Anda di halaman 1dari 14

_

ABSTRAK
RoIiah,Wilis.2006. Pengembangan Metode Pembelafaran Aqidah-Akhlaq (Studi
tentang Aplikasi Quantum Teaching di MTs Negeri Moforefo-Wates). Skripsi.
Jurusan Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Negeri Malang. Dosen
pembimbing: Triyo Supriyatna M.Ag.
Kata kunci: Quantum Teaching, Pembelajaran Aqidah-Akhlaq

Penguasaan terhadap metode pembelajaran merupakan salah satu
persyaratan bagi seorang tenaga pendidik yang proIesional. Metode pengajaran
Quantum Teaching tampak lebih komprehensiI dibandingkan dengan metode
sebelumnya. Dengan kata lain bahwa metode Quantum Teaching mengandung
berbagai macam metode yang diolah menjadi satu yang semua saling bersinergi.
Quantum Teaching menggubah bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan
sekitar momen belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar eIektiI yang
mempengaruhi kesuksesan siswa. Bagi guru-guru Aqidah-Akhlaq di MTs Negeri
Mojorejo, penguasaan terhadap metode Quantum Teaching sangatlah diperlukan
guna memperbaiki dan memperbarui metode pengajaran yang sesuai dengan
tuntutan zaman untuk menyiapkan generasi penerus Islam yang akan hidup
dizamannya, sehingga penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui aplikasi
Quantum Teaching yang di terapkan di MTs Negeri Mojorejo.
Jenis penelitian ini adalah kualitatiI, sedangkan teknik pengumpulan data
dilakukan dengan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa
datanya adalah deskriptiI kualitatiI. menetapkan keabsahan data, dalam penelitian
ini menggunakan teknik triangulasi data yaitu, teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanIaatkan berbagai sumber diluar data tersebut sebagai bahan
pebandingan. Penelitian dan kajian skripsi ini bertujuan untuk: 1)
mendeskripsikan persepsi dan pemahaman guru-guru Aqidah-Akhlaq tentang
Quantum Teaching, 2) mendeskripsikan aplikasi Quantum Teaching dalam
pembelajaran Aqidah-Akhlaq di MTs Negeri Mojorejo, 3) mendeskripsikan Iaktor
yang menjadi penghambat aplikasi Quantum Teaching dalam pembelajaran
Aqidah-Akhlaq dan usaha-usaha yang dilakukan oleh guru Aqidah-Akhlaq dalam
mengatasi hambatan.
Untuk menetapkan keabsahan data, dalam penelitian ini menggunakan
teknik triangulasi data yaitu, teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanIaatkan berbagai sumber diluar data tersebut sebagai bahan pebandingan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman guru-guru Aqidah-
Akhlaq tentang Quantum Teaching adalah sebuah metode pembelajaran yang
sangat menarik untuk diterapkan dalam pembelajaran Aqidah-Akhlaq. Quantum
Teaching memiliki strategi yang menyenangkan yang menggunakan unsur-unsur
yang ada dalam kelas. Implementasi Quantum Teaching dalam pembelajaran
Aqidah-Akhlaq di MTs Negeri Mojorejo menerapkan beberapa petunjuk dari
Quantum Teaching yaitu; asaz utama Quantum Teaching, prinsip-prinsip
Quantum Teaching, merancang pengajaran yang dinamis dengan langkah
TANDUR, mengorkestrasi suasana yang menggairahkan dan mengorkestrasi
lingkungan yang mendukung. Hambatan yang dihadapi dalam implementasi
Quantum Teaching dalam pembelajaran Aqidah-Akhlaq adalah masih belum
=
utuhnya penguasaan guru-guru Aqidah-Akhlaq tentang Quantum Teaching,
kurangnya alokasi waktu untuk mata pelajaran Aqidah-Akhlaq dan kurangnya
sarana dan Iasilitas pendidikan di MTs Negeri Mojorejo. Sedangkan usaha yang
dilakukan oleh guru-guru Akidah-Akhlaq untuk mengatasi hambatan tersebut
adalah dengan cara banyak membaca dan belajar tentang Quantum Teaching serta
berusaha untuk menerapkannya sebaik mungkin, mendorong siswa untuk belajar
sendiri diluar jam pelajaran dan mengoptimalkan sarana dan Iasilitas yang ada
dilembaga.
Aplikasi Quantum Teaching dalam pembelajaran Aqidah-Akhlaq di MTs
Negeri Mojorejo belum bisa dikatakan utuh, karena masih mengalami beberapa
hambatan, akan tetapi ini bukan berarti menaIikan keberhasilan implementasi
Quantum Teaching dalam pembelajaran Aqidah-Akhlaq di MTs Negeri Mojorejo
karena walaupun mengalami beberapa kendala, implementasi Quantum Teaching
dalam pembelajaran Aqidah-Akhlaq telah menunjukkan hasilnya yaitu kegairahan
dan kesenangan siswa dalam belajar, suasana yang terlihat dinamis dan siswa
menjadi aktiI.


