Anda di halaman 1dari 11

Harga Minyak mentah global, pelan-pelan merangkak!!!!!

Sudah bukan rahasia lagi, siapapun yang menjadi


pemimpin di negeri ini dari partai manapun akan dipusingkan dengan kebijakan tentang subsidi
BBM. yah. BBM bersubsidi mempunyai dua sisi mata uang yang sangat-sangat kontradiksi,
yaitu populis dan eIektiI. Kebijakan subsidi BBM di negeri ini mempengaruhi banyak hal,
hampir semua sektor ekonomi juga akan terpengaruh oleh kebijakan subsidi BBM ini.. sehingga
baru aja berwacana harga BBM bersubsidi akan naik, sudah pasti gejolak masyarakat sudah
bermunculan.. ya. sungguh-sungguh sensitiI!!!
Pengambilan kebijakan BBM bersubsidi ini didasari pada harga minyak mentah global, dimana
saat ini harga minyak mentah dunia jenis light sweet berada di kisaran 100 US$/ barrel, bahkan
sempat menyentuh angka 112 US$/barrel, akibat dari pergolakan politik di Timur Tengah.
Kenaikan harga minyak mentah global ini sudah tentu mempengaruhi anggaran subsidi BBM
pada APBN kita.. karena asumsi harga minyak mentah di Indonesia tetap 87 US$/barrel.
dengan kondisi seperti ini maka anggaran belanja pemerintah berpotensi akan semakin deIisit.
Hal ini dikarenakan tingginya harga minyak mentah yang berlaku secara global ditambah
konsumsi masyarakat pada BBM bersubsidi yang semakin bertambah. Cara paling mudah untuk
menambal deIisit APBN adalah melalui pembatasan subsidi atau menaikkan harga BBM
bersubsidi. namun kebijakan seperti ini adalah kebijakan yang sangat tidak populis bagi
siapapun Presidennya.
Kuota BBM Bersubsidi..
Untuk tahun ini kuota BBM bersubsidi dianggarkan
38,5 juta kiloliter, Jumlah kuota subsidi tersebut bisa saja tidak dibatasi. Dan bisa membengkak
menjadi 42,5 juta kiloliter, jumlah ini setara dengan Rp 7 trilliun rupiah.. Angka 38,5 juta
kiloliter untuk tahun ini kelihatannya akan sulit untuk dipertahankan. Sampai bulan ini saja, di
berbagai daerah banyak terjadi kelangkaan akan BBM bersubsidi ini, dan alasan kelangkaannya
juga sama, yaitu kuota untuk bulan berjalan sudah habis. Konsumsi BBM bersubsidi di
masyarakat memang terjadi peningkatan akibat bertambah banyaknya kendaraan yang dimiliki
masyarakat dan juga akibat kendaraan mewah yang beralih menggunakan BBM bersubsidi
imbas dari meroketnya harga BBM non subsidi..
$ubsidi itu untuk siapa sih???
Kebijakan subsidi BBM ini sebenarnya ditujukan untuk melindungi konsumen kalangan
menengah kebawah dan para pelaku industri kecil-menengah yang masih memanIaatkan BBM
dengan jenis-jenis tersebut. Dan hanya tiga jenis bahan bakar yang dikonsumsi oleh kalangan
menengah kebawah yang masih mendapatkan subsidi dari pemerintah. Tiga jenis bahan bakar
tersebut adalah premium, minyak tanah, dan solar.
O Premium Rp 4500,-/ liter
O minyak tanah Rp 6500,-/ liter
O solar Rp 4500,-/ liter.
Namun kebijakan seperti ini justru banyak
yang tidak tepat sasaran. Banyak mobil mewah dan kendaraan berpelat merah masih saja
mengkonsumsi BBM jenis ini.. Hal seperti itulah yang juga turut serta sebagai penyumbang
membengkaknya kuota BBM bersubsidi yang seharusnya hanya untuk kalangan menengah ke
bawah. Timbul pertanyaan; kenapa banyak mobil mewah yang beralih menggunakan
premium??? ini tidak lain akibat meroketnya harga minyak mentah global. Harga BBM non
subsidi termasuk Pertamax menggunakan acuan harga minyak mentah dunia itu. Dampak dari
meroketnya harga minyak mentah dunia adalah harga bahan bakar non subsidi yang termasuk
didalamnya Pertamax sudah pasti ikut naik. Saat ini gap antara BBM bersubsidi dengan non
subsidi cukup lebar, yang berkisar antara 4.500 4.650,-. Selisih yang cukup menggoda.
