Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR GEOMETRI MOLEKUL (C - 3)

Disusun oleh: Nama NIM Kelompok Asisten Hari / tanggal : Silky Amanda Yuniar : 09/284148/PA/12818 : VII : Gian Primahana : Senin / 22 Maret 2010

LABORATORIUM KIMIA DASAR FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010

GEOMETRI MOLEKUL
A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari struktur Lewis untuk model senyawa molekular dan ion poliatomik 2. Menerapkan teori VSEPR untuk memprediksi bentuk tiga dimensi molekul dan ion poliatomik 3. Memprediksi polaritas molekul B. LANDASAN TEORI Struktur Lewis Sekitar tahun 1916, dua kimiawan Amerika, Gilbert Newton Lewis (18751946) dan Irving Langmuir (1881-1957), secara independen menjelaskan apa yang tidak terjelaskan oleh teori teori Kossel dengan memperluasnya untuk molekul non polar. Titik krusial teori mereka adalah penggunaan bersama elektron oleh dua atom sebagai cara untuk mendapatkan kulit terluar yang diisi penuh elektron. Penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom atau ikatan kovalen adalah konsep baru waktu itu. Rumus struktur dua dimensi terdiri dari sejumlah titik yang mengelilingi atomnya, setiap titik mewakili satu elektron yang ada pada kulit valensi atom tersebut. Seperti yang bisa kita lihat pada tabel di bawah ini.
1A(1) 2A(2) 3A(13) 4A(14) 5A(15) 6A(16) 7A(17) 8A(18)

ns1
Li

ns2
Be

ns2np1

ns2 np2

ns2np3

ns2np4

ns2np5 F

ns2np6 Ne

Na

Mg

Al

Si

Cl

Ar

Teori ini kemudian diperluas menjadi teori oktet. Teori ini menjelaskan, untuk gas mulia (selain He), delapan elektron dalam kulit valensinya disusun seolah mengisi kedelapan pojok kubus (gambar 3.3) sementara untuk atom lain, beberapa

sudutnya tidak diisi elektron. Pembentukan ikatan kimia dengan penggunaan bersama pasangan elektron dilakukan dengan penggunaan bersama rusuk atau bidang kubus. Dengan cara ini dimungkinkan untuk memahami ikatan kimia yang membentuk molekul hidrogen. Namun, pertanyaan paling fundamental, mengapa dua atom hidrogen bergabung, masih belum terjelaskan. Sifat sebenarnya ikatan kimia masih belum terjawab.

Lewis mengembangkan simbol untuk ikatan elektronik untuk membentuk molekul (struktur Lewis atau rumus Lewis) dengan cara sebagai berikut. Aturan penulisan rumus Lewis 1. Semua elektron valensi ditunjukkan dengan titik di sekitar atomnya. 2. Satu ikatan (dalam hal ini, ikatan tunggal) antara dua atom dibentuk dengan penggunaan bersama dua elektron (satu elektron dari masing-masing atom). 3. Satu garis sebagai ganti pasangan titik sering digunakan untuk menunjukkan pasangan elektron ikatan. 4. Elektron yang tidak digunakan untuk ikatan tetap sebagai elektron bebas. Titiktitik tetap digunakan untuk menyimbolkan pasangan elektron bebas. 5. Kecuali untuk atom hidrogen (yang akan memiliki dua elektron bila berikatan), atom umumnya akan memiliki delapan elektron untuk memenuhi aturan oktet. Berikut adalah contoh-contoh bagaimana cara menuliskan struktur Lewis.

Teori VSEPR Di tahun 1940, Sidgwick mengusulkan teori yang disebut dengan Teori tolakan pasangan elektron valensi [valence shell electron pair repulsion (VSEPR)], yang karena sifat kualitatifnya sangat mudah dipahami. Teorinya sangat cocok untuk mempredksi struktur senyawa berjenis XYm. Menurut teori ini, jumlah pasangan elektron menentukan penyusunan pasangan-pasangan elektron di sekitar atom pusat molekul. Terdapat gaya tolak elektrostatik antara dua pasangan elektron yang cenderung menolak orbital atom sejauh mungkin satu sama lain. Karena pasangan elektron menempati orbital atom, pasangan elektron bebas juga mempunyai dampak yang sama dengan pasangan elektron ikatan. Dengan kata lain, pasangan elektron bebas dan pasangan elektron ikatan juga tolak menolak sejauh mungkin. Senyawa dengan atom pusat divalen. Menurut teori VSEPR, dua pasangan elektron yang dimiliki atom pusat divalen akan terpisah sejauh mungkin bila sudut ikatannya 180. Dengan kata lain, molekulnya akan memiliki struktur linear. Faktanya, berilium khlorida BeCl2, dengan atom pusat divalen, adalah molekul linear. Beberapa senyawa seperti karbon dioksida O=C=O dan alkena H2C=C=CH2 juga linear seolah memiliki atom pusat divalen. Senyawa dengan atom pusat trivalen. Bila teori VSEPR berlaku juga untuk senyawa dengan atom pusat trivalen seperti boron trikhlorida BCl3, sudut ikatan Cl-B-Cl akan bernilai 120 dengan emapt atom itu berada dalam bidang yang sama. Struktur trigonal planar juga diamati di timah khlorida, SnCl3. Catat juga

