Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR).1
Kelahiran BBLR sebagian disebabkan oleh lahir sebelum waktunya (prematur), dan sebagian
oleh karena mengalami gangguan pertumbuhan selama masih dalam kandungan PJT
(Pertumbuhan Janin Terhambat). Di negara berkembang, BBLR banyak dikaitkan dengan tingkat
kemiskinan.2,3 BBLR merupakan penyumbang utama angka kematian pada neonatus. Menurut
perkiraan World Health Organization (WHO), terdapat 5 juta kematian neonatus setiap tahun
dengan angka mortalitas neonatus (kematian dalam 28 hari pertama kehidupan) adalah 34 per
1000 kelahiran hidup, dan 98 kematian tersebut berasal dari negara berkembang.4 Secara
khusus angka kematian neonatus di Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup.5 Dalam
laporan WHO yang dikutip dari State of the worlds mother 2007 (data tahun 2000-2003)
dikemukakan bahwa 27 kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah. Namun
demikian, sebenarnya jumlah ini diperkirakan lebih tinggi karena sebenarnya kematian yang
disebabkan oleh sepsis, asIiksia dan kelainan kongenital sebagian juga adalah BBLR.6 Di
Indonesia, menurut survey ekonomi nasional (SUSENAS) 2005, kematian neonatus yang
disebabkan oleh BBLR saja sebesar 38,85.7
Perawatan BBLR merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan inIrastruktur yang
mahal serta staI yang memiliki keahlian tinggi sehingga seringkali menjadi pengalaman yang
sangat mengganggu bagi keluarga.8 Oleh karena itu, perawatan terhadap bayi tersebut menjadi
beban sosial dan kesehatan di negara manapun.1 Analisis terkini menunjukkan bahwa sekitar 3
juta kematian bayi baru lahir (BBL) dapat dicegah per tahun menggunakan intervensi yang tidak
mahal dan tepat guna.9 Salah satu intervensi tersebut adalah perawatan metode kanguru (PMK).
Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara yang eIektiI untuk memenuhi kebutuhan
bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari inIeksi, stimulasi,
keselamatan dan kasih sayang.1 Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang
sederhana, murah dan sangat dianjurkan untuk perawatan BBLR. Metode kanguru tidak hanya
sekedar menggantikan peran inkubator, namun juga memberikan berbagai keuntungan yang
tidak dapat diberikan inkubator.10 Dibandingkan dengan perawatan konvensional, PMK terbukti
dapat menurunkan kejadian inIeksi, penyakit berat, masalah menyusui.
TU1UAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui asuhan keperawatan pada
neonatus dengan BBLR.
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian BBLR
b. Mengetahui etiologi/penyebab bayi BBLR
c. Mengetahui patoIisiologi bayi BBLR
d. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada bayi BBLR
e. Dapat mengidentiIikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan bayi dengan BBLR
berdasarkan prioritas masalah
I. Dapat menentukan intervensi, melakukan tindakan dan evaluasi pada bayi dengan
BBLR
g. Mengetahui kesenjangan antara konsep dasar teori dengan penerapan nyata di
lapangan.







BAB II
TIN1AUAN TEORITIS
KONSEP MEDIK
A.PENGERTIAN BBLR
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, terjadi
gangguan pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ yang dapat menimbulkan
kematian.
Menurut WHO tahun 1961 semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari
2.500 gram disebut Low Birth Weight InIants (BBLR)
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup
bulan ( premature) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup
bulan ( usia kehamilan 38 minggu ), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang
masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram.

B.EPIDEMIOLOGI
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh kelahiran di dunia
dengan batasan 3,3-38 dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-
ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara
berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir
lebih dari 2500 gram (4). BBLR termasuk Iaktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas
dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya dimasa depan (1,2). Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu
daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9-30, hasil studi di 7 daerah multicenter
diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1-17,2 . Secara nasional berdasarkan analisa lanjut
SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 . Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada
sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7 (2,3).