.. 1 liter pertamax dapat 2 liter premium..
%idak mudah membatasi BBM $ubsidi.
Membatasi subsidi BBM bukanlah perkara gampang. Banyak wacana pembatasan subsidi BBM
yang semuanya kandas tanpa realisasi. Yah. subsidi BBM itu sudah sejak pemerintahan yang
dulu-dulu sudah ada dan juga belum semua lapisan masyarakat kita yang banyak duitnya
sehingga mampu membeli BBM non subsidi.. Beberapa wacana pembatasan subsidi BBM yang
hanya tinggal wacana ;
O Pembatasan subsidi BBM untuk sepeda motor. Opsi ini agak janggal !!! Masyarakat
lapisan menengah ke bawah banyak yang hanya mempunyai sepeda motor sebagai sarana
transportasi. Lha terus kalo subsidi BBM untuk sepeda motor di hilangkan, berarti sepeda
motor harus minum BBM non subsidi. Disatu sisi subsidi untuk R4 tidak dihilangkan..
Itu artinya Subsidi BBM akan dinikmati masyarakat kalangan menengah ke atas.
seandainya opsi Ini betul-betul dipilih maka subsidi benar-benar salah sasaran..
Terlalu!!!!
O Pembatasan subsidi untuk R4 kecuali mobil plat kuning (umum). yah kelihatannya
masuk akal namun nantinya kebijakan ini bisa saja menimbulkan masalah baru.
Penumpang akan kesusahan mencari angkutan umum!!! loh kok bisa??? Banyak sopir
angkot yang nantinya akan beralih menjadi penjual bensin eceran ketimbang narik
penumpang.
O Subsidi pertamax. Pertamax akan disubsidi sehingga harga pertamax bisa dipatok dengan
harga Rp 7500,-/ liter dan berIluktuasi harganya sesuai dengan harga pasar yang berlaku.
Diharapkan dengan harga pertamax yang di 7,500,-/liter, masyarakat lapisan menengah
ke atas beralih ke Pertamax sedangkan sektor industri kecil-menengah dan masyarakat
kalangan menengah kebawah yang kurang mampu tetep menggunakan BBM bersubsidi.
Opsi ini juga masih menyisakan tanda tanya. Apakah masyarakat menengah keatas mau
beralih kembali ke Pertamax, mengingat selisih harga pertamax dan premium masih
3.000,-/liter????
O Membuat selisih harga BBM bersubsidi dan non subsidi sekitar 100-150,-/liter.
Kebijakan yang kayaknya tidak akan pernah diambil oleh pemimpin negeri ini.
Dampak dari kebijakan ini sangat besar terutama bagi kalangan masyarakat kalangan
menengah ke bawah. dan ini pasti akan menuai protes besar-besaran dari masyarakat..
harga barang akan merangkak naik dan kenaikan harga barang sudah pasti yang
nanggung adalah masyarakat.. Kebijakan seperti ini akan memicu naiknya tingkat
inIlasi hingga 1,4 per tahun. Angka inIlasi akan menjadi 6,4-6,5 meleset 1,4 dari
proyeksi pemerintah sebesar 5 yoy.. Kebijakan ini tentu bukanlah kebijakan yang
populer di mata masyarakat, dan pasti akan menurunkan citra politik pemerintah yang
berkuasa di mata masyarakat . . walaupun sebenarnya kebijakan ini cukup eIektiI
mengurangi pembengkakan anggaran pemerintah.
O Menaikkan harga Premium dan solar menjadi 7,350-7,400,-/liter. Walaupun
pembatasan subsidi BBM seperti ini akan memberatkan kalangan menengah ke bawah,
namun kebijakan ini cukup rasional. Diharapkan dengan kebijakan seperti ini, banyak
masyarakat yang beralih menggunakan BBM non subsidi karena selisih harganya tidak
terlalu jauh.
ika Pembatasan /Pencabutan $ubsidi BBM tetep dilakukan, maka;
1. Benahi sarana transportasi publik. Apabila kondisi sarana transportasi publik masih
seperti sekarang yang jauh dari kata nyaman dan layak dan murah, maka tidak akan
mudah bagi masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik.
