0 KREATIVITAS adalah jenis kata yang agak sulit dicarikan padanan praktisnya. Karena selama ini orang cenderung lebih suka untuk menjadi seragam. Padahal kreativitas berpikir membantu seseorang untuk mendorong kualitas dirinya. Di bawah ini adalah berbagai pendapat yang dilontarkan Robert K.Cooper, seorang ahli pengembangan manajemen Amerika Serikat, tentang cara menumbuhkan pikiran kreatiI. 1. Tetaplah membuka cakrawala berpikir seluas mungkin. Mulailah memandang sesuatu dari kacamata yang berbeda dari orang lain. Hal ini akan memunculkan sikap kritis dan membangkitkan ide-ide kreatiI. 2. Kurangi stres. Kendala terbesar yang membuat orang tidak bisa berpikir kreatiI adalah stres. Thomas E.Baker, proIesor peneliti di UCLA School oI Medicine mengingatkan, 'Penanganan stres yang buruk merupakan kendala bagi hasil kerja yang kreatiI. Energi yang terkuras dalam penanganan stres tersebut bisa menyebabkan rasa cemas, sehingga menghalangi lahirnya inspirasi kreatiI. Selain itu, stres juga mengakibatkan ketegangan interpersonal hingga menyebabkan kreativitas tim menjadi terhambat. Salah satu cara untuk mengurangi stres adalah menyenangi pekerjaan yang kita lakukan. Cara lainnya adalah mendelegasikan kerja yang terlalu banyak kepada bawahan. Tindakan ini selain membuat mereka senang karena merasa mendapatkan kepercayaan, juga membuat kita lebih tenang dan Iresh untuk mengambil keputusan tentang masalah di mana hanya kita satu-satunya yang sanggup melakukannya. 3. Siapkan diri untuk hal yang tak terduga. Jangan terlalu panik ketika menghadapi suatu wawancara, misalnya Pertanyaan yang dilontarkan terkadang tak sesuai dengan yang kita duga. Siapkan diri untuk menghadapi pertanyaan- pertanyaan di luar dugaan tersebut. Kesigapan jawaban akan menunjukkan sejauh mana kemampaun berpikir kreatiI kita. 4. Pasang telinga baik-baik. Banyak pencari kerja yang gagal mendapatkan pekerjaan hanya gara-gara tidak bisa memberi jawaban sesuai dengan pertanyaan yang dilontarkan. Ketegangan yang terjadi karena memikirkan kemungkinan pertanyaan berikutnya atau sedikit melamun akan membuyarkan konsentrasi kita. Untuk itu, dengarkan dengan penuh perhatian pertanyaan yang dilontarkan dan jawab dengan tepat. Berpikirlah dulu sebelum bicara. 5. Siap menghadapi ketidakpastian. Seorang manajer yang yakin dapat melakukan suatu pekerjaan, tapi tak terlalu yakin apakah mengetahui cara mengerjakan atau tidak merupakan `umpan` empuk bagi pekerja yang memiliki kreativitas berpikir. . Mau mengubah tujuan. Terlalu Ianatik terhadap satu tujuan bisa menghalangi munculnya pikiran kreatiI, sekaligus membatasi seluruh achievement yang sebenarnya bisa Anda lakukan. 7. Berpikir jauh ke depan. Kapan pun menghadapi tantangan yang sulit, berhati-hatilah dengan jebakan yang mungkin dibuat. Jangan ragu untuk membuat loncatan ke depan jika merasa yakin dengan itu. 8. Lihat ke depan, bukan ke belakang. Gunakan otak rasional. Jangan hanyut dalam emosi karena akan membuat langkah kita berjalan di tempat. Yang sudah terjadi biarlah terjadi. Dan yang perlu dilakukan sekarang adalah memIokuskan pandangan pada apa yang dilakukan sekarang dan melihat kesempatan yang bisa direbut. Bersiaplah untuk menerima perubahan. (FR/S-1)
Berpikir yang cerdik 'Meskipun anda bukanlah seorang jenius, anda dapat mengunakan strategi yang sama seperti yang digunakan Aristotle dan Einstein untuk memanIaatkan kreatiIitas berpikir anda dan mengatur masa depan anda lebih baik. Kedelapan statregi berikut ini dapat mendorong cara berpikir anda lebih produktiI daripada reproduktiI untuk memecahkan masalah-masalah. 'Strategi-strategi ini pada umumnya ditemui pada gaya berpikir bagi orang-orang yang jenius dan kreatiI di ilmu pengetahuan, kesenian, dan industri-industri sepajang sejarah. 1. Lihatlah persoalan anda dengan berbagai cara yang berbeda dan cari perspektif baru yang belum pernah dipakai oleh orang lain (atau belum diterbitkan!) Leonardo da Vinci percaya bahwa untuk menambah pengetahuan tentang suatu masalah dimulai dengan mempelajari cara menyusun ulang masalah tersebut dengan berbagai cara yang berbeda. Ia merasa bahwa pertama kali melihat masalah itu terlalu prubasangka. Seringkali, masalah itu dapat disusun ulang dan menjadi suatu masalah yang baru. 2. Bayangkan! Ketika Einstein memikirkan suatu masalah, ia selalu menemukan bahwa perlu untuk merumuskan persoalannya dalam berbagai cara yang berbeda-beda yang masuk akal, termasuk menggunakan diagram-diagram. Ia membayangkan solusi-solusinya dan yakin bahwa kata-kata dan angka-angka tidak memegang peran penting dalam proses berpikirnya. 3. Hasilkan! Karakteristik anak jenius yang membedakan adalah produktivitas. Thomas Edison memegang 1.093 paten. Dia memberikan jaminan produktivitas dengan memberikan ide- ide pada diri sendiri dan asistennya. Dalam studi dari 2.036 ilmuwan sepanjang sejarah, Dekan Keith Simonton, dari University oI CaliIornia di Davis, menemukan bahwa ilmuwan-ilmuwan yang dihormati tidak hanya menciptakan banyak karya-karya terkenal, tapi banyak yang buruk. Mereka tidak takut gagal, atau membuat kesalahan besar untuk meraih hasil yang hebat. . Buat kombinasi-kombinasi baru. Kombinasikan, and kombinasikan ulang, ide-ide, bayangan-bayangan, and pikiran-pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli akan keanehan atau ketidakwajaran. Keturunan hukum-hukum yang menjadi dasar ilmu genetika modern berasal dari pendeta Austria, Grego Mendel, yang mengkombinasikan matematika dan biologi untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru. 5. Bentuklah hubungan-hubungan; buatlah hubungan antara peroalan-persoalan yang berbeda Da Vinci menemukan hubungan antara suara bel dan sebuah batu yang jatuh ke dalam air. Hal ini memungkinkan Da Vinci untuk membuat hubungan bahwa suara mengalir melalui gelombang-gelombang. Samuel Morse menciptakan stasiun-stasiun penghubung untuk tanda- tanda telegraI ketika memperhatikan stasiun-stasiun penghubung untuk kuda-kuda. 6. Berpikir secara berlawanan. Ahli ilmu Iisika Niels Bohr percaya bahwa jika andamemegang pertentangan secara bersamaan, kemudian anda menyingkirkan pikiran anda dan akal anda bergerak menuju tingkatan yang baru. Kemampuannya untuk membayangkan secara bersamaan mengenai suatu partikel dan suatu gelombang mengarah pada konsepsinya tentang prinsip saling melengkapi. Dengan menyingkirkan pikiran (logis) dapat memungkinkan akal anda untuk menciptakan sesuatu yang baru. 7. Berpikir secara metafor. Aristotle menganggap metaIora sebagai tanda yang jenius, dan percaya bahwa individual yang memiliki kapasitas untuk menerima persamaan antara dua keberadaan yang berbeda dan menghubungkannya adalah individual yang punya bakat kusus. 8. Persiapkan diri anda untuk menghadapi kesempatan. Bilamana kita mencoba sesuatu dan gagal, kita akhirnya mengerjakan sesuatu yang lain. Hal ini adalah prinsip pertama dari kekreatiIan. Kegagalan dapat menjadi produktiI hanya jika kita tidak terIokus pada satu hal sebagai suatu hasil yang tidak produktiI. Sebaliknya, menganalisa proses, komponen-kompnen dan bagaimana anda dapat mengubahnya untuk memperoleh hasil yang lain. Jangan bertanya, ?Mengapa saya gagal?? melainkan ?Apa yang telah saya lakukan?? STRATEGI BERFIKIR KRITIS DI DALAM BELA1AR Studi berpikir kritis suatu subyek atau masalah dengan pengertian yang luas (terbuka). Proses dimulai dengan sutau pernyataan apa yang akan dipelajari, menampilkan temuan tidak terbatas dan pertimbangan kemungkinan-kemungkinan, dan kesimpulan pola-pola pengertian yang didasarkan pada kejadian. Alasan-alasan, penyimpangan, dan prasangka baik para pengajar maupun para ahli membandingkan dan membentuk lembaga penilaian. Masuk dengan pikiran terbuka: O Ie|askan tu[uan Anda apa yang Anda |ng|n pe|a[ar| 8ereskan dan yaklnkan subyek Anda dengan guru Anda aLau ahll Topik dapat dengan frase yang sederhana: 'Peran Gender di dalam permainan video game 'Sejarah Politik Perancis di antara Perang Besar pada paruh abad ke-20' 'Penanaman Pohon Mahogoni di Amerika Tengah 'Peraturan Perpipaan Domestik di Daerah Pinggiran Kota 'Kosa kata dan Struktur Kerangka Manusia O 9|k|rkan apa yang Anda ketahu| tentang subyek Apa yang Anda sudah keLahul akan membanLu Anda dl dalam sLudl lnl? Apa prasangka Anda? O umber apa yang pent|ng untuk Anda dan penentuan gar|s waktu Anda? O ,empero|eh |nformas| MenuLup plklran Lldak akan membuka plllhan Anda dan peluang kesempaLan O ertanya|ah Apa prasangka para pengarang Lerhadap lnformasl? O Atur|ah apa yang Anda kumpu|kan ke da|am po|apo|a pemahaman Carllah kalLannya O A[ukan pertanyaan (|ag|) O 9|k|rkan baga|mana Anda akan mendemonstras|kan pe|a[aran Andaesua| sesua| dengan top|k Anda a! aga|mana Anda menc|patakan u[|an 1entang apa yang Anda pe|a[ar|? arl yang sederhana ke yang leblh sullL (16) Lerapan 1 afLar label ldenLlLas emonsLrasl engeLahuan 2 eflnlnlslkan [elaskan rlngkaskan dengan kaLakaLa Anda sendlrl engerLlan/emahaman 3 ecahkan Lerapkan ke slLuasl baru Cunakan pela[aran Anda dan Lerapkan 4 8andlngkan dan LenLangkan perbedaan anLara lLem Anallsls 3 ClpLakan gabungkan lnvenL SlnLesls 6 Allhkan rekomendaslkan nllal Lvaluasl dan [elaskan mengapa Pikirkan di dalam aturan bagaimana membuat pelajaran Anda sebagai petualangan di dalam penjelajahan! Ringkasan Berpikir Kritis: O @enLukan fakLafakLa dl dalam slLuasl baru aLau subyek Lanpa prasangka O @empaLkan fakLafakLa dan lnformasl lnl sedemlklan rupa dl dalam pola Sehlngga Anda memahamlnya O Menerlma aLau menolak sumber nlla dan keslmpulan yang dldasarkan pada pengalaman penllalan dan keyaklnan Anda mengatur jadwal belajar secara efektif
Pengaturan Waktu adalah membuat dan melakukan jadwal belajar agar dapat mengatur dan memprioritaskan belajarmu dalam konteks membagi waktu dengan aktivitas, keluarga, dan lain- lain. Pedoman: O erhaLlkan wakLumu O eflekslkan bagalmana kamu menghablskan wakLumu O Sadarllah kapan kamu menghablskan wakLumu dengan slasla O eLahullah kapan kamu produkLlf Dengan mengetahui bagaimana kamu menghabiskan waktu dapat membantu untuk: Membuat daItar 'Kerjaan. Tulislah hal-hal yang harus kamu kerjakan, kemudian putuskan apa yang dikerjakan sekarang, apa yang dikerjakan nanti, apa yang dikerjakan orang lain, dan apa yang bisa ditunda dulu pengerjaannya. Membuat jadwal harian/mingguan. Catat janji temu, kelas dan pertemuan pada buku/tabel kronologis. Selalu mengetahui jadwal selama sehari, dan selalu pergi tidur dengan mengetahui kamu sudah siap untuk menyambut besok. Merencanakan jadwal yang lebih panjang. Gunakan jadwal bulanan sehingga kamu selalu bisa merencanakan kegiatanmu lebih dulu. Jadwal ini juga bisa mengingatkanmu untuk membuat waktu luangmu dengan lebih nyaman. Rencana 1adwal Belajar Efektif: O 8erl wakLu yang cukup unLuk Lldur makan dan keglaLan hlburan O rlorlLaskan LugasLugas O uangkan wakLu unLuk dlskusl aLau mengulang bahan sebelum kelas O ALur wakLu unLuk mengulang langsung bahan pela[aran seLelah kelas lngaLlah bahwa kemungklnan Lerbesar unLuk lupa Ler[adl dalam wakLu 24 [am Lanpa revlew O adwalkan wakLu 30 menlL unLuk seLlap sesl bela[ar O lllh LempaL yang nyaman (Lldak mengganggu konsenLrasl) unLuk bela[ar O encanakan [uga deadllne" O adwalkan wakLu bela[armu sebanyak mungkln pada pagl/slang/sore harl O adwalkan revlew bahan pela[aran mlngguan O aLlhaLl [angan sampal dlperbudak oleh [adwalmu sendlrl! ARA BELA1AR EFEKTIF Langkah-langkah belajar efektif adalah mengetahui O dlrl sendlrl O kemampuan bela[ar anda O proces yang berhasll anda gunakan dan dlbuLuhkan O mlnaL dan pengeLahuan aLas maLa pela[aran anda lnglnkan Anda mungkin belajar Iisika dengan mudah tetapi tidak bisa belajar tenis, atau sebaliknya. Belajar apapun, adalah proces untuk mencapai tahap-tahap tertentu. Empat langkah untuk belajar. Mulai dengan cetak halaman ini dan jawab pertanyan-pertanyaannya. Lalu rencanakan strategi anda dari jawaban-jawabanmu, dan dengan ~Pedoman Belajar yang lain. ,u|a| dengan masa |a|u Apakah pengalaman anda LenLang cara bela[ar? Apakah anda What was your experience about how you learn? Did you O senang membaca? memecahkan masalah? menghafalkan? bercerlLa? menLer[emah? berpldaLo? O mengeLahul cara menrlngkas? O Lanya dlrlmu sendlrl LenLang apa yang kamu pela[arl? O menln[au kemball? O punya akses ke lnformasl darl banyak sumber? O menyukal keLenangan aLau kelompok bela[ar? O memerlukan beberapa wakLu bela[ar slngkaL aLau saLu yang pan[ang? Apa kebiasaan belajar anda? Bagaimana tersusunnya? Yang mana terbaik? terburuk? Bagaimana anda berkomunikasi dengan apa yang anda ketahui belajar paling baik? Melalui ujian tertulis, naskah, atau wawancara? 1eruskanke masa sekarang 8ermlnaLkah anda? 8erapa banyak wakLu saya lngln gunakan unLuk bela[ar? Apa yang bersalng dengan perhaLlan saya? Apakah keadaannya benar untuk meraih sukses? Apa yang bisa saya kontrol, dan apa yang di luar kontrol saya? Bisakah saya merubah kondisi ini menjadi sukses? Apa yang mempengaruhi pembaktian anda terhadap pelajaran ini? Apakah saya punya rencana? Apakah rencanaku mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar anda? 9ert|mbangkan proses persoalan utama Apa [udulnya? Apa kuncl kaLa yang menyolok? Apakah saya mengerLl? Apakah yang telah saya ketahui? Apakah saya mengetahui pelajaran sejenis lainnya? Sumber-sumber dan inIormasi yang mana bisa membantu saya? Apakah saya mengandalkan satu sumber saja (contoh, buku)? Apakah saya perlu mencari sumber-sumber yang lain? Sewaktu saya belajar, apakah saya tanya diri sendiri jika saya mengerti? Sebaiknya saya mempercepat atau memperlambat? Jika saya tidak mengerti, apakah saya tanya kenapa? Apakah saya berhenti dan meringkas? Apakah saya berhenti dan bertanya jika ini logis? Apakah saya berhenti dan mengevaluasi (setuju/tidak setuju)? Apakah saya membutuhkan waktu untuk berpikir dan kembali lagi? Apakah saya perlu mendiskusi dengan 'pelajar-pelajar lain untuk proces inIormasin lebih lanjut? Apakah saya perlu mencari 'para ahli, guruku atau pustakawan atau ahliawan? uat rev|ew Apakah ker[aan saya benar? Apakah blsa saya ker[akan leblh balk? Apakah rencana saya serupa dengan dlrl sendlrl"? Apakah saya memilih kondisi yang benar? Apakah saya meneruskannya; apakah saya disipline pada diri sendiri? Apakah anda sukses? Apakah anda merayakan kesuksesan anda? BEBERAPA LANGKAH-LANGKAH DALAM BERFIKIR BI1AK 'Meskipun anda bukanlah seorang jenius, anda dapat mengunakan strategi yang sama seperti yang digunakan Aristotle dan Einstein untuk memanIaatkan kreatiIitas berpikir anda dan mengatur masa depan anda lebih baik. Kedelapan statregi berikut ini dapat mendorong cara berpikir anda lebih produktiI daripada reproduktiI untuk memecahkan masalah-masalah. 'Strategi-strategi ini pada umumnya ditemui pada gaya berpikir bagi orang-orang yang jenius dan kreatiI di ilmu pengetahuan, kesenian, dan industri-industri sepajang sejarah. 1. Lihatlah persoalan anda dengan berbagai cara yang berbeda dan cari perspektif baru yang belum pernah dipakai oleh orang lain (atau belum diterbitkan!) Leonardo da Vinci percaya bahwa untuk menambah pengetahuan tentang suatu masalah dimulai dengan mempelajari cara menyusun ulang masalah tersebut dengan berbagai cara yang berbeda. Ia merasa bahwa pertama kali melihat masalah itu terlalu prubasangka. Seringkali, masalah itu dapat disusun ulang dan menjadi suatu masalah yang baru. 2. Bayangkan! Ketika Einstein memikirkan suatu masalah, ia selalu menemukan bahwa perlu untuk merumuskan persoalannya dalam berbagai cara yang berbeda-beda yang masuk akal, termasuk menggunakan diagram-diagram. Ia membayangkan solusi-solusinya dan yakin bahwa kata-kata dan angka-angka tidak memegang peran penting dalam proses berpikirnya. 3. Hasilkan! Karakteristik anak jenius yang membedakan adalah produktivitas. Thomas Edison memegang 1.093 paten. Dia memberikan jaminan produktivitas dengan memberikan ide-ide pada diri sendiri dan asistennya. Dalam studi dari 2.036 ilmuwan sepanjang sejarah, Dekan Keith Simonton, dari University oI CaliIornia di Davis, menemukan bahwa ilmuwan-ilmuwan yang dihormati tidak hanya menciptakan banyak karya-karya terkenal, tapi banyak yang buruk. Mereka tidak takut gagal, atau membuat kesalahan besar untuk meraih hasil yang hebat. 4. Buat kombinasi-kombinasi baru. Kombinasikan, and kombinasikan ulang, ide-ide, bayangan-bayangan, and pikiran-pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli akan keanehan atau ketidakwajaran. Keturunan hukum-hukum yang menjadi dasar ilmu genetika modern berasal dari pendeta Austria, Grego Mendel, yang mengkombinasikan matematika dan biologi untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru. 5. Bentuklah hubungan-hubungan; buatlah hubungan antara peroalan-persoalan yang berbeda Da Vinci menemukan hubungan antara suara bel dan sebuah batu yang jatuh ke dalam air. Hal ini memungkinkan Da Vinci untuk membuat hubungan bahwa suara mengalir melalui gelombang-gelombang. Samuel Morse menciptakan stasiun-stasiun penghubung untuk tanda- tanda telegraI ketika memperhatikan stasiun-stasiun penghubung untuk kuda-kuda. . Berpikir secara berlawanan. Ahli ilmu Iisika Niels Bohr percaya bahwa jika andamemegang pertentangan secara bersamaan, kemudian anda menyingkirkan pikiran anda dan akal anda bergerak menuju tingkatan yang baru. Kemampuannya untuk membayangkan secara bersamaan mengenai suatu partikel dan suatu gelombang mengarah pada konsepsinya tentang prinsip saling melengkapi. Dengan menyingkirkan pikiran (logis) dapat memungkinkan akal anda untuk menciptakan sesuatu yang baru. 7. Berpikir secara metafor. Aristotle menganggap metaIora sebagai tanda yang jenius, dan percaya bahwa individual yang memiliki kapasitas untuk menerima persamaan antara dua keberadaan yang berbeda dan menghubungkannya adalah individual yang punya bakat kusus. 8. Persiapkan diri anda untuk menghadapi kesempatan. Bilamana kita mencoba sesuatu dan gagal, kita akhirnya mengerjakan sesuatu yang lain. Hal ini adalah prinsip pertama dari kekreatiIan. Kegagalan dapat menjadi produktiI hanya jika kita tidak terIokus pada satu hal sebagai suatu hasil yang tidak produktiI. Sebaliknya, menganalisa proses, komponen-kompnen dan bagaimana anda dapat mengubahnya untuk memperoleh hasil yang lain. Jangan bertanya, ?Mengapa saya gagal?? melainkan ?Apa yang telah saya lakukan??
Berani meninggalkan zona nyaman. Setiap orang selalu merindukan zona nyaman. Mereka setengah mati berusaha meraihnya. Dan setibanya di zona tersebut mereka istirahat dan menikmati kenyamanan. Sayangnya, sebagian besar tertidur di zona itu, tak mau bergerak, sehingga tanpa sadar zona itu lama-lama tidak nyaman dan bahkan cenderung berbahaya. Dan ketika sadar, ia tak mampu lagi keluar dari zona nyaman dan apa boleh buat ia terjabak di sana selamanya. Salah satu zona nyaman yang berbahaya bagi karyawan adalah gaji atau pendapatan yang tetap. Sedangkan bagi pengusaha adalah penguasaan pasar atau kestabilan perusahaan. Nah, mereka yang berbakat jadi pengusaha adalah mereka yang tidak terjebak dalam zona nyaman. Bahkan mereka cenderung mencari tantangan untuk menciptakan zona nyaman baru. Mereka berani bertarung di pasar. Mereka berani menjual harta yang dimilikinya untuk memulai usaha. Susi Pujiastuti, sang ekportir hasil laut terbesar di negeri ini misalnya, memodali sendiri bisnisnya dengan menjual anting-anting dan gelangnya seharga Rp 750 ribu. Sementara Ollie dan Angel berani meninggalkan zona aman sebagai karyawan dengan gaji tetap demi membesarkan toko buku onlinenya (Kutukutubuku. com), butik onlinenya (Heartyboutique. com) serta solusi toko onlinenya (TukuSolution. com). Contoh lain, Iim Fahima dan Adhitia SoIyan berani meninggalkan gaji mewahnya sebagai karyawan biro iklan tradisional dan masa depannya yang cerah di sana, untuk membangun konsultan komunikasi pemasaran online Virus Communications. Ketika sudah jadi pun, mereka yang berjiwa pengusaha tidak berhenti. Mereka biasanya resah dan segera berusaha meninggalkan zona aman 'bisnis sudah jadi. Mereka terus berpacu untuk membesarkan usahanya. Uang mereka tidak dibiarkan menganggur di bank, reksanada dan sejenisnya. Mereka tumpahkan harta mereka untuk menciptakan peluang baru. Berjuta juta manusia terjebak dan lena dalam zona nyaman tapi sebenarnya tidak aman Dan hanya orang yang minoritas berani keluar dari zona nyaman yang akhirnya jadi pemenang Kalo anda tidak puas dengan kondisi sekarang , rubahlah cara kerja dan mental anda !!!! Ingat 'Tidak pernah ada cerita dan sejarah orang terkaya dari seorang pekerjat,t,Ingat Mike Tyson, Michael Jackson dllt,.mereka dulu bergelimang harta dan kemewahan tapi sekarang dalam proses kebangkrutan. ' Kita Memang tidak bisa mengubah arah Angin tapi bisa merubah Arah Layar Salam Sukses semua By : Abi Fathina rang ~Pintar dan ~ Bodoh ala Bob Sadino. Setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda-beda dan menerjemahkan perjalanan hidupnya pun tak akan sama kedalam petuah-petuah kata yang bermakna. Demikian pula dengan sosok Bob Sadino yang ber-azzam untuk tidak membawa ilmu yang dimilikinya keliang kubur sebelum di ajarkan kepada anak bangsa ini. Berikut tulisan-tulisan Beliau, semoga bermanIaat. 1. Terlalu Banyak Ide Orang 'pintar biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang 'bodoh mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya 2. Miskin Keberanian untuk memulai Orang 'bodoh biasanya lebih berani dibanding orang 'pintar, kenapa ? Karena orang 'bodoh sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang 'pintar telalu banyak pertimbangan. 3. Telalu Pandai Menganalisis Sebagian besar orang 'pintar sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang 'bodoh tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha. . Ingin Cepat Sukses Orang 'Pintar merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang 'bodoh merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil. 5. Tidak Berani Mimpi Besar Orang 'Pintar berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang 'bodoh tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain. 6. Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi Orang 'Pintar menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang 'Bodoh berpikir, dia pun bisa berbisnis. 7. Berpikir NegatiI Sebelum Memulai Orang 'Pintar yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatiI tentang sebuah bisnis, karena inIormasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang 'bodoh tidak sempat berpikir negatiI karena harus segera berbisnis. 8. Maunya Dikerjakan Sendiri Orang 'Pintar berpikir 'aku pasti bisa mengerjakan semuanya, sedangkan orang 'bodoh menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain. 9. Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan Orang 'Pintar menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang 'bodoh berpikir simple, 'yang penting produknya terjual. 10. Tidak Fokus Orang 'Pintar sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang 'bodoh tidak punya kegiatan lain kecuali Iokus pada bisnisnya. 11. Tidak Peduli Konsumen Orang 'Pintar sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang 'bodoh ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya. 12. Abaikan Kualitas -Orang 'bodoh kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang 'pintar sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu. 13. Tidak Tuntas Orang 'Pintar dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang 'bodoh mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja. 1. Tidak Tahu Pioritas Orang 'Pintar sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang 'Bodoh ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas 15. Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas Banyak orang 'Bodoh yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang 'Pintar malas untuk berkerja keras dan sok cerdas, 16. Menacampuradukan Keuangan Seorang 'pintar sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan. 17. Mudah Menyerah Orang 'Pintar merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang 'Bodoh seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut. 18. Melupakan Tuhan Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan 'TUHAN. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal. 19. Melupakan Keluarga Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga 20. Berperilaku Buruk Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diats kakinya sendiri.
TERI BELA1AR HUMANISTIK Belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Para ahli humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar, ialah : Proses pemerolehan informasi baru, Personalia informasi ini pada individu.SELANJUTNYA Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah: Arthur W. Combs, Abraham Maslow dan Carl Rogers. Arthur Combs (1912-1999) Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dati ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya. Combs memberikan lukisan persepsi dir dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan. ,slow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal : (1) suatu usaha yang positif untuk berkembang (2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self). Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak- anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi. C,rl Rogers Carl Rogers lahir 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois Chicago, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Semula Rogers menekuni bidang agama tetapi akhirnya pindah ke bidang psikologi. Ia mempelajari psikologi klinis di Universitas Columbia dan mendapat gelar Ph.D pada tahun 1931, sebelumnya ia telah merintis kerja klinis di Rochester Society untuk mencegah kekerasan pada anak. Gelar profesor diterima di Ohio State tahun 1960. Tahun 1942, ia menulis buku pertamanya, Counseling and Psychotherapy dan secara bertahap mengembangkan konsep Client-Centerd Therapy. Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu: Kognitif (kebermaknaan) experiential (pengalaman atau signifikansi) Guru menghubungan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai seperti memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil. Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa. Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu: 1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya. 2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa 3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa. 4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses. Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya ialah : a. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami. b. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri. c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya. d. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil. e. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar. f. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya. g. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu. h. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari. i. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting. j. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu. Salah satu model pendidikan terbuka mencakuo konsep mengajar guru yang fasilitatif yang dikembangkan Rogers diteliti oleh Aspy dan Roebuck pada tahun 1975 mengenai kemampuan para guru untuk menciptakan kondidi yang mendukung yaitu empati, penghargaan dan umpan balik positif. Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah : 1. Merespon perasaan siswa 2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang 3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa . Menghargai siswa 5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan 6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa) 7. Tersenyum pada siswa Dari penelitian itu diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos siswa, meningkatkan angka konsep diri siswa, meningkatkan upaya untuk meraih prestasi akademik termasuk pelajaran bahasa dan matematika yang kurang disukai, mengurangi tingkat problem yang berkaitan dengan disiplin dan mengurangi perusakan pada peralatan sekolah, serta siswa menjadi lebih spontan dan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi. mplik,si Teori Bel,,r Hum,3istik Guru Sebagai Fasilitator Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator yang berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas sifasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa guidenes(petunjuk): 1 1 l 1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas 2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan- tujuan kelompok yang bersifat umum. 3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi. . Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka. 5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok. 6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok 7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain. 8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa 9. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar 10.Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan- keterbatasannya sendiri. Aplik,si Teori Hum,3istik Terh,/,p Pembel,,r,3 Sisw, Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah : 1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas 2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur dan positif. 3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri . Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri 5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan. 6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya. 7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku. Referensi : Psikologi Belajar: Dr. Mulyati, M.Pd Psikologi Belajar: Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono Psikologi Pendidikan: Sugihartono,dkk Psikologi Pendidikan: Rochman Natawidjaya dan Moein Moesa Landasan Kependidikan: Prof. Dr. Made Pidarta download e-book jika ada yg suka baca.. kumpul-kumpulin e-book dijaman sekarang, sesuatu yg simpel, sachet dan nyaman.apalagi tiap kamar sudah ada komputer.. klo dahulu siswa bawa, jinjing buku2 tebel. sekarang setebel apa buku juga tidak susah bawan harus punya. tinggal dowload disini, klik aja. http://www.pdI-search-engine.com/termokimia-pdI.html http://www.pdI-search-engine.com/mekatronika-pdI.html http://www.njouba.com/mekatronika-ebook.html moga bisa manIaat 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup osLed lebruarl 19 2009 by adm|n ln rohanl 1 Oleh : Anthony Dio Martin "Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh" (John Gray)
Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.
Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.
1ipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi.
Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positiI dan berani menghadapi kenyataan hidup.
Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.
1ipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.
Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.
1ipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap Ileksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.
1ipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatiI. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biograIinya.
Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatiI dan tertantang mencapai tingkat Iinansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang perIormance- nya bagus sekali.
angun network Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.
Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.
Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes oI The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.
Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini. Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda? Komersialisasi Pendidikan Tinggi osLed lebruarl 18 2009 by adm|n ln pendldlkan 0 By : speedy1mbps. Perguruan tinggi merupakan suatu wadah yang digunakan untuk Research & Development (R&D) serta arena penyemaian manusia baru untuk menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian serta kompetensi keilmuan sesuai bidangnya. Secara umum dunia pendidikan memang belum pernah benar-benar menjadi wacana publik di Indonesia, dalam arti dibicarakan secara luas oleh berbagai kalangan, baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan urusan pendidikan. Namun demikian, bukan berarti bahwa permasalahan ini tidak pernah menjadi perhatian. Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akademik yang dilakukan perguruan tinggi kita untuk memenangkan persaingan, menunjukkan bahwa pendidikan kini cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan iming- iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada inovasi dalam hal kualitas pendidikan. Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan kuliah untuk meningkatkan kualitas diri, melainkan hanya mengejar hadiah & gelar untuk prestise. Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup memprihatinkan. Ada PTS yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan ada PTS yang hanya menjadi mesin pencetak uang, bukan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal Ini yang membuat persaingan menjadi semakin tidak sehat. Produk lulusan perguruan tinggi yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya, dengan promosi yang terkadang menjebak dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Apakah ini gambaran pendidikan berkualitas ?. Semoga masyarakat dan orang tua yang akan menyekolahkan putra putrinya tidak terjebak pada kondisi tersebut dan lebih bijak dalam memilih perguruan tinggi, sehingga putra-putrinya tidak terkesan asal kuliah. Ditengah besarnya angka pengangguran di Indonesia yang telah mencapai lebih dari 5 juta orang, langkah yang harus ditempuh adalah mencari pendidikan yang baik dan bermutu yang dibutuhkan pasar. Bukan hanya murah saja dan asal. Tidak dipungkiri lagi bahwa selama ini, dunia industri kesulitan mencari tenaga kerja dengan keahlian tertentu untuk mengisi kebutuhan pekerjaan. Bila membuka lowongan, yang melamar biasanya banyak, namun hanya beberapa yang lulus seleksi. Pasalnya jarang ada calon pegawai lulusan perguruan tinggi atau sekolah, yang memiliki keahlian yang dibutuhkan, karena kebanyakan berkemampuan rata-rata untuk semua bidang. Jarang ada yang menguasai bidang-bidang yang spesiIik. Hal ini tentunya menyulitkan pihak pencari kerja, karena harus mendidik calon karyawan dulu sebelum mulai bekerja. Sebagian besar perguruan tinggi atau sekolah mendidik tenaga ahli madya (tamatan D.III) tetapi keahliannya tidak spesiIik. Lebih parah lagi, bahkan ada PTS di Jakarta yang memainkan range nilai untuk meluluskan mahasiswanya, karena mereka takut, ketika selesai ujian akhir (UTS/UAS) banyak mahasiswanya yang tidak lulus alias IP/IPK nasakom. Sehingga mereka lulus dengan angka pas- pasan yang sebenarnya mahasiswa tersebut tidak lulus. Ini adalah cermin dari proses PEMBODOHAN BANGSA bukan mencerdaskan BANGSA. Dalam hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa memberi pelayanan pendidikan yang baik & berkualitas. Kopertis, harus bersikap tegas menindak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang melanggar dan mensosialisasikan aturan yang tak boleh dilanggar oleh PTS. Pengelola perguruan tinggi juga harus menghentikan semua langkah yang melanggar aturan. Kunci pengawasan itu ada secara bertahap di tangan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor dan Ketua Yayasan. Selain itu pula, apa yang menjadi barometer yang menunjukkan eksistensi sebuah perguruan tinggi? Untuk saat ini opini publik dan beberapa kalangan masyarakat bahwa eksistensi sebuah Perguruan Tinggi dilihat dari kuantitas mahasiswanya bukan kualitasnnya. Nah ini jelas sudah terlihat Iaktanya bahwa pendidikan di Indonesia hanya menjadi komoditi bisnis semata. Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap pembelajaran dan merupakan terapi kesehatan jiwa bagi anak bangsa, harapan kami semoga komersialisasi pendidikan tinggi tidak menjadi sebuah komoditi bisnis semata, akan tetapi menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global. mulailah dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik dan berkualitas, karena ini akan menyangkut masa depan anak-anak kita dan Juga Bangsa Indonesia. (recorded)