.ETIOLOGI
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa Iaktor yang berhubungan,
yaitu :
1. aktor ibu
4 izi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diaatas 35 tahun
4 Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu -07at
4 Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok
4 Toxemia gravidarum dan trauma Iisik
2. aktor kehamilan
4 Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
4 Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
3. aktor janin
4 acat bawaan, inIeksi dalam rahim
4. aktor lingkungan
4 at-zat kimia dan radiasi
PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup
bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan
(usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa
kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya
gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu
seperti adanya kelainan plasenta, inIeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
izi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami
hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan
yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada
masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat
daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis
pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi,
terlebih lagi bila ibu menderita anemia
D.MANIFESTASI KLINIS BBLR
Secara umum, gambaran klinis dari BBLR adalah sebagai berikut :
1. Berat kurang dari 2500 gram
2. Panjang kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 7 minggu
6. Kepala lebih besar
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
8. Otot hipotonik lemah
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
10.Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki Ilexi-lurus
11.Kepala tidak mampu tegak
12.Pernapasan 40-50 kali/menit
13.Nadi 100-140 kali/menit
BBLR menunjukkan belum sempurnanya Iungsi organ tubuh dengan keadaannya lemah,
yaitu sebagai berikut :
1.Tanda-tanda bayi kurang bulan (KB)
a. Kulit tipis dan mengkilap
b. Tulang rawan telinga sangat lunak karena belum terbentuk sempurna
c. Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada punggung
d. Jaringan payudara belum terlihat, putting masih berupa titik
e. Pada bayi perempuan, labia mayora belum menutupi labia minora
I. Pada bayi laki-laki, skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun
g. Rajah telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk
h. Kadang disertai dengan pernapasan yang tidak teratur
i. Aktivitas dan tangisnya lemah
j. ReIlex menghisap dan menelan tidak eIektiI atau lemah
2. Tanda-tanda bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) :
a. Umur bayi dapat cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi beratnya kurang dari 2.500
gram
b. erakannya cukup aktiI, tangis cukup kuat
c. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
d. Bila kurang bulan, jaringan payudara kecil, puting kecil. Bila cukup bulan, payudara
dan puting sesuai masa kehamilan
e. Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
I. Bayi laki-laki testis mungkin telah turun
g. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian
h. Mengisap cukup kuat

E. PEMERIKSAAN PENUN1ANG
1. pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine serta menemukan
gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra sonograIi
2. memeriksa kadar gula darah (true glukosa) dengan dextrostix atau laboratorium kalau
hipogllikemia perlu diatasi.
3. pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4. bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi sesuai masa
kehamilan
5. melakukan trachel-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.
6. sebaiknya setiap jam dihitung Irekuensi pernapasan dan bila Irekuensi lebih dari 60
kali/menit dibuat Ioto toraks

F.KOMPLIKASI
1. Sindroma distress respiratori idiopatik
2. Takipnea selintas pada bayi baru lahir
3. ibroplasias retrolental
4. Serangan apnea
5. Enterokolitis nekrotik
G. PENATALAKSANAAN
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan
perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu
diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen,
mencegah inIeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena
pusat pengaturan panas badan belum berIungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan
permukaan badan relatiI luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator
sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu
bayi dengan berat badan , 2 kg adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-
2,5 kg adalah 33-34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain
dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat
dipertahankan.

2. Nutrisi
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum
matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan
didahului dengan menghisap cairan lambung. ReIleks menghisap masih lemah,sehingga
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi Irekwensi yang lebih sering. ASI
merupakan makanan yang paling utama,sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila
Iaktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-
lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60
cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cckg BB/ hari.

3. Menghindari inIeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena inIeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh
karena itu, upaya preventiI sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi
persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas
secara khusus dan terisolasi dengan baik.