bahwa struktur segitiga juga diamati di etilena H2C=CH2, ion nitrat NO3 dan sulfur dioksida SO2. Senyawa dengan atom pusat tetravalen. Teori karbon tetrahedral diusulkan oleh kimiawan Belanda Jacobus Henricus vant Hoff (1852-1911) dan kimiawan Perancis Joseph Achille Le Bel (1847-1930), yang menyempurnakan teorinya hampir pada saat yang bersamaan. Kesimpulan yang sama juga dapat secara otomatis didapatkan dari teori VSEPR. Misalnya untuk metana, struktur yang akan memiliki tolakan antar pasangan elektron yang minimal didapatkan untuk geometri tetrahedron dengan sudut 109,5, yang jelas lebih besar dari bujur sangakar yang bersudut 90. Menariknya ion amonium NH4+ dengan atom nitrogen sebagai atom pusat juga tetrahedral seperti metana. Bila pasangan elektron bebas juga dihitung, atom nitrogen dari amonia NH3 dan atom oksigen dalam air H2O juga dapat dianggap tetravalen. Namun di molekul-molekul ini tidak didapat tetrahedral sempurna, sudut ikatan H-N-H adalah 106 dan H-O-H adalah 104,5. Senyawa dengan valensi lebih tinggi dari empat. Struktur senyawa dengan atom pusat memiliki valensi lebih besar dari empat juga dapat dijelaskan dengan teori VSEPR. Senyawa pentavalen memiliki struktur trigonal bipiramidal. Senyawa khas jenis ini adalah fosfor pentakhlorida PCl5. Senyawa dengan atom pusat heksavalen berstruktur oktahedral, yang identik dengan bujur sangkar bipiramid. Contoh yang baik adalah belerang heksafluorida SF6. Dalam kasus senyawa heptavalen, situasinya sama dan strukturnya adalah pentagonal bipiramid. Ketika menggunakan teori ini, dalam senyawa yang strukturnya ditentukan pasangan elektron bebas harus diikutsertakan sebagai bagian pasangan elekron yang menentukan struktur. Misalnya untuk IF5 dan ICl4 hal ini sangat penting.

Banyak struktur senyawa anorganik dapat dijelaskan dengan menggunakan teori VSEPR atau secara sederhana dengan teori valensi. Namun, beberapa senyawa anorganik yang tidak masuk dalam kelompok ini sangat penting baik dari sudut pandang teori maupun praktis. Beberapa senyawa ini akan didiskusikan di bawah ini. Amonia. Amonia NH3 seolah diturunkan dari metana dengan menggantikan atom karbon dengan atom nitrogen dan salah satu atom hidrogen dengan pasangan elektron bebas. Jadi, amonia memiliki seolah struktur tetrahedral. Namun untuk memahami struktur amonia, anda harus mempertimbangkan inversi atom nitrogen. Perilaku amonia sangat mirip dengan payung yang tertiup sehingga terbalik. Halangan inversinya hanya 5,8 kkal mol-1, dan inversi amonia pada suhu kamar sangat cepat.

Secara prinsip, atom nitrogen dari amina yang mengikat tiga atom atau gugus yang berbeda dapat merupakan pusat asimetrik sebab nitrogen memiliki empat

substituen termasuk pasangan elektron bebas. Namun karena adanya inversi ini, atom nitrogen tidak dapat menjadi pusat asimetrik. Diboran. Diharapkan reaksi antara magnesium borida dan air akan menghasilkan boron trihidrida BH3. Namun, yang didapatkan adalah diboran B2H6. Nampaknya senyawa ini tidak dapat dijelaskan dengan teori valensi sederhana, dan banyak sekali usaha telah dilakukan untuk mengelusidasi anomali ini. Mg3B2 + 6H2O 3Mg(OH)2 + B2H6

Kerangka molekulnya adalah jajaran genjang yang terbentuk dari dua atom boron dan dua atom hidrogen, dan atom hidrogen terikat pada dua atom boron disebut dengan hidrogen jembatan. Empat ikatan B-H terminal secara esensi terbentuk dari tumpang tindih orbital 1s hidrogen dan orbital hibrida boron. Sebaliknya, ikatan jembatan BHB adalah ikatan tiga pusat, dua elektron yang terbetuk dari hibridisasi hidrogen 1s dan dua orbital hibrida boron. Keberadaan ikatan seperti ini dikonfirmasi dengan mekanika kuantum. Senyawa gas mulia. Lama sekali dipercaya bahwa gas mulia hanya ada sebagai molekul monoatomik, dan tidak membentuk senyawa. Kimiawan Kanada Neil Bartlett (1932) menemukan spesi ionik [O2]+[PtF6]- dengan mereaksikan oksigen dengan platina heksafluorida PtF6. Ia beranggapan reaksi yang mirip dengan ini yakni reaksi antara xenon dan PtF6 akan berlangsung karena energi ionisasi pertama xenon dekat nilainya dengan energi ionisasi perrtama molekul oksigen. Di tahun 1962 ia berhasil mendapatkan senyawa gas mulia pertama yaitu Xe(PtF6)x, (x = 1, 2).

