PENDAHULUAN
Perubahan-perubahan pada alat reproduksi sering terjadi sebagai akibat dari
kehamilan, termasuk rasa nyeri yang timbul saat persalinan. Untuk mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi tersebut, terutama rasa nyeri saat persalinan, perlu
diketahui anatomi dari organ rongga panggul itu sendiri. Yang perlu diketahui pada
karya tulis ini terutama adalah sistim persaraIannya, yang memiliki dominasi yang
sangat besar dalam timbulnya rasa nyeri akut saat persalinan tersebut. Selain itu
yang juga ikut berperan adalah uterus saat berkontraksi, serviks pada saat berdilatasi,
serta tekanan dan tahanan yang ditimbulkan oleh jalan lahir itu sendiri. Baik itu yang
disebabkan oleh otot-otot dasar panggul dan juga oleh tulang-tulang panggul.
Nyeri pada persalinan merupakan suatu interaksi yang kompleks, subjektiI dan
merupakan respon yang multidimensional terhadap stimulus sensoris yang terdapat
selama persalinan. Nyeri persalinan merupakan Ienomena yang ditanamkan pada
eksistensi manusia yang paling alami. Tidak seperti pada pengalaman terhadap nyeri
akut ataupun kronik, nyeri pada saat persalinan tidak berhubungan dengan suatu
keadaan yang patologis, melainkan suatu pengalaman hidup yang paling mendasar
dan Iundamental yaitu membawa kepada suatu kehidupan yang baru.
Seperti yang telah disebutkan di atas, nyeri persalinan merupakan hasil dari
sekian banyak interaksi yang kompleks. Nyeri secara haraIiah timbul karena distensi
segmen bawah rahim, dilatasi serviks dan juga adanya tahanan dari jalan lahir.
Mekanisme persaraIan dari nyeri persalinan mempunyai sistim yang serupa dengan
bentuk lain dari nyeri akut, dimana inIormasi dikirimkan dari saraI aIeren ke akar
ujung dari medulla spinalis, dan dihantarkan oleh suatu neurotransmitter.
Mengapa proses Iisiologis ini menyebabkan nyeri telah menjadi subyek dari
perdebatan IilosoIis dan agama. Akan tetapi, mungkin ada penjelasan biologis yang
sederhana yang dapat diungkapkan. Persalinan itu nyeri sehingga seorang ibu yang
akan melahirkan mendapatkan peringatan supaya ia dapat pergi ke tempat yang
aman untuk melahirkan bayinya dan untuk mendapatkan pertolongan.
Gambar.2.Ruang Panggul.
Dikutip dari Williams Obstetric
3
Karena manusia berdiri tegak lurus, dasar panggul mempunyai kekuatan
untuk menahan semua beban yang diletakkan padanya, khususnya rongga perut
dan tekanan intra abdominal, yang ditahan oleh lapisan otot dan Iasia yang ada
dalam dasar panggul.
3
Visera Pelvis pada Wanita
Rektum, kolon sigmoideum dan lengkung ileum terminalis menempati bagian
posterior dari kavitas pelvis, sedangkan isi bagian anteriornya adalah :
1,2,4
O Ureter
Menyilang apertura pelvis superior di depan biIurkatio arteria iliaka communis,
berjalan ke bawah dan belakang di depan arteria iliaka interna dan dibelakang
ovarium sampai ureter mencapai regio spina ischiadika, lalu berjalan ke depan
dan medial di bawah basis ligamentum latum, di sini disilang oleh arteri uterina,
lalu berjalan ke depan dan selanjutnya masuk ke vesika urinaria.
O 'esika urinaria
Hubungan erat antara vesika urinaria dengan uterus dan vagina mempunyai arti
klinis yang sangat penting. Apex vesika terletak di belakang simIisis pubis, basis
atau permukaan posterior, dipisahkan dari rektum oleh vagina. Facies superior
berbatasan dengan excavatio rectouterina dan korpus uteri. Facies inIerolateralis
berbatasan dengan bantalan lemak retropubika dan os pubis. Kolum vesika
terletak pada Iasies superior diaIragma urogenital.
O Organa Genitalia Feminina
4 Ovarium
Berbentuk oval, ukuran 4x2 cm, melekat di belakang ligamentum latum oleh
mesovarium, terletak di Iossa ovarika, sering juga ditemukan menggantung
di bawah excavatio retrouterina (cavum Douglasi), diliputi oleh tunika
albuginea, lalu di bagian luarnya lagi dibungkus oleh epitel germinativum.
