Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah.

Tuhan semesta alam yang telah memberikan kita kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani kepada kita , sehingga kota masih bias berdiri, melihat keindahan alam dan menghirup udara segar. Dan banyak lagi nikmat lain yang terhitung jumlahnya meskipun seluh air di jadikan tinta, seluruh ranting-ranting di jadikan pensil maupun penanya, dan seluruh dedaunan dijadikan kertas-kertas. Yang semua itu di gunakan untuk menghitung nikmat Allah. Yang sekian banyak, niscaya semua tidak akan cukup. Oleh karena itulah kita wajib mensyukuri segala nikmat-Nya tersebut agar kita termasuk kedalam orang-orang yang di beri nikmat yang banyak dan orang-orang yang beriman, dan bukan sebagai hamba-Nya yang kufur dan mendapat siksaan-Nya yang amat pedih di akhirat kelak. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperoleh banyak informasi mengenai perkembangan sistem pendidikan nasional yang menjuru kepada perkembangan pendidikan jasmani dan olah raga modern. Makalah ini disusun dari informasi yang di ambil dari berbagai nara sumber sehingga sehigga lebih banyak ilmu yang dapat disajikan kepada pembaca. Didalam penyusunan makalah ini penyusun mendapat banyak rintangan, baik itu berasal dari diri penyusun sendiri maupun dari luar. Namun atas berkah dan Allah semata, akhirnya makalah ini terselesaikan. Makalah ini berisikan tentang perkembangan ilmu pendidikan di Indonesia yang di khususkan kepada pendidikan jasmani dan kesehatan. Sehingga pembaca dapat memperoleh ilmu maupun informasi seputar dunia pendidikan yang tengah marak dewasa ini. Kemudian setelah itu penyusun berterima kasih kepada bapak heru supriyanto selaku guru penjaskes SMA N 2 Karimun yang mengajar dikelas X.2 yang telah memberi kesempatan dan kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama kami membuat dan menyelesaikan makalah ini. Setelah itu penyusun berharap agar makalah ini berguna bagi pembaca maskkipun terdapat banyak kesalahan di dalamnya. Akhir kata penyusun meminta maaf sebesarbesarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca maupun pengoreksi, karna penyusun hingga saat ini masih dalam belajar. Oleh karena itu penyusun mohon kritik dan sarannya demi kemajauan bersama.

Minggu, 04 april 2010 Penyusun Heru patma ari bowo

DAFTAR ISI Pembukaan Judul...........1 Kata pengantar...........3 Daftar isi.............4 Pendahuluan...............5 Latar belakang ...............................................................................................6 Isi BAB 1. Pendidikan Pengertian pendidikan.....................................................................................7 Pandangan terhadap pendidikan......................................................................8 BAB 2. Pendidikan jasmani Pandangan terhadap pendidikan jasmani.........................................................9 Pandangan tradisional......................................................................................9 Pandangan modern...........................................................................................9 Pandangan Indonesia......................................................................................10 Sejarah olahraga Indonesia.............................................................................11 BAB 3. Permasalahan olahraga indonesia di era globalisasi Kemunduran presatasi olahraga indonesia era SBY.......................................13 BAB 4. Solusi permasalahan Saatnya kita berbenah diri...............................................................................14 Penutup Kesimpulan......................................................................................................16 Pesan dan kesan...............................................................................................17 Daftar pustaka..................................................................................................18

