Anda di halaman 1dari 8

A.

Definisi filsafat
Dikutip dari : http://www.its-berry.com
1. Secara Etimologi FilsaIah merupakan bentuk kata IalsaIat, yang semula berasal dari
bahasa Yunani yaitu 'Philosphia yang terdiri dari 2 kata, yaitu :
O philos / philein berarti suka, cinta, mencintai.
O shophia berarti kebijaksanaan, hikmah, kepandaian ilmu.
Jadi philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada ilmu IilsaIat
dalam bahasa Belanda yaitu wijsbegeerte berarti keinginan untuk ilmu Lwijs : pandai,
berilmu; Begerte : keinginan.
Dalam arti praktis IilsaIat mengandung arti alam berIikir / alam pikiran, sedangkan
berIilsaIah ialah berIikir secara mendalam atau radikal atau dengan sungguh sungguh
sampai keakar-akarnya terhadap suatu kebenaran atau dengan kata lain berIilsaIat
mengandung arti mencari kebenaran atas sesuatu.
2. enurut Para Sarjana dan Para FilsuI
a. Para IilsuI Yunani / Romawi
Plato (427 - 348 SM)
FilsaIat ialah ilmu pengetahuan yang bersiIat untuk mencapai kebenaran yang asli.
Aristoteles (382 - 322 SM)
FilsaIat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, seperti ilmu etaIisika,
Logika, Retorika, Etika Ekonomi, Politik & Sastetika.
Cicero (106 - 043 SM)
FilsaIat adalah ibu dari semua pengetahuan lainnya. FilsaIat adalah ilmu pengetahuan
leluhur dan keinginan untuk mendapatkannya.
b. Para IilsuI abad pertengahan
Descartes (1596 - 1650)
FilsaIat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi
pokok penyelidikannya. Immanuel Kant (1724 1804) FilsaIat adalah ilmu
pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal segala pengetahuan.
c. Para pakar Indonesia
Darji Darmodihardjo
FilsaIat adalah pemikiran dalam usahanya mencari kebijaksanaan dan kebenaran yang
sedalam-dalamnya sampai keakar-akarnya (radikal, radik-akar), eratur (sistematis) dan
menyeluruh (universal)
IR. Putjowijatno
FilsaIat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala
sesuatu berdasarkan atas pikiran belaka.

Dikutip dari : http://mardhiyanti.blogspot.com/
1.FilsaIat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. FilsaIat juga diartikan sebagai
suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala
hubungan.
2. Plato (427sm 347sm) seorang IilsuI yunani yang termasyhur murid socrates dan guru
aristoteles, mengatakan: IilsaIat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu
pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
3. Aristoteles (384 sm 322sm) mengatakan : IilsaIat adalah ilmua pengetahuan yang
meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metaIisika, logika, retorika,
etika, ekonomi, politik, dan estetika (IilsaIat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
4. arcus tullius cicero (106 sm 43sm) politikus dan ahli pidato romawi, merumuskan:
IilsaIat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk
mencapainya.
5. Al-Iarabi (meninggal 950m), IilsuI muslim terbesar sebelum ibnu sina, mengatakan :
IilsaIat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat
yang sebenarnya.
6. Immanuel kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir barat, mengatakan :
IilsaIat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya
empat persoalan, yaitu: apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metaIisika)
apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika) sampai di manakah pengharapan
kita? (dijawab oleh antropologi)
7. ProI. Dr. Fuad hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: IilsaIat adalah suatu
ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya
suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu
IilsaIat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
8. Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : IilsaIat sebagai WissenschaItslehre (ilmu dari ilmu-
ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang
atau jenis kenyataan. FilsaIat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu
mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
9. Paul Nartorp (1854 1924 ) : IilsaIat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak
menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama,
yang memikul sekaliannya.
10. Harold H. Titus (1979 ): (1) FilsaIat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap
kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. FilsaIat adalah suatu
proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; (2)
FilsaIat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) FilsaIat
adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep
); FilsaIat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang
dicirikan jawabannya oleh para ahli IilsaIat.

11.Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu IilsaIat adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat
dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu. (dikutip dari : http://oryza.blogsome.com/)

Dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/FilsaIat
Filsafat adalah studi tentang seluruh Ienomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
|1|
FilsaIat tidak didalami dengan melakukan
eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah
secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk
solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika.
Untuk studi IalsaIi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

Dikutip dari : http://aIrizal.wordpress.com/
FilsaIat adalah ilmu istimewa` yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak
dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa kerana masalah-masalah tersebut di luar
jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
FilsaIat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau
mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat sarwa yang ada, yaitu:
hakikat tuhan, hakikat alam semesta, dan hakikat manusia, serta sikap manusia sebagai
konsekuensi dari paham tersebut. Perlu ditambah bahwa deIinisi-deIinisi itu sebenarnya tidak
bertentangan, hanya cara mengesahkannya saja yang berbeda.

