Pada umumnya proses pencoklatan ada dua macam yaitu pencoklatan
enzimatis dan non enzimatis. Pencoklatan pada buah ini tergolong pada pencoklatan enzimatis, hal ini di karenakan buah apel atau pada buah-buahan pada umumnya banyak mengandung substrat senyawa Ienolik. Reaksi non enzimatis adalah reaksi pencoklatan yang bukan disebabakan oleh aktivitas enzim. Reaksi ini juga meliputi reaksi mailard, reaksi karamelisasi gula, dan reksi oksidasi asam askorbat (Ridwan, 2008). Reaksi Maillard (ditemukan oleh pakar biokimia Perancis Louiss Camille Maillard) adalah suatu reaksi kimia yang terjadi antara asam amino dan gula tereduksi, biasanya pada suhu yang tinggi. Seperti layaknya proses karamelisasi (tetapi karamelisasi berbeda dengan Maillard) reaksi non enzimatik ini menghasilkan pewarnaan coklat (browning). Pada reaksi Maillard gugus karbonil dari glukosa bereaksi dengan gugus nukleoIilik grup amino dari protein yang menghasilkan warna dan aroma yang khas; proses ini berlangsung dalam suasana basa. Proses yang terjadi pada reaksi Maillard adalah: 1. ugus karbonil dari gula bereaksi dengan gugus amino menghasilkan N- glikosamin dan air. 2. ugus glikosamin yang tidak stabil mengalami pengaturan kembali membentuk ketosamin 3. Selanjutnya ketosamin dapat mengalami proses lebih lanjut: a) Memproduksi air dan redukton b) Membentuk diasetil, aspirin, pyruvaldehyde dan bentuk ikatan hidrolitik rantai pendeklainnya. c) Membentuk polimer nitrogen berwarna coklat (melanoidism). Faktor yang merangsang terjadinya reaksi Maillard: Pemanasan, kelembaban yang tinggi dan suasanan basa.
Reaksi Maillard berperan dalam memberikan aroma dan warna dalam berbagai jenis makanan seperti: a) roti panggang b) daging panggang c) kopi Walaupun memberikan keuntungan dalam memberi warna dan aroma, reaksi Maillard juga menjadi eIek yang tidak diinginkan pada beberapa proses biologis dan makanan. Interaksi antara gugus karbonil dan amino dapat merusak kualitas nutrisi protein dengan cara mengurangi jumlah lysine dan beberapa jenis asam amino lain dan membentuk zat yang menghambat atau bersiIat antinutrisi. Reaksi ini juga berhubungan dengan aroma dan pewarnaan yang tidak diinginkan pada beberapa makanan seperti makanan kering. Faktor-Iaktor pencoklatan enzimatis yaitu senyawa Ienolik, enzim Ienol oksidase dan oksigen yang harus berhubungan dengan substrat. Reaksi pencoklatan non enzimatis Iaktor-Iaktornya, suhu yang mempengaruhi titik lebur sukrosa penambahan asam senyawa reduktor. Reaksi pencoklatan dapat terjadi melalui dua proses yaitu proses pencoklatan enzymatic, disebabkan adanya enzim PPO dan tirosin yang berperan sebagai substrat sedangkan proses non enzimatis disebabkan karena reaksi Meillard, karamelisasi atau oksidasi asam askorbat. Pada jaringan tanaman, enzim PPO dan enzim Ienolik di pisahkan oleh struktur sel sehingga tidak terjadi pencoklatan. Untuk memicu reaksi pencoklatan, harus ada reaksi antara enzim PPO, substrak Ienolik dan oksigen. Reksi pencoklatan merubah stuktur kuinol dan kuinon. Senyawa Ienolik dengan jenis ortodihidroksi atau trihidroksi yang saling berdekatan merupakan substrat yang baik untuk proses pencoklatan. Proses pencoklatan enzimatik memerlukan adanya Ienol oksidase dan oksigen yang harus berhubungan dengan substrat tersebut (Winarno, 1992).