Anda di halaman 1dari 8

Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 1: 143-150

PERANCANGAN UJI ALAT PUTARAN KRITIS


Muhammad Fitri

Abstrak
Putaran kritis ini berkaitan erat dengan adanya getaran dimana getaran adalah gerak bolakbalik secara periodik yang melalui suatu titik keseimbangan. Getaran menghasilkan suatu amplitudo atau simpangan maksimum dari suatu getaran yang cukup untuk menentukan suatu fungsi dari sistem mekanis. Getaran yanberhubungan dengan harga-harga frekuensi, amplitudo, kecepatan dan percepatan. Simpangan (amplitudo) dari getaran pada kecepatan-kecepatan kritis mencapai keadaan yang membahayakan hanya jika amplitudo dari getaran terjadi pada waktu yang relatif cukup lama. Alat uji ini menggunakan sistem control dan sistem pembacaan dengan menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) model KEYENCE KV 24AR, Sensor cahaya (Fiberoptic) KEYENCE type FU 49, Sensor tekanan (high tension) KEYENCE type AT-204, Dual Display Digital Sensor Amplifier model FS-V21 DUAL DIGITAL FIBEROPTIC SENSOR (KEYENCE), Digital Meter Monitor model KEYENCE RV-10 monitor pembaca simpangan poros saat berputar. Speed Controller DVUS825L1 selector switch pengatur putaran motor. Power Suply Type S82K-00724 OMRON dengan input 100-240 V AC dan output 24 V DC.

Kata-kata Kunci : Poros,pulley, bantalan Transmisi, Speed Control

1. Pendahuluan
Poros biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. Jika putarannya dinaikkan makat terjadi getaran, yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis, hal ini terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik, dan lain-lain. Putaran kritis ini berkaitan erat dengan getaran. Getaran menghasilkan suatu amplitudo atau simpangan maksimum dari suatu getaran yang cukup untuk menentukan suatu fungsi dari sistem mekanis. Getaran berhubungan dengan harga-harga frekuensi, amplitudo, kecepatan dan percepatan, sudut fase dan lain sebagainya..

Karena efeknya yang memberikan kerugian-kerugian seperti kerugian energi, ketidaknyamanan penggunaan, sering kali menyebabkan deformasi kontruksi bahkan terjadinya kerusakan. Untuk mekanisme rekayasa yang bekerja secara dinamis, gejala ini hampir tidak bisa dihindari. Studi tentang getaran bermanfaat untuk menghindari atau meminimalisir efek-efek yang tidak diharapkan melalui analisis dan mengidentifikasi sifat-sifat mekanisme yang terdapat pada struktur fisik maupun operasional konstruksi.

2.Metode Penelitian
Dalam merencanaan daya dan putaran motor listrik yang akan digunakan pada alat penguji putaran kritis ini, nilai dari putaran motor dan daya mampu harus berada diatas dari nilai rencana daya yang harus digerakan. Massa beban pada poros direncanakan agar alat ini dapat juga digunakan untuk poros yang

Staff Pengajar Teknik Mesin Universitas Batam

184

Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 1: 143-150

mempunyai beban dengan batasan maximal tertentu.

3. Tinjauan Pustaka
Putaran Kritis Kecepatan tertentu sebuah poros rotor atau rotor memberikan getaran lateral yang berlebihan. Kecepatan sudut dari suatu poros ini terjadi disebut kecepatan kritis atau kecepatan pusaran kritis (critical speed or critical whirling speed). Pada kecepatan kritis, lenturan (deflection) dari poros menjadi berlebihan dan dapat menyebabkan perubahan bentuk (deformasi) yang permanen atau strukturnya rusak sebagai contoh cakra (sudusudu) rotor dari turbin mungkin akan menyentuh cakra yang tetap. Lenturan poros yang besar yang terjadi pada kecepatan kritis dapat menyebabkan reaksi bantalan yang besar dan dapat menyebabkan kerusakan pada bantalan atau kerusakan pada struktur dari pendukung bantalan. Gejala ini dapat terjadi pada rotorrotor yang telah dibuat seimbang. . Poros Dengan Sebuah Beban Tunggal Sebuah poros yang mempunyai beban dengan massa M yang terletak diantara bantalan-bantalannya, dimana massa dari poros diabaikan. Titik O terletak pada sumbu poros, dan G adalah titik pusat massa dari beban, selanjutnya jarak e adalah eksentrisitasnya.

e = jarak eksentrisitas G = Titik pusat masa Fc = Gaya sentrifugal M = Massa beban = Kecepatan put. Poros (rad/dt) y = Lenturan dari poros dimana beban terletak Poros berputar dan gaya sentrifugal Fc bekerja secara radial keluar melalui G menyebabkan poros membengkok seperti terlihat dalam gambar. Gaya sentrifugal adalah sama dengan massa dari beban dikalikan percepatan normal dari titk G, karena percepatan normal sama dengan jari-jari putaran kali

2 , 2

Fc = MA = M (y + e)

dimana adalah kecepatan poros dalam radian per detik dan y adalah lenturan dari poros dimana beban terletak. Poros tersebut berperilaku seperti sebuah pegas dan untuk lenturan y ia akan melakukan gaya lawan ky, dimana k adalah tetap pegas dari poros yang dapat membengkok. Untuk suatu keadaan seimbang gaya lawan tersebut akan sama dengan gaya sentrifugal dan oleh karena itu : ky = M (y + e) Ky = gaya lawan dari y
2

e 2 y= (k / M ) 2
dari persamaan tersebut kita lihat bahwa pada waktu = nol, y = nol, dan pada waktu = k/M, penyebutnya menjadi nol dan y menjadi tak terhingga. Harga ini dikenal sebagai
2

kecepatan kritis karena itu :

(critical speed

n ), dan

n
Gambar 3.1 Deflection Poros Dengan Beban Tunggal

k M

dimana M adalah massa dari beban. untuk harga > n . penyebut dari persamaan (2.2)

185

Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 1: 143-150

menjadi negatif yang ditunjukkan oleh cabang sebelah kanan dari kurva garis utuh pada gambar 3.2. Selanjutnya dilihat dari persamaan (3.2) bahwa pada waktu menjadi sangat besar, y akan menuju e.
+y

melalui kecepatan kritisnya secara tepat. Dalam persamaan k = F/y = Mg / yst , maka :

g y st

-y

Gambar3.2 Dari gambar 3.2 jika < n , y akan menjadi positif dan bentuk (konfigurasi) dari poros , jika m konstan, y akan konstan, dan titik pusat poros akan tetap pada posisi bengkok yang tetap berputar mengelilingi sumbu AB, melukiskan putaran dari permukaan poros. Dari Gambar 3.2 jika > n , y akan negatif, dan oleh karena itu poros akan melentur (bengkok) dalam arah yang berlawanan. Bentuknya kemudian seperti ditunjukkan dalam gambar 3.1 (c), dimana y negatif. Poros mudah melentur dan membengkok dalam arah yang berlawanan sewaktu ia melewati kecepatan kritisnya., kecepatan kritis poros akan bergetar dengan frekuensi yang sama dengan yang ia punyai, jika ia tidak berputar maka akan bergetar secara melintang (transversal) seperti sebuah batang. Simpangan (amplitudo) dari getaran pada kecepatan-kecepatan kritis mencapai keadaan yang membahayakan jika amplitudo dari getaran terjadi pada waktu yang relatif cukup lama. Oleh karena itu mesin dipercepat pada waktu melalui kecepatan kritisnya, besarnya amplitudonnya masih diperkenankan. Mesin seperti centrifuges atau suatu turbin kecepatan tinggi, beroperasi normal pada suatu kecepatan yang benar-benar diatas kecepatan kritisnya dan diantar ke kecepatan operasinya

Secara umum poros-poros yang diabaikan massanya yang mempunyai suatu beban tunggal yang dipasangkan dimanapun juga sepanjang poros, yst = adalah lenturan statis dari poros pada beban, pada waktu poros diletakkan secara horisontal dan dihasilkan oleh gaya berat Mg yang bekerja pada beban. Sebuah poros yang ditopangkan pada bantalan peluru dapat dianggap sebagai suatu sistem topangan yang sederhana, jika ia ditopangkan pada bantalan luncur ia dapat dianggap sebagai batang yang dijepit. Untuk suatu beban dengan massa M, yang didukungkan antara bantalanbantalan pada poros yang diabaikan massanya dan diletakkan pada jarak a dari bantalan sebelah kiri dan berjarak b dari bantalan sebelah kanan dan dimana bantalanbantalannya adalah bantalan-bantalan peluru,

yst =

Mga 2 b 2 3EIL
3EIL Ma 2 b 2
kecepatan kritis, rad/det modulus kekenyalan dari momen kelembaman
4

dari persamaan (2.4)

n =
dimana,

n = E = poros, Pa I =

dari

luar penampang poros d /64 dimana d = diameter poros, mg = percepatan gaya tarik bumi = 9.806 m/det2 M = massa dari beban, kg L = jarak antara bantalanbantalan Untuk kondisi-kondisi seperti diatas, kecuali yang menggunakan bantalan-bantalan luncur,

186

Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 1: 143-150

yst =

Mga 3 b 3 3EIL3

M p = 9,74 x 10

pd Np

dan

Dimana : M p = Momen puntir (N.mm)

n =
Puley

3EIL3 Ma 3 b 3

Pd = Daya rencana (Kw) Np = Putaran poros (Rpm) Untuk menentukan diameter poros (2.8) terlebih dahulu menentukan harga dari Tegangan Geser bahan :

Puley yang akan digunakan dalam rancang bangun ini dipilih dengan menyesuaikan dengan nilai putaran kritis dari poros yang akan digunakan. Pemilihan puley ini dipilih karena lebih banyak keuntunganya dibandingkan dengan menggunakan roda gigi karena beban yang diputar tidak terlalu berat, disamping suara yang lebih halus

B
sf 1 x sf 2

Dimana : a = Tegangan geser (kg/mm)

= Kekuatan tarik bahan (kg/mm)

N1 D1 = N 2 D2
Dimana :

sf 1 = Faktor keamanan untuk bahan sf 2 = Faktor keamanan untuk untuk poros


dengan alur pasak (1,3 3,0) Dengan nilai diatas maka bisa didapatkan besar diameter poros yang akan digunakan :
1

N 1 = Putaran motor (Rpm) N 2 = Putaran Pulley 2 D1 = Diameter pulley


D2 = Diameter Pulley 2

motor

5,1 3 D= C b x Kt x M p a
Dimana :

Cb = Faktor lentur ~ diambil 2


Poros dengan Beban Puntir Jika diketahui poros yang direncanakan tidak mendapat beban lain kecuali torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil daripada yang dibayangkan. Meskipun demikian jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan, atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros motor, maka kemungkinan adanya pembebanan tambahan tersebut perlu diperhitungkan dalam faktor keamanan yang diambil. Jika poros mengalami momen puntir,maka : Kt = Faktor koreksi ~ diambil 2 Bantalan (bearing) pada poros transmisi Bantalan (bearing) adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh system akan menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros. a ) Bantalan luncur (sliding bearing)

187

Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 1: 143-150

Pada bantalan jenis ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros bertumpu dengan permukaan bantalan hanya saja diantara keduanya diperantarai oleh pelumas bila dalam kondisi berputar.

= 0,6 0,8 dipilih 0,6 kg/mm Dari harga persamaan diatas maka kita dapat menentukan panjang bantalan ( l ) yang dipilih :

l =
b) Bantalan gelinding (rolling bearing) Pada bantalan ini terjadi gesekan antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti Bola(peluru), Roll jarum dan Roll bulat. Atas dasar arah beban terhadap poros Bantalan radial Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus terhadap sumbu poros. Seperti radial ball bearing merupakan jenis bantalan gelinding untuk gaya yang kecil, roller bearing merupakan jenis bantalan gelinding untuk gaya besar, dan sliding bearing. Bantalan aksial Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros. Seperti : axial ball bearing untuk gaya yang besar, dan tapper bearing untuk gaya yang kecil. Bantalan gelinding khusus Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus terhadap sumbu poros seperti : axial radial ball bearing. Untuk mengetahui kemampuan bahan yang dipilih maka diambil persamaan :

L x ds d

Dimana : ds = Diameter poros penghubung (mm)

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Perencanaan daya motor listrik Panjang maximal shaft/poros yang dapat digunakan (L) = 1000 mm Diameter shaft/poros yang direncanakan (d) = 20 mm Masa dari poros dan beban yang dapat diuji (maximal) (M) = 3,681 kg Asumsi Putaran maximal pada motor (putaran save) (N) = 1000 rpm

n = 9,87

EI ML3

dimana, n = kecepatan kritis, rad/det E = modulus kekenyalan dari poros, Pa I = momen kelembaman dari luar penampang poros

d 4 /64 dimana d = diameter poros, m


g = percepatan gaya tarik bumi = 9.806 m/det2 M = massa dari poros, kg L = jarak antara bantalan-bantalan

L 1 a = x d 5,1 Pa
Dimana :

Maka :

L = Kemampuan bahan bantalan d


= Tegangan geser poros (kg/mm) (kg/mm)

