Anda di halaman 1dari 10

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM MASYARAKAT INFORMASI Pendahuluan Sejak istilah apa yang disebut masyarakat informasi diperkenalkan pada

tahun 1962, perdebatan ramai mengenai apa dan bagaimana dampak information society atau masyarakat informasi terus berlanjut sepanjang garis kontinum dengan berbagai dimensi yang berbeda. Secara umum, masyarakat informasi mengacu pada suatu masyarakat dimana produksi, distribusi, dan pengolahan informasi merupakan aktifitas utamanya (Anonimus, 2006). Perkembangan peradaban manusia terasa begitu cepatnya, kita tentunya mengenal masyarakat primitif, pada era itu seseorang untuk mendapatkan suatu barang harus ditukar dengan barang lagi (barter), kemudian meningkat ke masyarakat agraris, kemudian masyarakat industri. Dari masyarakat indusri loncat ke masyarakat informasi (era informasi). Mengapa dikatakan loncat ke masyarakat informasi ? karena kita baru memulai melangkah ke masyarakat industri, era informasi sudah datang. Dengan era informasi ini, semuanya menjadi serba yaitu serba murah, cepat, tepat, dan akurat. Teknologi Komunikasi mutaakhir telah menciptakan apa yang disebut publik dunia. Bersamaan dengan perkembangan teknologi komunikasi ini, meningkat pula kecemasan tentang efek media massa terhadap masyarakat (khalayak). Di era globalisasi saat ini media massa mempunyai peranan penting dalam membentuk pola hidup masyarakat. Media menjadi patokan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, terutama bagi masyarakat informasi, mereka dengan mudah dapat mengakses segala informasi yang mereka butuhkan. Pengertian Masyarakat Informasi Information society atau masyarakat Informasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat dan sebuah ekonomi yang dapat membuat kemungkinan terbaik dalam menggunakan informasi dan teknologi komunikasi baru (new information and communication technologies(ICTs)). Dalam masyarakat informasi orang akan mendapatkan keuntungan yang penuh dari teknologi baru dalam segala aspek kehidupan i tempat kerja, di rumah dan tempat bermain. Contoh dari ICTs adalah: ATM untuk penarikan tunai dan pelayan perbankan lainnya, telepon genggam(handphone), teletext television, faxes dan pelayan informasi seperti juga internet, email, mailinglist, serta komunitas maya (virtual community) lainnya. Pengertian lain dari informastion society atau masyarakat informasi adalah suatu keadaan masyarakat dimana produksi, distribusi dan manipulasi suatu informasi menjadi kegiatan utama. Jadi dapat dikatakan bahwa pengolahan informasi adalah inti dari kegiatan Teknologi baru ini memiliki implikasi untuk segala aspek dari masyarakat dan ekonomi kita, teknologi mengubah cara kita melakukan bisnis, bagaimana kita belajar, bagaimana kita menggunakan waktu luang kita.

Ini juga berarti tantangan yang penting bagi pemerintah: - Hukum perlu diperbaharui dalam hal untuk mendukung transaksi elektronik. - Masyarakat kita perlu untuk dididik mengenai teknologi yang baru. - Bisnis harus online jika mereka ingin menjadi sukses. - Pelayanan pemerintah harus tersedia secara elektronik. Perbedaan Masyarakat Agraris, Masyarakat Industri, dan Masyarakat Informasi Sumber daya yang diolah: - SDA (angin, air, tanah, manusia) masyarakat agraris - Membuat tenaga(listrik, bahan bakar) masyarakat industri - Informasi (transmisi data dan komputer) masyarakat informasi Sumber daya yang dibutuhkan: - Bahan mentah / alam masyarakat agraris - Modal masyarakat industri - Pengetahuan masyarakat informasi Keahlian SDM yang dibutuhkan: - Petani, pekerja tanpa skill tertentu masyarakat agraris - Ahli mesin, pekerja dengan skill khusus masyarakat industri - Pekerja profesional (dengan skill tinggi) masyarakat informasi Teknologi: - Alat-alat manual masyarakat agraris - Teknologi mesin masyarakat industri - Teknologi cerdas masyarakat informasi Prinsip perkembangan: - Tradisional masyarakat agraris - Pertumbuhan ekonomi masyarakat industri - Penerapan pengetahuan dalam teknologi masyarakat informasi Mode produksi dalam bidang ekonomi: - Pertanian, pertambangan, perikanan, peternakan. masyarakat agraris - Produksi, distribusi barang; konstruksi berat. masyarakat industri - Transportasi, perdagangan, asuransi, real estate, kesehatan, rekreasi, penelitian, pendidikan, pemerintahan. masyarakat informasi Perkembangan peradaban manusia terasa begitu cepatnya, kita tentunya mengenal masyarakat primitif, pada era itu seseorang untuk mendapatkan suatu barang harus ditukar dengan barang lagi (barter), kemudian meningkat ke masyarakat agraris, kemudian masyarakat industri. Dari