BerIungsi dalm produksi ovum dan juga estrogen dan progesteron,
diperdarahi oleh arteria ovarika dengan vena ovarika dextra/sinistra.
4 Tuba Uterina
Mempunyai panjang 10 cm terletak pada pinggir atas ligamentum latum,
terbagi atas 4 bagian :
1. InIundibulum, ujung lateral tuba, ujungnya terdapat Iimbrae.
2. Ampulla, bagian tuba yang paling luas.
4 'agina
Merupakan saluran otot, dengan panjang 8 cm, pada bagian paries
anteriornya ditembus oleh serviks yang menonjol ke bawah dan belakang
vagina, daerah Iorniks vagina terdiri atas 4 bagian, yaitu: pars anterior,
posterior, lateral dextra dan leteral sinistra. Fungsi vagina yaitu sebagai
saluran kelamin wanita, saluran eksresi menstruasi, dan sebagai jalan lahir.
Diperdarahi oleh arteri vaginalis, dengan pembuluh darah balik oleh 'ena
vagina.
Gambar.3.Potongan Sagital Pelvis wanita.
Dikutip dari Snell
3
. PERSARAFAN PELVIS
Sistim saraI alat genital pada umumnya otonom. Di samping itu masih ada sistim
serebrospinal, yang memberi inervasi pada otot-otot dasar panggul.
4
Gambar 4. PersaraIan pada genitalia wanita
Dikutip dari Lancet
6
O Pleksus Sakralis
Pleksus sakralis terletak pada dinding posterior pelvis di depan muskulus
piriIormis. Pleksus ini dibentuk dari rami anteriores nervus lumbalis I' dan '
serta rami anteriores nervus sakralis I, II, III dan I'. Sebagian besar nervus
lumbalis I' akan bergabung dengan nervus lumbalis ' untuk membentuk
trunkus lumbosakralis. Trunkus lumbosakralis berjalan turun ke dalam pelvis dan
bergabung dengan nervus sakralis keluar dari Ioramina sakralia anteriora.
Hubungan:
O Ke anterior: Fasia pelvis parietalis yang memisahkan pleksus dari arteri-vena
iliaka interna dan cabang-cabangnya, serta rektum.
O Ke posterior: Muskulus piriIormis.
Cabang-cabang :
1. Cabang-cabang yang menuju ke ekstremitas inIerior meninggalkan pelvis
melalui 1oramen ischiadicum mafus:
O Nervus ischiadikus (L4 dan 5; S1, 2 dan 3) merupakan cabang pleksus
yang terbesar dan merupakan saraI terbesar di dalam tubuh.
O Nervus gluteus superior yang mempersaraIi muskulus gluteus medius,
muskulus gluteus minimus dan muskulus tensor Iascia lata.
O Nervus gluteus inIerior yang mempersaraIi muskulus gluteus maksimus.
O SaraI untuk muskulus quadratus Iemoris yang juga mempersaraIi
muskulus gemellus inIerior.
O SaraI untuk muskulus obturatorius internus, yang juga mempersaraIi
muskulus gemellus superior.
O Nervus kutaneus Iemoris posterior yang mempersaraIi kulit bokong dan
bagian belakang tungkai atas.
2. Cabang-cabang untuk otot-otot pelvis, visera pelvis dan perineum.
O Nervus pudendus (S2, 3 dan 4) yang meninggalkan pelvis melalui
Ioramen iskiadikum majus dan masuk perineum melalui Ioramen
iskiadikum minus.
O SaraI untuk muskulus piriIormis
O Nervus splanknikus pelvikus yang merupakan bagian sakralis sistim
parasimpatis dan berasal dari nervus sakralis 2, 3 dan 4. SaraI tersebut
mempersaraIi visera pelvis.
3. Nervus kutaneus perIorans yang mempersaraIi kulit bagian medial bawah
bokong.
O Pleksus Lumbalis
Cabang-cabang:
1. Trunkus lumbosakralis
Sebagian ramus anterior nervus lumbalis 4 muncul dari sisi medial muskulus
psoas major dan bergabung dengan ramus anterior nervus lumbalis 5 untuk
membentuk trunkus lumbosakralis. Trunkus ini kemudian masuk ke dalam
pelvis dengan berjalan di depan artikulatio sacroiliaka dan bergabung dengan
pleksus sakralis.
2. Nervus Obturatorius
Cabang pleksus lumbalis ini (L2, 3, 4) muncul dari sisi medial muskulus
psoas major di dalam abdomen dan mengikuti trunkus lumbosakralis ke
bawah masuk ke dalam pelvis. Nervus obturatorius menyilang di depan
artikulasi sakroiliaka dan berjalan ke depan pada dinding lateral pelvis di
dalam sudut antara arteria dan vena iliaka interna dengan arteria dan vena
iliaka externa. Pada saat mencapai kanalis obturatorius (yaitu bagian atas
Ioramen obturatum yang tidak tertutup oleh membran obturatoria), nervus
obturatorius terbagi dua menjadi cabang anterior dan posterior yang berjalan
melalui kanalis obturatorius dan masuk ke regio aduktor tungkai atas.
4
O SaraI Otonom
Trunkus Simpatikus Pars Pelvikus
Trunkus simpatikus pars pelvikus dilanjutkan ke atas, di belakang arteri iliaka
komunis sebagai trunkus simpatikus pars abdominalis. Trunkus ini berjalan ke
bawah di belakang rektum, di depan os sakrum dan medial terhadap Ioramina
sakralia anterior. Trunkus simpatikus mempunyai empat atau lima ganglion yang
tersusun secara segmental. Di bawah kedua trunkus saling mendekati dan
akhirnya bersatu di depan os koksigis.
Cabang-cabang :
1. Rami komunikans grissea yang menuju ke nervus sakralis dan koksigis.
2. Serabut-serabut yang bersatu dengan pleksus hipogastrikus.
Nervus Splanknikus Sakralis
Nervus Splanknikus Sakralis merupakan bagian parasimpatis sistim saraI otonom
di dalam pelvis. Serabut-serabut preganglionik berasal dari nervus sakralis 2, 3
dan 4 serta bersinaps di dalam ganglia pada pleksus hipogastrikus inIerior atau
pada dinding visera.
4
Beberapa serabut parasimpatis berjalan ke atas melalui pleksus hipogastrikus
dan kemudian melalui pleksus aortikus menuju ke pleksus mesenterikus inIerior.
Serabut-serabut ini kemudian didistribusikan menyertai cabang-cabang arteri
mesenterika inIerior untuk mendarahi intestinum crassum dari Ileksura koli
sinistra sampai setengah bagian atas kanalis analis.
4
Pleksus Hipogastrikus Superior
Pleksus hypogastrikus superior terletak di depan promontorium os sakrum.
Pleksus ini dibentuk sebagai lanjutan pleksus aortikus dan dari cabang-cabang
ganglia trunked limIatikus lumbalis ketiga dan keempat. Pleksus ini mengandung
serabut-serabut simpatis dan parasimpatis serta serabut-serabut aIeren viseral.
Pleksus hypogastrikus superior di bawah dibagi dua membentuk pleksus
hipogastrikus dextra dan sinistra.
Pleksus Hipogastrikus Inferior
Pleksus hipogastrikus inIerior terletak di samping kanan dan kiri rektum, basis
vesika urinaria dan vagina. Masing-masing pleksus dibentuk dari nervus
hipogastrikus (dari pleksus hipogastrikus superior) dan nervus splanknikus
sakralis. Pleksus ini mengandung serabut-serabut postganglionik parasimpatis
erat antara vesika urinaria dengan uterus dan vagina mempunyai makna
klinis yang sangat penting.
PersaraIan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrikus inIerior.
Serabut paskaganglionik simpatis berasal dari ganglion lumbalis pertama dan
kedua lalu berjalan turun ke vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus.
Serabut preganglionik parasimpatikus yang muncul sebagai nervus
splanknikus pelvikus berasal dari nervus sakralis ke dua, ke tiga dan ke
empat, berjalan melalui pleksus hipogastrikus menuju ke dinding vesika
urinaria, di tempat ini serabut tersebut bersinaps dengan neuron
postganglionik. Sebagian besar serabut aIeren sensorik yang berasal dari
vesika urinaria menuju sistim saraI pusat melalui nervus splanknikus
pelvikus. Sebagian serabut aIeren berjalan bersama saraI simpatis melalui
pleksus hipogastrikus dan masuk ke medulla spinalis segmen lumbalis
pertama dan ke dua. SaraI simpatis menghambat kontraksi muskulus detrusor
vesikae dan merangsang penutupan muskulus sphincter vesika. SaraI
parasimpatis merangsang kontraksi muskulus detrusor vesika dan
menghambat kerja muskulus sphincter vesikae.
