Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA MANAJEMEN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

MEDAN MEI VIVI ENY S. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRACT This research was performed to find out how the evaluation of production cost budget as evaluating management performance device on PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. This research is expected could be an input on campanys management to evaluate management performance by evaluate production cost budget. In this thesis, the writer evaluates production cost budget by compare production cost budget with the realization and analyze variances to tendency which occurred. The results of research shows that evaluation of production cost budget could be as evaluating management performance device. The comparison between estimation and realization, which is benefit or loss, to show how management performances, in the case of planning, arrangement, or controlling production cost.

Keywords: Production Costs, Variance, Efficiency of Production Costs

PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi secara optimal dalam kaitannya dengan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif. Sebagai organisasi yang berorientasi laba (profit oriented), tidak hanya laba memadai yang dibutuhkan, tetapi juga kelangsungan usaha menjadi fokus utama strategi bisnis. Dalam upaya untuk dapat terus mempertahankan kelangsungan hidup, perusahaan melakukan berbagai usaha. Salah satunya adalah dengan mempersiapkan anggaran perusahaan sesuai dengan anggaran dan aktivitas yang

diinginkan. Setiap perusahaan pasti sangat memerlukan perencanaan anggaran (budget) yang baik untuk menentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan menjadi pedoman dalam melakukan aktivitas tersebut. Penganggaran ialah proses penyusunan anggaran, yang dimulai dari pembuatan panitia, pengumpulan dan pengklasifikasian data, pengajuan rencana kerja fisik dan keuangan tiap-tiap seksi, bagian, divisi, penyusunan secara menyeluruh, merevisi, dan mengajukan kepada pimpinan puncak untuk disetujui dan dilaksanakan. Anggaran adalah rencana kerja yang dituangkan dalam angka-angka keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan besar maupun kecil seyogianya membuat anggaran, karena penganggaran itu penting untuk membuat
1

perencanaan dan untuk mengendalikan kegiatan. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakantindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan suatu organisasi, sedangkan pengendalian melihat ke belakang, yaitu menilai hasil kerja dan membandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Salah satu anggaran yang paling penting bagi perusahaan adalah anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksi adalah rencana biaya yang akan digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dalam satu periode. Anggaran biaya produksi terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja dan anggaran biaya overhead pabrik, dimana biaya-biaya tersebut saling berhubungan. Anggaran biaya produksi dapat juga digunakan sebagai alat dalam menilai kinerja manajemen, yaitu dengan cara mengevaluasinya. Evaluasi anggaran biaya produksi diukur dengan membandingkan hasil realisasi biaya produksi dengan anggaran biaya produksi yang sudah dianggarkan perusahaan. Evaluasi anggaran biaya produksi dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja manajemen selama satu periode, apakah baik atau buruk. Kinerja manajemen dapat berupa bagaimanakah cara manajemen menyusun anggaran biaya produksi, merencanakan, dan mengendalikan biaya produksi agar tidak jauh melebihi anggaran yang telah disusun. PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan merupakan salah satu dari empat belas Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PTPN III bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. Pada PTPN III, penulis melihat bahwa adanya selisih antara anggaran biaya produksi dan realisasinya pada tahun 2007, 2008, dan 2009.

Tabel 1.1 Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tahun 2007, 2008, dan 2009
Tahun 2007 2008 2009 Anggaran 1,424,693,476,00 0 2,240,972,975,00 0 2,184,867,888,00 0 Realisasi 1,623,380,440,66 7 1,967,139,421,66 2 2,216,191,485,46 4 Selisih 198,686,964,667 (13.94%) 272,833,553,338 (12.17%) 31,323,597,464 ( 1.43%)

