Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

Masa tua merupakan masa akhir dalam hidup seseorang yang akan dialaminya setelah melewati waktu-waktu yang berharga atau waktu yang bermanfaaat. Dalam menjalani masa-masa ini seorang individu atau lansia tentunya memiliki berbagai kendala dan untuk dapat menjalankan fingsinya dengan efektif, seorang lansia perlu melakukan berbagai penyesuaian terhadap kondisinya tersebut. Dalam hubungannya dengan profesi konselor, seorang konselor perlu mengetahui latar belakang clientnya tersebut ( lansia ) yang mengalami masalah dalam melakukan berbagai penyesuaian terhadap dirinya. Seorang perlu mengetahui berbagai perubahan dalam individu yang mengalami perubahan fungsi fisik maupun fungsi psikologis yang akan atau sedang dialami oleh para lansia yang cenderung mengalami penurunan tersebut. Pengetahuan ini sangat penting bagi seorang konselor agar ia dapat memberikan bantuan berupa bimbingan dan pengarahan kepada konseli tersebut mengenai bagaimana cara mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Bimbingan penyesuaian diri terhadap tuntutan diri dan lingkungan tersebut dapat dilaksanakan dengan pemberian arahan atas dasar pengetahuan mengenai perubahan-perubahan yang dialami konseli tersebut. Untuk hal tersbutlah seorang calon konselor maupun seorang konselor perlu mengetahui dan memahami perubahan dalam masa lansia tersebut, karena akan berpengaruh pada kualitas unjuk kerja konselor.

Tujuan. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : Mengetahui pengertian dan ciri-ciri masa tua. Untuk mengetahui perubahan fisik, sosial dan psikologis lansia.

Mengerti berbagai penyesuaian terhadap berbagai perubahan dalam keluarga. Mengetahui dan memahami tugas-tugas pada masa tua.

Rumusan Masalah. Dengan berbagai penjelasan dalam latar belakang dan tujuan di atas, adapun yang menjadi rumusan masalah disini adalah : Apakah sebenarnya pengertian masa tua tersebut beserta perubahan-perubahan apa yang terjadi pada individu ketika memasuki masa lansia, penyesuaian apa saja yang diperlukan dalam melakukan aktifitas sosial maupun non sosial dan tugas apa yang harus dilakukan dalam masa lansia tersebut ?

BAB II PEMBAHASAN

1.1. Pengertian dan Ciri-ciri Masa Tua. a. Pengertian Masa Tua. Usia lanjut dapat ditinjau dari beberapa segi diantaranya : Dari segi psikologis masa tua sering disebut dengan masa lanjut adalah periode penutupan dalam rentang kehidupan seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan. Dari segi fisik masa tua adalah pria dan wanita yang keadaan fisik dan mentalnya loyo, usang, sering pikun dan jalannya membungkuk. Ditinjau dari segi usia masa tua merupakan kelanjutan dari masa dewasa, dan berkisar mulai usia 60 tahun keatas. Secara singkat masa tua adalah masa penutup kehidupan seseorang yang dimulai pada umur 60 ( enam puluh ) tahun sampai meninggal yang ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikologis yang menurun. Adapun proses menua adalah suatu proses alami yang disertai dengan keadaan penurunan kondisi fisik, fisiologis dan sosial yang semakin menurun dari keadaan sebelumnya. Adapun beberapa pendapat ahli mengenai masa tua sebagai berikut : Hurlock ( 2002 ) masa tua adalah tahap akhir perkembangan yang dibagi menjadi dua yatu masa usia lanjut dini ( 60 70 th ) dan masa usia lanjut ( 70 akhir kehidupan seseorang ). J.W. Santrock ( J.W. Santrok, 2002, h. 190 ) menyatakan ada dua pandangan definisi mengenai orang tua yaitu pandangan orang Barat

dan orang Indonesia. Pandangan orang Barat menyatakan bahwa orang lajut adalah orang yang berusia di atas 65 ( enam puluh lima ) tahun yang membedakan antara orang dewasa dengan orang yang sudah lanjut. Berdasarkan pandangan orang Indonesia orang berusia lanjut adalah orang yang berusia di atas 60 ( enam puluh tahun ) karena usia ini dijadikan batas maksimal usia kerja yang sudah mulai tampak ciriciri ketuaannya. Prayitno dalam Aryo ( 2002 ) menyatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 ( lima puluh enam ) tahun ke atas yang sudah tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 ( enam puluh ) tahun ke atas ( Hardywinoto & Setiabudhi, 1999;8 ). Penggolongan usia tua menurut Depkes dibedakan menjadi 3 ( tiga ) kelompok yaitu : Kelompok lansia dini ( 55 64 ) tahun merupakan kelompok yang baru memasuki lansia. Kelompok lansia 65 ( enam puluh lima ) tahun ke atas. Kelompok lansia resiko tinggi yaitu kelompok lansia yang berusia di atas 70 ( tujuh puluh ) tahun ke atas. Dari berbagai penjelasan di atas maka usia tua adalah masa akhir dalam kehidupan manusia yang berlangsung sampai akhir kehidupannya yang telah pensiun dari pekerjaan yang digelutinya serta tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya dalam mencari penghasilan untuk kebutuhan hidupnya.

b. Ciri-ciri Masa Tua. Ciri-ciri masa tua dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya : Masa tua sebagai periode regresi Bagian awal dari kehidupan perubahan itu bersifat maju namun dalam kehidupan pada masa tua atau usia lanjut perubahan-perubahan kehidupan bersifat regresi atau dengan kata lain perubahan-perubahan dalam kehidupan semakin mundur. Masa tua sebagai masa klimakteris Merupakan periode selama masa tua ketika kemunduran fisik dan mental terjadi secara perlahan dan bertahap pada waktu terjadinya penurunan ini dapat dilakukan yang dikenal sebagai senescence , yaitu masa proses menjadi tua/menua. Masa tua sebagai masa berprilaku lucu Banyak orang berusia lanjut melakukan segala hal yang dapat mereka sembunyikan atau samarkan yang menyangkut tanda-tanda penuaan fisik dengan memakai pakaian yang bias dipakai orang muda dan berpura - pura mempunyai tenaga muda. Masa tua sebagai masa evaluasi berlebihan Pada masa ini individu secara sadar maupun tidak sering memberikan penilaian yang berlebihan terhadap proses penuaan. Misalnya : saya ini sudah tua dan layu, mirip benar dengan nenek nenek reyot . Keluhan semacam itu merupakan protes dan rasa sakit hati terhadap perlakuan alam yang kurang adil terhadap dirinya yang kini menjadi tua. Adapun pendapat menurut para ahli yang berkaitan dengan masa tua adalah sebagai berikut : Menurut Hurlock ( Hurlock, 1980, h. 380 ) adalah sebagai berikut : Usia lanjut merupakan periode kemunduran : kemunduran pada usia lanjut datang baik sebagian dari faktor fisiologis dan sebagian dari faktor psikologis. Motivasi memberi peranan penting dalam kemunduran ini diamana jika motivasi

yang rendah akan semakin mempercepat proses penurunan ini, sebaliknya jika motivasi tinggi maka penurunan ini akan semakin lambat. Orang lanjut usia memiliki kelompok minoritas : hal ini karena disebabkan karena adanya sikap sosial terhadap lansia yang tidak menyenangkan ditampah lagi adanya pendapatpendapat terhadap lansia seperti lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain terutama yang lebih muda darinya. Menua membutuhkan perubahan peran : perubahan tersebut diperlukan karena lansia mengalami kemunduran pada segala hal. Perubahan tersebut sebaiknya berdasarkan pada kesadaran diri sendiri daripada berdasarkan tekanan lingkungan. Penyesuaian yang buruk pada lansia : penyesuaian yang buruk pada lansia terjadi karena adanya perlakuan buruk pada lansia sehingga mereka mengembangkan konsep yang buruk dan karena perlakuan buruk tersebut lansia membuat penyesuaian diri yang buruk. Menurut Butler & Lewis ( 1983 ) serta Aiken ( 1989 ) terdapat berbagai karakteristik lansia yang bersifat positif, yaitu : Keinginan untuk meninggalkan warisan. Fungsi sebagai orang yang dituakan. Kelekatan pada objek-objek yang dikenal. Perasaan tentang siklus kehidupan. Kreativitas. Rasa ingin tahu dan kejutan. Perasaan tentang penyempurnaan atau pemenuhan kehidupan. Konsep diri dan penerimaan diri. Kontrol terhadap takdir. Orientasi terhadap diri.
6

Kekakuan dan kelenturan.

1.2. Perubahan-perubahan Fisik, Sosial dan Psikologis pada Masa Tua. a. Perubahan fisiologis atau fisik. Perubahan fisik pada usia tua terlihat pada perubahan fisiologis yang terlihat cenderung menurun, perubahan biologis pada usia ini sangat berpengaruh pada kondisi psikologis. Perkembangan pada masa dewasa akhir atau usia lanjut resiko tinggi membawa penurunan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat atau kelompok lansia sebelumnya seperti berhentinya perkembangan dinding kelenjar perut dan isi perut secara bertahap mengakibatkan menurunkan peragian dan cairan yang membantu dalam proses pencernaan, ketahanan dan kemampuan tubuh menurun karena pengondoran otot-otot dan kelemahan yang bersifat menyeluruh mengakibatkan orang yang berusia lanjut semakin sulit untuk melakukan pekerjaan yang mengendalikan dan mengandalkan otot. Pada usia lanjut seluruh organ pengindraan kurang mempunyai sensitivitas dan efesiensi kerja dibandingkan yang dimiliki oleh orang lebih muda. Lebih lanjut pemakaian kaca mata dan alat bantu untuk mendengar hampir secara sempurna dapat mengatasi kerusakan indra melihat atau kehilangan pendengaran. Beberapa masalah umum yang unik bagi orang usia lanjut adalah : Keadaan fisik lemah dan tak berdaya sehingga harus bergantung pada orang lain. Status ekonominya terancam sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar pada pola hidupnya. Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonominya dan status fisik. Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah meninggal. Pada usia lanjut terjadi penurunan dalam jumlah waktu tidur yang diperlukan dan kenyenyakan tidurnya.

Perubahan umum fungsi indrawi pada usia lanjut seperti fungsi penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, perabaan dan sensitivitas terhadap rasa sakit yang dapat pula memberikan pengaruh terhadap nafsu makan yang akan berpengaruh pada asupan gizi. Perubahan tersebut meliputi : Pengelihatan : orang yang berusia lanjut pada umumnya menderita presbyopia atau tidak dapat melihat jarak jauh dengan jelas, yang terjadi karena elatisitas lensa mata berkurang. Perubahan atau penurunan fungsi ini meliputi : Kornea lebih berbentuk skeris. Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa). Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap. Hilangnya daya akomodasi. Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang. Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau.

Pendengaran : orang yang berusia lanjut kehilangan pendengaran bunyi nada yang sangat tinggi tinggi sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan organ basal yang mengakibatkan matinya rumah siput di dalam telinga. Adapun masalah lainnya adalah sebagai berikut : Presbiakusis ( gangguan pada pendengaran ) : hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis. Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.

Perasa : perubahan penting dalam alat perasa pada usia lanjut adalah sebaga akibat dari berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang terletak di lidah dan permukaan dalam bagian pipi. Masalah lain yang timbul dari adanya penurunan fungsi perasa meliputi : Menurunnya kemampuan pengecap. Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang. Penciuman : daya penciuman menjadi kurang tajam sejalan dengan berjalannya bertambahnya usia. Karena, pertumbuhan sel dalam hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin lebatnya bulu rambut di lobang hidung. Perabaan : karena kulit menjadi semakin kering dan keras maka indra peraba semakin tidak peka. Berkenaan dengan indra perabaan, terdapat beberapa masalah yang timbul karena adanya penurunan fungsi perabaan yang meliputi : Kemunduran dalam merasakan sakit. Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

Sensivitas terhadap rasa sakit : menurunya ketahanan terhadap rasa sakit untuk setiap bagian tubuh berbeda. Bagian tubuh yang ketahanannya sangat menurun antara lain adalah dibagian dahi dan tangan sehingga rasa sakit yang diterima akan lebih dibandingkan dengan sebelum terjadinya penurunan fungsi tersebut. Perubahan umum kemampuan motorik pada usia lanjut adalah sebagai berikut: Penurunan kekuatan yang paling nyata adalah pada kelenturan otot-otot tangan bagian depan dan otot yang menopang tegaknya tubuh. Penurunan kekuatan otot membuat orang sering merasa letih dan lemah serta diikuti dengan menurunnya daya tahan tubuh.

Kecepatan dalam bergerak bagi usia lanjut dapat dilihat dari tes terhadap waktu dan reaksi dan keterampilan dalam bergerak. Pada umumnya penurunan kecepatan dalam bergerak dipengaruhi oleh nyeri tulang dan sendi hal ini disebabkan karena organ tidak lagi melakukan remodeling di antara tulang atau bahkan mengalami penurunan karena pengaruh perubahan organ lain.

Orang usia lanjut percaya bahwa belajar keterampilan baru akan menguntungkan pribadi mereka.

b. Perubahan-perubahan sosial pada masa tua. Dengan adanya penurunan kondisi kesehatan atau kondisi fisik sesorang secara bertahap dan ketidakmampuan secara fisik mereka dengan terpaksa harus menghentikan dan/atau mengurangi kegiatan rekreasi atau kegiatan sosial dengan orang lain maupun keluarga. Dengan semakin bertambahnya usia yang diikuti dengan terjadinya penurunan terhadap kondisi fisik seseorang tentunya kegiatan sosial perlu dikurangi walaupun hal tersebut dapat memberikan rasa tidak nyaman maupun rasa derita. Jenis kegiatan sosial yang mulai dihentikan dapat terjadi secara sukarela/atas dasar keinginan diri sendiri dengan penuh kesadaran atau terpaksa. Orang berusia lanjut yang mengalami kemunduran dalam kondisi fisik maupun fungsi fisik tentunya sulit atau tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan hubungan sosial. Penyesuaian adalah jalan yang tepat agar usia lanjut dapat mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan atau ketika melakukan suatu kegiatan. Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan yang dimiliki oleh orang lanjut usia untuk menghadapi tekanan akibat adanya perubahan-perubahan fisik maupun psikologis dalam mencapai keselarasan antara tuntutan diri dengan tuntutan lingkungan yang disertai dengan pengembangan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

10

Adapun beberapa penyesuaian yang dilakukan orang usia lanjut dalam bertingkah laku maupun dalam mengisi waktu dengan kegiatan berikut : Toleransi keagamaan : bagi orang lanjut usiea, pelaksanaan kegiatan berupa kepercayaan terhadap suatu ajaran agama dan melakukan kunjungan ke tempat ibadah maupun kepada orangorang yang berbeda kepercayaan tentunya dapat dilakukan. Keyakinan keagamaan : keyakinan akan keagamaan menyangkut kemampuan psikologis seseorang mengenai yang dianggap benar dan tentunya pada usia lanjut usaha keyakinan ini masih dapat dilaksanakan. Ibadah keagamaan : menurunya presentase kehadiran seseorang dalam aktivitas ibadah keagamaan yang dipengaruhi oleh faktor keinginan lebih kecil dibandingkan dengan faktor keadaan fisik yang tidak mendukung dalam melakukan aktivitas keagamaan. Penyesuaian terhadap pekerjaan : para lansia umumnya lebih memilih pekerjaan yang bersifat statis atau pekerjaan tetap daripada pekerjaan yang bersifat dinamis dan menantang. Pada tingkatan usia yang lebih tua, seorang lansia harus mulai mengurangi pekerjaan yang digelutinya sampai pada suatu saat kegiatan tersebut harus dihentikan baik secara suka rela maupun secara terpaksa. Bagi yang masih ingin melaksanakan kegiatannya tersebut dapat dilaksanakan dengan cara beramal atau dilakukan sebagai hoby. Dalam keadaan ini pada umumnya sanak keluarga tidak mengharapkan para lansia ini masih mencari nafkah sehingga sanak keluarganya cenderung membiayi kebutuhan hidup para lansia ( kakek/nenek ) mereka. Dalam kondisi yang demikian bekerja pada usianya bukanlah suatu keharusan bagi lansia, melainkan usaha bersenang-senang untuk menikmati masa tuanya. Penyesuaian diri dalam kehidupan sosial : umumnya banyak lansia yang melepaskan hubungan sosial mereka walaupun hal tersebut dilakukan secara terpaksa. Aktivitas sosial yang banyak pada lansia

11

dapat memberikan pengaruh pada baik buruknya kondisi fisik dan sosial lansia ( J.W.Santrock, 2002, h.239 ). Penyesuaian emosional lansia : masa tua pada individu datang dengan berbagai penyambutan, adapun penyambutan tersebut seperti lansia yang telah mempersiapkan segalanya yang akan diperlukan ketika ia berstatus lanjut usia dan ada pula yang merasa cemas ketika memasuki masa lanjut usia. Keadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan emosional lansia. c. Perubahan-perubahan psikologis pada usia tua. Secara umum terdapat penurunan kecepatan dalam mencapai kesimpulan pada lansia, hal ini disebabkan lansia lebih berhati-hati dalam proses belajar dan memerlukan waktu yang lebih banyak dalam membentuk jawaban mereka. Dengan demikian prestasi kreatifitas dalam menciptakan hal-hal penting pada orang yang berusia lanjut secara umum relatif berkurang. Kemampuan dalam mengingat ulang banyak dipengaruhi oleh faktor usia. Banyak orang yang berusia lanjut menggunakan tanda-tanda, terutama symbol visual, suara dan gerakan untuk membantu kemampuan mereka dalam mengingat kembali. Keinginan untuk mengenang sesuatu yang terjadi di masa lalu meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Orang berusia lanjut kehilangan rasa dan keinginannya terhadap yang lucu-lucu. Berkaitan dengan merawat diri dan menjaga penampilan bagi para lansia sangat ditentukan status ekonominya. Disamping itu tempat tinggal juga sangat berperan penting dalam menentukan tingkat keterkaiitan seseorang dalam merawat diri dan penampilanya. 1.3. Penysuaian Terhadap Berbagai Perubahan dalam Kehidupan Keluarga. a. Hubungan dengan pasangan. Penyesuaian pertama yang penting yang berada dalam lingkup hubungan keluarga yang harus dilakukan oleh orang usia lanjut adalah membangun hubungan yang baik dengan pasangan hidup kemudian diikuti dengan
12

membina hubungan tersebut dan terakhir adalah menjaga agar hubungan yang harmonis tersebut dapat terjaga. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan peran kerja kepensiunan kebanyakan pria menghabiskan waktunya untuk di rumah, maka perlu penyesuaian terhadap pasangan hidup. Jika hubungan mereka tidak sesuai dengan pasangan hidup/istri makan akan mendatangkan percekcokan dan sebaliknya apabila sesuai akan mendatangkan kebahagiaan. b. Perubahan prilaku seksual. Perubahan kedua yang harus dilakukan pada usia lanjut adalah penyesuaian pada prilaku sexsual. Keprcayaan bahwa inpotensi dan tidak berselera dalam berhubungan seksual merupakan hal yang biasa yang menyertai usia yang lanjut, aktivitas seksual pada usia lanjut pada usia 60 dan 70-an tetap melakukan hubungan seksual masih dilakuka tetapi frekuensinya kecil dibandingkan pada waktu masih muda. c. Hubungan dengan anak. Penyesuaian selanjutnya adalah penyesuaian terhadapa anak. Hubungan pada usia lanjut dengan anak sebagian besar jauh kurang memuaskan yang disebabkan oleh beberapa hal : kurangnya rasa memiliki kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal anak dengan orang tua, banyak orang usia lanjut sering tidak berkecocokan terhadap anaknya dsb. Seorang lansia tidak akan merasa terasing jika hubungan di antara lansia dengan anaknya terjalin hubungan yang harmonis dan perlu dari pihak orang tua menyesuaikan dan memahami terhadap tingkat perkembangan anaknya. d. Ketergantungan orang tua. Penyesuaian keempat adalah kemungkinan ketergantungan orang tua ( possibility of panental dependent ) semula hubungan dalam keluarga adalah anak tergantung dengan orang tua pada kenyataan banyak orang usia lanjut yang sulit melakukan perubahan tersebut secara drastis karena

13

mereka tidak mampu untuk melepaskan peranan otoriternya terhdap anaknya. Di sisi lain lansia tergantung pada anak yang telah mandiri yang umumnya pada bidang keuangan, karena lansia sudah tidak memiliki kemampuan untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun tidak semua anaknya dapat memnuhi permintaan atau tanggung jawab tersebut. e. Hubungan dengan cucu. Penyesuaian kelima dalam keluarga adalah penyesuaian hubungan dengan cucu. Pada saat pria dan wanita mencapai usia lanjut cucu mereka mungkin menginjak remaja / dewasa muda. Dalam kasus seperti ini kakek/nenek tidak lagi dimintai pertolongan seperti masalah keuangan, karena sudah ditanggung oleh bapak dan ibunya, maka seolah-olah kakek atau nenek merasa ada yang memisahkan hubungan mereka terhadap cucunya, maka disinilah diperlukan adanya penyesuaian berupa sikap penerimaan penyerahan tanggungan cucu kepada sang anak sepenuhnya. 1.4. Tugas-tugas Perkembangan Masa Tua. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang kehidupan seseorang telah beranjak jauh dari periode terlebih dahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang lebih bermanfaat. Tugas-tugas perkembangan pada usia tua seseuai dengan berkurangnya kekeuatan dan kesehatan jasmani yaitu : 1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan. 2. Menyesuaikan diri dengan berkurangnya pendapatan secara ekonomi baik disebabkan karena pensiun atau karena alasan kesehatan fisik tidak dapat bekerja secara produktif lagi. 3. Menyesuaikan diri dengan kehilangan/kematian pasangan hidup ( istri/suami). 4. Mencari kegiatan untuk mengganti tugas-tugas terdahulu yang menghabiskan sebagian besar waktu kala mereka masih muda.

14

5. Membina hubungan yang tegas (afiliasi eksplisit) dengan para anggota kelompok seusianya. 6. Membina pengaturan jasmani sedemikan rupa agar memuaskan dan sesuai dengan kebutuhannya. 7. Menyesuaikan diri ( adaptasi ) terhadap peranan-peranan sosial dengan cara fleksibel. Pada dasarnya tugas para lansia adalah menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan ekonomi maupun lingkungan sosial sesuai dengan kemunduran fungsi fisik maupun psikologis lansia.

15

BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tua umur seseorang individu maka akan mengalami penurunan pada sisi fisik dan psikologis. Dengan adanya penurunan fungsi tersebut dapat memberikan pengaruh pada pola hidup lansia yang berbeda dari sebelumnya ketika ia masih muda dahulu. Dalam menghadapi perubahan pola hidup tersebut seotang lansia tentunya akan mengalami penderitaan karena sulit mengubah apa yang telah menjadi kebiasaanya baik dalam melakukan aktivitas sosial maupun non sosial. Untuk itu diperlukan suatu penyesuaian antara kebutuhan lingkungan dengan tuntuan pada diri lasia. Untuk dapat melakukan aktivitas yang efektif seorang lansia perlu mengetahui dan memahami apa saja tugas-tugas yang harus dilaksanakannya pada usia tua agar apa yang dilakukan lansia tersebut sesuai dengan keadaan baik dirinya maupun lingkungannya.

16

DAFTAR PUSTAKA Suarni, Ni Ketut. 2009. Modul Perkembangan Individu. Singaraja : Bagian Penerbit dan Percetakan UNDIKSHA http://arihdyacaesar.wordpress.com/

17

Anda mungkin juga menyukai