KONSEP KEPERAWATAN
A.PENGKA1IAN
Pengkajian dilakukan dari ujung kaki hingga ujung rambut, meliputi semua system pada
bayi.pengkajian diawali dari anamnesis dan pemeriksaan Iisik. Pemeriksaan dilakukan dengan
teliti pada semua aspek berikut :
1. Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak jaringan
sedikit (tipis).
2. kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari
3. pada bayi laki-laki testis belum turun
4. Pada bayi perempuan labia mayora lebih menonjol
5. gerakan bayi pasiI dan tangis hanya merintih, walaupun lapar bayi tidak menangis, bayi lebih
banyak tidur dan lebih malas.
6. suhu tubuh mudah untuk hipotermi
7. umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
8. berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
9. panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang
dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
10. rambut lanugo masih banyak
11. jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
12. tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
13. tumit mengkilap, telapak kaki halus
14. genitalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, klitoris menonjol
(pada bayi perempuan). Testis belum turun kedalam skrotum, pigmentasi dan rugue pada
skrotum kurang (pada bayi laki-laki)
15. tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktiI dan pergerakannya lemah
16. Iungsi saraI yang belum atau tidak eIektiI dan tangisnya lemah
17. jaringan kelenjar mammae masih kurang aktiI pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih
kurang.
18. verniks kaseosa tidak ada atau sedikit dbila ada

PEMERIKSAAN
a. isik
Bayi kecil, pergerakan kurang dan lemah, BB 2500 gram, tangis lemah
Kulit dan kelamin
Kulit tipis, transparan, genitalia belum sempurna
Lingkaran lengan atas bayi kurang dari 9 cm. (diukur pada pertengahan lengan atas).
Tubuhnya kurang berisi, ototnya lembek dan kulitnya mungkin keriput atau tipis.
Mudah tersedak
b. SaraI
ReIleks menghisap, menelan buruk
ReIlex batuk belum sempurna
c. Muskuloskeletal
Oto hipotonik, tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki Ileksi
d. Sistem pernapasan
NaIas belum teratur, apnea, Irekuensi naIas bervariasi

PENATALAKSANAAN MEDIS
Diagnosa :
ketidakeIektiIan pola naIas b/d imaturasi neuromuskular
Intervensi :
O egah posisi leher yang hiperekstensi
Rasional : posisi hiperekstensi dapat mengurangi diameter trakea
O Observasi adanya deviasi atau tanda-tanda distres pernapasan
Rasional : untuk mencegah atau mendeteksi adanya sianosis, apnue
O Berikan suction
Rasional : mengurangi akumulasi sekret dari nasoIaring dan trakea
O Jaga suhu lingkungan tetap netral
Rasional : untuk menjaga kelembaban O2

O Diagnosa :
risiko inIeksi b/d imaturasi kekebalan tubuh
Intervensi :
O Meyakinkan semua petugas kesehatan mencuci tangan sebelum melakukan intervensi
Rasional : meminimalkan kemungkinan paparan mikroorganisme inIeksi
O Meyakinkan semua alat yang akan digunakan dalam keadaan bersih
Rasional : untuk menghindari penyebaran kuman
O Pakai masker dan short serta cuci tangan sebelum dan sesudah melihat bayi
Rasional : untuk menghindari penyebaran kuman
O Membatasi waktu kunjungan
Rasional : mencegah penularan kuman serta organism

Diagnosa :
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebututah tubuh b/d imaturitas reIlex menghisap
Intervensi :
O Kaji kemampuan menghisap dan menelan bayi
Rasional : dengan mengkaji reIlex isap bayi, kita dapat mengetahui tingkat kemampuan
bayi untuk menghisap dan menelan
O Beri susu sesuai BB setiap jam
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
O Timbang BB setiap hari dengan waktu sama tanpa pakaian
Rasional : untuk menentukan kebutuhan kalori karena penurunan BB secara cepat
menggambarkan status nutrisi dalam tubuh yang sangat kurang
O Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayi/member ASI
Rasional : memenuhikebutuhan nutrisi dan ASI berguna sebagai antibody

