Anda di halaman 1dari 1

1. a.

SosioIogi pedesaan :
adalah studi yang mengkaji hubungan manusia di dalam dan antar kelompok yang ada di lingkungan pedesaan.
SosioIogi pertanian :
Adalah studi yang memusatkan perhatian pada petani dan permasalahan hidup petani termasuk di dalamnya
adalah undang-undang pertanian, organisasi sosial pertanian (struktur pertanian), usaha pertanian, bentuk
organisasi pertanian, aspek penting yaitu posisi sosial petani dalam masyarakat.

b. Di ndonesia, yang lebih cocok diterapkan adalah sosiologi pedesaan, karena masih banyak pedesaan yang ada
di ndonesia dan mata pencaharian penduduk di pedesaan tersebut rata-rata adalah di bidang pertanian.

2. (a) Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi.
Kebudayaan disebut sebagai "super organic , karena kebudayaan itu tetap ada secara turun temurun dari generasi
ke generasi yang seterusnya tetap terus hidup walaupun anggota masyarakatnya telah berganti karena kematian
ataupun kelahiran.

(b) Ada 3 wujud kebudayaan. Wujud idiil/wujud ide menunjukkan wujud ide kebudayaan, yang tidak bisa dipegang,
contohnya adalah adat istiadat. Wujud yang ke dua adalah wujud perilaku, yang menyangkut tindakan sosial, yang
bisa dibservasi, didokumentasikan. Wujud yang ketiga adalah wujud artefak/wujud fisik, sifatnya paling konkret,
karena bisa diraba, dilihat, dan didokumentasikan, contohnya adaah canti. Dari ketiga wujud ini saling
mempengaruhi satu sama lain, contohnya : wujud kebudayaan idiil mengatur dan memberi arah kepada tindakan
(aktivitas) dan karya (artefak) manusia. Seperti adat istiadat gotong royong di desa yang mengatur perilaku
bekerjasama antar penduduk desa, dan wujud fisik adalah berupa peralatan-peralatan untuk melakukan gotong
royong.

(c) Michael Dove : kebudayaan tradisional dapat memicu/mendorong pembangunan ekonomi di ndonesia.
Koetjaraningrat : dalam batas tertentu kebudayaan tradisional menghambat pembangunan perekonomian.
Maksudnya adalah, dengan adanya kebudayaan-kebudayaan tradisional, pembangunan ekonomi bisa lebih maju,
seperti mengundang para wisatawan asing untuk menikmati kebudayaan di ndonesia, adat istiadatnya, tempat-
tempat bersejarah di ndonesia, sehingga dapat menambah devisa negara. Namun, dalam batas tertentu
kebudayaan tradisional itu sendiri memang dapat menghambat pembangunan ekonomi, seperti masyarakat yang
masih sangat erat dengan adat istiadatnya dan tidak mau bergabung/membaur dengan masyarakat 'luar' sehingga
hal-hal seperti itulah yang dapat menghambat pembangunan ekonomi.

3. a. Jelas sekali bila antara manusia (kebudayaan) dan lingkungan saling mempengaruhi. Bila manusia berubah,
maka ligkungan juga akan berubah. Contohnya adalah manusia mendapat banyak ilmu pengetahuan baru,
sehingga lingkungan di sekitarnya bisa terkena imbasnya, hal itu dapat merubah lingkungan yang semula kurang
dalam PTEK menjadi lebih banyak berkembang dalam PTEK.

b. Agro-ekologi : adalah upaya pengelolaan sumberdaya lahan permanen, baik dalam satu komoditi maupun
kombinasi antara komoditi pertanian, kehutanan dan atau lainnya (peternakan, perikanan, perkebunan) secara
simultan atau secara bergantian pada unit lahan yang sama dan bertujuan untuk mendapatkan produktifitas optimal.
- tumpang sari : pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal
lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah
penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti jagung
dan kedelai, atau jagung dan kacang tanah.
- ladang berpindah : sistem penanaman dengan cara membuka hutan.

4. a. Struktur sosial masyarakat desa dilihat dari stratifikasi sosial :
- adalah pembedaan penduduk/masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis) yang
wujudnya kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.
- adalah penjenjangan masyarakat menjadi hubungan atasan bawahan atas dasar kekuasaan,
kekayaan dan kehormatan.
Dari diferensiasi sosial:
- menggambarkan kelompok-kelompok masyarakat sosial tidak dilihat dari tinggi rendahnya
kedudukan, tetapi lebih tertuju kepada variasi pengelompokan suatu masyarakat.

b. faktor-faktor yang membentuk stratifikasi sosial di pedesaan :
-faktor biologis
-faktor sosial ekonomi

c. Diferensiasi sosial yang ada di desa tidak sekompleks di kota, hal itu karena dalam 4 pola pemukiman yang
dikemukakan oleh Paul H. Landis, masyarakat di kota lebih bermacam-macam sehingga membuat diferensiasi di
kota lebih kompleks.

Anda mungkin juga menyukai

  • HTTP
    HTTP
    Dokumen1 halaman
    HTTP
    TayaTayol Gagegog
    Belum ada peringkat
  • EDIT
    EDIT
    Dokumen17 halaman
    EDIT
    TayaTayol Gagegog
    Belum ada peringkat
  • EDIT
    EDIT
    Dokumen17 halaman
    EDIT
    TayaTayol Gagegog
    Belum ada peringkat
  • EDIT
    EDIT
    Dokumen17 halaman
    EDIT
    TayaTayol Gagegog
    Belum ada peringkat
  • 01.pendahuluan Agroecology
    01.pendahuluan Agroecology
    Dokumen24 halaman
    01.pendahuluan Agroecology
    TayaTayol Gagegog
    Belum ada peringkat
  • 1 Mei 2010
    1 Mei 2010
    Dokumen1 halaman
    1 Mei 2010
    TayaTayol Gagegog
    Belum ada peringkat
  • Biomass A
    Biomass A
    Dokumen27 halaman
    Biomass A
    TayaTayol Gagegog
    Belum ada peringkat