Nah.. kalo masyarakat masih enggan beralih ke sarana transportasi publik maka bisa
dipastikan konsumsi BBM bersubsidi juga tidak akan jauh berkurang.
2. Apabila sudah dilakukan pembenahan pada sektor transportasi publik menjadi nyaman
dan layak serta murah, dan masyarakat sudah berbondong-bondong beralih dari
kendaraan pribadi ke sarana transportasi publik maka Pemerintah harus mulai melakukan
pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor, baik R2 maupun R4. (ini yang akan
protes adalah produsen otomotif serta FBY, FBH, FBS, FBT dlll). Sekarang ini
untuk memiliki kendaraan pribadi bukanlah sesuatu yang sulit, sangat-sangatlah mudah,
baik prosesnya maupun kemudahan dalam kreditnya. Salah satu dampak dari
kemudahan ini tidak lain adalah membengkaknya konsumsi BBM bersubsidi.
**** Istirahat dulu,,,, mau ngasap dulu ya.. ..****
istribusi BBM bersubsidi.
Yang boleh mendistribusikan BBM bersubsidi..
Dalam Perpres No.71 Tahun 2005 badan usaha tetap boleh ikut lelang adalah badan usaha telah
memenuhi persyaratan-persyaratan. Antara lain persyaratan teknis, Iinansial dan komersial. Jadi
tidak hanya monopoli Pertamina saja!!! Semua badan usaha yang memenuhi syarat seperti yang
tercantum dalam Perpres No.71 tahun 2005, boleh mengikuti lelang PSO BBM bersubsidi.
Berikut salinan putusan Perpres No.71 Tahun 2005. agak panfang
PERA%&RAN PRE$EN %EN%ANG PENYEAAN AN PEN$%RB&$AN EN$
BAHAN BAKAR MNYAK %ER%EN%&.
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan :
1. Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu yang selanjutnya disebut Jenis BBM Tertentu adalah
bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi dengan jenis, standar dan mutu
(spesiIikasi), harga, volume, dan konsumen tertentu.
2. Badan Usaha adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang menjalankan jenis usaha
bersiIat tetap, terus-menerus dan didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan serta bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Badan Pengatur adalah suatu badan yang dibentuk untuk melakukan pengaturan dan
pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi serta
pengangkutan Gas Bumi melalui pipa pada Kegiatan Usaha Hilir.
4. Subsidi Jenis BBM Tertentu per liter adalah pengeluaran negara yang dihitung dari selisih
kurang antara harga jual eceran per liter Jenis BBM Ttertentu setelah dikurangi pajak-pajak,
dengan harga patokan per liter Jenis BBM Tertentu.
5. Mid Oil Platt`s Singapore (MOPS) adalah harga transaksi jual beli pada bursa minyak di
Singapura.
6. Harga Patokan adalah harga yang dihitung setiap bulan berdasarkan MOPS rata-rata pada
periode satu bulan sebelumnya ditambah biaya distribusi dan margin.
7. Menteri adalah menteri yang bidang tugas dan tanggung jawabnya meliputi kegiatan usaha
Minyak dan Gas Bumi.
Pasal 2
Pengaturan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu dalam Peraturan Presiden ini
meliputi Jenis BBM Tertentu, perencanaan penjualan darti Badan Usaha dan ketentuan ekspor
dan impor.
Pasal 3
Penetapan Jenis BBM Tertentu dan perencanaan penjualan dari Badan Usaha sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan melalui mekanisme sebagai berikut:
a. Badan Pengatur mengusulkan kepada Menteri mengenai jenis, perencanaan volume kebutuhan
tahunan dan volume penjualan tahunan Jenis BBM Tertentu;
b. Menteri berdasarkan usulan Badan Pengatur menetapkan jenis, perencanaan volume
kebutuhan tahunan dan volume penjualan tahunan Jenis BBM Tertentu;
c. Menteri menyampaikan kepada Menteri Keuangan mengenai penetapan jenis, perencanaan
volume kebutuhan tahunan dan volume penjualan tahunan untuk penyusunan perkiraan subsidi
Jenis BBM Tertentu dan proses penyelesaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 4
Jenis BBM Tertentu dan perencanaan volume kebutuhan tahunan serta perencanaan volume
penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 digunakan sebagai dasar penyediaan dan
pendistribusian Jenis BBM Tertentu.
Pasal 5
Penyediaan dan pendistribusian atas volume kebutuhan tahunan Jenis BBM Tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dilaksanakan oleh Badan Usaha melalui penugasan oleh
Badan Pengatur.
Pasal 6
(1) Penugasan kepada Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dapat dilakukan
melalui penunjukan langsung dan lelang.
(2) Penunjukan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi ketentuan:
a. perlindungan aset kilang dalam negeri termasuk pengembangannya dalam jangka panjang;
b. jaminan ketersediaan Jenis BBM Tertentu dalam negeri;
c. untuk mengatasi kondisi kelangkaan BBM;
d. kondisi daerah terpencil dan daerah yang mekanisme pasarnya belum berjalan; atau
e. apabila hanya terdapat 1 (satu) Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga Umum (Wholesale)
BBM untuk melaksanakan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu dalam satu
Wilayah Distribusi Niaga.
(3) Ketentuan mengenai tata cara penunjukan langsung dan lelang ditetapkan dengan Peraturan
Badan Pengatur.
Pasal 7
Penugasan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 diberikan kepada Badan Usaha yang telah memiliki Izin Usaha.
Pasal 8
(1) Dalam rangka penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu, Menteri menetapkan
Harga Patokan dan harga jual eceran Jenis BBM Tertentu kepada konsumen tertentu.
(2) Menteri menetapkan Harga Patokan Jenis BBM Tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) setelah mendapatkan pertimbangan Menteri Keuangan.
(3) Menteri menetapkan harga jual eceran Jenis BBM Tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) didasarkan pada hasil kesepakatan instansi terkait yang dikoordinasikan oleh Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian.
Pasal 9
(1) Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilarang mengekspor Jenis BBM
Tertentu.
(2) Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat melakukan impor Jenis BBM
Tertentu apabila produksi kilang minyak dalam negeri belum mencukupi kebutuhan nasional
Jenis BBM Tertentu.
(3) Pelaksanaan impor Jenis BBM Tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
Badan Usaha setelah mendapat rekomendasi Menteri dan izin Menteri Perdagangan.
Pasal 10
(1) Dalam hal Badan Usaha selain PT Pertamina (Persero) belum ada yang memenuhi
persyaratan untuk mendapatkan penugasan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu
pada tanggal 23 November 2005, PT Pertamina (Persero) ditugaskan untuk melaksanakan
penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu di seluruh Indonesia.
(2) Pelaksanaan dan jangka waktu penugasan PT Pertamina (Persero) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri, setelah mendapat pertimbangan dari Badan Pengatur.
Pasal 11
(1) Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM
Tertentu dilakukan oleh Badan Pengatur.
(2) Badan Pengatur wajib menyampaikan laporan kepada Menteri dengan tembusan kepada
Menteri Keuangan mengenai pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
secara berkala, sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.
Pasal 12
Menteri dan Menteri Keuangan mengatur lebih lanjut ketentuan yang diperlukan bagai
pelaksanaan Peraturan Presiden ini sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing.
Pasal 13
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 November 2005
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
%ahun ini tidak hanya Pertamina yang mendistribusikan BBM bersubsidi.
Masyarakat tahunya hanya PT Pertamina yang menyalurkan
BBM bersubsidi, namun sebenarnya ada 2 perusahaan yang tahun ini turut menemani Pertamina
dalam menyalurkan BBM bersubsidi, yaitu PT AKR Corporindo Tbk dan PT Petronas Niaga
Indonesia. Cuman dua badan usaha niaga sektor tersebut menjual BBM bersubsidi diluar Jawa
Bali. Hal itu dimaksudkan untuk mengisi daerah-daerah atau titik yang selama ini belum terdapat
pelayanan pendistribusian BBM bersubsidi. Ketiga badan usaha tersebut akan mendistribusikan
kuota volume BBM Puclic Service Obligation (PSO) untuk jenis premium, solar dan minyak
tanah sebesar 38, 5 juta Kilo Liter (KL). Untuk premium sebesar 23, 190 KL dan solar 23.190
serta minyak tanah berkisar 2 juta KL. Dengansebagai berikut:
O Pertamina sebesar 38,467,396 juta KL (99,68 ), premium 23.157 KL (99,86 ), Mitan
2.315 KL (100 ), solar 12.994 KL (99,31 )
O AKR 103.220 KL (0,27 ), premium 12.410 KL (0.05), solar 90.510 KL (0,69)
O Petronas 20.440 KL (0,05), premium 20.440 KL (0,09 ) solar 20.440 KL (0,05)
$iapakah yang bertanggung jawab mengawasi distribusi BBM bersubsidi???
Sebagaimana ditegaskan dalam UU No. 22 Tahun 2001,
Pemerintah tetap berkewajiban menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian Bahan
Bakar Minyak yang merupakan komoditas vital dan menguasai hajat hidup orang banyak di
seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai kepanjanga tangan pemerintah dalam
mengawasi pendistribusian BBM bersubsidi adalah BPH Migas ( Badan Pengatur Hilir Minyak
dan Gas bumi ), sesuai PP No.67 tahun 2002. Namun tugas itu sangatlah berat bagi BPH Migas,
karena berdasarkan PP No.67 tahun 2002 BPH Migas hanya terdiri dari anggota komite dan
direktur, sementara di bawah direktur langsung kelompok kerja. Jumlah PPNS (Penyidik
Pegawai Negeri Sipil) BPH migas mengawasi penyaluran BBM di lebih dari 400 kabupaten di
seluruh Indonesia sangatlah tidak berimbang, jadi ya.. akibatnya seperti ini.. banyak
penyelewengan BBM bersubsidi dimana-mana.
Untuk lebih jelasnya Instansi apa yang berwenang dan tugasnya apa, silahkan dilihat pada tabel
di bawah ini ;
nstitusi %ugas Kewenangan
DESDM/
DITJEN
MIGAS
Menyusun kebijakan Makro
distribusi dan pengawasan;
Menetapkan volume distribusi
BBM Menetapkan kebijakan
harga.
Memberikan dan mencabut Izin
Usaha Menerapkan sanksi
administratip
BPH MIGAS Melakukan pengaturan dan
pengawasan penyediaan dan
pendistribusian BBM;
Menetapkan alokasi volume
BBM; Menyusun sistem distribusi
BBM.
Merekomendasikan pencabutan
izin usaha Mencabut izin
wilayah distribusi niaga BBM
POLRI Penegakkan hukum Penyidikan dan penyusunan
BAP dalam rangka
pendistribusian jenis BBM
tertentu.
KEJAKSAAN
AGUNG
Menindaklanjuti hasil penyidikan
dari POLRI
Melaksanakan prosedur
penuntutan hukum
TIMDU Koordinasi terhadap pengawasan
dan pengendalian terhadap
dampak kenaikan harga BBM;
Koordinasi pengawasan dan
pengendalian penanggulangan
penyalahgunaan BBM.
Koordinasi pengawasan
pengendalian pemantauan di
lapangan menghimpun data
maupun inIormasi yang
diperlukan dari semua instansi
maupun pemerintah
BADAN
USAHA
DIBERI
PENUGASAN
PSO/
PERTAMINA
Menyiapkan saluran distribusi
seperti yang ditugaskan oleh BPH
Migas. Bertanggung jawab
terhadap kelancaran
pendistribusian BBM sesuai
dengan penugasan.
Melakukan pembinaan terhadap
jaringan distribusi (Kewenangan
Pertamina hanya sampai
pangkalan) Memutuskan
hubungan kerja dan memberikan
sanksi administratip pada
penyalur.
Lembaga
Independen
non
1. Mengkoordinasikan
pemantauan dan
pengawasan oleh publik
Mengevaluasi dan
mengkomunikasikan hasil
pemantauan dan pengawasan
Pemerintah terhadap jaringan
distribusi.