PERAWATAN METODE KANGURU UNTUK BBLR
PENERTIAN
Perawatan metode kanguru (PMK) adalah perawatan bayi baru lahir dengtan meletakkan
bayi didada ibu (kontak kulit bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh bayi tetap hangat.
Perawatan metode ini sangat menguntungkan terutama untuk bayi BBLR .
Syarat PMK adalah bayi berat lahir rendah yang stabil (sudah bernapas spontan dan tidak
memiliki masalah kesehatan serius). Tanda-tanda bayi berat lahir rendah(BBLR) yang
memerlukan PMK adalah sebagai berikut :
1. Tubuh bayi dingin (suhu badan dibawah 36,5
o
celcius).
2. Bayi menjadi gelisah, mudah terangsang, lesuh dan tidak sadarkan diri, demam(suhu
badan diatas 37,5
o
celcius)
3. Bayi malas menyusu, tidak minum dengan baik, muntah-muntah
4. Bayi kejang
5. Mengalami kesulitan bernaIas, yaitu naIas cepat (lebih dari 60 kali per menit, dan
mengalami berhenti naIas selama 20 detik)
6. Diare/mencret
7. Kulit tampak kuning atau biru, pertama pada mulut / bibir bayi
8. Menunjukkan gejala lain yang menghawatirkan

KEUNTUNAN DAN MANAAT PMK
Keuntungan dan manIaat PMK adalah
1. Suhu tubuh bayi tetap normal
2. Mempercepat pengeluaran air susu ibu (ASI) dan meningkatkan keberhasilan menyusui
3. Perlindungan bayi dari inIeksi
4. Berat badan bayi cepat naik
5. Stimulasi dini
6. Kasih sayang
7. Mengurangi biaya rumah sakit, karena waktu perawatan yang pendek
8. Tidak memerlukan incubator
9. EIisiensi tenaga kesehatan

PERAWATAN METODE KANURU
Perawatan metode kanguru dibagi menjadi 2:
1. PMK Intermiten, yaitu PMK dengan jangka waktu yang pendek (perlekatan lebih dari
satu jam per hari) dilakukan saat ibu berkunjung. PMK ini diperunutukkan bagi bayi
dalam proses penyembuhan yang masih memerlukan pengobatan medis (inIuse, oksigen).
Tujuan PMK intermiten adalah untuk perlindungan bayi dari inIeksi
2. PMK kontinu, yaitu PMK dengan jangka waktu yang lebih lama dari pada PMK
intermiten. Pada metode ini, perawatan bayi dilakukan selama 24 jam sehari.

TAHAP-TAHAP PMK
Tahap-tahap dalam pelaksanaan PMK adalah sebagai berikut:
1. uci tangan, keringkan dan gunakan gel hand rub
2. Ukur suhu bayi dengan thermometer
3. Pakaikan baju kanguru pada ibu
4. Bayi dimasukkan dalam posisi kanguru, menggunakan topi, popok, dan kaos kaki yang
telah dihangatkan lebih dahulu
5. Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala
bayi sudah terIiksasi pada dada ibu. Posisiskan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk,
kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak.
6. Dapat pula ibu memakai baju dengan ukuran besar, dan bayi delitakkan di antara
payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di
perut ibu agar bayi tidak jatuh.
7. Setelah posisi bayi baik, baju kanguru diikat untuk menyanggah bayi. Selanjutnya ibu
bayi dapat bersktivitas seperti biasa sambil membawa bayinya dalam posisi tegak lurus di
dada ibu (skin to skin contact) seperti kanguru.

ARA PERAWATAN BAYI DALAM INKUBATOR
Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan ke dalam alat yang
berIungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan suhu yang normal. Dalam
pelaksanaan perawatan di dalam inkubator terdapat dua cara yaitu dengan cara tertutup dan
terbuka.
Inku-ato7 t07tutup:
1. Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka dalam keadaan tertentu seperti apnea, dan
apabila membuka incubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan oksigen harus selalu
disediakan.
2. Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung.
3. Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk memudahkan observasi.
4. Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh.
5. Pengaturan oksigen selalu diobservasi.
6. Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan suhu 27 derajat
celcius.

Inku-ato7 t07-uka:
1. Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan pada bayi.
2. Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan kehangatan.
3. Membungkus dengan selimut hangat.
4. Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk mencegah aliran udara.
5. Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala.
6. Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan ketentuan di bawah
ini.
Adapun ca7a p07awatan Bayi P70matu7 ataupun BBLR di Rumah :
1. Segera setelah bayi lahir, tubuh bayi dilap dengan kain lembut yang bersih dan kering untuk
membersihkannya dari kotoran (air ketuban, darah dan lendir). Bayi tidak dimandikan.
2. Setelah tali pusat dipotong, bayi dibungkus dengan kain yang bersih, kering, dan cukup tebal
agar ia tidak kedinginan. Kepala ditutup dengan topi atau tutup kepala yang bersih.
3. Setiap kali bayi kencing/pakaiannya basah, pakaian harus segera diganti supaya tidak
kedinginan.
4. Setiap hari bayi dibersihkan dengan kain bersih yang diolesi minyak kelapa atau minyak
goreng lain yang sudah dihangatkan.
5. Setelah 3-7 hari atau bila bayi sudah tampak lebih kuat (salah satu tandanya dapat minum
lebih baik), bayi dapat dibersihkan/diseka air hangat.
6. Berikan air susu ibu (ASI) secepatnya setelah lahir dan setiap harinya diusahakan sesering
mungkin, tetapi dengan porsi yang kecil sesuai dengan kemampuan bayi. Bayi dijaga jangan
sampai tersedak.
7. Jaga suhu ruangan supaya tetap hangat..endong Bayi dengan menggunakan metoda
Kanguru ( Skin To Skin )
PENEGAHAN
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventiI adalah langkah yang
penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan
dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama Iaktor risiko
yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada
institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda
bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga
kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34
tahun)
Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan
ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanIaatan
pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil






BAB III
PENUTUP
K0simpulan
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram oleh
karena pertumbuhan dan kematangan(maternalis) organ dan alat-alat tubuh sempurna, sebagai akibat BBLR
sering ditemukan komplikasi yang berakhir dengan kematian.BBLR dikelompokkan menjadi prematuritas
murni dan dismatur. iri-ciri BBLR adalah Lingkar lengan atas bayi (diukur pada pertengahan lengan atas)~9,5
cm, tubuh kurang berisi, ototnya lembek, dan kulitnya keriput atau tipis , dan bayi lebih kecil dari bayi normal.
Penanganan pada BBLR :
Mempertahankan suhu dengan ketat

Mencegah inIeksi dengan ketat

Pemberian O2

Pengawasan nutrisi / ASI Menurut hase (1989), apabila makanan yang dikonsumsi ibu kurang dan keadaan gizi
tidak baik kemungkinan bayi yang dilahirkan adalah bayi berat lahir rendah. Konsekuensinya kemungkinan
meninggal 17 kali lebih tinggi dibanding bayi lahir normal.

Sa7an
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dalam
sistematika penulisan maupun dari isi makalah, oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini dan makalah -
makalah selanjutnya kami berharap saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.










DATAR PUSTAKA
Ismawati-ahyo, S.Kep., Ns., and Proverawati-Atikah, SKM,MPH (2010).erat adan Lahir
Rendah (LR).Yogyakarta:Nuha Medika.
http://dunianyawanita.com/2011/10/bagaimana-merawat-bayi-prematur-bblr-di-
rumah/http://www.iluniIk83.com/t234p30-kesehatan-anak
http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi05237&rubrikbayi
http://warnetdipo.blogspot.com/2009/05/Iaktor-resiko-bayi-berat-lahir-rendah.html





















( jA|] jA[[ [A|][ [[([A|I

OLEH :
IELOMPOI III
#I MLL (C.09.I4Z0I.00Z)
M#I SI (C.09.I4Z0I.0Z8)
MELTI CH#ISTY (C.09.I4Z0I.03I)
'IELI PLOIE (C.09.I4Z0I.048)


STII STELL M#IS MISS#
Z0II

Anda mungkin juga menyukai