Dikutip dari : http://santriw4n.wordpress.com/pengertianIilsaIatdanilmupengetahuan
J.A Leighton mendeIinisikan IilsaIat sebagai 'a world-view, or rasoned conception oI the
whole cosmos, and a liIeview, or doctrine oI values, meanings, and purpose oI human liIe.
Dari deIinisi ini pengertian IilsaIat adalah system atau sistematika IilsaIat yaitu metaIisika,
etika dan logika yang atinya secara berturut adalah teori tentang kosmologi dan ontology.
Theodore Brameld dalam bukunya menyatakan salah satu deIinisi IilsaIat adalah 'the
discipline conserred with the formulation of procise meaning dimana menimbulkan
kemungkinan salah satu istilah yang sama diartikan berbeda dan sebaliknya.
Webster mendeIinisikan IilsaIat itu sebagai 'love oI wisdom dan sebagai 'ilmu
pengetahuan yang menyelidiki Iakta, dan prinsip-prinsip kenyataan hakekat dan kelakuan
manusia. (YusuI,1989:34)

Dikutip dari : http://www.mail-archive.com/IilsaIatyahoogroups.com/inIo.html
DeIinisi IilsaIat. Kata IilsaIat dari bahasa Yunani yaitu Philosophos. DeIinisi nominal:
Filein ( mencintai) dan sophia ( kebijaksanaan). FilsaIat itu sendiri berarti cinta akan
kebijaksanaan melalui kemapuan metode bertanya tentang hakekat sejati dari realitas baik
yang dapat diinederai maupun tidak.
FilsaIat adalah ilmu yang mencintai dan mencari kebijaksanaan.
DeIinisi real:FilsaIat adalah pengetahuan mengenai semua hal melalui sebab-sebab
terakhir yang didapat melalui penalaran atau akal budi. Ia mencari dan menjelaskan hakekat
dari segala sesuatu.
Obyek material: segala sesuatu
Obyek material: mencari hakekat.BerIilsaIat berarti mempertanyakan dasar dan asal-usul dari
segala-galanya; untuk mencari orientasi dasar bagi kehidupan manusia.



Dikutip dari : http://thejapanesepage.com/pengertianIilsaIat

Sidi Gazalba: BerIilsaIat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang
segala sesuatu yang dimasalahkan, dengan berpikir radikal, sistematik dan universal.
Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : FilsaIat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal
dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, Iundamentalis,
universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki
(pengetahuan, dan keariIan atau kebenaran yang sejati.
Notonegoro: FilsaIat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang
mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.


B. Kaitan Filsafat dengan Geologi
Dikutip dari : http://www.4im.asia/
Sekarang ini, mungkin sudah saatnya kita mempelajari apa yang disebut dengan ranah
atau wilayah kajian IilsaIat. Ini menjadi penting dipelajari agar kita memiliki suatu gambaran
yang cukup tentang apa-apa yang akan dipelajari dalam IilsaIat. Ya, ini mirip dengan peta
jalan yang kita gunakan sebagai panduan untuk bepergian agar kita sampai pada tujuan
dengan cepat dan selamat. Dalam konteks belajar kita, memahami ranah kajian IilsaIat akan
memberikan suatu arah yang pasti untuk dapat memilih cabang IilsaIat yang sesuai, atau
siapa IilsuI yang cocok, atau gaya IilosoIi apa yang disukai oleh kita secara pribadi.
Berdasarkan pengamatan saya pribadi, ranah kajian IilsaIat dapat dipilah menjadi tiga
wilayah pokok kajian. Pertama mengenai "dunia" di mana kita tinggal. Setelah itu,
pemahaman atas "diri" manusia sendiri. Yang terakhir, ini adalah pemahaman mengenai
wilayah "transenden" (transcendence).
Dunia yang kita tinggali menjadi objek pertama perhatian renungan IilosoIis itu karena
kita biasanya selalu punya perhatian yang lebih atas sesuatu yang ada di luar kita. isalnya,
ada ungkapan yang mengatakan bahwa "rumput tetangga itu lebih hijau daripada rumput
yang ada di halaman rumah kita". Hal ini terjadi atas dasar pengaruh rasa kagum akan
sesuatu yang kita lihat, dengar, dan rasakan. Namun demikian, setelah kita sadar dengan apa
yang kita miliki atau sadar akan diri kita sendiri, biasanya kita akan mencoba untuk
instropeksi atau meninjau diri kita sendiri. Pertanyaan seperti apakah kita dan secara umum
pertanyaan siapa manusia itu akan terbersit.
Ketika pertanyaan serupa ini muncul, pertanyaan tentang masalah "penciptaan" akan
menghampiri. Karena ada dunia dan manusia, tentu ada yang menciptakannya. Inilah yang
disebut sebagai masalah transenden dalam IilsaIat. Kenapa disebut dengan transenden? Ya,
ini sebenarnya karena sesuatu yang berhubungan dengan penciptaan dunia dan manusia itu
adalah sesuatu yang berada di luar pengetahuan manusia. Sementara itu, masalah yang
berhubungan dengan manusia dan dunia seringkali dinamakan dengan "immanen"
(immanence), serta dilawankan dengan pengertian transenden. Disebut immanen karena ini
berhubungan langsung dengan pengalaman manusia itu sendiri.
Dari pemahaman mengenai dunia, kita sebenarnya sedang bergerak memasuki cabang
IilsaIat yang disebut dengan Kosmologi (Cosmology). Berasal dari kata Yunani, kosmos
(yang berarti dunia atau juga teratur), Kosmologi adalah cabang IilsaIat yang mengkaji
masalah asal muasal alam semesta beserta proses terciptanya. Berdasar pada kajian mengenai
dunia inilah juga lahir ilmu-ilmu kealaman, yaitu: Astronomi, Geologi, Fisika, Kimia, dan
Biologi.
Pada kajian mengenai manusia, kita akan menemukan hubungan dengan berbagai macam
cabang IilsaIat. Ada kajian FilsaIat anusia (Philosophical Antropology), FilsaIat
Pengetahuan (Epistemology), FilsaIat Nilai (Axiology), FilsaIat oral atau Etika (Ethics),
FilsaIat Sosial (Social Philosophy), FilsaIat Akal (Philosophy of Mind), Logika (Logics),
FilsaIat Ilmu (Philosophy of Sciences), hingga FilsaIat Bahasa (Philosophy of Language).
Dari kajian mengenai manusia pula lahir ilmu-ilmu kemanusiaan (humanity sciences) dan
ilmu-ilmu sosial (social sciences).

Dikutip dari : http://Itgeologi.unpad.ac.id/id/download/artikel/pola-Iikir-geologi-masa-
depan.html
Pendidikan geologi di Indonesia sudah berlangsung lebih dari 60 tahun. Riset-riset di
bidang geologi secara kumulatiI terus bertambah setiap tahun, menjadikannya sebagai asset
data dan inIormasi, dan juga ilmu yang diperoleh lewat riset-riset tersebut. Namun dibalik itu
semua timbul pertanyaan yang sangat mendasar, mengapa dalam pendidikan geologi tidak
dilibatkan IilsaIat. FilsaIat dalam arti luas adalah the mother oI the sciences dan dalam arti
sempit adalah loving wisdom, sehingga sangat tepat dilibatkan dalam proses pembelajaran
ilmu, yang sekaligus membekali para peserta didik dalam membentuk integritas kepribadian
mereka di perguruan tinggi.
Kita telah melupakan hal yang sangat mendasar ini, sehingga para lulusan kita kehilangan
kesempatan emas baik untuk memahami maupun memanIaatkan IilsaIat sebagai panduan
dalam berIikir luas tak terbatas, khususnya di ranah ilmiah (scientiIic unsurpassed thinking),
maupun pembinaan jati diri ilmiawan.
Pembinaan pola Iikir berbasis kurikulum tanpa keterlibatan IilsaIat ilmu dan metodologi
riset tersebut mengkarakterisasi riset-riset geologi yang lebih cenderung interpretatiI, bahkan
mengarah kepada spekulatiI, sehingga produk riset yang dihasilkan belum dapat meraih
kriteria ilmu yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi.
Pengakuan geologi oleh komunitas ilmiawan non-geologi betapapun sangat penting dan
sudah seharusnya mampu diraih oleh geologi melalui keberhasilan pembinaan pola Iikir
geologi masa depan.
dIkuLIp durI : ILLp:JJwww.murxIsL.comJscIenceJdIuIecLIcsoIgeoIogy.ILmI
Geologi adalah ilmu tentang pengamatan dan penjelasan dari semua gejala yang terjadi di
permukaan dan di kedalaman planet ini. Tidak seperti lain-lain ilmu alam seperti Iisika dan
kimia, geologi mendasarkan dirinya, bukan pada percobaan melainkan pada pengamatan.
Sebagai akibatnya, perkembangannya ditentukan sekali oleh cara orang menginterpretasi
hasil-hasil pengamatan itu. Hal ini, pada gilirannya, ditentukan oleh kecenderungan IilsaIat
dan agama pada jamannya. Fakta ini menjelaskan perkembangan geologi yang berkembang
jauh lebih lambat dibandingkan dengan lain-lain ilmu tentang bumi. Baru tahun 1830 Charles
Lyell, salah satu bapak geologi modern, menunjukkan bahwa bumi berusia jauh lebih tua
daripada apa yang dikatakan oleh Kitab Kejadian. Pengukuran lanjut berdasarkan peluruhan
radioaktiI membenarkan hal ini, menetapkan bahwa bumi dan bulan berusia sekitar 4,6
milyar tahun.

Anda mungkin juga menyukai