Kemudian menjadi jelas bahwa gas mulia membentuk senyawa biner dengan oksigen dan fluorin yang keduanya memiliki keelektronegativan tinggi. XeF2 adalah molekul linear dengan kelebihan elektron, sementara XeF4 merupakan satu-satunya senyawa unsur berbentuk bujur sangkar. XeF6 berbentuk oktahedron terdistorsi, dan di dekat titik lelehnya, senyawa ini ada sebagai kristal [XeF5]+F-. Ferosen. Ferosen adalah senyawa terdiri atas dua cincin sikopentadienil yang melapisi kedua sisi atom Fe dan senyawa ini merupakan contoh pertama kelompok senyawa yang disebut dengan senyawa sandwich.

Di awal tahun 1950-an , rekasi antara siklopentadienilmagnesium bromida dan FeCl3 anhidrat dilakukan dengan harapan akan dihasilkan turuanan fulvalena. Namun, senyawa dengan struktur (C6H5)2Fe yang diperoleh. Struktur senyawa ini didapatkan sangat unik: delapan belas elektron, dua belas dari dua molekul siklopentadienil (masing-masing enam elektron) dan enam dari kulit terluar Fe. Jadi, konfigurasi elektron gas mulia dicapai dan kestabilannya kira-kira sepadan. Kedua cincin siklopentadienail berputar layaknya piringan CD musik.

Tabel struktur VSEPR.

Jenis moleku l

Bentuk

Susunan elektron

Geometri

Contoh

AX1En

Diatomik

HF, O2

AX2E0

Linear

BeCl2, HgCl2, CO2

AX2E1

Tekuk

NO2, SO2, O3

AX2E2

Tekuk

H2O, OF2

AX2E3

Linear

XeF2, I3

AX3E0

Datar trigonal

BF3, CO32, NO3, SO3

AX3E1

Piramida trigonal

NH3, PCl3

AX3E2

Bentuk T

ClF3, BrF3

AX4E0

Tetrahedral

CH4, PO43, SO42, ClO4

AX4E1

Jungkat-jungkit

SF4

AX4E2

Datar persegi

XeF4

AX5E0

Bipiramida trigonal

PCl5

AX5E1

Piramida persegi

ClF5, BrF5

AX6E0

Oktahedral

SF6

AX6E1

Piramida pentagonal

XeOF5, IOF52 [5]

AX7E0

Bipiramida pentagonal

IF7

Susunan elektron meliputi pasangan menyendiri yang ditunjukkan oleh bola kuning Geometri yang terpantau (tidak termasuk pasangan menyendiri) Dipol dan Polaritas Ikatan Kovalen Polar dan Ikatan Kovalen Nonpolar Berdasarkan pengetahuan keelektronegatifan yang telah diketahui maka salah satu akibat adanya perbedaan keelektronega-tifan antar dua atom unsur berbeda adalah terjadinya polarisasi ikatan kovalen. Adanya polarisasi menyebabkan ikatan kovalen dapat dibagi menjaadi ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen nonpolar. Ikatan kovalen polar dapat dijumpai pada molekul hidrogen klorida sedangkan ikatan kovalen nonpolar dapat dilihat pada molekul hidrogen.

Orbital H2 dan HCl, polarisasi ikatan kovalen.

Pada hidrogen klorida terlihat bahwa pasangan elektron bersama lebih tertarik ke arah atom klorin karena elektronegatifitas atom klorin lebih besar dari pada elektronegatifitas atom hidrogen. Akibat hal ini adalah terjadinya polarisasi pada hidrogen klorida menuju atom klorin. Ikatan jenis ini disebut ikatan kovalen polar. Hal yang berbeda terlihat pada molekul hidrogen. Pada molekul hidrogen, pasangan elektron bersama berada ditempat yang berjarak sama diantara dua inti atom hidrogen (simetris). Ikatan yang demikian ini dikenal sebagai ikatan kovalen nonpolar. Molekul Polar dan Molekul Nonpolar Molekul yang berikatan secara kovalen nonpolar seperti H2, Cl2 dan N2 sudah tentu bersifat nonpolar. Akan tetapi molekul dengan ikatan kovalen polar dapat bersifat polar dan nonpolar yang bergantung pada bentuk geometri molekulnya. Molekul dapat bersifat nonpolar apabila molekul tersebut simetris walaupun ikatan yang digunakan adalah ikatan kovalen polar.