2. Melaksanakan sosialisasi
dan edukasi publik
terhadap jenis BBM
tertentu
3. MemIasilitasi pengaduan
masyarakat tentang
penyalahgunaan Jenis
BBM Tertentu (subsidi)
kepada stakeholder.
PPNS
DESDM
Melaksanakan penegakan hukum
sesuai dengan UU No 22/2001
Melakukan penyelidikan &
penyidikan bersama-sama
dengan POLRI dalam rangka
Pendistribusian jenis BBM
tertentu.
DEPERIN Melaksanakan pengembangan dan
pembinaan industri termasuk
industri yang menggunakan jenis
BBM tertentu.
1. Menetapkan jenis
industri.
2. Memberikan dan
mencabut ijin Usaha.
3. Memantau konsumsi
BBM industri
PEMDA
KAB/KOTA
Melaksanakan pengawasan
pendistribusian jenis BBM
tertentu di wilayah hukumnya.
Menetapkan dan melakukan
pengawasan pelaksanaan HET
Melakukan pengawasan
terhadap alokasi pendistribusian
jenis BBM tertentu
Kenapa sering terjadi kelangkaan BBM bersubsidi??
Saya tidak jauh-jauh memberikan contoh
kelangkaan BBM bersubsidi, karena di kotaku, kota Bontang Kaltim, kelangkaan BBM
bersubsidi sering terjadi. sehingga antrian kendaraan mengular sampai di jalan-jalan.. Kenapa
sih kelangkaan itu bisa terjadi??? Kelangkaan BBM ini tidak saja terjadi kotaku, namun juga
terjadi di berbagai kota di Indonesia.
Biasanya masyarakat langsung akan menvonis, penyebab kelangkaan BBM bersubsidi
disebabkan oleh Pertamina, padahal tidak hanya Pertamina saja yang menjadi sebab langkanya
BBM bersubsidi. Ingat pada pembahasan diatas, tahun 2011 ini tidak hanya Pertamina yang
mendapat kontrak pendistribusian PSO BBM bersubsidi, namun juga ada AKR Coorporation dan
Petronas walaupun quantity mereka kecil.
Dalam suatu daerah baik tingkat 2 maupun tingkat 1 sudah ditentukan quota masing-masing
dalam hal jatah BBM bersubsidi ini. Kuota subsidi BBM suatu daerah mengacu kepada
APBN. Nah kalo ternyata dalam suatu daerah tersebut mengalami kelebihan kuota ( over
kuota) akibat meningkatnya pertumbuhan dan daya beli masyarakat maka akan berdampak
kelangkaan BBM bersubsidi ini.
Kelangkaan BBM bersubsidi juga bisa disebabkan oleh tersendatnya distribusi dari Pertamina
ato perusahaan yang ditunjuk. Banyak hal yang menyebabkan tersendatnya distribusi BBM
bersubsidi ini, seperti ; banjir, kapal tangker tidak bisa sandar di pelabuhan, kemacetan jalan dan
lain sebagainya.
Ada juga kelangkaan BBM yang diakibatkan oleh kesalahan pengusaha $PB&. Di Pertamina
sistem yang digunakan adalah Cash and Carry ato bahasa premannya adalah ada uang ada
barang . Nah disini terkadang pengusaha tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan.
Pengusaha terlambat menyetor ke bank. Dan akibatnya adalah Pertamina tidak mengirim barang
ke mereka.
Bagaimana kalo Kuota dalam suatu daerah sudah over???
Untuk menutupi kekurangan BBM bersubsidi di suatu daerah, Pertamina dapat menambah kuota.
Namun Pemda setempat yang harus mengajukan penambahan kuota kepada BPH Migas. Baru
setelah itu BPH Migas yang akan menentukan jumlah penambahan kuota tersebut. Jadi tidak
serta merta Pertamina bisa menambah jumlah pasokan ke suatu daerah tanpa ada permintaan dari
otoritas pemerintah setempat dan telah disetujui oleh BPH Migas..
hLLp//[oeLrlzllowordpresscom/2011/07/11/subsldlbbmkebl[akanduaslslmaLauangyangsangaL
konLradlksl/

Anda mungkin juga menyukai