masyarakat indusri loncat ke masyarakat informasi (era informasi). Mengapa dikatakan loncat ke masyarakat informasi ? karena kita baru memulai melangkah ke masyarakat industri, era informasi sudah datang. Dengan era informasi ini, semuanya menjadi serba yaitu serba murah, cepat, tepat, dan akurat. Namun disamping itu ada sisi negatifnya, tergantung kita mau kemana melangkah. Contoh dengan era informasi ini seorang auditor dapat melakukan supervisi audit ditempat yang berbeda, melakukan transaksi bisnis melalui internet (e-commerce). Dan bisa juga menyerap informasi budaya yang jelek, yang dapat merubah perilaku dan etika seseorang. Oleh karena itu diperlukan sikap arif dalam menyikapi era informasi ini, kita tidak boleh terjebak perdebatan dampak positif dan negatifnya era ini, yang akhirnya mandeg dan tidak berubah. Yang harus kita bangun adalah kemauan untuk merubah diri. Mengapa Masyarakat Informasi sangat penting? Masyarakat Informasi menghadapkan kita pada tantangan-tantangan baru dan kesempatan perkembangan-perkembangan menuju seluruh area dari masyarakat. Dampak dari teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi sebuah definisi sementara yang kuat, dan ini mentransformasi aktivitas ekonomi dan sosial. Kunci yang penting dari jaringan teknologi dalam masyarakat informasi adalah teknologi membantu kita untuk membuat koneksi-koneksi baru. Koneksi-koneksi dimana tantangan tradisional menerima apa yang mungkin, dan ketika hal tersebut menjadi mungkin. Perkembangan masyarakat informasi telah menjadi bagian penting untuk masyarakat informasi sebagai ekonomi kecil yang terbuka di dalam pengembangan jaringan ekonomi global, dimana pengetahuan berbasis pada inovasi yang menjadi kunci sumber dari penopang keuntungan yang kompetitif. ICT sebagai sarana pembangunan ekonomi dan sosial, dan memenuhi sasaran pembangunan Information and communication technologies (ICT) adalah penting untuk terwujudnya lingkungan ekonomi global yang berpengetahuan dan oleh karenanya memainkan peran yang penting dalam mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan dan menghapus kemiskinan. Potensi ICT untuk memberdayakan masyarakat sangat besar. Hal ini terutama dalam kasus untuk orang cacat, wanita, generasi muda dan pribumi. ICT dapat membantu membangun kapasitas dan keterampilan untuk menciptakan peluang kerja yang lebih banyak, membantu usaha kecil dan menengah, dan meningkatkan partisipasi serta menginformasikan pembuat keputusan pada setiap level melalui peningkatan pendidikan dan latihan, khususnya bila disertai dengan penghormatan sepenuhnya terhadap keanekaan bahasa dan budaya. Inovasi teknologi dapat menyokong secara nyata untuk memberikan akses yang lebih baik kepada layanan kesehatan, pendidikan, informasi dan pengetahuan, sebagaimana juga menawarkan variasi sarana yang lebih luas dimana masyarakat dapat berkomunikasi, sehingga mendukung promosi pemahaman yang luas dan peningkatan kualitas kehidupan warga dunia. Ciri ciri Masyarakat Informasi

Adanya level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan informasi yang tinggi) dalam kehidupan masyarakatnya sehari hari pada organisasi organisasi yang ada, dan tempat tempat kerja Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta kegiatan kegiatan lainnya. Kemampuan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak yang jauh