Isi kavitas pelvis pada perempuan yang termasuk ke dalam organa genitalia
Ieminin:
1,2,3,4
O Ovarium
PersaraIan ovarium berasal dari pleksus aortikus dan mengikuti perjalanan
arteria ovarium. Pendarahan, aliran limI dan persaraIan ovarium berjalan
melalui apertura pelvis superior dan menyilang arteria iliaka externa.
Pembuluh-pembuluh dan saraI tersebut mencapai ovarium dengan melewati
bagian lateral ligamentum latum yang dikenal dengan nama ligamentum
suspensorium ovarii. Pembuluh darah dan saraI akhirnya masuk ke hilum
ovarii melalui mesovarium.
O Tuba Uterina
Terdapat dua buah tuba uterus, setiap tuba mempunyai panjang sekitar 10
cm dan terletak pada pinggir atas ligamentum latum. Masing-masing tuba
menghubungkan kavitas peritonealis di regio ovarium dengan kavitas uteri.
Tuba uterina terbagi menjadi empat bagian :
1. Infundibulum adalah ujung lateral tuba uteri yang berbentuk corong dan
menjorok ke luar ligamentum latum dan terletak di atas ovarium. Ujung
bebasnya berbentuk tonjolan seperti jari-jari yang melingkupi ovarium
dan dikenal sebagai sebagai 1imbriae tuba uterinae, yang melingkupi
ovarium.
2. Ampulla merupakan bagian tuba uterine yang paling luas.
3. Isthmus merupakan bagian tuba uterine yang paling sempit dan terletak
tepat lateral terhadap uterus.
4. Pars uterina merupakan segmen yang menembus dinding uterus.
Tuba uterine mendapat persaraIan dari saraI simpatis dan parasimpatis
yang berasal dari pleksus hipogastrikus inIerior.
O Uterus
Uterus mendapat persaraIan dari saraI simpatis dan parasimpatis yang berasal
dari pleksus hipogastrikus inIerior. Inervasi uterus terdiri terutama atas sistim
saraI simpatis, tetapi untuk sebagian juga atas sistim saraI parasimpatis dan
sistim serebrospinal. Bagian dari sistim parasimpatis berada di dalam
panggul di sebelah kiri dan kanan depan os sakrum, berasal dari saraI sacral
2,3,4 dan selanjutnya memasuki pleksus Frankenhauser. Bagian dari sistim
simpatis masuk ke rongga panggul sebagai pleksus prasakralis (Cotte) lewat
di depan biIurkasio aorta dan promontorium, membagi dua kanan dan kiri
dan menuju ke bawah ke pleksus Irankenhauser. Pleksus ini terdiri atas
ganglion-ganglion berukuran besar dan kecil dan terletak terutama pada
dasarnya ligamentum sakrouterinum kanan dan kiri. Serabut-serabut saraI
dari kedua sistim itu memberi inervasi pada miometrium dan endometrium.
Nyeri secara klinis merupakan hasil dari trauma jaringan (inIlamasi) atau
saraI (neuropati). Sewaktu trauma jaringan terjadi, sejumlah besar mediator
kimia akan dilepaskan yang kemudian akan menstimulasi serabut nyeri
aIeren kecil A delta dan C. Ujung dari serabut aIeren A delta dan C berperan
sebagai reseptor bagi nosisepsi dari struktur yang superIicial (kulit dan
jaringan subkutan), struktur dalam (otot, Iasia) dan visera. Serabut-serabut
aIeren ini akan melewati serabut saraI menuju ke akar posterior medulla
spinalis dimana serabut-serabut tersebut akan berakhir di superIisial atau
melanjutkan diri ke bagian yang lebih dalam sampai ke akar lamina
posterior.
5,6
Akar posterior medulla spinalis berperan sebagai area pusat dari proses
nyeri. Depolarisasi dari akar posterior medulla spinalis ini dimediasi oleh
neurotransmitter yang dilepaskan oleh serabut aIeren A delta dan C.
