatur oleh pejabat daerah. Isyu terakhir yaitu adanya Peraturan Bupati yang melarang perempuan menggunakan celana jeans dan pakaian yang ketat.

g. Hak atas kesejahteraan Data dari Dinkes.Provinsi ada 23 kabupaten yang membutuhkan sarana prasarana air bersih. Sarana prasarana yang akan dibangun berjumlah 662.006 dan saat ini telah 91,1% pembangunannya.

15

Dinas Kesehatan juga terus meningkatkan pelayanan kesehatan Jamkesmas di semua kabupaten (23 Kab.) dengan jumlah 1.789.589 orang yang mengikutinya. Di Provinsi Nanggoe Aceh Darussalam, mungkin juga di provinsi lain, hak bagi penyandang cacat atas fasilitas publik bagi mereka masih terbatas, misalnya, halte bus, pelayanan di rumah sakit, tempat ibadah, serta belum maksimalnya penyerapan tenaga kerja penyandang cacat dalam sektor usaha. Untuk hal ini pemerintah perlu membuat kebijakan guna mendukung penyandang cacat, misalnya pemyediaan fasilitas umum yang mudah di akses penyandang cacat serta adanya program khusus bagi kelompok tersebut.

h. Hak perempuan Untuk meningkatkan pelayanan bagi keluarga-keluarga, Dinas Kesehatan terus meningkatkan pelayanan KB walau hanya memiliki 1 unit layanan KB. Untuk hak-hak perempuan provinsi NAD telah melakukan sosialisasi keadilan dan kesetaraan gender bagi masyarakat dan penyelenggara negara, melaukan kajian terhadap peraturan perundang-undangan yang bias gender, sudah melakukan pengarus utamaan gender dalam jabatan politik,

mensosialisasikan hak perempuan dan meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan pelayanan KB, mensosialisasikan penghapusan kekerasan dalam rumah tangga kepada aparatur negara dan meningkatakan pelayanan terpadu dan advokasi kepada korban kekerasan dalam rumah tangga dan melakukan menjegahan terhadap perdagangan orang.

i. Hak anak Untuk pemenuhan hak anak-anak, Dinas Kesehatan telah memberikan pelayanan kesehatan dan peningkatan gizi bagi 9.263 anak dari kelurga miskin. Serta memberikan 5 program untuk peningkatan imunisasi dasar bagi 102.595 balita. Pemerintah melalui dinas sosial telah melakukan pendataan terhadap anak miskin, cacat, anak terlantar dan anak jalanan. Berdasarkan data yang ada (2009 2010) jumlah anak balita terlantar mencapai angka 789 jiwa yang

16

tersebar di 19 dari 23 kabupaten yang ada di provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Eksploitasi anak dalam bentuk lain di aceh, yakni anak-anak dilibatkan dalam peredaran ganja, menananm ganja, sebagai penyelam untuk mencari lobster dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Telah menyusun kebijakan teknis secara terpadu tentang penanganan anak dalam situasi darurat serta telah mensosialisasikannya. Melakukan koordinasi, melindungi dan membentuk mekanisme penanganan anak dalam situasi darurat, memberikan peraatan dan memenuhi kebutuhannya. Serta sudah banyak usaha yang dilakukan dalam menangani anak yang berhadapan dengan hukum, antara lain dengan melakukan sosialisasi Restorative justice dan Diversi kepada aparat penegak hukum. Kepolisian daerah juga telah memiliki pedoman standard pelayanan minimal bagi anak yang berhadapan dengan hukum, pedoman tersebut sudah diluncurkan sejak setahun yang lalu serta sudah ada buku saku untuk polisi tentang pelindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum. Di Aceh, anak-anak yang terlahir dari pernikahan siri tidak bisa mendapatkan akte lahir, hal ini dapat menghambat anak kerika masuk sekolah karena persyaratan untuk masuk sekoah menyertakan akte kelahiran.

5. Pelayanan Komunikasi Masyarakat Dalam pelayanan komunikasi masyarakat, telah menyusun standard operasi prosedur (SOP) untuk penanganan komunikasi masyarakat dalam permasalahan HAM serta telah membuat evaluasi dan laporannya.

6. Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan di Provinsi NAD adalah dengan membuat kuesioner yang diberikan kepada anggota panitia RANHAM serta melakukan pemantauan melalui media massa.

17

C.

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


1. Petugas Nama NIP Jabatan Nama NIP Jabatan 2. Waktu Kegiatan Pengumpulan data dilaksanakan selama 4 (empat) hari, dimulai pada hari Senin tanggal 12 sampai dengan 15 April 2011, dengan rincian waktu sebagai berikut : Hari 1 : Selasa, 12 April 2011, tiba di Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi NAD, bersama Kabid HAM (Cakmat Harahap, SH, berserta para Kasi dan staf nya mengkoordinasikan acara dan administrasi berkaitan Rapat Koordinasi Pengumpulan Data. Hari 2 : Rapat Koordinasi Pengumpulan dan Pengolahan Data, dimulai pukul 9.00 WIB s/d 12.30 WIB. Acara dibuka dan di tutup oleh Kepala Bidang HAM, (Jadwal terlampir). Hari 3 : Melengkapi dan verifikasi data HAM, menyelesaikan administrasi Hari 4 : Melapor dan ijin kembali kek Kepala Kantor Wilayah dan kembali ke Jakarta : Dra. Puji Lestari, MM : 19610921 198203 2 011 : Kasi Dokumentasi dan Perpustakaan : Bertha Erliana Saragi, SE., M.Si : 19651021 199211 2 001 : Kasi Pengumpulan Data

3. Peserta Peserta berjumlah 24 (dua puluh empat) orang terdiri dari Kanwil Kementerian Hukum dan HAM RI, Kab/Kota serta Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di Provinsi Bali (daftar nama terlampir). 4. Nara Sumber : Nama Jabatan : Cakmat Harahap,SH. : Kepala Bidang HAM

18

Lampiran : 3

JADWAL KEGIATAN PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PELAKSANAAN HAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2011

HARI/TGL Senin 12 April 2011

WAKTU 07.30-08.30 8.30-09.15 Registrasi

KEGIATAN

KETERANGAN Panitia

09.15-09.30 09.30-10.35 10.35-12.30

12.30-selesai

1. Pembukaan 2. Sambutan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Prov. NAD sekaligus membuka acara secara resmi. Rehat Penyampaian Materi Pelaksanaan RANHAM di Prov. NAD - Penjelasan Pengumpulan dan Pengolahan Data - Pengisian Pengumpulan Data Penutupan dan Penyelesaian Administrasi

Panitia

Panitia Narasumber Panitia Pusat Panitia Pusat Panitia

19

Lampiran : 4

Daftar Nama Peserta

NO 1. 2. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Reza Putra

NAMA BPS Provinsi

INSTANSI

Syakban Rizal Said Ridhwan Afiyanti, SH Muhammad Hasan Sariasi Afriandy Karim, SH Mursalina Wahyu A Sutikno Irma Hanum Nurbaity, SH Nurul Hidayah Mia Yudhistira, S.Psi Rahmi, SH T Hasrizal Husnila, SH Devi Riansyah, A.KS, M.Si Cut Husna M. Koeswandi Riki Ariansyah Chairil Yessi Marina, SH Hendri Achmad Hudori Haifa Sari

Dinas Naker dan Mobduk Bina Marga dan Cipta Karya BKKBN Provinsi Dinas Kesehatan BPS Kota Banda Aceh Bagian Hukum Setda Kota BPS Kota Banda Aceh BPS Provinsi Aceh Bagian Hukum Setda Kota Kementerian Agama Dinas Pendidikan Kanwil Kementerian Hukum &HAM Kanwil Kementerian Hukum &HAM Biro humas Setda Provinsi Kanwil Kementerian Hukum &HAM Dinas Sosial Biro Humas setda Provinsi Pengadilan Tinggi BAPEDAL BAPPEDA Kanwil Kementerian Hukum &HAM BPS Kab. Aceh Besar BPS Kabupaten Pidie

20

Anda mungkin juga menyukai