Contoh dari Masyarakat Informasi


Mailing List Chatting Friendster

Kelebihannya Penerima manfaat mengindikasikan mereka yang mampu memahami berbagai dimensi dari dampak informasi dan oleh karenanya lebih mampu belajar untuk mendapatkan, menggunakan dan menyebarkan informasi ke lingkungan mereka. Rentetan cerita sukes muncul baik di kelompok usaha dan kelompok yang lebih luas yang mewakili kelompok dalam masyarakat informasi yang menikmati manfaat tertentu dari ICT. Kelompok kelompok ini mampu menggunakan peran ICT dalam konteks mereka sendiri yang berbeda dari kelompok lain. Untuk bidang usaha, beragam inovasi dalam ICT secara intensif diteliti dengan fokus untuk mendapatkan keunggulan bersaing dari para rival. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaanperusahaan melancarkan strategi yang berkisar dari keunggulan dalam biaya, spesialisasi atau ceruk pasar baru, yang dijabarkan kedalam efisiensi operasional dan aktifitas-aktifitas unik. Untuk mencapai efisiensi operasional, perusahaan melaksanakan serangkaian program peningkatan kualitas, seperti Total Quality Management, Business Process Reengineering, Analisa Economic Value-Added, Activity-Based Management dan lainnya. Hanya dengan mengkombinasikan efesiensi operasional dengan aktifitas-aktifitas bisnis yang unik yang membedakan dari lainnya, baru perusahaan dapat menikmati keunggulan yang bertahan untuk waktu yang lama. Diluar bidang bisnis, penetrasi ICT sangat berdampak pada sejumlah komunitas, khususnya negara-negara berkembang. Di bidang pendidikan, pembaruan dibidang sistem pendidikan menjadi mungkin dengan memperkenalkan komputer rumah sebagai media pelengkap untuk memperluas perolehan informasi bagi anak-anak. Di bidang layanan publik, penggunaan sistem pajak online untuk melaporkan pajak tahunan dan pengembangan website otoritas pajak yang menyajikan informasi seputar sistem pajak di suatu negara memungkinan administrasi yang lebih efisien dan menghindari kemungkinan kecurangan yang mungkin dilakukan oleh petugas pajak dan pelaku potensial. Manfaat lain juga diterima di sektor pertanian, dimana informasi yang lebih baik diperoleh para petani dalam memperkirakan harga pasar dan menjamin terus tersedianya input dan jasa pertanian lainnya. Kekurangannya

Pihak yang dirugikan juga muncul dari kelompok masyarakat yang sama sebagai hasil dari ketidakmampuan dalam mempertimbangkan lingkungan sosio-ekonomi dan politik pada saat kelompok tersebut mengimplementaskan inisiatif ICT. Hal itu menghalangi anggota masyarakat tertentu untuk menggunakan dan menerima ICT secara terbuka. Di bidang bisnis, sebagai hasil dari tekanan ekonomi untuk selalu berada di atas, kompetisi yang ketat menghasilkan monopoli ketika suatu perusahaan menguasai infomasi yang terlalu banyak dari yang lain untuk berkompetisi. Situasi yang sama juga terjadi pada sektor pendidikan dimana terdapat risiko potensial akan penggunaan website yang tidak berwenang yang dilakukan oleh pelajar bahkan pengajar. Bagi pelajar di negara-negara berkembang, rasa penghormatan terhadap karya ilmiah orang lain masih rendah dibandingkan dengan teman-teman mereka di negaranegara maju.Pornografi anak juga menjadi perhatian utama di sektor pendidikan. Para pelajar dalam hal ini, diuntungkan dan juga dirugikan oleh ICT dalam konteks yang berbeda. Era globalisasi saat ini mempengaruhi pola kehidupan masyarakat informasi (life styles), perubahan jabatan (changing careers), transaksi elektronik yang memerlukan undang-undang dan peraturan yang baru (changing regulators). Kesimpulan Kunci yang penting dari jaringan teknologi dalam masyarakat informasi adalah teknologi membantu kita untuk membuat koneksi-koneksi baru. Koneksi-koneksi dimana tantangan tradisional menerima apa yang mungkin, dan ketika hal tersebut menjadi mungkin. Inovasi teknologi dapat menyokong secara nyata untuk memberikan akses yang lebih baik kepada layanan kesehatan, pendidikan, informasi dan pengetahuan, sebagaimana juga menawarkan variasi sarana yang lebih luas dimana masyarakat dapat berkomunikasi, sehingga mendukung promosi pemahaman yang luas dan peningkatan kualitas kehidupan warga dunia. ICT telah memberikan dampak pada cara masyarakat berinteraksi dan membangun komunitas lewat jalan baru dalam memperoleh, menyimpan dan menyebarluaskan informasi kembali ke masyarakat. Masyarakat informasi harus secara kontekstual mempertimbangkan informasi mana yang harus diekploitasi unutk memenuhi kebutuhan tujuan komunitas. Kemampuan untuk menyeimbangkan antara dua poin ini menentukan kemauan untuk menggunakan informasi yang relevan. Juga direkomendasikan dalam membantu masyarakat untuk mengacu pada sistem yang ada dengan teknologi yang realistis. Selain itu, juga harus ada mekanisme untuk mengukur seberapa baik ICT telah memenuhi target pengembangan. D