Susunan ruang (VSEPR) untuk molekul BF3, H2O, NH3 dan BeCl2. Molekul H2O dan NH3 bersifat polar karena ikatan O-H dan N-H bersifat polar. Sifat polar ini disebabkan adanya perbedaan keelektronegatifan dan bentuk molekul yang tidak simetris atau elektron tidak tersebar merata. Dalam H2O, pusat muatan negatif terletak pada atom oksigen sedangkan pusat muatan positif pada kedua atom hidrogen. Dalam molekul NH3, pusat muatan negatif pada atom nitogen dan pusat muatan positif pada ketiga atom hidrogen. Molekul BeCl 2 dan BF3 bersifat polar karena molekul berbentuk simetris dan elektron tersebar merata

walupun juga terdapat perbedaan keelektronegatifan. Kepolaran suatu molekul dapat diduga dengan menggambarkan ikatan menggunakan suatu vektor dengan arah anak panah dari atom yang bermuatan positif menuju ke arah atom yang bermuatan negatif. Molekul dikatakan bersifat nonpolar apabila resultan vektor sama dengan nol. Sedangkan molekul bersifat polar apabila hal yang sebaliknya terjadi, resultan tidak sama dengan nol. Dengan melihat struktur 3-D, sifat kepolaran molekul dapat diprediksi.

C. ALAT dan BAHAN 1. Satu set model molekul 2. Tabel periodik unsur 3. Komputer dengan software hyperchem D. PROSEDUR PERCOBAAN 1. PRAKTEK GEOMETRI MOLEKUL DENGAN MODEL STRUKTUR Satu set model molekul disiapkan. Tabel 1 diisi dengan hasil pengamatan dari molekul dan ion poliatomik berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 Molekul/Ion Metana Ion amonia Khloroform Etana Etena Etuna 1,2-difluoro etana metanol

Tabel 1
Molekul /ion Struktur Lewis
H

PEI

PEB

Sudut ikat

Sketsa 3-D

Struktur 3-D

CH4

C
...
H

109,5

Tetrahedral

...

...

...

...

...

...

2. PRAKTEK GEOMETRI MOLEKUL DENGAN PEMODELAN KOMPUTER Software hyperchem, yaitu software kimia komputasi yang dapat dimanfaatkan untuk aplikasi model molekul diaktifkan. Untuk pengenalan menu, toolbar, dan fasilitas pengukuran geometri molekul akan ditunjukkan oleh asisten. Untuk setiap struktur pada langkah yang telah anda lakukan di percobaan sebelumnya, pembuatan struktur 2-D dilakukan. Pengaktifan tabel atom untuk pembuatan atom dapat dilakukan dengan Default Elements. Setelah struktur 2-D diuat, building dilakukan agar diperoleh struktur 3-D. Struktur 3-D akan terbentuk dengan metode pendekatan mekanika newton tanpa perlu dilakukan optimasi geometri. Pada praktikum di tahun ke-3 teknik ini dapat diperdalam. Panjang ikatan, sudut ikatan dan bagaimana bentuk struktur molekul atau ion poliatomik berikut ini diukur dan dicatat kedalam tabel 2. No 1 2 3 4 Molekul/Ion CH4 CHCl3 C2H6 C2H4 No 5 6 7 8 Molekul/Ion C2H2 CH4CF2 CH3OH SF6 No 9 10 11 12 Molekul/Ion POCl3 Cl3CCF3 COCl2 XeF4

Tabel 2
Panjang ikatan () Sudut Ikat (0)

Molekul / ion

Sketsa 3-D

Polaritas

CH4

C-H = 1,09

H-C-H = 109,471

Non polar

...

...

...

...

...

E. HASIL PERCOBAAN 1. PRAKTEK GEOMETRI MOLEKUL DENGAN MODEL STRUKTUR

Molekul /ion

Struktur Lewis

PEI

PEB

Sudut Ikat ( )
0

Sketsa 3-D
H

Struktur 3-D

H
CH4

C H
H

109,5

TetraH H H H

hedral

[NH4]+

N H

109,5

TetraH H N H

hedral

Cl

H
H

CHCl3

Cl

C Cl

109,5

Tetra-

Cl Cl Cl

hedral

H C H H

H H

C2H6

C H

109,5

H H H

Tetrahedral

H C C H

C2H4
H

120
H H

Trigonal planar

C2H2

C
H

C
F C H

180

H
F

Linear

H
H

CH4CF2

C F H

109,5

H F H

Tetrahedral

H O
O H

CH3OH

C H

109,5 H

Tetrahedral

C H H

2. PRAKTEK GEOMETRI MOLEKUL DENGAN PEMODELAN KOMPUTER


Molekul / ion Panjang ikatan () Sudut Ikat (0)

Sketsa 3-D

Polaritas

CH4

C-H = 1,09

H-C-H = 109,471

Non polar

CHCl3

C-H = 1,11 C-Cl = 1,79

Cl-C-H = 107,05 Cl-C-Cl = 111,78

Polar

C2H6

C-H = 1,11 C-C = 1,53

H-C-H = 107,885 H-C-C = 111,014

Non polar

C2H4

C-C = 1,34 C-H = 1,02 C-C = 1,21 C-H = 1,09 C-C = 1,54

H-C-H = 117,794 H-C-C = 121,126

Non polar

C2H2

H-C-C = 180 H-C-C = 110,099 H-C-H = 108,047 H-C-F = 109,522 F-C-C = 109,53 H-O-C = 107,411 O-C-H = 107,727 H-C-H = 111,004

Non polar

CH4CF2

C-H = 1,11 C-F = 1,39

Polar

C-O = 1,4 CH3OH C-H = 1,11 O-H = 0,94

Polar

SF6

S-F = 1,76

S-F-S = 90

Non polar

POCl3

P-Cl = 2,01 P-O = 1,68

O-P-Cl = 109,441
Cl-P-Cl = 109,506

Polar

C-C = 1,6 Cl3CCF3 C-Cl = 1,806 C-F = 1,39

F-C-F = 107,414 F-C-C = 111,457 Cl-C-C = 109,126


Cl-C-Cl = 109,815

Polar

COCl2

C-O = 1,36 C-Cl = 1,79

Cl-C-Cl = 120

Cl-C-O = 120

Polar

XeF4

Xe-F = 2,03

F-Xe-F = 90

Non polar

F. PEMBAHASAN Percobaan C-3, tentang Geometri Molekul ini membahas tentang penguasaan praktikan akan teori VSEPR. Teori ini adalah teori yang memperlihatkan kemudahan dalam konsepnya dan memberikan hasil yang memuaskan dalam kemampuannya memperkirakan bentuk geometri yang tepat. Teori ini sama sekali tidak menggunakan orbital atom. Kita lihat sebagai penggantinya adalah bila struktur titik elektron dapat digambar untuk suatu molekul, maka bentuk umum molekul tersebut dapat diperkirakan. Pada percobaan pertama, yaitu percobaan tentang praktek geometri molekul dengan model struktur, praktikan diharapkan dapat menggambarkan struktur Lewis dari setiap molekul dan ion poliatomik yang sudah tersedia dalam tabel pertama laporan sementara. Setelah selesai menggambarkan struktur Lewis dari molekul dan ion poliatomik dalam tabel tersebut, praktikan dapat menentukan pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB) dari tiap tiap molekul dan ion poliatomik. Kemudian, praktikan menggunakan satu set model molekul (molimod) yang tersedia untuk memperkirakan bentuk 3-D dari tiap molekul dan ion poliatomik. Molekul yang pertama adalah metana (CH4). Metana memiliki atom pusat C yang mengikat 4 H di setiap lengannya. Atom C memiliki elektron valensi 4 karena atom C termasuk golongan IVA. PEI dari atom C adalah 4 pasang, sedangkan atom C tidak mempunyai PEB. Hal ini menyebabkan rumus VSEPR dari metana adalah AX4. Rumus VSEPR ini menggambarkan bentuk geometri tetrahedral untuk metana.

H H H H

metana

Ion amonium (NH4+) diperkirakan memiliki bentuk geometri molekul tetrahedral seperti metana. Hal ini bermula ketika atom N yang menjadi atom pusat mengikat 3 buah atom H dan membentuk molekul NH3 (amonia). Atom N memiliki 5 elektron valensi karena berasal dari golongan VA. Ketika amonia (NH3) menerima proton dari asam, maka pasangan elektron bebas di N yang geometri molekulnya adalah piramida trigonal, akan membentuk ikatan kovalen dengan H+ dan membentuk ion amonium (NH4+) dengan geometri molekul berbentuk tetrahedral.
H H H N H

Ion amonia

CHCl3 atau biasa disebut kloroform menempatkan C sebagai atom pusat. Keempat elektron valensi atom C berpasangan dengan 3 abuah atom Cl dan satu buah atom Hidrogen. Tidak adanya Pasangan Elektron Bebas disini menyebabkan atom C memiliki bentuk geometri molekul tetrahedral.

H
kloroform

Cl Cl Cl

Etana (C2H6) memiliki dua buah atom C yang saling berikatan lalu masingmasing C mengikat tiga buah atom H. Etana memiliki 4 pasangan elektron ikatan dan tidak memiliki pasangan elektron non ikatan Bentuk geometri molekul ini seperti dua tetrahedral yang saling overlap.

Etana

H H H

H H H

Etena (C2H4) memiliki dua buah atom C yang berikatan rangkap dua dan masing masing atom C mengikat 2 buah atom H. Bentuk geometri dari etena seperti dua buah trigonal planar yang saling overlap. Etena

H H

H H

Etuna (C2H2) memiliki atom pusat yaitu dua atom C yang berikatan rangkap tiga, lalu masing-masing C akan mengikat satu atom H. Bentuk geometri molekul dari molekul ini adalah linear. Dua atom H ini terpisah sejauh mungkin sehingga akhirnya membentuk sudut 1800. Etuna

1,2-difluoro etana (CH4CF2) memiliki dua buah atom C yang berikatan tunggal dan masing masing atom C mengikat dua atom H dan satu atom F. Sama seperti etana, 1,2-difluoroetana memiliki 4 pasangan elektron ikatan dan tidak memiliki pasangan elektron non ikatan dan bentuk geometri molekulnya seperti dua tetrahedral yang overlap.

H H F

F H H

1,2-difluoro etana

Metanol adalah salah satu jenis alkohol yang cukup populer. Metanol (CH 3OH) atau alkohol kayu digunakan sebagai komponen utama dalam spiritus serta digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut. Metanol menggunakan atom C sebagai atom pusatnya. Keempat elektron valensi atom C digunakan untuk mengikat 3 buah atom Hidrogen dan satu atom Oksigen. Selain terikat dengan atom C, atom Oksigen juga mengikat satu atom Hidrogen. Karena atom C yang memiliki 4 elektron valensi tidak memiliki pasangan elektron non ikatan, maka bentuk geometri molekulnya adalah tetrahedral.

H O C H

metanol

H H

Penggunaan molimod sangat membantu dalam menentukan sketsa 3D suatu molekul atau ion. Namun tetap ada kelemahan dari penggunaan molimod ini, yaitu tidak adanya keterangan panjang ikatan dan sudut ikat antar atom. Selain itu, bentuk 3D juga bisa salah jika praktikan tidak mengetahui terlebih dahulu struktur Lewis molekul atau ion yang diujicobakan. Kemudian pada percobaan kedua yaitu percobaan tentang Praktek Geometri Molekul Dengan Pemodelan Komputer, praktikan diharapkan dapat menggunakan program komputer hyperchem untuk mengetahui struktur 3D molekul, menghitung jarak antar atom dan sudut ikatannya. Molekul pertama adalah Metana (CH4). Seperti pada percobaan pertama, atom C menjadi atom pusat dari metana. Atom C yang memiliki 4 elektron valensi

mengikat 4 buah atom Hidrogen yang menyebabkan rumus VSEPR dari metana adalah AX4. Sesuai dengan rumus VSEPR, molekul dengan rumus AX4 memiliki bentuk geometri tetrahedral. metana

Panjang ikatan antar atom C-H adalah 1,09 (). Sedangkan sudut ikatan antara atom H-C-H adalah 109,4710. Besar sudut antara atom H-C-H ini merupakan khas dari bentuk geometri tetrahedral. Dalam struktur tetrahedral ini ikatan dipol mengarah ke sudut tetrahedral. Pembentukan ikatan juga mengarah kepada pembatalan daya tarik menarik dipol. Masing masing ikatan dipol membatalkan efek dari ketiga dipol lainnya karena arahnya berlawanan. Hasilnya, molekul tetrahedral seperti CH4, dan ion poliatomik seperti NH4+ bersifat non polar. Molekul yang kedua adalah Kloroform (CHCl3). Kloroform, seperti halnya metana, memiliki rumus VSEPR AX4. Jadi, kloroform juga memiliki bentuk geometri tetrahedral. Panjang ikatan antar atom C-H adalah 1,11 () dan antar atom C-C adalah 1,79 (). Kemudian sudut ikat antara atom H-C-Cl adalah 107,050 dan antara atom Cl-C-Cl adalah 111,780. Sudut ikatan yang berbeda dengan bentuk tetrahedral pada metana dikarenakan adanya pasangan elektron bebas milik atom Cl yang ikut andil dalam pembentukan molekul. Atom yang sama akan saling menjauh satu sama lain dengan energi yang paling rendah. Hal inilah yang mnyebabkan lebih besarnya sudut ikatan antara atom Cl-C-Cl yaitu 111,780 , tidak seperti sudut ikatan antara atom H-C-H pada molekul metana yang hanya 109,4710. kloroform

Lalu, meskipun bentuk geometri dari kloroform adalah tetrahedral, namun tidak semua ikatan dalam molekul tersebut sama. Klor lebih elektronegatif dari hidrogen, ikatan C-Cl lebih polar daripada ikatan C-H, sehingga ikatan dipol C-H menambah efek ikatan dipol C-Cl. Sebagai hasilnya, kita dapat berasumsi bahwa molekul CHCl3 adalah polar. Etana (C2H6) memiliki dua buah atom C yang saling berikatan lalu masingmasing C mengikat tiga buah atom H. Etana memiliki 4 pasangan elektron ikatan dan tidak memiliki pasangan elektron non ikatan Bentuk geometri molekul ini seperti dua tetrahedral yang saling overlap. Etana

Panjang ikatan antar atom C-H adalah 1,11 () dan antar atom C-C adalah 1,53 (). Sedangkan sudut ikatan antara atom H-C-H adalah 107,885 0 dan antar atom H-C-C adalah 111,0140. Karena distribusi elektron dalam molekul ini seragam, maka molekul ini bersifat non-polar.

Etena (C2H4) memiliki dua buah atom C yang berikatan rangkap dua dan masing masing atom C mengikat 2 buah atom H. Bentuk geometri dari etena seperti dua buah trigonal planar yang saling overlap dengan rumus VSEPR AX3.

Etena

Panjang ikatan antar atom C-H adalah 1,02 () dan antar atom C-C adalah 1,34 (). Sedangkan sudut ikatan antara atom H-C-H adalah 117,7940 dan antar atom H-C-C adalah 121,1260. Karena distribusi elektron dalam molekul ini seragam, maka molekul ini bersifat non-polar.

Etuna (C2H2) memiliki atom pusat yaitu dua atom C yang berikatan rangkap tiga, lalu masing-masing C akan mengikat satu atom H. Bentuk geometri molekul dari molekul ini adalah linear. Dua atom H ini terpisah sejauh mungkin sehingga akhirnya membentuk sudut 1800. Etuna

Panjang ikatan antar atom C-H adalah 1,09 () dan antar atom C-C adalah 1,21 (). Sedangkan sudut ikatan antar atom H-C-C adalah 1800. Molekul ini bersifat non polar karena pada struktur molekul linear sepasang ikatan dipol yang ekivalen dengan arah tarik menarik yang berlawanan dapat membatalkan daya tarik menarik tersebut. 1,2-difluoro etana (CH4CF2) memiliki dua buah atom C yang berikatan tunggal dan masing masing atom C mengikat dua atom H dan satu atom F. Sama seperti etana, 1,2-difluoroetana memiliki 4 pasangan elektron ikatan dan tidak memiliki pasangan elektron non ikatan dan bentuk geometri molekulnya seperti dua tetrahedral yang overlap dengan rumus VSEPR AX4.

1,2-difluoro etana

Panjang ikatan antar atom C-H adalah 1,11 (), antar atom C-C adalah 1,54 (), dan antar atom C-F adalah 1,39 (). Sedangkan sudut ikatan antara atom HC-H adalah 108,0470 , antar atom H-C-C adalah 110,0990 , antar atom F-C-H adalah 109,5220, dan antar atom F-C-C adalah 109,53. Kepolaran molekul ini sama halnya dengan molekul kloroform. Karena tidak semua ikatan dalam molekul tersebut sama. Fluor lebih elektronegatif dari hidrogen, ikatan C-F lebih polar daripada ikatan C-H, sehingga ikatan dipol C-H menambah efek ikatan dipol C-F. Sebagai hasilnya, kita dapat berasumsi bahwa molekul CH4CF2 adalah polar.

Metanol (CH3OH) atau metil alkohol, adalah cairan tidak berwarna yang mendidih pada suhu 64,960C. Metanol digunakan sebagai pelarut dan sebagai material untuk membuat metanal (terutama untuk urea resin formaldehida). Metanol menggunakan atom C sebagai atom pusatnya. Keempat elektron valensi atom C digunakan untuk mengikat 3 buah atom Hidrogen dan satu atom Oksigen. Selain terikat dengan atom C, atom Oksigen juga mengikat satu atom Hidrogen. Karena atom C yang memiliki 4 elektron valensi tidak memiliki pasangan elektron non ikatan, maka bentuk geometri molekulnya adalah tetrahedral.

metanol

Panjang ikatan antar atom C-H adalah 1,11 (), antar atom C-O adalah 1,4 (), dan antar atom O-H adalah 0,94 (). Sedangkan sudut ikatan antara atom H-C-H adalah 111,0040 , antar atom H-C-O adalah 107,7270 , dan antar atom H-O-C adalah 107,4110. Metanol merupakan molekul polar karena oksigen mengemban muatan parsial negatif.

H3C

Momen dipol = 1,7 D

SF6 adalah molekul yang bentuk geometrinya adalah oktahedral simetris. Panjang ikatan antar atom S-F adalah 1,76 (). Sedangkan sudut ikat antara atom F-S-F adalah 900. Pada struktur oktahedral pembatalan menyeluruh terjadi pada setiap pasang ikatan yang arahnya berlawanan.

SF6

Jadi, masing masing ikatan dipol dalam struktur oktahedral tidak ada (batal) daya tarik menariknya dan sebagai hasilnya, SF6 adalah molekul non polar. POCl3 adalah molekul yang bentuk geometrinya sama dengan kloroform. Selain itu mereka sama sama mengikat 3 atom sejenis dan 1 atom lainnya. Jika pada kloroform, atom C mengikat 3 atom Cl dan satu atom H. Maka pada POCl3, atom pusat P mengikat 3 atom Cl dan satu atom O. Atom P merupakan atom golongan VA, jadi P memiliki 5 elektron valensi. 3 elektron digunakan untuk berikatan dengan tiga atom Cl, dan dua elektron yang tersisa digunakan untuk berikatan rangkap dengan atom O. Karena atom pusat P tidak memiliki PEB, maka rumus VSEPR dari atom pusatnya adalah AX4, sehingga bentuk geometri molekul POCl3 adalah tetrahedral.

POCl3

Panjang ikatan antar atom P-Cl adalah 2,01 (), antar atom P-O adalah 1,68 (). Sedangkan sudut ikatan antara atom Cl-P-Cl adalah 109,5060 , antar atom OP-Cl adalah 109,4410. Meskipun bentuk geometri molekul POCl3 adalah tetrahedral, namun tidak semua ikatan dalam molekul tersebut sama. Perbedaan keelektronegatifan menyebabkan ikatan masing masing dipol tidak bisa saling meniadakan. Jadi, molekul ini bersifat polar. Cl3CCF3 bersifat polar, hal ini bisa dilihat dari gambar. Atom Cl (putih) memiliki elektronegatifitas yang lebih besar daripada F, maka elektron lebih tertarik ke arah Cl daripada ke arah F.

Cl3CCF3

Panjang ikatan antar atom C-C adalah 1,6 (), antar atom C-Cl adalah 1,806 (), dan antar atom C-F adalah 1,39 (). Sedangkan sudut ikatan antara atom FC-F adalah 107,4140 , antar atom F-C-C = 111,4570 , antar atom Cl-C-C = 109,1260, dan antar atom Cl-C-Cl = 109,8150. COCl2 memiliki bentuk geometri segitiga planar karena atom pusat C yang memiliki elektron valensi 4, mengikat 2 atom Cl dan ikatan rangkap dengan atom O sehingga atom pusat C mengalami hibridisasi sp2.

COCl2

Panjang ikatan antar atom C-O adalah 1,36 (), dan antar atom C-Cl adalah 1,79 (). Sdangkan sudut ikat antar atom Cl-C-Cl adalah 1200 dan sudut ikat antar atom O-C-Cl adalah 1200. Kepolaran molekul COCl2 dipengaruhi oleh keelektronegatifan Cl dan O. Karena Cl lebih elektronegatif daripada O, maka elektron lebih cenderung tertarik ke Cl, sehingga ikatan dipol antara C-Cl dan CO tidak saling meniadakan. Hasilnya, molekul COCl2 bersifat polar. XeF4 adalah sebuah pengecualian dari ketidak seimbangan yang terjadi pada molekul yang mempunyai pasangan elektron bebas pada atom pusatnya. XeF4 memiliki rumus VSEPR AX4E2 yang bentuk geometri molekulnya adalah segiempat datar (square planar). XeF4

Atom Xe adalah golongan VIIIA yang merupakan golongan gas mulia. Atom Xe yang memiliki 8 elektron valensi mengikat 4 atom F dan memilki 2 pasang elektron bebas. Panjang ikatan antar atom Xe-F adalah 2,03 (). Sedangkan sudut ikat antar atom F-

Xe-F adalah 900. Kebanyakan kejadian,bila ada pasangan elektron bebas pada kulit valensi atom sentral, ikatan atom dipol tidak seluruhnya meniadakan daya tarik menariknya. Namun karena molekul XeF4 merupakan pengecualian, maka ikatan dipolnya dihambat agar dapat membentuk molekul yang non polar. Menggunakan software hyperchem sangatlah membantu praktikan dalam mengerjakan praktikum, karena selain dapat melihat struktur 3-D dari beberapa molekul praktikan juga dapat menghitung jarak ikatan antar atom serta sudut ikatan masing atom. Hyperchem memudahkan kita dalam mengetahui struktur, stabilitas dan sifat molekul yang kita gambar.

G. KESIMPULAN Dari percobaan C3 tentang Geometri Molekul dapat kita simpulkan bahwa: 1. Struktur Lewis adalah salah satu cara yang cukup mudah untuk mengetahui prediksi bentuk geometri molekul dengan menentukan PEI dan PEB dari suatu molekul dan ion poliatomik 2. Teori VSEPR adalah teori yang menerangkan bahwa jumlah pasangan elektron menentukan penyusunan pasangan-pasangan elektron di sekitar atom pusat molekul. Terdapat gaya tolak elektrostatik antara dua pasangan elektron yang cenderung menolak orbital atom sejauh mungkin satu sama lain. Karena pasangan elektron menempati orbital atom, pasangan elektron bebas juga mempunyai dampak yang sama dengan pasangan elektron ikatan. Dengan kata lain, pasangan elektron bebas dan pasangan elektron ikatan juga tolak menolak sejauh mungkin. Menggunakan teori ini untuk memprediksi bentuk 3-D

molekul dan ion poliatomik sangatlah membantu, karena caranya sangat jelas dan cukup mudah 3. Kepolaran suatu molekul dapat diduga dengan menggambarkan ikatan menggunakan suatu vektor dengan arah anak panah dari atom yang bermuatan positif menuju ke arah atom yang bermuatan negatif. Molekul dikatakan bersifat nonpolar apabila resultan vektor sama dengan nol. Sedangkan molekul bersifat polar apabila hal yang sebaliknya terjadi, resultan tidak sama dengan nol

H. DAFTAR PUSTAKA Brady, J.E., 1999, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid 1, Edisi Kelima, Binarupa Aksara, Jakarta. Fessenden & Fessenden, 1983, Kimia Organik, Jilid 1, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta. www.chem-is-try.org (26-03-10) www.google.com (27-03-10) www.wikipedia.org (27-03-10)

Yogyakarta, 29 Maret 2010 Asisten Praktikan

Gian Primahana

Silky Amanda .Y.

Anda mungkin juga menyukai