PENDAHULUAN Selain untuk membangun karakter bangsa, olahraga sudah menjadi entitas industri yang memiliki nilai tambah signifikan. Meskipun prestasi olahraganya secara nasional belum menggembirakan, negeri ini harus bisa mengembangkan riset dan industri peralatan olahraga. Apalagi dengan diberlakukannya perdagangan bebas asean-china atau asean-china free trade area, industri alat olahraga dalam negeri utamanya, yang tergolong usaha mikro, kecil, dan menengah, akan menghadapi serbuan produk murah dari china. Untuk memperkuat struktur industri peralatan olahraga domestik, dibutuhkan riset dan inovasi teknologi. Struktur industri kecil dan menengah yang selama ini memproduksi peralatan olahraga harus segera dibenahi dengan menginjeksi bantuan permodalan, penerapan teknologi, dan proses bisnis yang lebih efektif. Tak bisa dimungkiri lagi, konvergensi teknologi informasi dan komunikasi telah mentransformasikan praktik dan manajemen olahraga. Apalagi aplikasi internet, khususnya e-commerce, semakin mewarnai event dan industri olahraga dunia. Penting bagi negeri ini mengembangkan infrastruktur sistem informasi olahraga (sport information system) berbasis web service yang bisa digunakan oleh organisasi olahraga, entitas industri, dan masyarakat. Tantangan pengembangan olahraga masa depan diwarnai dengan kemampuan suatu bangsa melakukan riset dan teknologi di bidang olahraga. Riset dan teknologi tersebut juga akan menumbuhkan industri olahraga serta melakukan banyak eksperimen tentang peralatan olahraga. Ada baiknya entitas industri di negeri ini belajar dari keberhasilan china mengekspor peralatan olahraga ke amerika dan eropa. Nilai ekspor itu tumbuh hingga dua di*** selama lima tahun terakhir.Selain itu, industri peralatan olahraga china mampu melakukan strategi diferensiasi untuk bersaing dengan industri yang sudah memiliki nama besar. Jenis alat olahraga yang diekspor dari china, antara lain, peralatan golf, raket, sepatu roda dan papan seluncur (skateboard), bola, peralatan olahraga musim dingin, perlengkapan olahraga air, dan perahu karet. Standar olimpiade Sekitar 70 persen struktur industri peralatan olahraga china dipasok dari provinsi guangdong, zhejiang, dan jiangsu. Pemerintah china sedang berupaya agar desain dan produk peralatan olahraga, seperti raket dan bola, sesuai dengan standar olimpiade. Entitas industri di negeri itu terus didorong untuk memproduksi peralatan olahraga menggunakan hasil riset tentang material untuk alat-alat olahraga, terutama yang berasal dari bahan komposit.

LATAR BELAKANG Indonesia memang telah merdeka dari penjajahan, tapi Negara kita blum merdeka sepenuhnya. Ibu pertiwi kita telah lama diinjak-injak oleh bangsa portugis, puluhan tahun dijajah oleh belanda, dan sudah cukup kita di perbudak oleh bangsa jepang dan sekarang kita dijajah oleh orng-orang dari bangsa kita sendiri, Indonesia. Kemiskinan, korupsi, ketidak adilan, mafia-mafia hokum yang meraja lela membuat hidup kita tidak jauh beda dengan masa waktu dijajah dulu. Meski sistem penjajahan sekarang lebih sembunyi-sembunyi dan secara baik-baik, tetapi penjajahan saat ini lebih menyakitkan jika di bandingkan dengan penjajahan oleh bangsa jepang sekaligus. Dulu sebagian kita di bunuh apabila kita tidak menuruti perintah, tetapi sekarang lebih sadis lagi, kita di bunuh dengan cara yang lebih kejam dari itu semua, uang yang seharusnya kita miliki di ambil oleh mereka yang jahat sehingga kita bisa mati kelaparan. Sebenarnya masalah pokok negar kita adalah masalah pendidikan. Kesalahan kita yang hanya memberikan pendidikan kepada orang-orang kaya dan mampu, tetapi kita tidak mempardulikan nasib teman-teman kita yang tidak mampu. Meskipun sekarang pemerintah kita telah memberikan dana BOS untuk warga yang tidak mampu untuk bisa sekolah, tetapi itu hanya membantu hanya sekitar 20% saja. Dan 80% lainnya dibebeankan kepada orangtua murid dan biaya bos itu hanya sebatas 9 tahun atau hanya sebatas tamat SMP. Padahal di era globalisasi ini ditekankan untuk berpendidikan tinggi. Tamatan SMA saja hanya bisa bekerja sebagai penjaga took-toko pembelanjaan saja, apalagi hanya tamatan SMP atau dibawahnya, mungkin hanya bisa mengangkut semen sebagai kuli bangunan. Negara kita lebih memusatkan pikiran kepada orang-orang yang duduk santai di ruangan ber AC di bandingkan generasi muda yang terbengkalai. Itu semua terbukti dengan miliyaran uang rupiah setiap bulannya diberikan dengan mudah kepada mereka. Hanya dana sisa dari itu diberikan kepada rakyat-rakyat kita yang tidak mampu yang kurang dari 1% dari anggaran itu. Padahal masalah generasi muda merupakan masalah ynag palinng pokok dan besar di Negara kita. Jika kita lihat Negara jepang. Negara matahari terbit itu telah di bom atom oleh sekutu sehingga tanahnya tidak dapat ditanami oleh tanaman apapun, meski rumput sekalipun karma dahsyatnya dentuman bom atom tersebut. Tetapi dngan semangat keizen mereka bangun Negara mereka, mereka kejar ketertinggalan mereka dengan tertlebih dahulu membangun generasi-generasi muda. Dan sekarang Negara jepang tidak kalah hebatnya dengan Negara-negar maju seperti amerika serikat. Oleh karena itu kewajiban kitalah sebagai generasi muda untuk meluruska pemikiranpemikiran orang- orang terdahulu dengan membangun bangsa kita dengan pendidikan.

BAB. 1 PENDIDIKAN 1. Pengertian pendidikan Istilah Pendidikan merupakan kata yang tidak asing lagi untuk hampir setiap orang. Namun demikian, istilah ini lebih sering diartikan secara berbeda dari masa ke masa, termasuk oleh ahli yang berbeda pula. Seseorang mungkin menerjemahkan pendidikan sebagai sebuah proses latihan. Orang lain mungkin menerjemahkannya sebagai sejumlah pengalaman yang memungkinkan seseorang mendapatkan pemahaman dan pengetahuan baru yang lebih baik. Atau mungkin pula diterjemahkan secara sederhana sebagai pertumbuhan dan perkembangan. John Dewey, seorang pendidik yang mempunyai andil besar dalam dunia pendidikan, mendefinisikan pendidikan sebagai rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami dalam kehidupan individu sehingga segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna. Definisi ini mengandung arti bahwa seseorang berpikir dan memberi makna pada pengalaman-pengalaman yang dilaluinya. Lebih jauh definisi tersebut mengandung arti bahwa pendidikan seseorang terdiri dari segala sesuatu yang ia lakukan dari mulai lahir sampai ia mati. Kata kuncinya adalah melakukan atau mengerjakan. Seseorang belajar dengan cara melakukan. Pendidikan dapat terjadi di perpustakaan, kelas, tempat bermain, lapangan olahraga, di perjalanan, atau di rumah. Morse (1964) membedakan pengertian pendidikan ke dalam istilah pendidikan liberal (liberal education) dan pendidikan umum (general education). Ia mengatakan bahwa pendidikan liberal lebih berorientasi pada bidang studi dan menekankan penguasaan materinya (subject centered). Tujuan utamanya adalah penguasaan materi pembelajaran secara mendalam dan bahkan jika mungkin sampai tuntas. Pemikiran pendidikan seperti ini sudah tidak bisa lagi diterapkan dalam konteks pendidikan jasmani sekarang ini, dan oleh karena itu, pengertian pendidikan seperti ini dipandang bersifat tradisional. Sementara itu, pendidikan modern lebih bersifat memperhatikan pelakunya dari pada bidang studi atau materinya. Tujuan utamanya adalah mencapai perkembangan individu secara menyeluruh sambil tetap memperhatikan perkembangan perilaku intelektual dan sosial individu sebagai produk dari belajarnya (child centered).