MasBied.com
Muhammad Zainal Abidin Personal Site

Home Arsip Matematika Pasang Iklan Link Privacy Policy

home Karya Tulis Ilmiah, Lingkungan Kebudayaan Primitif, Agraris dan Industrial

Kebudayaan Primitif, Agraris dan Industrial


Ditulis pada 1 November 2009

A. Kebudayaan Primitif Agraris Berbicara tentang masalah primitif, maka kita akan berbicara tentang kehidupan masyarakat desa. Begitu pula, kehidupan desa selalu dikaitkan dengan kehidupan agraris, yaitu kelompok masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian di bidang pertanian. Desa sebagai penghasil pangan utama, menjadi tumpuan bagi masyarakat kota. Menurut Bintarto, desa mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :

Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, serta penggunaannya. Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan persebaran dan mata pencaharian penduduk setempat. Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan.

Maju mundurnya sebuah desa bergantung dari tiga unsur ini yang dalam kenyataannya ditentukan oleh faktor usaha manusia (human efforts) dan tata geografi (geographical setting). Adapun menurut Paul H. Landis, desa adalah daerah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Mempunyai pergaulan yang saling mengenal antara beberapa ribu jiwa, b. Memiliki perhatian dan perasaan yang sama dan kuat tentang kesukaan terhadap adat kebiasaan, c. Memiliki cara berusaha (dalam hal ekonomi), yaitu agraris pada umumnya, dan sangat dipengaruhi oleh keadaan alam, seperti : iklim, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris bersifat sambilan. Jadi yang dimaksud masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah tertentu yang penghuninya mempunyai perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada, serta menunjukkan adanya kekeluargaan di dalam kelompok mereka, seperti gotong royong dan tolong-menolong. 1. Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama anggota warga desa sehingga seseorang merasa dirinya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat tempat ia hidup, serta rela berkorban demi masyarakatnya, saling menghormati, serta mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama di dalam masyarakat terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama. Adapun ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain : Setiap warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan warga masyarakat di luar batas-batas wilayahnya. Sistem kehidupan pada umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Masyarakatnya homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya. 2. Kegiatan Masyarakat Desa Salah satu ciri khas dalam kehidupan masyarakat desa adalah adanya semangat gotong-royong yang tinggi. Misalnya pada saat mendirikan rumah, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air dan sebagainya. Gotong royong semacam ini lebih dikenal dengan sebutan kerja bakti, terutama menangani hal-hal yang bersifat kepentingan umum. Ada juga gotong-royong untuk kepentingan pribadi, misalnya mendirikan rumah, pesta perkawinan dan kelahiran. Pekerjaan gotong royong terdiri atas dua macam, yaitu :

Kerja sama yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri (diistilahkan dari bawah, tanpa ada paksaan dari luar) Kerja sama dari masyarakat itu sendiri, tapi berasal dari luar (biasa berasal dari atas, misalnya atas perintah aparat desa)

Lebih dari 82 % masyarakat Indonesia tnggal di pedesaan dengan mata pencaharian agraris. Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi, mereka bukanlah masyarakat yang senang berdiam diri tanpa aktivitas, tanpa ada suatu kegiatan, tetapi sebaliknya. Pada umumnya masyarakat desa sudah bekerja keras, namun mereka perlu diberikan pendorong yang dapat menarik aktivitas mereka, sehingga cara dan irama bekerjanya menjadi efektif, efisien dan kontinyu. B. Masyarakat Industrial Pada perencanaan pembangunan di negara berkembang termasuk Indonesia. Pada umumnya dalam merumuskan pembangunan tidak lain adalah sebagian upaya untuk memajukan suatu masyarakat. Mereka berpikir bahwa masyarakat mereka yang agraris harus diubah menjadi masyarakat yang bercorak industrial. Usaha itu disebut sebagai proses transformasi masyarakat agraris menuju masyarakat industrial. Proses transformasi adalah proses perubahan secara mendasar dan besar-besaran yang dilakukan untuk mengubah basis ekonomi, sosial dan politik, yang dari semula bercorak pertanian agraris menuju kehidupan industrial. Proses transformasi masyarakat di negara agraris pada dasarnya mencakup tiga macam perubahan, yaitu :

Perubahan ekonomi yang relatif stabil Perubahan kelembagaan politik sosial dari ilmu tradisional menuju modern. Perubahan kelembagaan politik dari feodal menuju demokrasi