Sumber: PTPN III, 2011 Selisih pada tahun 2007 dan tahun 2009 merupakan unfavorable variance karena realisasi lebih besar daripada anggaran, sedangkan pada tahun 2008 selisih anggaran dan realisasi merupakan favorable variance. Penulis ingin mengevaluasi anggaran biaya produksi PTPN III pada tahun 2007, 2008, dan 2009 dalam hal menilai kinerja manajemennya, apakah pada tahun-tahun tersebut kinerja manajemen PTPN III meningkat. Berdasarkan uraian tersebut dan mengingat betapa pentingnya anggaran sebagai alat evaluasi data dalam menilai kinerja manajemen untuk mendukung keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya, maka penulis tertarik untuk menjadikannya sebagai bahan penelitian dan menuangkannya dalam skripsi dengan judul Evaluasi Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Manajemen pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Batasan Masalah dan Perumusan Masalah Batasan Masalah: 1. anggaran yang akan dianalisis hanya anggaran biaya produksi kelapa sawit. 2. data anggaran yang digunakan adalah data anggaran biaya produksi selama tiga tahun yaitu tahun 2007, 2008, dan 2009 beserta data realisasi anggaran tersebut selama tiga tahun.
2

Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan agar penelitian lebih terfokus serta sistematis, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas adalah bagaimanakah evaluasi anggaran produksi sebagi alat untuk menilai kinerja manajemen pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan? Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah evaluasi anggaran biaya produksi sebagai alat untuk menilai kinerja manajemen pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan tentang anggaran dalam perusahaan yang diteliti. 2. bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perusahaan sebagai informasi yang diperlukan sehubungan dengan penilaian terhadap kinerja manajemen. 3. bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian sejenis. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau budget merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh pihak manajemen sebagai pedoman untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasional perusahaan agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Anggaran

terdiri dari serangkaian taksiran-taksiran yang dapat dipakai sebagai suatu program untuk menjalankan kegiatan perusahaan pada suatu periode, khususnya pada masa yang akan datang. Anggaran memiliki karakteristik (Mulyadi, 2001) sebagai berikut: a. anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. b. anggaran pada umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. c. anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk menerima tanggung jawab dalam mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. d. usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran. e. sekali disetujui, anggaran dapat diubah dibawah kondisi tertentu. f. secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dijelaskan penyebabnya. Tujuan, Manfaat, dan Kelemahan Anggaran Tujuan Anggaran Tujuan disusunnya anggaran (Nafarin, 2007), antara lain: 1) digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana; 2) memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan; 3) merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana sehingga dapat memudahkan pangawasan; 4) merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal; 5) menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat; menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.
3

Manfaat Anggaran Anggaran mempunyai banyak manfaat (Nafarin, 2007) antara lain: 1) segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama; 2) dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai; 3) dapat memotivasi pegawai; 4) menimbulkan rasa tanggung jawab kepada pegawai; menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu; sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dimanfaatkan seefisien mungkin; alat pendidikan bagi manajer. Kelemahan Anggaran Anggaran selain mempunyai banyak manfaat, juga memiliki kelemahan (Haruman dan Rahayu, 2007). Beberapa kelemahan anggaran antara lain: 1) karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (permintaan efektif kapasitas produksi, dan lain-lain), maka terlaksananya dengan baik kegiatankegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut; 2) anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan secara sungguhsungguh; 3) anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugastugasnya, bukan menggantikannya; kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, sebab itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes. Fungsi, Jenis, dan Proses Penyusunan Anggaran Fungsi Anggaran Ada tiga fungsi yang hendak dicapai dalam penyusunan sebuah anggaran (Nafarin, 2007), yaitu: Fungsi Perencanaan Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan

gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang. Fungsi Pelaksanaan Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba). 3) Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengendalian/pengawasan (controling). Pengawasan berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan melalui: a) membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran), b) melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat penyimpangan yang merugikan). Jenis-Jenis Anggaran Jenis anggaran ada berbagai macam, hal itu sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan dalam melakukan kegiatan. Anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang (Nafarin, 2007), sebagai berikut: 1) Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari: a) Anggaran Variabel (Variable Budget) b) Anggaran Tetap (Fixed Budget) 2) Menurut cara penyusunan a) Anggaran Kontinu b) Anggaran Periodik 3) Menurut jangka waktu a) Anggaran Jangka Pendek b) Anggaran Jangka Panjang 4) Menurut bidangnya a) Anggaran Operasional b) Anggaran Keuangan 5) Menurut kemampuan menyusun a) Anggaran Komprehensif b) Anggaran Parsial 6) Menurut fungsinya a) Anggaran Apropriasi b) Anggaran Kinerja 7) Menurut metode penentuan harga pokok produk a) Anggaran Tradisional b) Anggaran Berdasar Kegiatan
4

Proses Penyusunan Anggaran Proses penyusunan anggaran menurut (Harahap, 2001) dapat dilihat dari sudut pandang berikut : 1) Ditinjau dari siapa yang membuatnya Ditinjau dari siapa yang membuatnya, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara: a) Otoriter atau Top down Dalam metode ini anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. b) Demokrasi atau Bottom up Dalam metode ini anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. c) Campuran atau top down dan bottom up Metode ini adalah campuran dari kedua metode diatas. 2) Ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran Ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran, proses penyusunan anggaran terdiri dari: a) A Priori Dalam metode ini dalam menyusun anggaran dimulai dari penetapan angka laba yang diinginkan oleh perusahaan atau pemilik. b) A Posteriori Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana kegiatan seperti penjualan atau produksi. c) Pragmatis Dalam metode ini anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu. Penetapan anggaran ini dilakukan secara ilmiah berdasarkan standar yang dihitung secara ilmiah pula atau berdasarkan pengalamanpengalaman tahun-tahun sebelumnya. Anggaran Biaya Produksi

Anggaran biaya produksi (Rudianto, 2009) adalah rencana biaya yang akan dikeluarkan dalam proses produksi suatu perusahaan pada periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik. Jenis jenis Anggaran Biaya Produksi Anggaran biaya produksi meliputi : Anggaran Biaya Bahan Baku Anggaran biaya bahan baku merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih teperinci tentang biaya penggunaan bahan mentah langsung untuk proses produksi selama periode yang akan datang. 2) Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Anggaran biaya tenaga kerja langsung merencanakan kebutuhan tentang biaya tenaga kerja langsung dalam proses produksi untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. 3) Anggaran Biaya Overhead Anggaran biaya ini merencanakan secara lebih terperinci mengenai beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang. Evaluasi Anggaran Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Manajemen Evaluasi anggaran dapat menggunakan metode analisis varians. Analisis varians membandingkan antara standar biaya dengan realisasi biaya dan dapat dilakukan oleh divisi, departemen, program, produk, wilayah, atau unit tanggung jawab lainnya. Alat untuk menilai kinerja adalah budget, standar waktu, standar unit produk, dan standar biaya. Anggaran yang disusun dapat dijadikan alat untuk menilai kinerja manajemen pada suatu perusahaan, caranya adalah dengan mengevaluasi anggaran.
5

Evaluasi anggaran dilakukan dengan cara membandingkan anggaran dengan realisasinya. Anggaran disusun dengan berdasarkan biaya standar yang digunakan di dalam perusahaan. Biaya standar ialah biaya yang ditetapkan lebih dahulu sebelum proses produksi dimulai, atau sebelum kegiatan (Shim dan Siegel, 2001). Analisis varians sering diaplikasikan dalam situasi (Welsch et. Al., 2000) , sebagai berikut: a. Penyelidikan varians antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan hasil aktual dari periode sebelumnya. Periode sebelumnya dianggap dasar. b. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan biaya standar c. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan atau dianggarkan yang tercermin dalam rencana laba Dalam menilai penyimpangan atau varians antara anggaran biaya produksi dengan realisasi dilakukan analisis varians terhadap masing-masing unsur biaya produksi yaitu bahan, tenaga kerja langsung, dan overhead. Penyimpangan biaya produksi dapat terbagi atas : a. Penyimpangan biaya bahan baku b. Penyimpangan upah langsung c. Penyimpangan overhead pabrik Penyimpangan realisasi dari anggaran (Harahap, 2001) dapat disebabkan oleh : a. kesalahan budget b. kesalahan pencatatan c. kesalahan operasi Analisa penyimpangan (varians) dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk : a. mengetahui prestasi pusat pertanggungjawaban b. mengetahui siapa yang akan diberikan penghargaan atau sanksi c. bahan pengalaman untuk perbaikan operasi selanjutnya.

d. melihat pos pos biaya yang perlu

mendapat perhatian
e. menjadi early warning system atas

manajemen biaya dan hasil bahan kemungkinan revisi budget METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini diuraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari suatu objek penelitian. A. B. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan atau data sekunder. 1. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama yang merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan, misalnya Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan. 2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang sudah diolah sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak yang berkepentingan, misalnya laporan biaya produksi yang didalamnya terdapat realisasi dan anggaran biaya produksi, struktur organisasi perusahaan sejarah singkat perusahaan. Data yang diperoleh berasal dari Bagian Anggaran dan Bagian Umum PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dipakai untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Pustaka. Dilakukan dengan membaca literatur seperti buku, majalah, dan terbitan lainnya dengan tujuan memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam pembahasan dan analisis.

2. Studi Lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan mengadakan penelitian secara langsung di perusahaan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data tentang masalah yang akan diteliti. Studi lapangan dilakukan dengan cara: a. Wawancara. Dilakukan dengan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan pada bagian anggaran PT Perkebunan Nusantara (III) Medan, sehingga terjadi interaksi langsung pada sumber yang diteliti, b. Dokumentasi. Teknik pengumpulan data dari dokumentasi berupa catatancatatan dari hasil penelitan dan catatan sekunder lainnya sehingga dalam penulisan terdapat data yang membantu dalam penelitian. D. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang mengumpulkan, menyusun, menginterprestasikan, dan menganalisis data untuk pemecahan masalah yang dihadapi.

E.

Lokasi Penelitian Penelitian dimulai pada 7 Februari 2011 sampai dengan 18 Februari 2011, dengan meneliti langsung ke PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan jalan Sei Batanghari No.2 Medan.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah PT Perkebunan Nusantara III diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh

pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PPN) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero), guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabunggan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya kedalam manajemen PT Perkebunan Nusantara III (Persero). `Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara. PT Perkebunan III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Hukum Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 yang dimuat didalam Berita Negara Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C28331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat didalam Berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996 tambahan Berita Negara No. 8674 tahun 1996. PT Perkebunan Nusantara III mengusahakan komoditi kelapa sawit dan karet dengan areal konsesi seluas 166,904.94 hektar. Kebun-kebun yang dikelola PT Perkebunan Nusantara III berjumlah 33 kebun, terdiri dari 30 kebun sendiri dan 3 kebun plasma yang dikelompokkan kedalam 3 wilayah kerja dengan luas areal seluruhnya adalah 186,910.72 ha yang terdiri dari166,606.94
7

ha luas kebun sendiri dan 20,303.78 ha luas kebun plasma. PT Perkebunan III (Persero) memiliki lahan perkebunan yang didukung dengan pabrik pengolahan untuk masing-masing komoditi. Lahan perkebunan perseroan tersebut terdapat pada lima daerah di daerah tingkat II Sumatera Utara yaitu Kabupaten Deli Serdang, Simalungun, Asahan Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. 2. Analisis Hasli Penelitian

Anggaran biaya produksi memiliki peranan yang sangat penting dalam perusahaan. Anggaran biaya produksi dapat berperan sebagai pedoman kerja perusahaan, rencana kerja perusahaan, alat perencanaan dan pengendalian biaya produksi, dan juga dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan dalam satu periode. Anggaran biaya produksi dibuat berdasarkan biaya standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Biaya standar ditetapkan berdasarkan biaya produksi yang terjadi di periode yang lalu dan estimasi kenaikan biaya produksi di periode yang akan datang. Anggaran biaya produksi dibuat sebagai pedoman bagi para manajer kebun atau pihak manajemen perusahaan perkebunan dalam menghasilkan produksi dengan biaya yang tidak melebihi anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksi dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja manajemen dengan cara mengevaluasi anggaran biaya produksi, yaitu membandingkan realisasi dan anggaran biaya produksi. PT Perkebunan Nusantara III adalah perusahaan yang hasil produksinya tergantung pada keadaan alam dan manajemen sumber daya manusia, apabila keadaan alam tidak baik, misalnya angin dan curah hujan yang tinggi, dapat menyebabkan biaya produksi meningkat karena dibutuhkan biaya tanaman yang besar, seperti biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan.

Manajemen sumber daya manusia yang baik juga sangat diperlukan bagi perusahaan perkebunan, apabila tidak ada atau kurangnya pengawasan dapat menyebabkan realisasi biaya produksi lebih tinggi daripada anggarannya. Evaluasi anggaran biaya produksi dapat dijadikan alat sebagai alat untuk menilai kinerja manajemen dalam satu periode, misalnya dengan melihat bagaimanakah antisipasi atau cara manajer dalam menghadapi kondisi alam yang berubah-ubah atau bagaimanakah cara yang dilakukan manajer kebun dalam mengawasi para pekerja di kebun sehingga biaya produksi yang terjadi dapat dikontrol dan tidak terlalu jauh melebihi anggaran. Selain faktor internal, faktor eksternal seperti inflasi juga dapat mempengaruhi biaya produksi, misalnya kenaikan harga pupuk menyebabkan kenaikan biaya produksi. Kinerja manajemen dapat dilihat juga dengan melihat bagaimana pihak manajemen dalam menyusun anggaran biaya produksi. Manajemen yang baik pastinya akan belajar dari kejadian yang lalu dengan membuat anggaran tidak hanya memperhatikan faktor internal, melainkan juga memperhatikan faktor eksternal sehingga anggaran dan realisasinya tidak terlalu jauh berbeda. Evaluasi anggaran biaya produksi juga dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam hal perencanaan dan pengendalian biaya produksi sehingga realisasi sesuai atau tidak jauh melebihi anggaran yang disusun. Selain itu, dibutuhkan juga pengawasan dan pengendalian manajemen yang baik sehingga manajemen akan cepat mengambil keputusan atau mencari tindakan dalam mengatasi varians biaya produksi. Pada PT Perkebunan Nusantara III, evaluasi anggaran biaya produksi dilakukan dengan cara membandingkan realisasi biaya produksi dengan anggarannya, varians anggaran biaya produksi bersifat material atau signifikan apabila melebihi batasan yang ditetapkan oleh PTPN III, yaitu 5%.
8

Evaluasi anggaran biaya produksi dilakukan oleh bagian anggaran pada PT Perkebunan Nusantara III sebulan sekali dengan mengadakan rapat internal dengan dewan direksi dan menerbitkan laporan manajemen per triwulan. Setelah itu, dewan direksi akan mengadakan rapat dengan komisaris untuk menetapkan tindakan lanjutan atas evaluasi anggaran biaya produksi, kemudian per semester melakukan pertemuan dengan pemegang saham. Pada rapat dengan pemegang saham akan dilakukan pembahasan mengenai evaluasi tindakan lanjutan. Tindakan lanjutan dilakukan untuk mengatasi penyimpangan yang terjadi. PT Perkebunan Nusantara III memberikan bonus atau kenaikan golongan apabila pihak manajemen bekerja dengan baik dalam menghasilkan produksi sesuai dengan yang ditetapkan dan realisasi anggaran biaya produksi tidak terlalu tinggi atau meningkat dibandingkan dengan anggarannya. Pemberian bonus atau kenaikan golongan dilakukan untuk memotivasi manajemen perkebunan untuk bekerja lebih baik lagi, karena pada saat ini, banyak perkebunan swasta yang semakin berkembang karena kinerja manajemennya yang baik sehingga perkebunan milik pemerintah harus lebih memperbaiki diri, dimulai dari kinerja manajemen yang harus dapat mencapai target perusahaan dan mampu mengimplementasikan pedoman dan rencana kerja perusahaan..

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Evaluasi anggaran biaya produksi pada PTPN III dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja manajemen dengan cara membandingkan realisasi dan anggaran biaya produksi setiap tahunnya. dari evaluasi anggaran biaya produksi tersebut, dapat diketahui kinerja manajemen pada PTPN III

dalam satu periode apakah baik atau buruk. 2. Biaya produksi pada PTPN III tergantung pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari keadaan atau kondisi alam dan manajemen sumber daya manusia. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan, misalnya inflasi, yang menyebabkan kenaikan harga pupuk dan peralatan, keadaan ekonomi dalam negeri, serta harga komoditi. 3. Berdasarkan evaluasi anggaran biaya produksi pada PTPN III tahun 2007, 2008, dan 2009 terdapat peningkatan kinerja manajemen dalam menyusun anggaran biaya produksi serta dalam hal merencanakan dan mengendalikan biaya produksi. Evaluasi anggaran biaya produksi yang terdiri dari: a. biaya tanaman, tidak terdapat penyimpangan pada tahun 2009, sedangkan tahun 2007 dan 2008 terdapat penyimpangan biaya tanaman yang tidak menguntungkan masing-masing 3.29% dan 7.99%. b. biaya pengolahan, pada tahun 2009 penyimpangan yang terjadi adalah favorable variance yang menunjukkan bahwa kinerja manajemen dalam mengendalikan biaya pengolahan lebih baik dibandingkan tahun 2007 dan 2008, dimana terdapat penyimpangan yang tidak menguntungkan masingmasing sebesar 8.45% dan 9.16%. c. biaya penyusutan, pada tahun 2009 terdapat penyimpangan yang tidak menguntungkan sebesar 18.61%, tetapi varians tersebut lebih baik dibandingkan varians biaya penyusutan tahun 2007 dan 2008 yang masing-masing sebesar 38.94% dan 18.27% d. biaya pembelian, pada tahun 2009 terdapat penyimpangan yang tidak menguntungkan sebesar 9.42%, lebih baik dibandingkan tahun 2007 dimana terdapat unfavorable
9

variance biaya pembelian sebesar 24.7%. Saran 1. Manajemen PTPN III dalam menyusun anggaran biaya produksi jangan hanya melihat dari realisasi dan penyimpangan tahun sebelumnya, tetapi juga harus memperkirakan kejadian atau hal-hal yang tidak terduga dimasa yang akan datang, baik itu inflasi atau kondisi alam yang buruk. Selain itu, dibutuhkan juga pengawasan dan pengendalian biaya produksi sehingga penyimpangan biaya produksi tidak atau sama sekali tidak melebihi batasan penyimpangan yang

dianggap signifikan oleh PTPN III, yaitu 5%. 2. Pihak manajemen PTPN III harus lebih tanggap dalam mengatasi penyimpangan yang ada karena anggaran biaya produksi merupakan pedoman dan rencana kerja pada PTPN III, apabila terjadi penyimpangan setiap tahunnya tanpa adanya perbaikan, dapat dilihat bahwa kinerja manajemen PTPN III kurang baik dan tidak mampu mengimplementasikan pedoman dan rencana kerja dengan baik. biaya sehingga dapat menjadi perbaikan bagi masing-masing unit kebun.

DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus, 2002. Anggaran Perusahaan: Pendekatan Kuantitatif, Edisi Pertama, Cetakan Keempat, BPFE, Yogyakarta. Listana, Merda, 2007. Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia-Medan, Skripsi Akuntansi, Medan. Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Nafarin, M, 2004. Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

Alexander, 2000. Penerapan Anggaran Untuk Mengukur Prestasi Manajer Pemasaran Pada PT Tjipta Rimba Djaja, Skripsi Akuntansi Medan. Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Budgeting Penganggaran: Perencanaan Lengkap Untuk Membantu Manajemen. Edisi Pertama, Cetakan Kedua, PT Indah Karya (Persero) Raja Grafindo Persada, Jakarta. Haruman, Tendi dan Sri Rahayu, 2007. Penyusunan Anggaran Perusahaan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Nafarin, M, 2007. Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta. P, Dr.Darsono dan Ari Purwanti, 2008. Penganggaran Perusahaan: Teknik Mengetahui Dan Memahami Penyajian Anggarana Perusahaan Sebagai Pedoman Pelaksanaan dan Pengendalian
10

Aktivitas Bisnis, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media. Jakarta. Rudianto, 2009. Penganggaran:Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran, Erlangga. Jakarta. Safitri, Melda, 2009. Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada Pdam Tirtanadi Cabang Padang Bulan, Skripsi Manajemen Medan. Shim, Joe K. Dan Joel G. Siegol, 2001. Budgeting Pedoman Lengkap Langkah-langkah Penganggaran, Erlangga, Jakarta. S.P, Fortuna Panca, 2007. Analisis Penggunaan Anggaran Biaya Produksi Dalam Mengevaluasi Kinerja Bagian Produksi Pada PT. Tolan Tiga IndonesiaKerasaan Estate. Skripsi Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Widjaja, Amin, 1995. Dasar-dasar Budgeting, Cetakan Pertama, PT Rineka Cipta, Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai