Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rahmad Fajri

No : 04
KeIas : IX
A


O Takut gemuk
O Tergigit belut
O Disaat saat aku merasa nilaiku merosot (b)

KEMALASAN MEMBAWA PENYESALAN

Aku adalah seorang pelajar SMP. Saat ini aku tinggal di desa Purwoasri
tepatnya di dusun Padi, memang jarak rumah dan sekolahku sangatlah dekat.
Oh! Ya kini aku sudah berumur 14 tahun, jadi sekarang aku duduk di kelas X
lebih tepatnya X
A
, meskipun umurku masih muda dan belum saatnya kelas X
aku tetap optimis bisa menerima pelajaran kelas X dengan baik.
Setahun yang lalu ketika aku masih duduk dikelas 8. Aku merasakan
ada sebuah perasaan yang mengganjal dalam benakku, aku merasa menjadi
agak pemalas dalam belajar meskipun dikelas 7 nilaiku di bilang cukup
memuaskan. Tetapi tetap saja ada perasaan aneh yang menghantuiku aku
merasa tidak tahu jalan apa yang akan kutempuh untuk mengatasi masalah ini.
Untuk meyakinkan diriku buku selalu menyemangatiku dia selalu berkata :
"Jangan terlalu puas dengan hasil belajarmu itu ! teruslah rajin belajar
agar prestasimu tidak menurun, karena itu bukan akhir dari segalanya ! tetapi
aku tidak terlalu menanggapinya, aku biasanya hanya belajar disaat ada PR dan
ulangan saja. Dihari-hari biasa aku hanya belajar sekitar 20 menit saja, ya
lumayan dari pada dimarahi bu. He he he . . . . .
Sudah 5 bulan lamanya aku duduk dikelas 8. Disaat itulah aku
merasakan efek dari kemalasanku dalam belajar, dan pada saat Ulangan Tengah
Semester telah usai aku merasakan adanya kekhawatiran akan nilaiku diraport
merosot. Waktu yang kutunggupun akhirnya tiba, pembagian raport pun di
laksanakan.
Saat orang tuaku ingin berangkat untuk mengambil raport, rasa
kekhawatiran dan ketakutan pun menghantuiku. Akhirnya orang tuaku pulang
membawa raportku, lalu aku bertanya pada Ayahku :
"Ayah, bagaimana hasilnya kataku, ayah pun menjawab dengan penuh
rasa kecewa.
"Memang kamu dapat rangking 1, tapi nilainya masih belum memuaskan
disbanding saat kelas 7 nilaimu agak merosot !. tu semua pasti gara-gara kamu
malas belajarkan ! ".
Pada saat itu ibu muncul dari dapur dan langsung menanyakan sesuatu
kepada Ayah, tiba-tiba muka ibu menjadi merah entah apa yang akan
dilakukannya setelah melihat nilaku. Akhirnya bu memarahiku dia berkata ;
"Makanya jadi murid harus rajin belajar! ujarnya
"Ya, bu kataku sambil merenungkan diri
"Jangan hanya ya, ya saja! kata ibu sambil melototiku
"Baik, bu ujarku
"Mau jadi apa kamu kalau sifatmu begini saja, dasar pemalas! kata bu
sambil membentak
Setelah mendengar perkataan itu aku mencoba untuk tetap menahan emosiku
dan juga merasa menyesal.
Pada saat itulah kesadaranku muncul dan sejak saat itu pula kini aku
telah menjadi diriku sendiri lagi, seorang yang rajin belajar dan bertekat untuk
membahagiakan orang tua. Ketika ulangan kenaikkan kelas tiba aku pun dapat
mengerjakannya tanpa banyak mendapatkan permasalahan yang berarti. tu pun
berkat hasil belajarku selama ini. Pembagian raport tiba, hatiku pun berdebar-
debar menunggu hasil belajarku dalam 1 tahun. Pembacaan peringkat pun
dimulai dari peringkat 3 ke peringkat pertama. Ketika pembacaan peringkat 1 pun
aku semakin berdebar-debar lalu Bu Kun Aminah selaku wali kelasku saat itu.
Berkata bahwa peringkat pertama jatuh kepadaku, aku merasa sangat bersyukur
sekali kepada Allah SWT
Pengalaman yang satu ini tidak akan pernah kulupakan dan akan
membuatku sadar. Pengorbanan akan sia-sia tanpa usaha. Ya jadi inilah kisahku
teman-teman! Semoga kalian suka, tapi ada satu pesanku "Jangan ditiru ya
perbuatanku! kalian harus rajin belajar agar kalian dapat meraih cita-cita kalian.

Anda mungkin juga menyukai