Anda di halaman 1dari 2

1

DOKUMEN KEPENDUDUKAN TIDAK BOLEH DIPUNGUT BIAYA - 5 (Terakhir)


Penulis: HERU PURNOMO Harian Jogja, Terbitan 8 September 2010

Sesuai dengan tema rubrik ini, penulis menyandingkan antara pasal-pasal yang materi muatannya mengatur mengenai Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah disatu pihak yang bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dilain pihak. Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, memang mengamanatkan bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki kewenangan untuk memungut Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil. Namun demikian, apabila kewenangan itu diambil oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, melalui pembentukan Legislasi Daerah-nya dalam hal ini Peraturan Daerah (PERDA), maka Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota hanya dapat memungut obyek-obyek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil, yaitu pelayanan: a. kartu identitas kerja; b. kartu penduduk sementara; c. kartu identitas penduduk musiman; dan d. akta ganti nama bagi warga negara asing. Apabila semua obyek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil yang berdasar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dipungut melalui instrumen hukumnya Peraturan Daerah (PERDA), ini bisa dimaknai Pemerintah Kabupaten/Kota setempat melakukan pe-nafi-kan pelayanan kepada masyarakatnya sendiri dan bahkan menjurus tidak melindungi masyarakatnya. Tentu untuk lebih bijaknya, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada Pemerintah Pusat mengenai hal-hal tersebut di atas. Karena berdasar Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan saling bertentangan itu, menjadi kesulitan dalam mengaplikasikan Undang-Undang ke dalam Legislasi Daerah (PERDA). Dapat penulis mengambil simpulkan, bahwa Pemerintah Pusat dalam pembentukan Legislasi Nasional, yang tahapan perumusan draft Rancangan Undang-Undang-nya dalam hal ini Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, tidak harmoni dan sinkron dengan Peraturan Perundang-undangan terkait lainnya.

Ini salah satu fakta penyelenggaraan pemerintahan dibidang pembangunan substansi hukum yang tidak selaras, dalam pembentukan Peraturan Perundangundangan Nasional sehingga turut serta memberikan kontribusi kekacauan pembangunan substansi hukum pembentukan produk hukum di daerah, yang akhirnya bermuara kepada tidak terjaminnya pemberian pelayanan publik dan pemenuhan hak warga negara khususnya terhadap pelayanan Dokumen Kependudukan dari Pemerintah ataupun Pemerintah Daerah seperti yang telah diamanatkan oleh Konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai