Anda di halaman 1dari 7

III. STATUS MENTAL Tanggal 28 September 2011 A. Daskripsi umum 1. Penampilan.

Pasien seorang laki-laki, berusia 39 tahun, tinggi kurang lebih 168 cm, wajah dan penampilan terlihat Sesuai dengan usia. Warna kulit putih, rambut lurus berwarna hitam dan ada sedikit uban dirambutnya. Pakaian dan penampilan cukup bersih dan rapih. Pasien menunjukkan ekspresi datar pasien tidak mampu menampilkan ekspresi emosi. Pandangan pasien kosong, otot-otot pada wajah terlihat lemah dan mata tampak tidak hidup. Pasien sulit sekali untuk diempati. Pesien mampu menyelesaikan pendidikan D3 nya di bidang akuntansi di salah satu Universitas swasta di Jakarta setelah menempuh waktu kuliah selama 4 tahun. Pasien masih dapat mengingat waktu, tanggal dan tempat dia berada. Pasien menyadari dan ingat akan orang-orang yang ada di sekitarnya. Pasien sudah tidak terlalu ingat mengenai masa lalunya saat kecil hingga SMA. Namun bila pasien diminta untuk menyebutkan kegiatanya sebelum diwawancarai ia masih mampu menceritakan kembali. 2. Kesadaran. Kuantitatif Kualitatif : Compos mentis : Baik

3. Perilaku dan aktifitas Psikomotor. Saat wawancara sikap pasien tenang, tidak gelisah dan tegang, gerakan tubuh pasien tampak fleksibel dan tidak terbatas. 4. Pembicaraan. Koheren, namun pasien tidak banyak bicara, hanya menjawab pertanyan yang pemeriksa tanyakan, terkadang pasien tidak menjawab pertanyaan, hanya diam dan tersenyum dengan alasan pasien sudah lupa. Namun pembicaraan cukup dapat dimengerti, artikulasi jelas, intonasi cukup.

5. Sikap Terhadap pemeriksa. Pasien bersikap kooperatif, pasien bersedia menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan terutama yang berhubungan dengan penyakit dan dirinya, dan selalu memperhatikan pemeriksa saat mendengar dan menjawab pertanyaanpertanyaan pemeriksa ketika ditanya. B. Keadaan Afektif ( Mood ) Perasaan, Ekspresi Afektif serta Empati 1. Afek : Datar : Terbatas : Terbatas : Pasien dapat di empati. 2. Ekspresi afektif 3. Keserasian 4. Empati

C. Fungsi intelektual ( kognitif ) 1. Taraf Pendidikan, Pengetahuan umum a. Taraf Pendidikan Formal b. Taraf Pengetahuan umum c. Taraf Kecerdasan : Tamat D3 (Akuntansi) : Pasien mengetahui Presiden RI sekarang. : Dapat menjawab perhitungan sederhana. 2. Daya Konsentrasi Selama wawancara Pasien duduk dengan tenang, berkonsentrasi dan mau memperhatikan, tidak tampak gelisah. Pasien juga mampu memahami pertanyaan yang di berikan dari pemeriksa dan menjawab semua pertanyaan pemeriksa. 3. Orientasi Waktu Tempat Orang : Baik. Pasien mengetahui jam, hari, tanggal,bulan dan tahun saat dilakukan pemeriksaan. : Baik. Pasien mengetahui bahwa pasien sedang berada di Rumah nya sendiri : Baik. Pasien dapat membedakan antara dokter dan keluarganya, pasien mengenal semua orang yang tinggal bersamanya.

4. Daya Ingat Jangka panjang : Baik. Pasien dapat mengingat bahwa dirinya bersekolah di TK, SD, SLTP, SLTA di Jakarta, hanya pasien sudah lupa tentang nama-nama temannya semasa sekolah. Jangka pendek Segera : Baik, masih ingat lauk-pauk sarapan pagi : Baik, pasien dapat menyebutkan dengan tepat nama pemeriksa yang baru saja di sebutkan. 5. Pikiran Abstrak Pasien mempunyai keinginan untuk bisa membahagiakan ibunya. Selain itu pasien ingin menjadi pengusaha sukses, dan seorang Presiden RI D. Gannggguan Persepsi 1. Halusinasi a. Halusinasi Auditorik : Pasien mendengar ada bunyi klakson mobil dan dan adanya bunyi tersebut sekaligus bisa membuat pasien berbicara dengan orang yang dilihat pasien. b. 2. Ilusi Waham : Pasien melihat ada 1 sosok wanita yang mengikuti dirinya bernama Sri, dan 6 orang lelaki dewasa dan 4 orang anak kecil yang selalu mengikutinya. 3. Depersonalisasi Pasien sering meresa kepalanya di pegang kuat oleh salah seorang tersebut yang berasal dari jawa, hidung dan jantungnya di tusuk-tusuk oleh yang lainnya. Dan ketika duduk bokong pasien juga ditusuk-tusuk. 4. Derealisasi Tidak ada. Halusinasi Kinestetik : Pasien merasa hidung, jantung dan bokongnya terasa ditusuk-tusuk.

E. Proses Berpikir 1. Arus Pikiran a. Produktifitas pemeriksa b. Kontuinitas c. Hendaya berbahasa 2. Isi Pikiran a. Preokupasi : Pasien selalu curiga kalau ada seorang wanita yang dikirimkan tuhan untuknya dan sangat mencintainya, tetapi ada lelaki yang cemburu kepada pasien dan selalu berniat akan mengganggu pasien. ada yang selalu mengikutinya dan ada yang selalu b. Gangguan Pikiran : wanita Waham paranoid ( pasien selalu merasa dirinya diikuti oleh : Pembicaraan lancar, koheren : Tidak ada. : Kurang, karena pasien hanya menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh

bernama Sri yang dikirim tuhan yang selalu mencintainya, dan diikuti oleh 10 orang yang tidak dikenal pasien ). Thought broadcasting : Pasien merasa fikirannya selalu didengar oleh Thought control : Pasien merasa dirinya tidak bisa membuat karikatur orang lain, dan seolah-olah pemikiran tersebut dipancarkan ke udara. kembali karena selalu dilarang oleh orang yang selalu mengikuti pasien, dan jika pasien membaca pasien juga tidak bisa membaca karena matanya ditutupi oleh orang yang mengikuti pasien. F. Pengedalian Impuls Pasien dapat mengendalikan impuls untuk tetap kooperatif saat wawancara G. Daya nilai 1. Norma Sosial : Sikap pasien cukup sopan saat dilakukan wawancara.

2.

Uji Daya nilai

: Baik. Pasien dapat menarik kesimpulan dan mengambil

tindakan terhadap situasi. Tetapi waham dan halusinasi yang dimilikinya terkadang mempengaruhi penilaian. 3. Daya realita : Pasien memiliki gangguan terhadap realita dikarenakan dan waham paranoid, memiliki halusinasi auditorik, halusinasi kinestetik, tergolong normal. H. Tilikan ( Insight ) Pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit, dan paham harus meminum obat. Tapi pasien tidak yakin kalau obat yang diminum akan menyembuhkannya. I. Taraf Dapat Dipercaya Pasien dapat dipercaya. IV. PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS Tidak dilakukan. V. PEMERIKSAAN FISIK a. INTERNA Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Respirasi b. NEUROLOGI Tidak ada kelainan. VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA A. Karakteristik Simtom Pada pasien ini pasien mempunyai riwayat skizofrenia paranoid dan sudah pernah di rawat di RS.Darmawangsa selama empat hari sekitar tahun 2009, terdapat adanya : Baik : Composmentis : 110/80 : 80x/menit : 20x/menit

thought broadcasting, thought control. Tapi daya nilai realita dalam hal lain

halusinasi auditorik, halusinasi kinestetik, gejala negatif (afek datar, anhedonia) dan odd beliefe yang menetap selama 2 tahun B. Hendaya dalam fungsi sosial/pekerjaan Pasien kurang bisa bersosialisasi dengan normal dengan orang lain, menarik diri dari aktifitas yang menyenangkan. Hilangnya minat dalam rekreasional, dan tidak mau keluar rumah dan mengalami kemunduran dalam pekerjaan. C. Durasi Hal ini sudah berlangsung sejak tahun 2005 ( lebih dari enam bulan ), secara keseluruhan gejala telah berlangsung sejak + 6 tahun yang lalu dan tidak pernah sembuh sempurna (dengan gejala sisa) D. Bukan merupakan gangguan mood ataupun skizoafektif. E. Bukan merupakan akibat langsung dari penggunaan zat-zat tertentu ataupun penyakit organik. F. Tidak ada riwayat gangguan perkembangan pervasif. VII. EVALUASI MULTIAKSIAL 1. Aksis I 2. Aksis II 3. Aksis III 4. Aksis IV 5. Aksis V : Skizofrenia residual : Tidak ada. : Hemorroid : Diduga stressor berasal dari saat dia memulai pekerjaan sebagai pegawai Bank swasta, karna tekanan pekerjaan yang banyak. : Tidak ada riwayat gangguan perkembangan pervasif.

VIII. DAFTAR PROBLAMATIKA 1. Problema Organobiologik 2. Problema Psikologik / Prilaku 3. Problema Keluarga IX. PROGNOSIS Dubia ad malam X. RENCANA TERAPI 1. Psikofarmako : Hemorroid : Terdapat skizofrenia tipe residual : Tidak ada

Antipsikosis 2. Psikoterapi

: Riosperidon 2x2 mg

Memberikan informasi dan edukasi tentang penyakit pasien, gejala penyakit, penyebab, proses pengobatan, serta resiko kekambuhan (insight orientiated psikotheraphy) pada keluarga, termasuk menghilangkan rasa curiga dari pasien.

Memberikan informasi akan pentingnya pasien minum obat secara teratur dan pentingnya dukungan keluarga untuk kebaikan pasien.

3. Sosioterapi. Menghimbau keluarga untuk memperhatikan keadaan keseharian pasien dengan mengajaknya berbicara, mengajaknya beribadah bersama, dan menemani untuk kontrol ke Rumah Sakit. Melibatkan pasien dengan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar sehingga bisa bersosialisasi. Memberi perhatian dan membuat pasien dalam keadaan nyaman.

XI. SARAN Keluarga ikut dalam proses penyembuhan dengan selalu memantau terus keteraturan pasien dalam meminum obat. Keluarga hendaknya memberikan perhatian dan suport terhadap pasien, dengan jangan memarahi pasien atau terlalu memanjakan paisen.

Anda mungkin juga menyukai