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam era globalisasi dan pasar bebas manusia dihadapkan pada
perubahan-perubahan yang tidak menentu. Ibarat nelayan "di laut lepas" yang
dapat menyesatkan jika tidak memiliki konsep sebagai pedoman untuk bertindak
dan untuk mengarunginya (E.Mulyasa, 2002: 4).
Gejala Ienomenal di balik globalisasi itu direspon secara beragam oleh
banyak orang, terutama oleh mereka yang telah menjadi masyarakat pembelajar.
Ada orang yang tidak lebih hanya melaIalkannya. Ada yang memang siap
menghadapinya secara intelektual, ekonomi dan sosial. Sebagian lagi berIikir
realistis dengan menjalani kehidupan ini secara bersahaja dan membangun
persepsi bahwa hadirnya milenium ketiga adalah sebuah rentang perjalanan waktu

secara normal yang tidak lebih dari hukum alam, laksana adanya kelahiran dan
kematian (Sudarwan Danim, 2003:1).
Arus globalisasi semakin menunjukkan kekekarannya untuk memimpin
dunia. Semua ide-ide yang bersiIat bebas tak terbatas sudah melingkupi
masyarakat dunia. Setiap tindakan selalu dinilai dengan uang, jabatan dan
kesenganan. Pelanggaran HAM sudah tidak terhitung lagi banyaknya akibat ulah
manusia. Begitu juga dengan kapitalisasi, praktek mencari keuntungan sendiri
sekarang sudah bukan sesuatu yang rahasia lagi, bahkan hal ini terkesan malah
dilindungi.
Masalah dekadensi moral telah dirasakan sangat mengglobal seiring
dengan tata nilai yang siIatnya mendunia. Dibelahan bumi manapun kerap kali
dapat disaksikan berbagai gaya hidup yang bertentangan dengan etika dan nilai
agama. Berbagai pendekatan telah dan sedang dilakukan untuk menyelamatkan
peradaban manusia dari rendahnya perilaku moral. Pentingnya pendidikan akhlaq
bukan dirasakan oleh masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama Islam
saja, tapi kini sudah mulai diterapkan berbagai negara. Di Jerman misalnya,
pelajaran agama Islam juga masuk pada kurikulum sekolah mereka (Muhaimin,
2005:21).
Masalah-masalah dekadensi moral dapat kita lihat seperti; 1) kebebasan
seks yang menimpa sebagaian besar negara-negara didunia didukung, dihidupkan
dan dipromosikan oleh media-media massa barat. Barat mensosialisasikan
kebebasan seks ini melalui seminar-seminar yang mengizinkan praktik prostitusi,
aborsi dan sodomi dengan argumen yang sangat rapuh, yaitu mengatasi
=
pertumbuhan penduduk, 2) beredarnya obat-obat terlarang dengan berbagai
jenisnya, perluasan dan tempat pemasarannya, dan peningkatan teknik produksi
dan promosinya, 3) meluasnya kriminalitas dengan berbagai ragamnya, baik yang
bersiIat pribadi maupun sosial, bahkan tingkat dunia, 4) merajalelanya penculikan
anak-anak, wanita dan orang dewasa, serta pembajakan pesawat atau kapal laut, 5)
adanya undang-undang yang dirumuskan oleh badan-badan dunia yang memihak
negara-negara kuat untuk menguasai negara-negara lemah (Ali Abdul Halim,
2003:43). Selain dekadensi moral, juga terjadi dekadensi akidah seperti maraknya
perdukunan yang menyeret seseorang kepada kesyirikan, karenanya haruslah
diluruskan dengan melalui pendidikan agama yang benar dalam hal ini adalah
pendidikan Aqidah dan Akhlaq.
Sebenarnya bangsa ini telah banyak melahirkan anak-anak bangsa yang
berstatus Sarjana bahkan Doktor dan ProIesor. Akan tetapi yang bermental sehat
hanya seribu satu dari jutaan penduduk bangsa ini. Kepandaian yang mereka
miliki hanya sebatas pengetahuan dan pencapaian target nilai, sedangkan dalam
hal aplikasi, masih dipertanyakan. Padahal menurut Mulyasa ada 4 kondisi belajar
yang harus dikembangkan yaitu earning to Know, Learning to Do, Learning Live
Together dan Learning to Be (Mulyasa, 2002:5).
Terjadi keadaan yang paradoks antara prestasi individual dan kualitas
institusional. Mengapa ketika di negara lain orang Indonesia mampu berprestasi
baik, sementara di negeri sendiri tidak. Untuk itulah sudah saatnya kita bangkit
menyelamatkan anak negeri ini dengan pendidikan yang positiI, aplikatiI dan
normatiI. Merubah paradigma bahwa pendidikan itu adalah dengan 3D (Duduk,
.
Diam, Dengar), yang sangat membodohi anak. Hal ini seperti diakui oleh studi
Blazely dkk (1997), bahwa pembelajaran disekolah cenderung sangat teoritik dan
tidak terkait dengan lingkungan dimana anak berada, yang mengakibatkan anak
tidak mampu menerapkan apa yang dipelajarinya disekolah guna memecahkan
masalah kehidupan yang dihadapinya dalam kehidupan keseharian (Muhaimin,
2003:148).