Selanjutnya potensial aksi yang dihasilkan dapat berpartisipasi dalam
menimbulkan reIleks spinal lokal dimana sel-sel akar anterior dan
anterolateral akan merangsang otot skelet dan aliran keluar simpatis.
Potensial aksi tersebut juga dapat dihantarkan ke pusat melalui traktus
spinotalamikus, dimana impuls-impuls secara sukses dimodulasi oleh Iormasi
retikularis di batang otak (Iungsi integrasi), thalamus (tingkat kesadaran),
hipotalamus dan sistim limbik (atensi, mood dan motivasi).
6,7,8
Gambar 5.Jalur nyeri akut.
Dikutip dari Bailliere
6
Gambar 6.Reseptor pada cabang neuron dorsal
Dikutip dari Bailliere
6
Kortex serebral, meskipun tidak memiliki peranan yang esensial terhadap
timbulnya nyeri, dapat meregulasi dan membedakan input subkortikal.
Daerah ini dapat menghantarkan tampilan kognitiI, motivasi dan aIektiI dari
rasa nyeri, berdasarkan inIormasi dari pengalaman lampau dan emosi. Dalam
hal ini, ekspresi rasa nyeri dan konsep nyeri individual dipengaruhi oleh
pengalaman masa lampau, kepribadian, Iaktor-Iaktor perseptual dan latar
belakang etnik serta budaya.
5,6
. Nyeri Persalinan
Nyeri persalinan alamiah dapat kita mulai pahami dengan cara memahami
lebih dahulu pengertian rangsangan nosiseptiI yang diterima secara sentral
oleh ibu yang sedang bersalin dan selanjutnya menghasilkan rasa nyeri.
5
4 Fase Pertama
Selama Iase dilatasi, nyeri yang mendominasi adalah nyeri viseral,
dengan rangsangan nyeri yang timbul dari distensi segmen bawah uterus
dan dilatasi serviks. Mekanoreseptor dengan ambang yang tinggi pada
miometrium juga dapat menciptakan rangsangan nyeri sebagai respon
Gambar 7. Jalur neural dari saraI aIeren,
Dikutip dari Bailliere
6
. Mengatasi Nyeri Persalinan
O Anestesi Epidural Lumbar
Anestesi epidural lumbar adalah suatu cara di bidang anestesiologi untuk
menghilangkan atau mengurangi sensasi nyeri persalinan. Di Inggris dan
Amerika, sebanyak masing-masing 25 dan 66 dari seluruh persalinan
mendapatkan Iasilitas bebas nyeri dengan anestesi epidural dengan alasan
banyak pasien yang menderita nyeri hebat saat bersalin. Di Indonesia,
anestesi epidural lumbar untuk memIasilitasi persalinan bebas nyeri telah
dimulai sejak tahun 1976 yang dalam perkembangannya diikuti teknik
subarakhnoid.
11,12
Dosis obat anestesi yang digunakan merupakan obat dengan dosis
rendah, diberikan secara lokal dan bukan sistimik. Sehingga pada
hasilnya, teknik anestesi epidural lumbar ini aman bagi ibu dan bayinya,
mudah penatalaksanaannya, konsisten, mudah diprediksi dengan mula
kerja yang cepat, dapat diberikan dari kala I persalinan, memberikan
O Pemijatan
Pemijatan selama persalinan biasanya dilakukan untuk mengurangi stress
dan untuk relaksasi. Pemijatan terhadap otot bukan hanya merelaksasi
otot, tetapi juga mengurangi rasa nyeri. Pemijatan bisa menjadi suatu cara
menghilangkan rasa nyeri dengan pengalihan, meskipun hal ini juga
dianggap memiliki dasar Iisiologis, yaitu dengan menghambat impuls
nyeri dengan meningkatkan transmisi A-Iiber atau dengan menstimulasi
pelepasan endorIin lokal.
13
O Latihan Pernapasan Autogenik
Latihan pernapasan autogenik berasal dari pelatihan autogenic yang
berdasarkan metode relaksasi progresiI. Hal ini mencakup seri latihan
dimana seorang wanita diajarkan untuk menurunkan tonus ototnya
dengan relaksasi yang dalam dan dengan cara berkonsentrasi terhadap
sensasi tubuhnya. EIek otonom dari relaksasi dalam dipercaya dapat
mengatasi kecemasan.
13
IV. RINGKASAN
Sistim saraI pada organ-organ genital terutama organ genitalia Ieminina pada
umumnya bekerja secara otonom. Sistim yang diatur oleh serebrospinal biasanya
justru mempersaraIi otot-otot dasar panggul. Pada organ genitalia Ieminina, ovarium
dipersaraIi oleh persaraIan yang berasal dari pleksus aortikus, sedangkan tuba
uterina, vagina dan uterus mendapat persaraIan secara simpatis dan parasimpatis dari
pleksus hipogastrikus inIerior. Khususnya persaraIan pada uterus juga mendapat
persaraIan dari serebrospinal, yang bersama-sama sistim simpatis dan parasimpatis
membeikan inervasi pada miometrium dan endometrium, yang mengandung unsure
motorik dan sensorik dan bekerja antagonistik, sehingga terjadilah kontraksi pada
uterus dan saraI sensorik yang berasal dari torakal 11 dan 12 meneruskan rasa sakit
dari uterus ke serebrum saat terjadinya kontraksi.
Nyeri persalinan merupakan hasil dari beberapa interaksi yang kompleks antara
Iaktor Iisiologis, psikologis, penghambatan dan pembangkitan.
Meskipun mekanisme perjalanan saraI dari nyeri persalinan sama dengan
mekanisme nyeri akut, akan tetapi nyeri persalinan memiliki Iaktor-Iaktor tersendiri
yang membuatnya menjadi suatu proses yang unik. Hal yang membuatnya berbeda
adalah, bahwa nyeri persalinan bersiIat individual, subjektiI dan dipengaruhi oleh
Iaktor-Iaktor pengalaman masa lampau seseorang, motivasi, dan latar belakang etnis
dan budaya.
Beberapa hal dapat dilakukan untuk menghilangkan nyeri persalinan, diantaranya
anestesi epidural lumbar, akupuntur, bio1eedback, hipnosis, injeksi air steril
intrakutan, pemijatan dan latihan pernapasan autogenik.
V. RUUKAN
1. Snell RS.Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Diterjemahkan: Sugiharto L. Edisi 6.
Jakarta : EGC; 2002 : 339-80.
2. Wiknjosastro H. Anatomi jalan lahir. Dalam: Wiknjosastro H, SaiIuddin AB, Rachimhadi T. ed..
Ilmu kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1992: 102-12.
3. Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF ed. Williams Obstetric. 23
rd
edition. London:
Appleton & Lange; 2009.
4. Corton MM. Anatomy oI pelvic Iloor dysIunction. Obstet Gynecol Clin N Am. 2009;36:40119
5. Lowe N. The nature oI labour Pain. In : Am J Obstet Gynecol journal. Ohio: Mosby; 2002;
186(5): S16-S24 .
6. Rowlands S, Permezel M. Physiology oI pain in labour. In Bailliere`s Clinical Obstet Gynacol.
Melbourne: Bailliere Tindall; 1998; 12(3): 347-62.
7. Rees PM, Fowler CJ, Maas CP. Sexual Iunction in men and women with neurological disorder. In
Sexual disIunction 2. London: Lancet; 2007; 369: 512-25
8. Berkley KJ. A liIe oI pelvic pain in physiology and behaviour: Program in neuroscience. Florida:
Elseviere; 2005; 86: 272-280
9. Wessellman U. Pain in childbirth, a reviews by The John Hopkins University School oI Medicine.
Baltimore: Elseviere; 2008: 579-583
10.Brown ST, Campbell D, Kurtz A. Characteristics oI labor pain at two stages oI cervical dilation.
Florida : Elseviere; 1989: 289-295
11.Marwoto. Anestesi epidural lumbar untuk memIasilitasi persalinan bebas nyeri. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2007.
12.Okutomi T, Saito M, Mochizuki K, Kuczkowski KM ed. Combined spinalepidural analgesia Ior
labor pain: best timing oI epidural inIusion Iollowing spinal dose. Arch Gynecol Obstet.
Kanagawa: Springer-verlag; 2008: 329334
13.Huntley AL, Coon JT, Ernst E. Complementary and alternative medicine Ior labor pain: A
systematic review. In Am J Obstet Gynecol. Exeter: Elsevier; 2003; 196: 36-44