I =

3 ,14 x 0 , 2 64

Pa = Tekanan maksimum yang diizinkan

I = 0,0000785

188

Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 1: 143-150

n = 9,87 n = 9,87 n =

EI ML3
(207 x109 ) x(7,85 x105 ) 3,681x13
16249500 = 20737,397 rps / 3,681
345,62 rpm

Dimana : Percepatan grafitasi

9,8

m/dt

Untuk mencari momen puntir digunakan persamaan :

9,87

T=Fxr Dimana : T = Momen puntir (N.m) F = W tot = Gaya tahanan pada berat (kg) r = Jari-jari shaft poros (m) T = 36,07 x 0,01 = 0,3607 Nm Dengan didapatnya nilai persamaan diatas, maka untuk menentukan daya motor listrik yang akan digunakan adalah : P=

Dengan didapat nilai putaran kritis diatas maka penggunaan motor harus dipilih diatas nilai perencanaan tersebut. Karena pada perencanaan ini yang digerakan adalah poros dan beban yang ada padanya, maka berat poros paling maximal yang dapat digunakan adalah : W =

xd x

xL

dimana : d L = Diameter poros = Panjang poros


6

(mm) (mm)

= 7,9 x 10 kg/mm (massa jenis bahan Steel)

2 x xNxT . 60 2 x 3 ,14 x 1000 x 0 , 3607 P = 60


P = 37,75 Watt = 0,0377 Kw Sehingga besar daya rencana motor yang akan digunakan adalah Pd = Fc x P Dimana : Fc = Factor koreksi daya normal (1,0 1,5) diambil 1,05 P = Daya motor yang direncanakan (kw) Maka : Pd = 1,05 x 0,0377 Pd = 0,0395 kw

Maka : w =

3,14 2 6 x 20 x 7,9 x 10 x 1000 4

= 2,481 kg Jadi berat keseluruhan massa yang dapat digunakan pada alat ini adalah : Bila pada pengujian dengan menambah beban pada poros atau porosnya sendiri yang digunakan lebih berat, maka beban penambahan tersebut hanya diizinkan dengan berat maximal = 1,2 kg W tot = 2,481 + 1,2 = 3,681 x 9,8 = 36,07 N

P =

0 , 0395 0 , 746

= 0,053 Hp

Perhitungan bearing pada poros transmisi

189

Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 1: 143-150

Bearing yang direncanakan diambil jenis radial ball yang standart terbuat dari bahan JIS H5401 logam putih. Dalam perhitungan ini hanya diambil pada bahan yang terbesar. Untuk mengetahui kemampuan bahan yang dipilih maka diambil persamaan :

L 1 a = x d 5,1 Pa
Dimana :

5. Kesimpulan
1. Secara garis besar cara kerja alat ini adalah memanfaatkan putaran dari elektrik motor yang dinaikkan putarannya dengan mengunakan puley guna diteruskan untuk memutar sebuah poros yang akan di uji. 2. Sedangkan fungsi dari alat ini untuk mengetahui batas maximal kemampuan/kestabilan sebuah poros uji pada putaran tertentu, dengan cara membaca simpangan amplitudo yang terjadi atau lenturan pada poros terhadap sumbu utama poros.

= Tegangan geser poros (kg/mm) Pa = Tekanan maksimum yang diizinkan (kg/mm) = 0,6 0,8 dipilih 0,6 kg/mm Maka :

L = Kemampuan bahan bantalan d

Daftar Pustaka
A.r Holowenko, (1985) Dinamika Permesinan. Jakarta : Erlangga Goerge H Martin, (1994) Kinematika dan Dinamika Teknik, edisi ke dua. Jakarta : Erlangga. RS. Khurmi : J.K Gupti (1980). Tech. Machine Design. New delhi : Eurasia Sularso, Kiyokatsu suga, (1994). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta : PT. Pradnya Paramita Stolk, (1993). Elemen Mesin.(Alih Bahasa Hendarsin, Abdul Rachman). Jakarta : Erlangga http : //digital.lib.itb.ac.id http : //www.scribd.com

L 1 8,46 = x d 5,1 0,6


= 2,76 Dari harga persamaan diatas maka kita dapat menentukan panjang bantalan ( l ) yang dipilih :

l =

L x ds d

= 2,76 x 17 = 46,9 mm Dimana : ds = Diameter poros penghubung (mm) Bearing untuk poros penghubung digunakan adalah : Diameter lubang poros (D) = 17 mm Diameter luar bearing (D2) = 40 mm Panjang bearing (B) = 12 mm Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 750 kg Kapasitas nominal statis spesifik (C o )= 460 kg yang

190

Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 1: 143-150

191

Anda mungkin juga menyukai