BAB II
KA1IAN TEORI

A. QUANTUM TECHING
1. Pengertian Quantum Teaching
Quantum Teaching berasal dari dua kata yaitu "Quantum" yang berarti
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya dan "Teaching" yang berarti
mengajar. Dengan demikian maka Quantum Teaching adalah orkestrasi
bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan disekitar momen belajar.
Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar yang eIektiI yang dapat
mempengaruhi kesuksesan siswa (Bobbi DePorter, 2001:5).
Abuddin Nata, dengan mengutip pendapatnya DePorter mengatakan
bahwa Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang
digunakan dalam rancangan, penyajian dan Iasilitasi SuperCamp. Diciptakan
berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov),
Multiple ntellegence Gardner), Neuro-Linguistic Programing (Ginder &

Bandler), Eksperiental Learning (Hahn), Socratic ncuiry, Cooperative Learning
(Jhonson & Jhonson), dan Element of Effective ntruction (Hunter). Quantum
Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi paket
multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya
akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami, dan kemampuan murid
untuk berprestasi. Sebagai sebuah pendekatan belajar yang segar, mengalir,
praktis dan mudah diterapkan (Abuddin Nata, 2003:35).
Quantum Teaching yaitu sebuah metode pembelajaran yang terbukti
mampu meningkatkan motivasi belajar anak didik, meningkatkan prestasi,
meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan harga diri dan melanjutkan
penggunaan ketrampilan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. (Bobbi
DePorter, 2001:5).
BAGI YANG MENGINGIKAN SKRIPSI INI SECARA LENGKAP
DENGAN FORMAD WORD SILAKAN HUBUNGI

Hp: 085646047087
email : cair.udingmail.com
kode : AP-07

mekanisme mendapatkan dengan krim judul dan kode yang anda inginkan
serta alamat email anda, kemudian deposit ke rekening kami BRI
625001004341538 atas nama akhmad khoirudin, skripsi akan segera
kami krim melalui email anda

Metode Quantum Teaching merupakan salah satu metode yang dilukiskan
mirip sebuah orkestra, dimana kita sedang memimpin konser saat berada diruang
kelas, karena disitu membutuhkan pemahaman terhadap karakter murid yang
berbeda-beda sebagaimana alat-alat musik yang berbeda pula. Karenanya
Quantum Teaching mengajarkan agar setiap karakter dapat memiliki peran dan
terlibat aktiI dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran membawa
kesuksesan.
Quantum Teaching menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses
belajar lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah,
apapun mata pelajarannya. Dengan menggunakan metodologi Quantum Teaching,
dapat menggabungkan keistimewaan-keistimewaan belajar menuju bentuk
perencanaan yang akan melejitkan prestasi siswa (DePorter, 2002:3).
Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan
segala nuansanya. Dan Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan,
interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum
Teaching berIokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi
yang mendirikan landasan dan keterangan untuk belajar.
QuantumTeaching menawarkan suatu sintesis dari hal-hal yang dicari,
atau cara-cara baru untuk memaksimalkan dampak usaha pengajaran yang
dilakukan guru melalui perkembangan hubungan, penggubahan belajar, dan
penyampaian kurikulum.
2. Asas Utama Quantum Teaching

Asas utama Quantum Teaching adalah Bawalah dunia mereka kedunia
kita, dan antarkan duia kita kedalam dunia mereka. Asas ini terletak pada
kemampuan guru untuk menjembatani jurang antara dua dunia yaitu guru dengan
siswa. Artinya bahwa tidak ada sekat-sekat yang membatasi antara seorang guru
dan siswa sehingga keduanya dapat berinteraksi dengan baik. Seorang guru juga
diharapkan mampu memahami karakter, minat, bakat dan Iikiran setiap siswa,
dengan demikian berarti guru dapat memasuki dunia siswa (Bobbi DePorter,
2002:84).
Inilah hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru, untuk
mendapatkan hak mengajar, pertama-tama guru harus membangun jembatan
autentik memasuki kehidupan murid. Mengajar adalah hak yang harus diraih, dan
diberikan oleh siswa, bukan oleh departemen Pendidikan. Belajar dari segala
deIinisinya adalah kegiatan full contact. Dengan kata lain, belajar melibatkan
semua aspek kehidupan manusia yang meliputi pikiran, perasaan, dan bahasa
tubuh, disamping pengetahuan sikap dan keyakinan sebelumnya serta persepsi
masa mendatang. Dengan demikian, karena belajar berurusan dengan orang secara
keseluruhan, hak untuk memudahkan belajar tersebut harus diberikan oleh pelajar
dan diraih oleh guru.
Bagaimana caranya?..yaitu dengan mengaitkan apa yang akan diajarkan
dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan
rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis mereka. Setelah kaitan
terbentuk, guru bisa membawa siswa kedunia guru, dan memberi siswa
pemahaman guru mengenai isi dunia itu (DePorter, 2002:6).
_
Ketika seorang guru sudah dapat memasuki dunia siswa dan diterima
dengan baik oleh siswa maka sudah saatnya pula siswa diajak untuk memasuki
dunia lain yang lebih luas sehingga apa yang dipelajari oleh siswa tersebut dapat
diterapkan pada situasi baru dalam kehidupan lingkungannya.
Dalam interaksi edukatiI yang berlangsung terjadi interaksi yang
bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang
bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan
lingkungan yang bernilai edukatiI demi kepentingan anak didik dalam belajar.
Guru ingin memberikan layanan yang terbaik kepada anak didik, dengan
menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha
menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang ariI dan bijaksana, sehingga
tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dan murid (SyaiIul Bahri
Djamarah, 2000:5).
3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Selain asas utama Quantum Teaching juga memiliki prinsip atau yang
disebut oleh DePorter sebagai kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini akan
berpengaruh terhadap aspek Quantum Teaching itu sendiri, prinsip-prinsip itu
adalah:
1) Segalanya berbicara, maksudnya adalah segala hal yang berada dikelas
mengirim pesan tentang belajar. Menurut Islam prinsip ini berarti bahwa
segala sesuatu memiliki jiwa atau personalitas. Air, tanah, tumbuh-
tumbuhan, binatang, manusia dan sebagainya memiliki jiwa dan
personalitas. Oleh karenanya semua itu harus diperlakukan secara baik
-
dan diberikan hak hidupnya, dirawat dan disayang, sehingga semuanya
bersahabat dan bermanIaat bagi manusia (Abuddin Nata, 2003:41).
2) Segalanya bertufuan, semua yang kita lakukan memiliki tujuan. Semua
yang terjadi dalam penggubahan pembelajaran mempunyai tujuan. Prinsip
ini terdapat dalam Al-Qur'an surat Ali-Imron ayat 191, yaitu:
' ~- - = ' ~ ' - ' ` = ~ -' -' ~ = ' - - = -= '
Ayat ini berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya yang berbicara tentang
sikap orang-orang yang berakal yang mampu meneliti segala ciptaan
Tuhan yang ada dilangit dan dibumi serta pergantian waktu siang dan
malam. Dengan berpegang pada prinsip ini, maka seorang yang berakal
akan selalu meneliti rahasia, manIaat, hikmah yang terkandung dalam
semua ciptaan Tuhan.
3) Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya uraian, penjelasan dan
inIormasi tentang "sesuatu" sebelum siswa memperoleh nama "sesuatu"
itu untuk dipelajari. Atau dengan bahasa yang lebih mudah yaitu mencari
"sesuatu" sebelum diberi tahu tentang "sesuatu itu".
Dalam ajaran Islam seseorang terlebih dahulu disuruh percaya
kepada Allah, mengucapkan dua kalimah syahadah, melaksanakan sholat,
membaca Al-Qur'an dan mempraktekkan ajaran Islam lainnya. Hal ini
memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang sudah dikuasai anak akan
lebih mantap dalam pengajaran, daripada lebih dahulu mengemukakan
teori yang sulit baru kemudian mempraktekkannya.

BAGI YANG MENGINGIKAN SKRIPSI INI SECARA LENGKAP
DENGAN FORMAD WORD SILAKAN HUBUNGI

Hp: 085646047087
email : cair.udingmail.com
kode : AP-07

mekanisme mendapatkan dengan krim judul dan kode yang anda inginkan
serta alamat email anda, kemudian deposit ke rekening kami BRI
625001004341538 atas nama akhmad khoirudin, skripsi akan segera
kami krim melalui email anda

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama slam, Jakarta: Baskara,1989
Agus Nggermanto, Quantum Question. Kecerdasan Quantum, Bandung: Nuansa,
2004
Asmaran, Pengantar lmu Akhlaq, Jakarta: Rajawali Press,1992
AriI S, Dkk, Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Jakarta: Raja GraIindo Persada, 2003
Azhar Arsyad, Media pengafaran, Jakarta: Raja GraIindo Persada,1997
Ari Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ power, Sebuah nner
Journey melalui Al-hsan, Jakarta: Arga, 2003

Abudin Nata, Manafemen Mengatasi kelemahan Pendidikan slam di ndonesia,
Jakarta: Kencana, 2003
Cece Wijaya, Kemampuan Dasar guru dalam Proses Belafar Mengafar,
Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994
Chabib Thaha, Metodologi Pengafaran slam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999
DePorter, Bobby, Mike Hernacky, Quantum Learning Membiasakan Belafar
Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: KaiIa, 2002
DePorter, Bobby; Mark Readon, Sarah Singer Noury, Quantum Teaching
mempraktekkan Quantum learning di Ruang-ruang Kelas, Bandung:
KaiIa, 2002
Dimyati dan Mujiono, Belafar dan Pembelafaran, Jakarta: Rineke Cipta, 1999
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa ndonesia,
Jakarta: Balai Pustaka
Departemen Agama, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kurikulum dan Hasil
Belafar, Aqidah Akhlaq, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam:
Jakarta, 2003
Dryden, Gordon; Vos, Jeanette, Revolusi Cara belafar (The Learning Revolution)
Belafar Akan Efektif Kalau Anda dalam Keadaan "Fun", Bandung:
KaiIa, 2002
E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Karakteristik dan mplementasinya,
Bandung: Rosda Karya, 2002
Humaidi Tatapangarsa, Pendidikan Agama slam Untuk Mahasiswa, Malang:
IKIP

Hery Noer Aly, lmu pendidikan slam, Jakarta: Logos,1999
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2002
Muslim Nurdin, Moral dan Kognisi slam, Bandung: AlIabeta,1993
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama slam di sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Raja GraIindo Persada, 2005
----------, et.al, Paradigma Pendidikan slam, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2002
----------, Dkk, Strategi Belafar Belafar Mengafar (Penerapannya dalam
Pendidikan Agama slam), Surabaya: Citra Media,1996
Mahmud, Abdul Halim, Ali, Tarbiyah Khuluqiyah, Solo: Media Insani, 2003
Omar Hamalik, Proses Belafar Mengafar, Bandung: Bumi Aksara, 2001
Ruslan, Abdul Mu'iz, Ustman, Tarbiyah Siyasiyah Pendidikan Politik khwanul
Muslimin, Solo: Era Intermedia, 2000
Samples, Bob, Revolusi Belafar untuk Anak, Bandung: KaiIa, 2002
SaiIul Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam nteraksi Edukatif,
Jakarta:Rineke Cipta,2000
Suti'ah, Metode Pembelafaran Aqidah-Akhlaq dengan Pendekatan Pembelafaran
Koqnitif, El-Hikmah Vol I, No I, Jurnal Fakultas Tarbiyah, 2003
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset 1, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM,1984
Syamsul Nizar, Filsafat Pendekatan slam.Pendekatan Historis, Teoritis dan
Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2002

Sudarwan Danim, Menfadi Komunitas Pembelafar, Kepemimpinan
Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelafaran Jakarta:
Bumi Aksara, 2003
Schemit, Laurel, Jalan Pintas Menfadi 7 Kali Lebih Cerdas, Bandung: KaiIa,
2002
S.Nasution, Sosilogi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,1999
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Rineke:
Cipta, 1998
UU SisDikNas 2003 (UURI No.20.th 2003) Jakarta: Sinar GraIika, 2005
BAGI YANG MENGINGIKAN SKRIPSI INI SECARA LENGKAP
DENGAN FORMAD WORD SILAKAN HUBUNGI

Hp: 085646047087
email : cair.udingmail.com
kode : AP-07

mekanisme mendapatkan dengan krim judul dan kode yang anda inginkan
serta alamat email anda, kemudian deposit ke rekening kami BRI
625001004341538 atas nama akhmad khoirudin, skripsi akan segera
kami krim melalui email anda

Anda mungkin juga menyukai