Kompas

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

647.

:
Kompas adalah perangkat navigasi disamping peta yang berIungsi sebagai petunjuk arah
kutub-kutub magnetik bumi. Penggunaan kompas pada bidang mendatar, selalu menunjukkan
arah utara-selatan. Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas
tersebut adalah arah utara magnetik bumi. Sedangkan arah utara bumi berbeda dengan arah
utara magnetik bumi. Jadi arah yang ditunjukkan oleh kompas bukanlah arah utara bumi yang
sebenarnya, juga arah utara kompas tidak sama dengan arah utara peta. Tetapi untuk
sementara kita anggap utara kompas sama dengan utara peta.
1. Bagian-bagian Kompas
Pada umumnya secara Iisik kompas terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Jarum magnetik, selalu menunjukkkna arah utara-selatan pada posisi bagaimanapun,
dengan syarat kompas tidak dipengaruhi oleh medan magnet lainnya, benda-benda
besi lainnya, dipergunakan dalam posisi mendatar atau horizontal dan jarum magnetik
tidak terhambat perputarannya.
2. Skala penunjuk atau skala lingkaran mendatar, berIungsi menunjukknanya pembagian
derajat sistem mata angin.
3. Badan kompas atau bagian penyangga, yaitu tempat komponen-komponen lainnya dari
kompas berada.
2. Jenis -jenis Kompas
Banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam suatu perjalanan. Tetapi pada umumnya
dipakai dua jenis kompas yaitu kompas bidik (misalnya kompas prisma) dan kompas
orientering (misalnya kompas silva). Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam
membaca di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dang penggaris (segitiga). Kompas
silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan
dan perhitungan di peta. Kompas yang baik biasanya mempunyai kriteria, diantaranya
sebagai berikut: skala ketelitian derajat yang akurat, jarum penunjuk arah yang stabil
(biasanya pada bagian badan kompas terdapat cairan yang agak menahan pergerakan jarum
kompas sehingga penunjukkan arah lebih cepat dan tepat). Pada ujung jarum biasanya
dilapisi IosIor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap
. Menggunakan Kompas
Pengertian dasar tentang kompas sebagai alat merupakan langkah pertama. Secara prinsip
tidak ada perbedaan pada setiap tipe kompas, kendati demikian masing-masing mempunyai
ciri-ciri tersendiri yang mesti dipelajari terlebih dahulu. Bagaimanapun delapan titik arah
mata angin utama dalam kompas yang merupakan pokok penting untuk diketahui lebih
dahulu.
Delapan arah mata angin tersebut ialah: Utara, Timur, Selatan, Barat, Timur Laut, Tenggara,
Barat Daya, Barat Laut. Di samping itu pula masih terdapat beberapa arah mata angin lainnya
yang derajatnya lebih kecil dan berada di sela-sela arah mata angin yang utama. Agar lebih
jelasnya, dapat diperhatikan gambar arah mata angin di samping ini. Kompas dipakai dengan
posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnetik bumi. Dalam memakai kompas
terlebih dahulu jauhkan benda-benda yang terbuat dari logam yang sekiranya dapat
mengganggu jarum kompas. Jika kita melakukan perjalanan menurut arah kompas
(menggunakan kompas prisma atau lensa) disiang hari, maka tindakan yang akan kita
lakukan secara berturut-turut:
1. Buka kompas dan dirikan tutup kompas tegak lurus.
2. Angkat tutup prisma atau lensa ke atas lensa kompas.
3. Masukan ruas pertama ibu jari tangan kanan atau kiri ke dalam cincin ibu jari dan
letakkan jari telunjuk menekan badan kompas atau memegangi badan kompas.
4. Bawa prisma atau lensa itu kemuka mata dan lihatlah ke dalam celah bidik.
5. Putar badan atau bidik sampai mendapat arah yang ditentukan.
6. Arah bidik dinyatakan oleh angka-angka yang ditunjukkan oleh garis-garis prisma
atau lensa dan garis rambut.
7. Sambil melihat melalui garis carilah suatu titik dan tanda-tanda di medan yang searah
8. Pergilah ke titik yang dipilih, bila telah sampai dititik tanda yang pertama, carilah titik
tanda kedua pada arah selanjutnya.
9. Setelah sampai pada tiap-tiap titik tanda, adakan pemeriksaan pada titik-titik tanda
yang telah dilalui, supaya jangan tersesat, dengan mengukur back azimuthnya. (sudut
kompas semula atau 180 derajat) dengan kata lain back azimuth (BA) sudut
kompas 180 derajat.
>Beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam menggunakan kompas sebagi
berikut.
1. ilangkan gangguan yang mempengaruhi kerja kompas, terutama yang terbuat dari
logam.
2. Mengatur kedudukan kompas agar benar-benar berada dalam posisi datar.
3. Memproyeksikan tempat kedudukan kompas pada titik awal pemberangkatan.
4. Membidik titik sasaran, yaitu dengan membuat celah pembidik, garis rambut dan
obyek garis lintasan berada pada suatu garis lurus.
5. Membaca skala mendatar sudut kompas, yaitu besarnya penyimpangan sudut antar
kutub utara mangnet bumi dengan garis lintasan.

1. Sudut Kompas
Sudut kompas istilah umumnya adalah azimuth, dihitung searah dengan putaran jarum jam.
Beda sudut peta karena acuan sudut kompas tidak dari utara peta tetapi dari utara magnetis
yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Besarnya sudut kompas ialah besar derajat yang
diperoleh dari utara magnetik dengan garis lintasan.
2. Tehnik Peta Kompas
Tehnik peta kompas adalah upaya penggunaan gabungan dari peta dan kompas untuk
membantu kita dalam mempersiapkan alur perjalanan, mengetahui posisi kita atau sebuah
titik atau lokasi tetentu, untuk mengetahui apa saja yang ada dijalur yang akan kita lewati dan
masih banyak lagi aplikasi dan manIaat penggunaan dari penggabungan peta dan kompas.

Orientasi Peta atau Orientasi Medan
Orientasi peta atau orientasi medan adalah menyamakan kedudukkan peta dengan medan
sebenarnya, atau secara praktis adalah menyamakan arah utara peta dengan arah utara
sebenarnya. Untuk keperluan ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi.
Misalnya saja dengan memastikan nama gunung, bukit, sungai ataupun tanda-tanda alam
lainnya yang terdapat pada peta. Atau dengan cara mengamati bentang alam yang terlihat dan
mencocokannya dengan gambar kontur yang ada dalam peta. Untuk keperluan praktis, utara
kompas (utara magnetik) dapat dianggap satu titik dengan utara sebenarnya, tanpa
memperhitungkan adanya deklinasi.
>Secara terinci, langkah-langkah untuk melakukan orientasi peta atau orientasi medan
adalah sebagai berikut :
1. arilah tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang mencolok.
2. Letakkan peta pada bidang yang datar.
3. Samakan arah utara peta dengan arah utara kompas, dengan jalan menggeser-geser
petanya sehingga tepat dengan dengan arah utara kompas, sesuaikan dengan bentang
alam yang ada di hadapannya.
4. ari tanda-tanda alam yang paling menonjol di sekeliling dan temukan atau cocokkan
tanda-tanda tersebut dengan tanda-tanda yang ada dalam peta. Lakukan juga untuk
tanda-tanda medan lainnya.
5. Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun
di peta. Ingat hal-hal yang khas dari setiap tanda-tanda medan.
6. imuth dan Back imuth
imuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. imuth
disebut juga sudut kompas. Bila kita berjalan dari satu titik ke titik lain dengan sudut kompas
tetap (potong kompas), maka harus diusahakan agar lintasan perjalanan berupa satu garis
lurus. Untuk itu digunakan tehnik Back imuth.
Prinsip Back imuth adalah : membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara
membidikan kompas ke muka dan ke belakang jarak tertentu.
Dalam perjalanan agar kita tidak tersesat atau menyimpang, patuhilah arah yang ditunjukan
oleh sudut kompas sesuai dengan arah yang akan dituju. Garis yang membentuk sudut
kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal perjalanan dengan titik
akhir perjalanan. Banyak kasus yang menyebabkan kita tersesat adalah kehilangan pedoman
pada titik awal perjalanan. Ini dapat terjadi apabila kita melakukan perjalanan yang sulit :
1. Sulit untuk menemukan tanda-tanda alam yang jelas sebagai titik awal, misalnya pada
daerah rawa-rawa.
2. Sulit untuk melakukan arah lintasan yang lurus, misalnya penjelajahan lada hutan
yang lebat.
3. Sulit untuk melakukan orientasi atau pengenal lapangan misal pada malam hari.
Untuk melakukan hal tersebut dapat digunakan Back imuth. Jadi Back aimuth :
pembidikan balik dari imuth atau sudut kompas berpatokan pada titik sasaran agar kita
dapat mengoreksi arah lintasan.


>Langkah-langkah Back imuth :
1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plotkan pada peta, kemudian tariklah garis
lurus dan hitung sudut kompas yang menjadi arah perjalanan. itung juga sudut dari
titik akhir ke titik awal, kebalikan arah perjalanan. Sudut kebalikan arah perjalanan ini
adalah sudut Back imuth.
2. Perhatikan suatu objek yang menyolok (misalnya pohon besar, pohon tumbang,
longsoran tebing, susunan pohon yang khas, ujung kampung dan sebagainya) pada
titik awal perjalanan.
3. Bidikan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita ( sudut kompas), dan tandai
dengan salah satu objek yang berada dijalur lintasan yang akan dilalui pada arah itu.
4. Setelah anda sampai pada objek itu, bidiklah kompas kebelakang (Back imuth)
untuk memeriksa kembali apakah anda berada pada lintasan yang tepat. Bergeserlah
ke kiri atau ke kanan untuk mendapatkan Back imuth yang benar.
5. Sering kali tidak ada objek yang dapat dijadikan sasaran. Dalam hal ini pakailah
teman kita sebagai titik objek sementara dan dilakukan secara beranting. Lebih baik
perjalanan lambat asal tidak tersesat.
#esection atau ikatan kebelakang
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih
tanda medan yang diketahui. Tehnik resection membutuhkan alam yang terbuka untuk dapat
membidik tanda medan. Tidak selalu seluruh tanda medan harus dibidik. Jika kita sedang
berada di tepi sungai, jalur sepanjang jalan atau sepanjang suatu punggungan maka hanya
perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik. al lainnya yang dapat membantu adalah
penggunaan Altimeter (pengukur ketinggian suatu tempat) namun akan dijelaskan dalam
bagian tersendiri.
>Langkah-langkah resection :
1. Lakukanlah orientasi peta atau orientasi medan.
2. ari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, sedikitnya dua buah.
Tanda medan yang mudah dikenali : jalan, sungai, tebing atau patahan, puncak
gunung, dan lain-lain.
3. Tandai kedudukkan dua titik atau lebih yang sudah kita kenal berdasarkan keadaan
medan atau peta.
4. Bidiklah tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dan catatlah sudut kompasnya.
5. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, berilah titik pada tempat sudut hasil
bidikan tersebut di atas peta.
6. Tariklah garis lurus antara titik hasil bidikan kompas di peta dengan titik yang kita
bidik di peta.
7. Buatlah dua buah garis lurus atau lebih hasil bidikan dari kompas dari dua titik atau
lebih yang diusahakan saling berpotongan.
8. Perpotongan garis tersebut adalah posisi kita di peta.

Penjelasan gambar resection di atas :
Kita sedang mencari posisi kita di peta. Kita membidik puncak Gunung Arjuna dan puncak
Gunung Sindoro sebagai dua buah titik di medan yang telah kita ketahui. asil pembidikan
kita diperoleh :
1. Untuk Gunung Arjuna diperoleh sudut 315
0
DU ( dari utara) dan ditandai dengan titik
A.
2. Untuk Gunung Sindoro diperoleh sudut 35
0
DU (dari utara) dan ditandai dengan titik
B.
3. Tariklah garis antara titik A dengan titik puncak Gunung Arjuna. Demikian juga
dengan titik B ditarik garis-garis dengan titik puncak Gunung Sindoro.
4. Perpotongan kedua garis tersebut, titik adalah posisi dimana kita berada di dalam
peta.
4. ntersection atau ikatan kemuka
Prinsip intersection : menentukan posisi suatu titik di peta dengan menggunakan dua titik
atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. ntersection digunakan untuk mengetahui
posisi suatu benda atau posisi seseorang yang terlihat di lapangan, tetapi sukar untuk dicapai.
Pada intersection kita sudah harus yakin posisi kita di peta.
>Langkah-langkah intersection :
1. Lakukan orientasi peta atau orientasi medan, dan pastikan kedudukan kita di peta.
2. Bidiklah obyek yang sedang kita amati, dari posisi kita, yang telah kita ketahui di
peta.
3. Pindahkan sudut pertama yang kita dapati dari hasil bidikan pertama itu ke atas peta
berupa satu titik.
4. Tariklah garis lurus yang menghubungkan titik posisi kita di peta dengan titik hasil
bidikan pertama itu.
5. Bergeraklah ke posisi lain dan lakukanlah kembali resection untuk memastikan
kedudukkan kita di peta. Jarak antara posisi pertama bidikan dengan posisi kita yang
kedua diharapkan cukup sebanding dengan sudut yang akan diambil/dibidik.
6. Bidiklah obyek yang sedang kita amati, dari posisi kita yang kedua.
7. Pindahkan sudut kedua yang kita dapati dari hasil bidikan kedua itu ke atas peta
berupa satu titik.
8. Tariklah garis lurus yang menghubungkan kedua titik kedua posisi kita yang kedua
dengan posisi titik hasil bidikan yang kedua.
9. Perpotongan antara kedua garis lurus tersebut merupakan posisi obyek yang sedang
kita amati di atas peta.
Biasanya posisi pertama maupun posisi kedua untuk melakukan bidikan adalah posisi yang
tinggi, sehingga dapat mengamati obyek yang berada di bawahnya.



Penjelasan gambar intersection diatas :
Kita sedang mencari sebuah titik di atas peta.
1. Posisi pertama yang akan kita pakai untuk membidik adalah puncak Semeru, karena
kita sudah tahu kedudukannya di peta dan mudah dipastikan di lapangan.
2. Pembidikan dari puncak Semeru diperoleh sudut bidikan terhadap objek kita ialah titik B.
Titik B bersudut 45
0
DU (dari utara).
3. Kita berjalan lagi ke Puncak Bromo, dari Puncak Bromo kita bidik lagi objek kita. asil
bidikan yang kedua ditandai dengan titik A. Titik A bersudut 345
0
DU (dari utara).
4. Tariklah garis lurus antara titik B dengan puncak Semeru. Demikian juga tariklah garis
lurus antara titik A dengan puncak Bromo.
5. Perpotongan kedua garis tersebut adalah titik , yaitu posisi objek kita di atas peta.
Menentukan rah Tanpa Kompas
Dalam sebuah perjalanan dapat saja secara mendadak kompas tidak berIungsi, macet, pecah,
atau rusak. Sebagai pengamanan biasakanlah membawa kompas cadangan yang ditempatkan
secara terpisah, atau jangan didekatkan. Misalnya saja ditempatkan pada dua orang yang
berbeda, sehingga tidak akan saling mempengaruhi medan magnitnya.
Namun jika terpaksa sekali, kita tidak dapat mempergunakan kompas karena gangguan-
gangguan di atas atau sama sekali tidak dapat berIungsidan cadanganpun tidak ada, maka kita
terpaksa melakukan hal-hal yang cukup spektakuler untuk menentukan arah utara dan selatan.
Berikut ini adalah beberapa cara menemukan arah mata angin dengan bantuan :
1. Tanda-tanda alam, misalnya:
1. Kuburan islam menghadap ke utara.
2. Mesjid menghadap kiblat, untuk wilayah Indonesia mengarah ke sekitar barat
laut.
3. Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukan arah timur, karena pada pagi
hari sinar matahari belum terik.
4. Dengan jarum arloji





Untuk daerah sebelah utara khatulistiwa, jarum kecil di arahkan ke matahari, garis pembagi
sudut antara jarum kecil dengan angka 12 (dua belas) akan menunjukan arah utara. Untuk
daerah sebelah selatan khatulistiwa, caranya sama, hanya saja yang didapatkan arah selatan.
1. Dengan perbintangan
Beberapa macam rasi bintang yang dapat dijadikan alat bantu untuk menentukan arah utara
dan selatan:
1. Rasi bintang crux (bintang salib/gubuk penceng)
Rasi bintang ini terdiri dari empat bintang utama dan satu bintang bantu. Empat bintang
utama membentuk layang-layang. Untuk mengetahui arah utaranya, perhatikan arah yang
ditunjukan oleh posisi tiga buah bintang utama yang terdekat. Sedangkan satu utama yang
terjauh menunjukan selatan.
1. Rasi bintang orion
Bintang orion adalah suatu gugusan bintang yang menyerupai gambar orang yang sedang
membawa pedang dan ikat pinggang. Tiga buah bintang di atas membentuk 'kepala, yang
menunjukan arah utara. Dan arah yang ditunjukan 'pedang adalah menunjuk arah selatan.
1. Rasi bintang aluku (bajak) dan bintang kutub
Bintang waluku adalah sebuah gugusan bintang yang mudah ditemukan. Bentuknya mirip
centong. Bintang ini sebenarnya merupakan bagian dari gugusan bintang Ursa Mayor
(beruang besar) dimana Iungsi bintang ini menunjukan bintang kutub atau utara yang terdapat
pada rangkaian bintang kutub atau beruang kecil (Ursa Minor). Keistimeawan bintang ini,
sekalipun gugusan bintang lainnya berputar di langit pada malam hari, tetapi bintang kutub
tetap berada di utara.

Anda mungkin juga menyukai