Ketiga jenis perubahan tersebut harus berjalan secara bersama-sama dan terkait satu sama lain untuk memperoleh perubahan mendasar dalam basis ekonomi. Proses transformasi masyarakat agraris menuju industrial hanya akan terjadi kalau ada campur tangan yang terencana dan sistematis dari pemerintah atau negara. Dalam hal ini, industrialisasi yang dimaksud adalah setiap usaha dan strategi yang dilakukan pemerintah untuk menjaga basis ekonomi masyarakat dari semula bercorak agraris pertanian menuju industrialisasi yang perekonomiannya berbasiskan pada produksi, kebijaksanaan industrialisasi ini merupakan prioritas dalam perubahan ekonomi yang membawa perubahan pada orientasi perilaku masyarakat ini jadi semakin rasional. Kehidupan masyarakat industrial adalah kehidupan di dalam masyarakat perkotaan. Karenanya untuk membicarakan kebudayaan industrial, maka kita akan berbicara mengenai kebudayaan masyarakat kota. Beberapa ahli mengartikan kota sebagai suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan, kesenian dan ilmu pengetahuan. Adapun ciri-ciri masyarakat kota adalah :

Jumlah penduduk besar dan padat, terutama di pusat kota.

Mempunyai penduduk yang beraneka ragam karena asal usul mereka yang berlainan. Penduduknya lebih dinamis, banyak mengadakan perubahan pekerjaan, mudah berpindah tempat tinggal, dan sebagainya. Lebih cepat, lebih bebas dan mudah bergerak, lebih cepat menerima dan membuang sesuatu yang baru. Peradaban macam ini memberikan kepada mereka sesuatu perasaan harga diri yang besar.

Keadaan kota dengan bermacam corak hidup seperti di atas menarik masyarakat pedesaan untuk melakukan urbanisasi. Akibatnya, terjadi berbagai masalah sosial, baik bagi kota yang dituju maupun desa yang ditinggalkan. Adapun yang menjadi sebab terjadinya urbanisasi antara lain :

Perkotaan lebih berkembang dan modern Kesempatan kerja yang lebih banyak di kota Kota menjadi pusat kebudayaan seperti kesenian, pendidikan serta kemewahan, kenikmatan dan kesenangan.

Pengaruh urbanisasi terhadap kehidupan masyarakat kota adalah sebagai berikut :


Membuat masyarakat kota terdiri atas campuran asal-usul, tradisi, agama dan nilai-nilai hidup. Secara relatif, sebagian besar penduduk kota ada dalam golongan usia produktif untuk berusaha, sehingga persaingan dalam bekerja amat tajam. Terjadi perbedaan yang tajam antara kaya dengan miskin. Pengaruh urbanisasi terhadap masyarakat pedesaan, antara lain : Mempercepat peleburan pergaulan hidup yang beku dan tradisional di pedesaan Terlantarnya pedesaan dalam lapangan sosial karena banyak penduduknya yang merantau ke kota-kota besar. Hal ini menyebabkan desa miskin bertambah mundur, baik dalam lapangan sosial ekonomi maupun dalam hal pembangunan.

Di samping akibat urbanisasi, masih banyak akibat buruk lainnya, misalnya adanya ketidaksesuaian norma desa dan kota mengakibatkan terjadinya gejala kemunduran akhlak, seperti penodongan, pelacuran, penipuan, perkelahian dan sebagainya. Usaha-usaha pencegahannya antara lain :

Perbaikan ekonomi pedesaan dengan cara peningkatan efisiensi pertanian, desentralisasi perindustrian, penggalian sumber-sumber baru dalam rangka memperluas lapangan kerja seperti keterampilan dan kerajinan, pariwisata dan usaha-usaha wiraswasta. Perbaikan mutu penduduk pedesaan dengan jalan meningkatkan jumlah dan mutu lembagalembaga sosial serta pendidikan seperti sekolah, gedung pertemuan, kesenian dan olah raga.

Memang harus kita sadari cara hidup di kota besar yang rasional, luas dan formal itu mempunyai pengaruh negatif terhadap berbagai masalah sosial dan kebudayaan seperti : 1. Bertambahnya berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan urat syaraf, tekanan darah tinggi, paru-paru dan kelamin. 2. Bertambah dangkalnya kebudayaan karena adanya keinginan untuk meraih kesenangan

tanpa mengabaikan norma-norma 3. Timbulnya masalah kenakalan remaja yang merajalela.

yang

ada.

Usaha untuk menguranginya adalah : 1. Pengarahan politik kebudayaan yang berisi pendidikan, terutama pendidikan pribadi yang berakhlak tinggi, susila dan bertanggung jawab. 2. Pembentukan golongan yang dapat menimbulkan kesadaran akan nilai-nilai hidup rumah tangga. Misalnya pembentukan rukun tetangga, PKK, Kelompok Dasa Wisma, Organisasi pemuda yang disertai rencana pembangunan lapangan sosial, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai