Penelitian kualitatiI terkadang disebut juga sebagai Case Study Research, karena sama-sama menggali tentang suatu kasus atau Ienomena tertentu.
A. Karakteristik Studi Kasus
Adapun Karakteristik dari penelitian Studi Kasus ini adalah:
1. Meneliti tentang suatu Ienomena yang berIokus pada contoh yang lebih spesiIik, yang disebut kasus, 2. Pendalaman materi pada suatu kasus, 3. Meneliti Ienomena dalam konteks yang natural, 4. Meneliti dari sudut pandang emik partisipan. Dari karakteristik di atas, dapat disimpulkan bahwa Case Study Research adalah suatu kajian yang mendalam mengenai contoh Ienomena dalam konteks yang natural dan diambil dari sudut pandang partisipan yang terlibat dalam Ienomena tersebut.
. Tujuan Studi Kasus
Seorang peneliti melakukan sebuah studi kasus dengan tujuannya masing-masing. Ada beberapa tujuan yang biasanya menjadi acuan bagi para peneliti, yaitu:
1. Untuk menghasilkan deskripsi secara mendetail mengenai sebuah Ienomena (Description. Biasanya para peneliti berusaha untuk menggambarkan dan memberikan konsep atas Ienomena tersebut. Penggambaran yang bagus disebut sebagai 'thick description, yaitu penjelasan yang tebal mengenai Ienomena, suatu pernyataan yang menciptakan kembali sebuah situasi, kaya degan kata-kata, berikut dengan makna serta niat yang terkandung di dalamnya. Saat membuat 'thick description, peneliti akan mencari sebuah konstruk/construct yang dapat menyambungkan antara data yang satu dengan yang lainnya, sebuah konsep yang disimpulkan dari observasi Ienomena dan dapat digunakan untuk menjelaskan Ienomena tersebut. Peneliti juga dapat menambah kedalaman pada penjelasan mereka dengan mencari tema yang dihadirkan oleh Ienomena. Peneliti menetapkan tema sebagai hal yang menonjol atau karakteristik dari kasus. 2. Untuk mengembangkan penjelasan yang logis mengenai Ienomena (planation. Penjelasan yang dilakukan oleh peneliti, akan memberikan gambaran mengenai suatu pola (pattern), yang artinya suatu tipe variasi yang diobservasi dalam suatu studi kasus secara sistematis berhubungan dengan variasi lainnya. Jika peneliti menganggap bahwa ternyata tidak ada hubungan atau eIek dari satu variasi ke variasi yang lainnya, maka hal ini disebut sebagai 'pola relasional, tapi jika peneliti menyatakan bahwa ada suatu hubungan kausalitas diantaranya, maka disebut sebagai 'pola kausal. 3. Untuk mengevaluasi sebuah Ienomena (;aluation. Peneliti melakukan evalusi dengan memberikan deskripsi yang tebal serta mengidentiIikasi konstruk, tema serta polanya yang menonjol.
Case Stuuy Reseaich Novembei , . Mendesain Studi Kasus Menurut Alan Peshkin`s esensi dari sebuah studi kasus adalah interpretasi sang peneliti yang memberikan kajian tersebut memiliki bentuk, rangka serta kepentingannya. Oleh karena itu, keterampilan peneliti dalam menginterpretasikan sebuah pola Ienomena merupakan hal yang penting. Hal yang harus dilakuan saat akan melakukan studi kasus adalah: 1. Membuat Iormula masalah penelitian. Hal pertama yang harus dilakukan saat merencanakan studi kasus adalah mengidentiIikasi masalah yang menarik bagi peneliti dan masalah yang memang berharga untuk dikaji. 2. Menyeleksi kasus. Pastikan apa yang ingin benar-benar dibahas oleh peneliti. 3. Aturan yang harus diperhatikan peneliti: (a. Mendapatkan ijin, (b. Memperhatikan masalah etis. Ada empat tipe etis untuk menghadapi isu etis yang mungkin muncul di lapangan, diantaranya: a. etis utilitarian (peneliti memberikan penilaian moralitas berdasarkan keputusan dan aksi mereka dengan mempertimbangkan konsekuensinya b. etis deontologis (peneliti memberikan penilaian moralitas berdasarkan keputusan dan aksinya mengacu kepada nilai-nilai absolut, seperti kejujuran, keadilan, dan penghormatan terhadap sesama. c. etis relasional (peneliti memberikan penilaian moralitas berdasarkan keputusan dan aksi mereka berdasarkan standar apakah keputusannya tersebut mencermikan rasa perhatian pada orang lain atau tidak. d. etis ekologikal (peneliti memberikan penilaian moralitas berdasarkan keputusan dan aksi mereka berdasarkan budaya partisipan serta sistem sosial dimana mereka ambil bagian.
. Mengumpulkan ata Studi Kasus Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengumpulkan data studi kasus ini adalah: 1. Keterlibatan personal dalam proses mengumpulkan data. Jika kita terlalu melibatkan diri kita secara personal (pengalaman personal, perasaan, atau keyakinan peneliti saat mengumpulkan data, kemungkinan akan membuat partisipan dan pembaca menganggap hal itu sebagai sebuah distraksi atau mereka akan bertanya-tanya mengenai kepercayaan dan latar belakang peneliti. Oleh karena itu penjelasan yang jelas mengenai latar belakang serta pengalaman peneliti yang relevan dengan studi kasus akan membantu pembaca untuk memahami penemuan penelitian. 2. Menganalisis data selama pengumpulan data. Pengumpulan data pada studi kasus selalu muncul kapan saja, oleh karena itu peneliti perlu untuk melakukan hal-hal seperti: (a. Membuat catatan lapangan baik itu lewat summary sheet atau document summary Iorm, dan (b berpikir 'Iinish-to-start, dimana peneliti diharapkan untuk dapat berpikir secara keseluruhan dari hasil data yang diperoleh sehingga dapat membantu peneliti tipe data apa saya yang memang diperlukan dan seberapa dalam peneliti akan mengkaji hal tersebut. 3. Mengakhiri pengumpulan data. Seorang peneliti menyimpulkan kapan proses pengumpulan data itu selesai, berdasarkan kriteria dibawah ini: a. Kelelahan sumber b. Kejenuhan kategori c. Munculnya keteraturan, dan d. InIormasi yang berkepanjangan.
Case Stuuy Reseaich Novembei , . Menganalisis ata Studi Kasus Data analisis dalam sebuah studi kasus adalah berupa data verbal. Gambar, Ioto, lukisan, kartun, Iilm juga merupakan sumber yang penting dalam penelitian studi kasus. Ada beberapa teknik analisis yang dapat dilakukan dalam studi kasus ini, diantaranya: 1. Analisis Interpretasional. Suatu proses untuk menguji apakah data dalam suatu studi kasus mendekati suatu konstruk, tema serta pola tertentu yang dapat digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan Ienomena yang sedang dikaji. Analisis ini dapat membantu peneliti mencapai pemahamannya sama seperti yang diuraikan pada hipotesis sebelumnya. Analisis ini dapat dilakukan secara manual atau melalui komputer, jika melalui komputer maka langkahnya seperti berikut: a. Membagi-bagi data yang didapat ke dalam database (segmen b. Membuat suatu kategori yang secara adekuat dapat mencakup dan merangkum seluruh data c. Mengkoding bagian-bagian data d. Mengelompokkan kategori tiap bagian (segmen e. Menarik kesimpulan. 2. Analisis Struktural. Proses dalam menguji data untuk mengidentiIikasi pola yang terlihat dalam ceramah, teks, kejadian atau Ienomena lain. 3. Analisis ReIlektiI. Sebuah proses dimana peneliti menggantungkan intuisi serta penilaiannya secara utama untuk menggambarkan serta mengevaluasi Ienomena yang dikaji.
. Validitas dan Reliabilitas dalam Studi Kasus Beberapa peneliti studi kasus menjadikan IilosoIi positivistik sebagai landasan ilmiah mereka. Pengertian validitas dan reliabilitas dalam studi kasus adalah sebagai berikut: 1. Validitas Konstruk adalah sejauh mana suatu ukuran yang digunakan dalam studi kasus benar-benar mengoperasionalkan konsep yang sedang dipelajari. 2. Validitas Internal. Sejauh mana peneliti dapat mendemonstrasikan hubungan kausal antara X dan Y dengan menunjukkan ada Iaktor lain yang masuk akal yang tidak dapat mempengaruhi Y. (tidak digunakan 3. Validitas Eksternal. Sejauh mana penemuan suatu studi kasus dapat digeneralisasikan pada kasus yang sama. 4. Reliabilitas. Sejauh mana peneliti lain dapat menemukan hasil yang sama dalam kasus yang sama dan dengan menggunakan prosedur yang juga sama. nterpretive Validity/riteria) Suatu penilaian tentang kredibilitas pengetahuan seorang peneliti interpretive, diantaranya: 1. Kegunaan (UseIullness. Peneliti interpretive akan menolak gagasan yang memungkinkan secara objektiI menggambarkan dunia/Ienomena, 2. Kelengkapan Kontekstual. Fenomena yang dilengkapi oleh konteks tertentu. 3. Posisi peneliti, bagaimana peneliti bisa berhubungan dengan kondisi/situasi dimana Ienomena tersebut dikaji, 4. Gaya pelaporan peneliti dapat mempengaruhi validitas interpretasi pembaca yang membaca penemuan tersebut, 5. Proses Triangulasi, 6. Member chek, 7. Analisis dari pihak luar, 8. Observasi dalam jangka waktu yang lama, 9. Pemeriksaan yang representatiI, dan 10.Pemeriksaan coding data. Case Stuuy Reseaich Novembei ,
. eneralisasi dalam Studi Kasus Generalisasi dalam studi kasus dapat dilihat dengan sejauh mana hasil penelitian tersebut dapat digunakan pada subjek dan situasi lain. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh peneliti dalam hal ini: 1. Peneliti harus menyediakan gambaran yang tebal/utuh mengenai subjek dan konteks yang meliputi keseluruhan kasus. 2. Peneliti harus mengalamatkan isu tersebut sebagai sebuah kasus/Ienomena yang representatiI. 3. Jika multiple case desain yang digunakan, maka peneliti harus menggunakan analisis cross-case.
. Laporan Penelitian Studi Kasus Saat membuat laporan hasil penelitian, peneliti secara Iinal menemukan pengertian dan arti dari kasus tersebut. Ada beberapa cara dalam melaporkan hasil penelitian, diantaranya: 1. Laporan ReIlektiI. Dimana peneliti menggunakan perangkat literatur untuk menghidupkan kasus tersebut kepada pembaca dan kehadiran akan pendapat peneliti yang kuat termuat dalam hasil penelitian. 2. Laporan Analitik. Laporan ini dilakukan ketika peneliti menitikberatkan pada interpretasi atau analisis struktural dalam pengumpulan data dan peneliti telah memberikan konsep pada penelitian melalui sudut pandang positivistik. Karakteristik yang menonjol dalam laporan ini adalah gaya penulisan yang objektiI, terdapat penyusunan topik secara konvensional, seperti: pendahuluan, review oI literature, metodologi, hasil dan diskusi.
. Keuntungan dan kekurangan Studi Kasus Keuntungan : a. Studi kasus dapat membawa suatu Ienomena menjadi hidup dengan menggunakan cara-cara yang empiris b. Dengan adanya penggambaran yang mendalam pada studi kasus, membuat pembaca dapat membandingkan kasus tersebut dengan kondisi mereka sendiri. c. Penelitian studi kasus yang baik dapat menunjukkan sudut pandang peneliti terhadap kasus, sehingga memudahkan pembaca untuk memastikan apakah peneliti memiliki sudut pandang yang sama akan suatu Ienomena tertentu. d. Studi kasus adalah metode yang ideal untuk menginvestigasi pandangan pihak asing atau Ienomena yang tidak biasa. e. Kualiatas pemunculan ide atau inIormasi dari sebuah studi kasus, membuat peneliti menjadi lebih Ileksibel selama proses pengumpulan data. Kekurangan : a. Kesulitan dalam mengeneralisasikan penemuan ke dalam situasi lain. b. Masalah yang bersiIat etis dapat muncul selama proses penelitian berlangsung c. Membutuhkan intensiI personal yang tinggi serta keterampilan berkomunikasi yang sangat baik untuk dapat mengidentiIikasi konstruk, tema serta pola yang terdapat dalam data verbal serta keterampilan dalam menulis laporan yang dapat membawa kasus tersebut hidup bagi pembacanya.