2. pandangan terhadap pendidikan Pendidikan pada jaman sekarang lebih banyak menekankan pada pengembangan individu secara total. Kebanyakan sekolah sekarang ini menganut filsafat modern. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Pembelajaran secara individual pada dasarnya merupakan pembelajaran untuk semua siswa, termasuk program untuk siswa yang mempunyai kelambanan dalam perkembangannya, mengalami gangguan emosional, dan siswa yang memiliki cacat fisik atau mental. Setiap siswa diberi kebebasan untuk memilih materi pembelajaran yang diinginkannya dan memperoleh pelatihan dari bidang kejuruan yang berbeda-beda.

Dengan kata lain pendidikan pada jaman sekarang ini lebih menekankan pada pengembangan individu secara utuh. Pengajar tidak hanya memperhatikan perolehan akademisnya akan tetapi juga kemampuan bicara, koordinasi, dan keterampilan sosialnya. Para guru mencoba membantu setiap individu untuk belajar memecahkan masalahmasalah baik emosional maupun fisikal yang dihadapi oleh setiap siswa. Para guru mungkin sering menemukan atau mendengar pengertian Pendidikan Jasmani dari berbagai sumber. Beberapa pengertian Pendidikan Jasmani yang diperoleh tersebut disusun dalam redaksi yang beragam. Apabila kita cermati lebih jauh, maka keragaman tersebut pada umumnya sama seperti pandangan terhadap pendidikan di atas.

BAB. 2 PENDIDIKAN JASMANI 1. pandangan terhadap pendidkan jasmani Pandangan tradisional Pandangan pertama, atau juga sering disebut pandangan tradisional, menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani (dikhotomi). Pandangan ini menganggap bahwa Pendidikan Jasmani hanya semata-mata mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang, atau penyelaras pendidikan rohani manusia. Dengan kata lain Pendidikan Jasmani hanya sebagai pelengkap saja.

Pada saat itu, Pendidikan Jasmani lebih berperan sebagai medicine (obat) daripada sebagai pendidikan. Oleh karena itu, para pengajar Pendidikan Jasmani lebih banyak dibekali latar belakang akademis kedokteran dasar (medicine). Pandangan Pendidikan Jasmani berdasarkan pandangan dikhotomi manusia ini secara empirik menimbulkan salah kaprah dalam merumuskan tujuan, program pelaksanaan, dan penilaian pendidikan. Kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan Pendidikan Jasmani ini cenderung mengarah kepada upaya memperkuat badan, memperhebat keterampilan fisik, atau kemampuan jasmaniahnya saja. Selain dari itu, sering juga pelaksanaan Pendidikan Jasmani ini justru mengabaikan kepentingan jasmani itu sendiri, hingga akhirnya mendorong timbulnya pandangan modern. Pandangan pendidikan modern Pandangan modern, atau sering juga disebut pandangan holistik, menganggap bahwa manusia bukan sesuatu yang terdiri dari bagian-bagian yang terpilah-pilah. Manusia adalah kesatuan dari berbagai bagian yang terpadu. Oleh karena itu Pendidikan Jasmani tidak hanya berorientasi pada jasmani saja atau hanya untuk kepentingan satu komponen saja. Di Amerika Serikat, pandangan holistik ini awalnya dipelopori oleh Wood dan selanjutnya oleh Hetherington pada tahun 1910. Pada saat itu Pendidikan Jasmani dipengaruhi oleh progressive education. Doktrine utama dari progressive education ini menyatakan bahwa semua pendidikan harus memberi kontribusiterhadap perkembangan anak secara menyeluruh, dan pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perkembangan tersebut. Pada periode ini Pendidikan Jasmani diartikan sebagai pendidikan melalui aktivitas jasmani (education through physical). Pandangan holistik ini, pada awalnya kurang banyak memasukkan aktivitas sport karena pengaruh pandangan sebelumnya, yaitu pada akhir abad 19, yang menganggap sport tidak sesuai di sekolah-sekolah. Namun tidak bisa dipungkiri sport terus tumbuh dan berkembang menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Pandangan indonesia Di Indonesia, salah satu contoh definisi Pendidikan Jasmani yang didasarkan pada pandangan holistik ini dikemukakan oleh Jawatan Pendidikan Jasmani (sekarang sudah dibubarkan) yang dirumuskan tahun 1960, sebagai berikut, Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak , dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Definisi yang relatif sama, juga dikemukakan oleh Pangrazi dan Dauer (1992) sebagai berikut, Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan Jasmani didefinisikan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak, dan harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan definisi tersebut. Definisi Pendidikan Jasmani dari pandangan holistik ini cukup banyak mendapat dukungan dari para ahli Pendidikan Jasmani lainnya. Misalnya, Siedentop (1990), mengemukakan, Pendidikan Jasmani modern yang lebih menekankan pada pendidikan melalui aktivitas jasmani didasarkan pada anggapan bahwa jiwa dan raga merupakan satu

kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Pandangan ini memandang kehidupan sebagai totalitas. Wall dan Murray (1994), mengemukakan hal serupa dari sudut pandang yang lebih spesifik, masa anak-anak adalah masa yang sangat kompleks, dimana pikiran, perasaan, dan tindakannya selalu berubah-ubah. Oleh karena sifat anak-anak yang selalu dinamis pada saat mereka tumbuh dan berkembang, maka perubahan satu element sering kali mempengaruhi perubahan pada eleman lainnya. Oleh karena itulah, adalah anak secara keseluruhan yang harus kita didik, tidak hanya mendidik jasmani atau tubuhnya saja. Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun demikian, perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui Pendidikan Jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila banyak yang meyakini dan mengatakan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik.

2 . sejarah olahraga indonesia 1946 o Top organisasi olahraga membentuk Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) di Solo dengan Ketua Widodo Sosrodiningrat. 1947 o Organisasi olahraga membentuk Komite Olympiade Republik Indonesia (KORI) dengan Ketua Sri Sultan Hamengkubuwono IX. o KORI berubah menjadi Komite Olimpiade Indonesia (KOI). 1951 o PORI melebur ke dalam KOI. 1952 o KOI diterima menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada tanggal 11 Maret. 1959 o Pemerintah membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) untuk mempersiapkan penyelenggaraan Asian Games IV 1962, KOI sebagai badan pembantu DAGI dalam hubungan internasional. 1961 o Pemerintah membentuk Komite Gerakan Olahraga (KOGOR) untuk mempersiapkan pembentukan tim nasional Indonesia, top organisasi olahraga sebagai pelaksana teknis cabang olahraga yang bersangkutan. 1962 o Pemerintah membentu Departemen Olahraga (Depora) dengan menteri Maladi. 1964

o Pemerintah membentuk Dewan Olahraga Republik Indonesia (DORI), semua organisasi KOGOR, KOI, top organisasi olahraga dilebur ke dalam DORI. 1965 o Sekretariat Bersama Top-top Organisasi Cabang Olahraga dibentuk pada tanggal 25 Desember, mengusulkan mengganti DORI menjadi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mandiri dan bebas dari pengaruh politik. 1966 o Presiden Soekarno menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 143 A dan 156 A Tahun 1966 tentang pembentukan KONI sebagai ganti DORI, tetapi tidak dapat berfungsi karena tidak didukung oleh induk organisasi olahraga berkenaan situasi politik saat itu. o Presiden Soeharto membubarkan Depora dan membentuk Direktorat Jendral Olahraga dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. o Induk organisasi olahraga membentuk KONI pada 31 Desember dengan Ketua Umum Sri Sultan Hamengkubuwono IX. o KOI diketuai oleh Sri Paku Alam VIII. o 1967 o Presiden Soeharto mengukuhkan KONI dengan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1967. o Sri Paku Alam VIII mengundurkan diri sebagai Ketua KOI. Jabatan Ketua KOI kemudian dirangkap oleh Ketua Umum KONI Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) KONI M.F. Siregar dan Sekretaris KOI Soeworo. o Soeworo meninggal, jabatan Sekretaris KOI dirangkap oleh Sekjen KONI M.F. Siregar. Sejak itu dalam AD/ART KONI yang disepakati dalam Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas), KONI ibarat sekeping mata uang dua sisi yang ke dalam menjalankan tugasnya sebagai KONI dan ke luar berstatus sebagai KOI. IOC kemudian mengakui KONI sebagai NOC Indonesia. 2005 o Pemerintah dan DPR menerbitkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan memecah KONI menjadi KON dan KOI. 2007 o Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 16, 17, dan 18 Tahun 2007 sebagai peraturan pelaksanaan UU No. 3 Tahun 2005. o KONI menyelenggarakan Musornas Luar Biasa (Musornaslub) pada 30 Juli yang membentuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan menyerahkan fungsi sebagai NOC Indonesia dari KONI kepada KOI kembali. Nama KONI tetap dipertahankan dan tidak diubah menjadi KON.

BAB 3 PERMASALAHAN OLAHRAGA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI Kemunduran Prestasi Olah Raga Indonesia Era SBY ________________________________________ Prestasi Olah Raga Indonesia 3 th terkahir ini sungguh memprihatinkan!!! Gak ada gelar / juara yg ditorehkan Atlit2 Indonesia di kancah Internasional bahkan di level Asia Tenggara sekalipun. Gelar Thomas Cup yg trakhir qt rebut th 2002 ga prnah qt dapatkan lg, bahkan masuk final pun luar biasa sulitnya. Peringkat qt di Pesta Olah Raga Sea Games (Asia Tenggara), Asian Games (Asia) & Olympiade udah jauh ditinggalkan Thailand, Malaysia, Singapore bahkan Vietnam, padahal th 2001 atw 2003 peringkat qt msh bs berada di no. 2 atw 3. Lantas apakah fungsi Kementerian Olah Raga yg dibentuk Pemerintah SBY? Kelihatannya cm utk bagi2 kekuasaan belaka terbukti dgn diangkatnya kader PKS (Adhyaksa Dault) yg ga berkompeten dlm bidang Olahraga. Perhatian Pemerintah hanya bersifat seremonial belaka, misal; menonton pertandingan, melepas & menyambut atlit, memberikan hadiah uang, peresmian dll. Padahal bukan itu yg dpt mengangkat Prestasi Olah Raga suatu bangsa tp perhatian dlm bentuk pembinaan dr usia kecil hingga menjaga atlit berprestasi utk tetap berprestasi hingga kaderisasi atlit2 yg baru utk dibikin berprestasi. Jangan bilang kesulitan krn Anggaran yg ga cukup...toh Presiden Habibie, Gusdur & Megawati jg mengalami masalah yg sama, bahkan tanpa membentuk kementerian Olahraga skalipun prestasi Indonesia jauh lbih baik di zaman ketiga Presiden terdahulu. Kalaupun ada atlit yg berprestasi sperti Chris John & Taufik Hidayat itupun mrk yg emang berbakat & didukung orng2 yg profesional, bukan krn Pemerintah. Intinya pemerintah skrg ini hanyalah pemerintah yg OMDO, ga berbuat / bekerja. Oleh: Gungde Ariwangsa - * * * * * * * * * * * * * * * CINTA OLAHRAGA INDONESIA - SUNGGUH mengenaskan nasib dunia olahraga Indonesia dalam perjuangan untuk mengusik kepedulian pemerintah. Boleh dikatakan posisinya sudah seperti pengemis yang terus mengharapkan belas kasihan. Boleh saja hari telah berganti minggu, minggu berganti bulan. bulan pun berganti tahun dan bahkan tahun pun terus bergulir namun pemerintah tetap menganggap olahraga sebagai anak tiri yang dibiarkan hidup menggelandang di jalanan.

BAB 4 SOLUSI PERMASALAHAN SAATNYA KITA BERBENAH DIRI Men Sana in Corpore Sano, dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Mengandung arti bahwa untuk membentuk mental yang sehat dibutuhkan kondisi fisik atau raga yang kuat. Daya pikir, kreativitas, dan inovasi bangsa akan terpacu bilamana prestasi olahraga kita juga tinggi, yang sayangnya saat ini masih belum menggembirakan. Prestasi olahraga kita di ajang persaingan antarbangsa saat ini memang tidak terlalu menggembirakan. Bahkan sejumlah kalangan menyebutnya berada dalam kondisi kritis. Setidaknyaitu tercermin dari posisi Indonesia di SEA Games Manila tahun 2005 lalu yang boleh dikatakan sebagai kegagalan. Dalam event olahraga terbesar di Asia Tenggara itu, Indonesia hanya mampu meraih 50 medali emas saja. Padahal targetnya adalah mendapatkan 69 keping emas. Dalam SEA Games Manila ada 348 medali emas yang diperebutkan. Selain itu, Indonesia hanya mengikuti 217 nomor pertandingan saja. Tim SEA Games pun pulang ke Jakarta dengan kepala tertunduk karena kegagalan itu. Setahun sebelumnya pada Olimpiade Athena 2004 di Athena, Yunani, Indonesia hanya bisa meraih 1 emas dan 2 perunggu. Itu juga dari cabang olahraga yang secara tradisional menjadi kebanggaan kita yaitu bulu tangkis. Taufik Hidayat meraih emas dari nomor tunggal putra dan Soni Dwi Kuncoro meraih perunggu. Perunggu lainnya diraih oleh Flandy Limpele/Eng Hian untuk ganda putra. Padahal, andaikata saja pembinaan olahraga kita bagus, kita pastilah bisa mendapatkan medali Olimpiade lebih dari satu. Haruslah diakui bahwa di luar cabang bulu tangkis, kita masih belum banyak bisa bicara. Bahkan, dengan kemajuan pesat dari China dan Malaysia, dominasi kita di cabang olahraga bulu tangkis juga semakin terancam. Kita memang mesti berkaca ke RRC. Secara luar biasa, negeri tirai bambu itu muncul sebagai kekuatan dahsyat dalam olahraga di tingkat dunia. Pada Olimpiade Athena 2004, China melejit melampaui Rusia dan Jepang untuk menempati posisi Runner-Up di bawah Amerika Serikat.

Bahkan China nyaris menggusur AS sebagai Juara Umum karena medali emas yang diperoleh hanya berbeda tiga medali. AS meraih 35 medali emas, berbanding China yang memperoleh 32 medali emas. Indonesia sendiri harus puas menempati peringkat ke 48 dari 202 negara yang berpartisipasi di Olimpiade itu. Olimpiade selanjutnya digelar di Beijing tahun depan, dan ajang SEA Games digelar di Vietnam beberapa bulan lagi. Pertanyaannya sekarang, berada di peringkat berapakah Indonesia nanti? Prestasi Olahraga Indonesia baik di tingkat ASEAN maupun di ajang Olimpiade yang masih belum mampu bicara banyak hendaknya patut menjadi renungan kita bersama. Negeri ini sesungguhnya memiliki bibit atlet-atlet tangguh yang cukup besar, karenanya terasa agak aneh juga begitu minimnya prestasi yang ditorehkan oleh atlet-atlet nasional kita. Tampaknya itu semua dilatarbelakangi banyak faktor. Mulai dari faktor pembinaan yang kurang berjalan sebagaimana mestinya, minimnya biaya pembinaan hingga kepengurusan organisasi olahraga yang kurang profesional. Yang terakhir ini patut mendapatkan perhatian kita semua. Karena kerap kali, pengurus sebuah organisasi olahraga, terkadang bukanlah orang yang sudah lama menggeluti olahraga tersebut. Yang lebih menonjol adalah, pengurus itu mampu dari aspek menanggung biaya organisasi. Kita ingat dulu saat PB PASI dipimpin oleh pengusaha Bob Hasan, atau Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang menjadi Ketua Umum PB PBSI. Yang jelas, bila prestasi olahraga kita sangat buruk maka citra bangsa juga akan jatuh. Untuk mencapai prestasi yang bagus diperlukan suatu kerja keras semua stake holder di bidang olahraga. Kesempatan untuk melakukan kompetisi diperluas, dan pencarian bibitbibit unggul berbagai cabang olahraga mesti diintensifkan. Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Prof Toho Cholik Mutohir dalam sebuah Seminar Internasional tentang Keolahragaan di ITB Bandung, beberapa waktu yang lalu mengatakan perlunya dilakukan pembinaan olahraga secara berkesinambungan. Menurutnya, pembinaan olahraga harus dimulai dari sekolah, sebab di sekolah bibit-bibit olahragawan berbakat muncul. Apa yang disampaikan oleh Prof Toho benar adanya. Selama ini pembinaan atlet-atlet muda kita tidak terarah, tidak berjenjang apalagi berkelanjutan. Padahal sudah lama kita ketahui bahwa atlet berprestasi itu lahir dari pembinaan jangka panjang. Dari penelitian yang ada, diperlukan 8 - 12 tahun untuk melahirkan atlet berprestasi. Menurut Toho, bila hendak mencapai target kebangkitan dunia olahraga Indonesia tahun 2011 , maka pembinaan atlet muda berbakat harus terarah. Pendidikan olahraga usia dini itu penting, meski tidak harus diidentikkan dengan spesialisasi. Spesialisasi harus dimulai dengan berjenjang, yang dimulai dengan latihan-latihan yang sifatnya fun, sampai akhirnya mencapai kemenangan.

Selama ini, atlet muda berbakat gagal meraih prestasi karena mereka diraih oleh guruguru olahraga, yang belum menguasai dan belum mempunyai sertfikat untuk melatih. Karena itu di masa mendatang, pendidikan pelatih menjadi amat penting. Apalagi olahraga di sekolah bukanlah untuk prestasi melainkan untuk memenuhi kurikulum semata. Oleh karenanya, sekolah harus menjalin kerja sama dengan klub-klub.

KESIMPULAN Mengingat bahwa pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang berperan penting dalam kehdupan kita, kita berkewajiban untuk mengembangkan dan mempertahankan pendidikan jasmani, terkususnya di indonesia. Kita sebagai generasi muda berkewajiban untuk mempertahankan kegemilangan pendidikan indonesia, terkhususnya dalam bidang pendidikan jasmani. Demi mengembalikan martabat indonesia dimata dunia. Selain berguna dalam bidang akademik, pendidkan jasmani juga berguna demi pencapaiaan kesehatan yang maksimal.

PESAN DAN KESAN Mengingat bahwa pendidikan jasmani sangat berperan dalam kehidupan kita, sebagai generasi muda berkewajiban untuk mempertahankan,mengembangkan dan mengembalikan nama baik indonesia dalam bidang pendidikan jasmani dimata dunia yang selama ini terpuruk dan mengalami kemerosotan. Kepada pihak pemerintah, sebaiknya lebih memperhatikan lagi tentang permasalhan yang menimpa pendidikan jasmani dinegeri kita

DAFTAR PUSTAKA Diposkan oleh MGMP PENJASKOR di 22:32 Label: hakekat, jasmani, pendidikan CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Read More / Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Anda mungkin juga menyukai