Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

TOTAL QUALITY MAN







NAMA: ELVIRA ULIL AZMI
NPM : 0712015048

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL 'VETERAN JATIM
SURABAYA
Kepemimpinan

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal
tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan
itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan
pimpinan itu sendiri.
Gaya kepemimpinan
1. Otokratis. Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam
mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Jadi kekuasaanlah yang sangat
dominan diterapkan.
2. Demokrasi. Gaya ini ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya
menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatiI. Di bawah
kepemimpinan demokratis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan
mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
3. Gaya kepemimpinan kendali bebas. Pemimpin memberikan kekuasan penuh terhadap
bawahan, struktur organisasi bersiIat longgar dan pemimpin bersiIat pasiI.

enis dan Macam Gaya Kepemimpinan
1.Gaya Kepemimpinan Otoriter Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil
dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang
oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan
tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin
memberikan banyak inIormasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Dalam gaya ini, besar peluang untuk melakukan pengembangan diri. Sehingga setiap
orang yang dipimpin memiliki motivasi diri untuk berkembang.
3.Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya
yang secara aktiI menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Anda bisa
menilai bagaimana kualitas manajemen yang ini.


Kepemimpinan Transformasional
Dalam upaya pengenalan lebih dalam tentang konsep kepemimpinan transIormasional, perlu
dijelaskan tentang kepemimpinan transaksional, yaitu kepemimpinan yang memelihara atau
melanjutkan status quo. Kepemimpinan jenis ini dideIinisikan sebagai kepemimpinan yang
melibatkan suatu proses pertukaran (exchange process) di mana para pengikut mendapat imbalan
yang segera dan nyata untuk melakukan perintah-perintah pemimpin.
Sementara itu kepemimpinan transIormasional adalah kepemimpinan yang dipertentangkan
dengan kepemimpinan yang memelihara status quo. Kepemimpinan transIormasional inilah yang
sungguh-sungguh diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati karena kepemimpinan ini sungguh
bekerja menuju sasaran pada tindakan mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak
pernah diraih sebelumnya. Para pemimpin secara riil harus mampu mengarahkan organisasi
menuju arah baru.

Kepemimpinan transIormasional dideIinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan
perubahan dalam organisasi (dipertentangkan dengan kepemimpinan yang dirancang untuk
memelihara status quo). Kepemimpinan ini juga dideIinisikan sebagai kepemimpinan yang
membutuhkan tindakan memotivasi para bawahan agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran
"tingkat tinggi" yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu.
Perhatian orang pada kepemimpinan di dalam proses perubahan (management oI change) mulai
muncul ketika orang mulai menyadari bahwa pendekatan mekanistik yang selama ini digunakan
untuk menjelaskan Ienomena perubahan itu, kerap kali bertentangan dengan anggapan orang
bahwa perubahan itu justru menjadikan tempat kerja itu lebih manusiawi.
Di dalam merumuskan proses perubahan, biasanya digunakan pendekatan transIormasional
yang manusiawi, di mana lingkungan kerja yang partisipatiI, peluang untuk mengembangkan
kepribadian, dan keterbukaan dianggap sebagai kondisi yang melatarbelakangi proses tersebut,
tetapi di dalam praktek, proses perubahan itu dijalankan dengan bertumpu pada pendekatan
transaksional yang mekanistik dan bersiIat teknikal, di mana manusia cenderung dipandang
sebagai suatu entiti ekonomik yang siap untuk dimanipulasi dengan menggunakan sistem
imbalan dan umpan balik negatiI, dalam rangka mencapai manIaat ekonomik yang sebesar-
besarnya.
Kepemimpinan yang lebih baik terjadi bila para pemimpin dapat menjalankan salah satu atau
kombinasi dari empat cara ini, yaitu
(1) Memberi wawasan serta kesadaran akan misi, membangkitkan kebanggaan, serta
menumbuhkan sikap hormatdan kepercayaan pada para bawahannya (Idealized InIluence -
Charisma)
(2) Menumbuhkan ekspektasi yang tinggi melalui pemanIaatan simbol-simbol untuk
memIokuskan usaha dan mengkomunikasikan tujuan-tujuan penting dengan cara yang sederhana
(Inspirational Motivation).
(3) Meningkatkan intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara seksama (Intellectual
Stimulation).
(4)Memberikan perhatian, membina, membimbing, dan melatih setiap orang secara khusus dan
pribadi (Individualized Consideration).
Pemimpin yang seperti ini akan dianggap oleh rekan-rekan atau bawahan mereka sebagai
pemimpin yang eIektiI dan memuaskan.

Pemimpin transIormasional bisa berhasil mengubah status quo dalam organisasinya dengan cara
mempraktikkan perilaku yang sesuai pada setiap tahapan proses transIormasi. Apabila cara-cara
lama dinilai sudah tidak lagi sesuai, maka sang pemimpin akan menyusun visi baru mengenai
masa depan dengan Iokus strategik dan motivasional. Visi tersebut menyatakan dengan tegas
tujuan organisasi dan sekaligus berIungsi sebagai sumber inspirasi dan komitmen.
Pengembangan kepemimpinan transIormasional adalah proses yang memerlukan jangka waktu
panjang, dan pada setiap bagiannya melibatkan masa lalu dan masa sekarang. Pemimpin
transIormasional cenderung untuk menciptakan kesempatan pada pengalaman
kepemimpinannya, sehingga membantu dirinya dalam posisiyang sedang dijalankan.
Terdapat beberapa hipotesis tentang kepemimpinan transIormasional :

1. Dimensi kepemimpinan transIormasional mempunyai hubungan dengan karakteristik personal
pemimpin. kepemimpinan karismatik tidak hanya terdapat pada manajer tingkat puncak saja,
tetapi terdapat pada manajer tingkat bawah. Hal ini berarti kepemimpinan karismatik tidak
ditentukan oleh lama bekerja di organisasiyang diwujudkan oleh jenjang karir, tetapi lebih
ditentukan oleh lama menjabat pada jabatan sekarang.


2. Kepemimpinan transIormasional 'kharismatik' berhubungan paling erat dan searah dengan
karakteristik personal lama menjabat pemimpin dibandingkan dengan karakteristik personal
pemimpin lainnya. Dalam kepemimpinan transIormasional inspirasional diperlukan manajer
dengan dimensi mengkomunikasikan visi secara lancardan percaya diri. Manajer yang sudah
dapat menyatukan visi pribadinya dengan visi perusahaan memerlukan waktu dan proses yang
panjang yang dapat diperolehnya dari lamanya waktu bekerja di organisasi.

3. Kepemimpinan transIormasional 'motivasi inspirasional' berhubungan paling erat dan searah
dengan karakteristik personal lama bekerja pemimpin dibandingkan dengan karakteristik
personal pemimpin lainnya. Pada dimensi kepemimpinan transIormasional stimulasi intelektual
pemimpin mendorong bawahannya untuk menyelesaikan masalah dengan carayang baru , dalam
hal ini perlu dipergunakan kecerdasan dan alasan yang rasional dalam mendukung pendapatnya
dan dalam berpikir. Dalam ini ini tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat pendidikan akan
menentukan pola pikir manajer dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematis.

4. Kepemimpinan transIormasional 'stimulasi intelektual' berhubungan paling erat dan searah
dengan karakteristik personal tingkat pendidikan pemimpin dibandingkan dengan karakteristik
personal pemimpin lainnya. Dimensi kepemimpinan konsiderasi individual ditemukan pada
pemimpinyang mengembangkan kinerja bawahan tidak hanya pada posisinya sekarang (jabatan
sekarang), tetapi juga pada pekerjaan dan posisi berikutnya. Hal ini berarti hubungan kedekatan
atasan dan bawahan akan berlangsung terus-menerus dan dalam jangka panjang.
Berdasarkan uraian di atas kepemimpinan transIormasional konsiderasi individual kurang
berhubungan dengan lama menjabat, tetapi lebih berhubungan dengan lama bekerja di
organisasi.

5. Kepemimpinan transIormasional 'konsiderasi individual' berhubungan paling erat dan searah
dengan karakteristik personal lama bekerja pemimpin dibandingkan dengan karakteristik
personal pemimpin lainnya..
Secara garis besar ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang signiIikan antara kepemimpinan
transIormasional dengan karakteristik personal pemimpin, sedangkan seluruh dimensi
kepemimpinan transIormasional 'karismatik', 'motivasi inspirasional', 'stimulasi intelektual',dan
'konsiderasi individual' berhubungan paling erat dan searah dengan karakteristik personal tingkat
pendidikan pemimpin.

Walaupun tidak ada hubungan yang berarti antara dimensi kepemimpinan transIormasional
dengan karakteristik personal pemimpin pada organisasi yang bergerak dalam bidang
pendidikan, organisasi tetap harus memperhatikan hubungan dari kedua variabel ini karena
karakteristik personal tidak hanya terbatas pada pengalaman (experience), tetapijuga meliputi
derajat kemampuan pemimpin menghadapi kegagalan dan memiliki kekuatan pribadi (emotional
coping), derajat kemampuan pemimpin mendukung perilaku yang eIektiI dan memelihara rasa
optimis (behavioral coping), kemampuan pemimpin untuk menyalurkan dan mengevaluasi ide
kritis (abstrak orientation), derajat kesediaan pemimpin untuk menerima tantangan (risk taking),
kesediaan pemimpin untuk mecoba halbaru dan menantang status quo (inovation), derajat
kemampuan pemimpin menggunakan humor untuk menyenangkan bawahannya (use oI humor).
Program pengembangan dan pelatihan untuk mengembangkan kepemimpinan transIormasional
perlu juga diupayakan karena individu bukan dilahirkan menjadi pemimpin transIormasional,
melainkan melalui pengalaman hidupnya akan mampu mengembangkan karakteristikdan
membangun keahlian kepemimpinan transIormasionalnya.













KEKUASAAN DAN KEPEMIMPINAN

Menurut Max Weber kekuasaan itu dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan yang membuat
seorang actor didalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan
keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan. Walter Nord merumuskan kekuasaan
itu sebagai suatu kemampuan untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan
lainnya.
Secara sederhana, kepemimpinan adalah setiap usaha untuk mempengaruhi, sedang kekuasaan
diartikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seseorang pemimpin tersebut. Adapun otoritas
(Authority) dirumuskan sebagai suatu tipe khusus dari kekuasaanyang secara asli melekat pada
jabatan yang diduduki oleh pemimpin. Dengan demikian otoritas adalah kekuasaan yang
disahkan (legitimatized) oleh suatu peranan Iormal seseorang dalam suatu organisasi.
Sumber dan Bentuk Kekuasaan hubungannya dengan Gaya Kepemimpinan.Sumber dan bentuk
kekuasaan ada dua yakni kekuasaan jabatan (position power) dan kekuasan pribadi (personal
power).
Menurut Amitai Etzomi perbedaan keduanya terletak pada konsep kekuasan itu sendiri sebagai
suatu kemampuan untuk mempengaruhi perilaku. Kekuasaan dapat diperoleh dari jabatan
organisasi, pengaruh pribadi, atau keduanya.
Kekuasan dibagi menjadi beberapa macam serta hubungannya dengan gaya kepemimpinan dan
tingkat kematangan pengikut :
1. Kekuasaan paksaan (coercive) berdasar atas rasa takut. Misalnya penggunaan kekerasan Iisik
dan benturan senjata. Gaya kepemimpinan yang cocok adalah dengan pemberian intruksi
terhadap pengikut di tingkat kematangan yang rendah.M1.

2. Kekuasaan Legitimasi (legitimate) bersumber pada jabatan seorang pemimpin. Semakin tinggi
jabatannya, semakin besar kekuasaan legitimasinya. Gaya kepemimpinanyang sesuai adalah
dengan gaya 'konsultasi dan 'partisipasi bagi para pengikut di tingkat sedan (antara M2 dan
M3).
3. Kekuasan keahlian (Expert) bersumber dari keahlian, kecakapan, atau pengetahuan yang
dimiliki. Di tingkat ini pengikut hanya perlu diberikan sedikit pengarahan dan dukungan dan
pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan 'delegasi bagi pengikutnya.
4. Kekuasan penghargaan (Reward) bersunber atas kemampuan menyediakan penghargaan bagi
orang lain. Disini pengikut berada di tingkat perkembangan dari rendah ke sedang, sehingga
gaya kepemimpinan 'konsultasi dirasakan sesuai.
5. Kekuasan ReIerensi (ReIerent) bersumber pada siIat-siIat pribadi seorang pemimpin. Tingkat
kematangan pengikut berada dari sedang ke tinggi (M3 ke M4) sehingga gaya kepemimpinan
'partisipasidan sedikit pengarahan dapat dipergunakan secara eIektiI.
6. Kekuasan inIormasi (InIormation) bersumber atas akses inIormasi yang dimiliki oleh
pemimpin. Gaya kepemimpinan ang dapat memotivasi secara eIektiI pengikut di tingkat
kematangan M3 dan M4 ialah 'partisipasi dan 'delegasi.
7. Kekuasaan Hubungan (Connection) bersumber hubungan yang dijalin pimpinan dengan orang
penting dan berpengaruh baik di luar atau dalam organisasi. Gaya kepemimpinan melalui
intruksi dan konsultasi sesuai dengan pengikut yang beranjak di level tingkat M1 ke M2.







KEMPEMIMPINAN DALAM MANAEMEN:
KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DALAM USAHA
MENGELOLA KEMITRAAN
Kepemimpinan merupakan suatu konsep abstrak, tetapi hasilnya nyata. Kadangkala
kepemimpinan mengarah pada seni, tetapi seringkali pula berkaitan dengan ilmu. Pada
kenyataannya, kepemimpinan merupakan seni sekaligus ilmu.
Ada banyak deIinisi mengenai kepemimpinan, tergantung pada perspektiI yang digunakan.
Kepemimpinan dapat didedenisikan bebrdasarkan penerapannya pada bidang militer, olahraga,
bisnis, pendidikan, industri, dan bidang-bidang lainnya. Robbins (1991) mendeIinisikan
kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja
mencapai tujuandan sasaran yang ditetapkan.. Schriesheim, et al (dalam Kreitner dan Kinici,
1992, p. 516) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial di mana
pemimpin mengupayakan partisipasi sukarela para bawahannya dalam usaha mencapai
tujuandan sasaran organisasi. Sedangkan Gibson et al (1991, p. 364) memberikan deIinisi
kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi motivasi atau kempetensi individu-
individu lainnya dalam suatu kelompok.
DeIenisi-deIenisi diatas pada hakikatnya mengandung kesamaan, dimana konsep dasarnya
berkaitan dengan penerapannya dalam manajemen, yaitu membangkitkan motivasi atau
semangat orang lain, yaitu dengan jalan memberikan inspirasi atau mengilhami. Konsep ini
mengandung pengertian bahwa motivasi tersebut telah ada dalam diri setiap karyawan dan
otivasi tersebut bukanlah sekedar tanggapan temporer terhadap rangsangan eksternal.
Kepemimpinan sendiri tidak hanya berada pada posisi puncak struktur organisasi perusahaan,
tetapi juga meliputi setiap levelyang ada dalam organisasi.
Istilah manajer dan pemimpin tidaklah perlu dicampuradukkan, karena kepemimpinan
merupakan salah satu bagian dari manajemen. Manajer melaksanakan Iungsi-Iungsi
perencanaan, perorganisasian, pengkoordinasiaan, pelaksanaan, komunikasi,dan pengawasan.
Termasuk di dalam Iungsi-Iungsi itu adalah perlunya memimpin dan mengarahkan. Zaleznik
dalam Robbins (1991) menyatakan bahwa tidak semua pemimpin adalah menajer. Seorang
manajer yang diberi hak-hak tertentu (Iormal) dalam suatu organisasi belum tentu dapat menajdi
seorang pemimpin yang eIektiI. Akan tetapi kemampuan untuk mempengaruhi orang lain yang
didapatkan dari luar struktur Iormal adalah sama atau bahkan lebih penting daripada pengaruh
Iormal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin dapat muncul secara
inIormal dari suatu kelompok dan dapat pula ditunjuk secara Iormal. Secara umum seorang
pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut (Fandy Tjiptono &
Anastasia Diana, 2003, hal. 153):
1. Tanggung jawab yang seimbang. Keseimbangan disini adalah tanggung jawab terhadap
pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan
pekerjaan tersebut.
2. Model peranan yang positiI. Peranan adalah tanggung jawab, perilaku, atau prestas yang
diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu seorang
pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya.
3. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Pemimpin yang baik harus bisa menyampaikan
ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat.
4. Memiliki pengaruh positiI. Pemimpin yang baik memiliki pengaruh terhadap karyawannya
dan menggunakan pengaruh tersebut untuk hal-hal yang positiI.
5. Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain. Pemimpin yang sukses adalah
pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan komunikasi dan pengaruhnya untuk
meyakinkan orang lain akan sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada tanggung jawab
total terhadap sudut pandang tersebut.
Disamping memiliki karakteristik sebagaimana telah dijelaskan diatas, seorang pemimpin yang
baik harus dapat memainkan peranan penting dalam melakukan tiga hal berikut, yaitu (Bennis
dan Nanus, 1985, pp. 184-186):
1. Mengatasi penolakan terhadap perubahan
2. Menjadi perantara bagi kebutuhan kelompok-kelompok di dalam dan di luar organisasi
3. Membentuk kerangka etis yang menjadi dasar operasi setiap karyawan dan perusahaan secara
keseluruhan. Kerangka etis ini dapat diwujudkan dengan cara:
a. Memberikan contoh perilaku etis
b. Memilih orang-orang yang berperilaku etis sebagai anggota tim
c. Mengkomunikasikan tujuan organisasi
d. Memperkuat perilaku yang sesuai di dalam dan di luar organisasi
e. Menyampaikan posisi-posisi etis, secara internal dan eksternal
Kepemimpinan bukanlah Iungsi dari kharisma. Oleh karena itu tidak bisa hanya mengandalkan
kharisma yang ia miliki semata dalam usaha memimpin suatu kelompok tertentu. Bila seorang
pemimpin mencoba menggunakan citra dan kharisma semata untuk memimpin suatu organisasi,
maka ia bukanlah pemimpin, tetapi misleader.

Anda mungkin juga menyukai